RESUME BUKU People, States, and Fear Gw-Dikonversi PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Rangkuman Buku “People, States, and Fear : The National Security Problem in International Relations” (Barry Buzan)



STUDI KEAMANAN DOSEN : Prof. INDRIA SAMEGO & Dr. YUNDINI HUSNI



Oleh : MOHAMMAD BAGUS KURNIAWAN 2019246013 PASCA SARJANA S2 ANGKATAN 9



SEKOLAH TINGGI ILMU KEPOLISIAN JAKARTA 2020



Keamanan merupakan suatu upaya untuk membebaskan dari ancaman oleh kekuasaan negara dan menjaga kebebasan manusia dari musuh-musuhnya. Konsep keamanan lebih mudah diterapkan untuk benda maupun barang. Konsep keamanan individu lebih rumit, karena melibatkan kehidupan, kesehatan, status, kesejahteraan, termasuk kebebasan. Sehingga aspek utama tentang keamanan individu yang harus diutamakan adalah yang berkaitan dengan ancaman sosial. Oleh karena itu, persoalan keamanan merupakan suatu hal yang tidak terelakkan di zaman ini. Dalam konteks keamanan maka Buku karangan Barry Buzan tentang People, States and Fear : The National Security Problem in International Relations, secara tegas dan jelas menitik beratkan pada masalah keamanan nasional dalam pergaulan internasional. Ancaman sosial berasal dari lingkungan sosial, politik, dan ekonomi yang memiiki konsekuensi tertentu. Ancaman sosial dapat berwujud sebagai ancaman fisik (rasa sakit, luka, kematian), ancaman ekonomi (kehilangan rumah, pengangguran), ancaman terhadap hak, dan ancaman terhadap posisi atau status. Bagian pertama yang membahas tentang keamanan individu dan keamanan Negara menyoroti khusus mengenai keamanan individu dilihat dari dua sudut pandang yakni ketertiban sosial (internal social order) dan keamanan eksternal (group defence). Dalam konteks ini membagi pemahamannya dalam model: minimal dan maksimal. Dimana model minimal berangkat dari basis berfikir Jhon Lock tentang kontak sosial antara Negara dan Rakyat sehingga keamanan merupakan bagian dari individu, sementara bagi model maksimal adalah hanya kaum elitlah yang mempunyai tanggungjawab mengemban keamanan individu atau Negara dan konsep ini adalah berlandaskan pada teori marxisme. Pada bagian pertama ini Negara merupakan pusat atau sumber ancaman. Tidak dapat disangkal bahwa warga negara atau individu juga mengalami banyak tantangan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh Negara. Hal ini tentu lebih banyak dilakukan dengan khususnya bagi Negara yang menerapkan sistem otoritarian dimana secara hukum maupun juga politik kurang memberi kebebasan kepada warganya misalnya kekejaman Pol Pot di Kambodja, Kekejaman Holocaust oleh Nazi di Jerman. Bagian kedua, menyoroti tentang kemanan nasional dan sifat-sifat yang terkandung didalamnya.



Terkait



dengan



bagian



ini



kolom



keamanan



nasional



dalam



International Encyclopedia of the Social Sciences mendefinisikan keamanan sebagai “kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya dari ancaman luar". Tiga 1



sifat penting dari pengertian klasik adalah : pertama, identifikasi “nasional” sebagai “negara”; kedua, ancaman



diasumsikan



berasal



dari



luar



wilayah



negara;



dan, ketiga, penggunaan kekuatan militer untuk menghadapi ancaman-ancaman itu. Pada bagian Ketiga, buku tersebut menceritakan tentang ketidakstabilan nasional dan sifat-sifat ancamannya. Sehingga hubungan negara dan sistemnya dalam hal ini serangan (threats) dan kerentanan dengan ketidakstabilan nasional. Ancaman (threat) dan kerentanan keamanan (vulnerability) adalah dua istilah yang sering dipakai bersama-sama dalam pembicaraan masalah keamanan. Karena eratnya hubungan kedua terminologi ini orang kadang keliru dalam penggunaannya. Dalam konteks keamanan bahwa penerapan strategi keamanan suatu negara selalu memperhitungkan aspek-aspek threat (ancaman) dan vulnerability (kerentanan) negara tersebut. Ancaman dan kerentanan adalah dua konsep yang berbeda namun mempunyai keterkaitan yang erat di dalam perwujudan keamanan nasional. Suatu ancaman terhadap keamanan nasional yang dapat dicegah akan mengurangi derajat kerentanan suatu negara pada keamanan nasionalnya. Kedua aspek dari keamanan nasional tersebut sangat ditentukan oleh kapabilitas yang dimiliki negara tersebut. Tidak seperti kerentanan, aspek ancaman sulit untuk diidentifikasikan. Hal itu disebabkan karena bentuk ancaman seringkali lahir dari persepsi aktor pembuat kebijakan dan belum tentu secara subtantif adalah nyata. Ancaman dan kerentanan inilah yang menjadi konteks hadirnya ketidakamanan nasional (national insecurity). Kekuatan militer merupakan Instrumen utama yang mengancam keamanan. Terdapat tiga pertimbangan terkait antara perebutan kekuasaan dan keamanan. Pertama adalah kenyataan bahwa keduanya mewakili hakikat permasalahan politik, sebagai lawan dari permasalahan militer / teknologi yang mendasari dilema pertahanan. Kedua adalah hubungan yang dibuat oleh aturan yang dimainkan pertahanan yaitu kekuasaan dan keamanan. Keinginan untuk bertahan dapat dianggap sebagai motif utama yang mendasari keduanya, masalahnya adalah bahwa pertahanan dapat ditafsirkan untuk mencakup berbagai kegiatan. Ketiga, hubungan yang terjadi diantara keduanya pada dunia nyata secara fakta bahwa sistem internasional secara keseluruhan terkadang dapat dicirikan murni dalam hal satu atau yang lainnya. Keamanan nasional pada dasarnya merupakan bagian dari masalah kebijakan. Hal ini disebabkan karena berbagai aktor yang terlibat harus mengatasi masalah keamanan nasional dan kebijkan yang dibuat kemudian secara agregat menjadi struktur, proses dan dinamika yang 2



lebih luas. Di dunia nyata, pembuatan kebijakan dilakukan berdasarkan informasi yang tidak sempurna karena tidak adanya pemahaman secara penuh terhadap aktor atau sistem lain, rasionalitas yang terbatas dan terdapat batasan untuk pembuat kebijakan. Keterbatasan tersebut kemudian menjadi hal yang penting dalam keamanan nasional. Jika tujuan keamanan nasional adalah untuk membuat negara menjadi aman atau setidaknya cukup aman, maka hal ini berarti mengasumsikan bahwa terdapat ancaman dan ketidakamanan merupakan masalah. Pilihan pertama disebut sebagai strategi keamanan nasional, yang jika diadopsi maka kebijakan keamanan akan berfokus pada negara. Kerentanan dapat dikurangi dengan meningkatkan kemandirian dan kekuatan penyeimbang dapat dibangun untuk menghadapi ancaman tertentu. Ketika menerapkan pilihan kedua, yang disebut sebagai strategi keamanan internasional, maka kebijakan keamanan berfokus pada sumber dan penyebab ancaman, tujuannya bukan untuk memblokir atau mengecoh ancaman, tetapi untuk mengurangi atau menghilangkannya dengan aksi politik. Keunggulan strategi ini adalah dapat menangani logika keamanan tingkat 3 secara langsung dan menawarkan prospek kebijakan keamanan yang jauh lebih efisien daripada yang tersedia dengan strategi keamanan nasional. Kekurangan dari strategi ini adalah ketika perebutan kekuasaan sedang terjadi, kondisi dasarnya tidak dapat terpenuhi. Bahwa masalah keamanan nasional tidak dapat dipahami tanpa merujuk pada faktorfaktor di ketiga tingkat analisis. Konsep keamanan mengikat bersama individu, negara dan sistem internasional sedemikian erat sehingga menuntut untuk diperlakukan dalam perspektif holistik. Meskipun beberapa pengertian dapat dibuat dari keamanan individu, keamanan nasional dan keamanan internasional sebagai gagasan dalam hak mereka sendiri, pemahaman penuh masing-masing hanya dapat diperoleh jika itu terkait dengan yang lain. Upaya untuk memperlakukan keamanan pada tingkat mana pun mengundang penyimpangan perspektif yang serius.



3