Resume Buku Sudaryanto [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Disusun guna melengkapi tugas mata kuliah ‘Metode Penelitian Linguistik’ Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Sumarlam, M.S. Semester: VI BAB I PENDAHULUAN Hal-hal yang terkait dengan metode dan aneka teknik analisis bahasa adalah sebagai berikut: (1) Kurun Kegiatan Penelitian Bahasa, (2) Puncak Tahap Penelitian Bahasa, (3) Pengertian Metode dan Teknik Dalam Rangka Analisis Bahasa. Tiga konsep tersebut merupakan suatu konteks yang diharapkan dapat menunjukkan kejelasan metode dan teknik analisis yang akan dibicarakan di bawah ini.



1. Kurun Kegiatan Penelitian Bahasa Kegiatan penelitian bahasa ini terbagi ke dalam dua kurun proses besar, yaitu: (a.) Kurun Pencarian/ Penemuan Masalah (terkait dengan ihwal kekaburan fenomen lingual bagi peneliti), (b.) Kurun Pemecahan Masalah (terkait dengan kegenahan fenomen lingual bagi penutur. Yang dimaksud masalah adalah suatu fakta lingual yang disebut “Objek/ Sasaran Penelitian/ Gegenstand”. Kemudain fenomen yang dimaksud terdiri dari tiga aspek, yaitu: bentuk, makna dan hubungan antar fenomen. Dalam kurun penemuan masalah ini, dikatakan selesai dan telah menemukan masalah apabila ‘menemukan beberapa atau berbagai sosok fenomen terdapat kekeburan yang tebal’. Pada saat itu, peneliti tidak tahu lagi perbedaan, kesamaan, atau hubungan antar fenomen yang ada. Dan peneliti telah yakin bahwa fenomen tersebut tetap genah kejatiannya masing-masing. Genah, berarti tertentu adanya bagi si penutur dan tertentu pula tempatnya di antara hal-hal lain yang relevan yang disadari oleh si penutur yang sama. Hal ini menyebabkan peneliti harus memasuki kurun kedua, yaitu kurun pemecahan masalah. Dalam kurun



kedua ini, sang peneliti berusaha memahami (untuk dirinya sendiri) dan menjelaskan (kepada orang lain) ihwal apa yang kabur, baik bagi dirinya sendiri sebagai peneliti bahasa, maupun bagi peneliti yang lain.



2. Kurun Penemuan Masalah: Tahap-Tahap dan Upayanya Dalam upaya menemukan masalh kebahasaan yang akan diteliti itu, berdasarkan tahap-tahap yang akan dilalui bergantung pada besar kecilnya atensi dan luas sempitnya pengetahuan, pandangan dan wawasan sang peneliti terhadap bidang kebahasaan yang digeluti. Tahap pertama; “Tahap Perangsang Masalah”, hal ini bersentuhan dengan fenomen peristiwa penggunaan tertentu bahasa objeknya. Fenomen tersebut menimbulkan daya tariok tersendiri bagi peneliti. Tahap Kedua; “ Tahap Merangsang Masalah”, yaitu peneliti sengaja memperhatikan fenomen yang diperkirakan bersifat problematis. Sehingga dari sikap reseptif menjadi aktif, dari ‘terbangkit perhatiannya’ menjadi ‘membangkitkan perhatiannya sendiri’. Tahap ketiga; “Tahap Mencari Tahu Hal-Hal Terkait dengan Fenomen”, hal-hal tersebut yang sudah mendapat perhatian khusus dari sang peneliti dan dapat dicari informasinya dari bacaan, hasil diskusi, konsultasi dan faktor lain yang sejenis. Dalam tahp ketiga ini, panjang-pendeknya tergantung pada faktor internal (dalam diri peneliti: kejiwaan dan kesehatan) juga faktor eksternal (dari luar diri peneliti: waktu, tempat, dan sarana finansial). Tahap keempat; “Tahap Merumuskan Masalah”, merupakan tahap akhir perumusan masalah yang berbentuk pertanyaan yang mapan dan jawaban sementara yang hipotesis.



3. Kurun Pemecahan Masalah: Tahap-Tahap dan Upayanya



Dalam upaya memecahkan masalah, si peneliti harus melalui tahap-tahap, sebagai berikut: 3.1. Tahap Penyediaan Data: Penyediaan merupakan upaya sang peneliti menyediakan data secukupnya. Data, sebagai fenomen lingual khusus yang mengandung dan berkaitan langsung dengan masalah yang dimaksud. Data yang demikian itu, substansinya dipandang berkualifikasi valid/ sahih dan reliable/ terandal. Data harus tercukupi secara layak baik dalam hal jumlah maupun dalam hal jenis tipenya. Tahap ini dikatakan selesai, apabila pencataatan atasnya pada kartu data dan klasifikasi kartu datanya telah selesai dilakukan. Dalam pencatatan dapat menggunakan salah satu dari transkripsi berikut: (a) Transkripsi fonetis (masalah kefoneman), (b) Transkripsi Fonemis (masalah kemorfeman), (c) Transkripsi Ortografis (masalah kefrasaan, keklausaan, kekalimatan dan sejenisnya). 3.2. Tahap Analisis Data: Analisis, merupakan upaya sang peneliti menangani langsung masalah yang terkandung pada data. Tindakan pengamatan diikuti langsung dengan ‘membedah’ atau mengurai juga memburai masalah yang berssangkutan dengan cara-cara tertentu yang khas. Tahap ini dikatakan telah berakhir bila, kaidah yang berkenaan dengan objek yang menjadi masalah itu telah ditemukan. Kaidah yang dimaksud terdiri dari tiga aspek, yaitu: (a) Lingkup Jangkauan (domain, ranah), yaitu berlakunya kaidah (yang dibatasi/ dikendalai oleh contraint-nya), (b) Macam, jenis atau tipenya (ada berapa macam), (c) Hubungan Pendasaran antar Kaidah (kaidah pokok atau kaidah dasar). Dalam hal kaidah yang ditemukan tersebut, rumit dan banyaknya kaidah bukan jamian dan bukan merupakan ukuran, dimana tahap analisis ini dapat dihentikan. Yang terpenting, adalah kaidah sudah ditemukan walaupun sedikit dan sederhana.



Begitu juga dalam hal penelitian dikatakan baik, adalah berdasarkan pemilihan dan penentuan pokok masalahnya. 3.3. Tahap Penyajian Hasil Analisis Data: Penyajian merupakan upaya sang peneliti menampilkan dalam wujud ‘laporan’ tertulis apa-apa yang telah dihasilkan dari kerja analisis, khususnya kaidah. Kaidah yang telah ditemukan disajikan dengan cara tertentu dengan harapan sidang pembaca yang seminat (peer group-nya) dapat mengetahui secara cepat seluk beluk dengan tiga macam aspek di atas. Hal tersebut dapat mempermudah pemanfaatan lebih jauh, pemanfaatan dimaksudkan adalah untuk pembandingan dengan kaidah lain mengenai fenomen yang berbeda demi pengembangan teori linguistik atau demi penajaman metode linguistik serta demi pembangkitan inspirasi dan minat ke penjelajahan masalahmasalah baru.



4. Tahap Analisis: sebagai Tahap Puncak Penelitian Tahap ini merupakan tahap puncak dari semua penelitian, karena tahap ini menentukan dapat ditemukan atau tidaknya kaidahyang menjadi sumber sekaligus titik sasaran obsesi setiap penelitian. Dengan ditemukannya kaidah yang dimaksud, maka fenomen yang tampak sebagai masalah dan menjadi sasaran objek penelitian dapat langsung dijelaskan. Sehingga sebaliknya, jika tidak ditemukan kaidah yang dicari, maka setiap masalah akan tetap jadi masalah dan penelitian tetap tidak terselesaikan dan harus terus dilanjutkan.



5. “Metode” dan “Teknik” sebagai Konsep Kunci Kedua istilah “metode” dan “teknik” digunakan untuk menunjukkan dua konsep yang berbeda tetapi berhubungan langsung satu sama lain. Metode adalah cara yang dilaksanakan. Sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode. Dan sebagai car, kejatian teknik ditentukan adanya oleh alat yang dipakai.



Untuk mendapatkan benda arkeologis yang terpendam dalam tanah, banyak metode yang bisa dilakukan antara lain : Orang mengerahkan kekuatan dirinya dengan konsentrasi dan meditasi yang suntuk, sehingga mucullah benda yang diinginkan itu. Menggali tanh yang bersangkutan dengam menggunakan alat misalnya cangkul, linggis, sangkur, dll. Tindakn mencangkul, melinggis dll itu disebut teknik. Dengan demikian sebuah metode dimungkinkan terwujud menjadi beberapa teknik. Alat merupakan pennetu kejatian teknik, pemilihannya yang tepat bergantung pada sifat data yang akan ditangani dan dianalisis. Pemilihan alat menggali tanah tergantung dari bagaimana jenis dan sifat tanah tersebut.



6. “Teknik” dan “Kiat” Kiat sebagaimana halnya teknik, merupakan cara pula. Namun, kiat lebih tidak terkait pada alat-alat yang harus sesuai dengan sifat objek penelitian itu melainkan lebih terkait pada sifat dan kemampuan penelitinya. Kiat adalah cara subjektif seseorang peneliti tertentu untuk melaksanakan, menerapkan, atau memanfaatkan teknik yang secara objektif harus dipilih. Misalnya sang pencangkul tertentu yang arkeolog itu dapat menggunakan kiatnya tersendiri yang berbeda dengan kiat pencangkul lain yang juga arkeolog. Hal ini sesuai dengan sifat sang pencangkul yang bersangkutan da dengan kadar kemampuannya dalam menggunakan dan menggerakkan cangkul pilihannya.



7. Catatan Peristilahan Dalam menyifati tahap-tahap dalam kurun pemecahan masalah, tahap penyediaan data sering pula disebut tahap pengumpuln data. Penyebutan yang populer semacam itu tidak di kuti di sini karena ada lima alasan yang mendasar, antara lain : 1. Istilah pengumpulan tidak menunjukkan secara eksplisit tujuan kegiatannya. Kata mengumpulkan tidak mencerminkan aspek tujuan khusus. Padahal istilah



penyediaan cukup eksplisit menunjukkan tujuannya. Kata menyediakan pasti terkait dengan aspek tujuan khusus (menyediakan X untuk/bagi Y tertentu). 2. Istilah pengumpulan hanya mengacu pada bagian awal dari proses kegiatan menyediakan data. Dalam tahp penyediaan data sekurang-kurangnya ada tiga kegiatan : a.



mengumpulkan yang ditandai dengan pencatatan.



b. pemilihan dan pemilah-milahan dengan dengan membuang yang tidak diperlukan. c. penataan menurut tipe atau jenis terhadap apa yang telah dicatat, dipilih, dan dipilah-pilahkan itu. 3. Istilah pengumpulan mengandaikan apa yang dikumpulkan adalah segala sesuatu yang sudah ada. Bahasa adalah segala perkataan yang sudah dikatakan. 4. Dengan istilah penyediaan dan bukan pengumpulan tersarankan adanya tahap kelanjutan yang lebih bermakna dalam kurun pemecahan masalah karena benarbenar dikehendaki yaitu tahap terpenuhinya tujuan penyediaan itu yang tidak lain adalah tahap analisis. 5. Kiblat atau orientasi yang bersifat diametral istilah pengumpulan berkibla atau berorientasi ke belakng sedangkan istilah penyediaan berkiblat atau berorientasi ke depan adalah lambang yang tepat untuk pemajuan dan peningkatan manfaat ilmu pengetahuan khususnya linguistik.



Sementara itu, tahap analisis pun sering pula disebut tahap pengolahan. Namun tidak disebutkan di sini alasannya ialah menghindari kesan yang terlalu inderawi. dengan alasan semacam itulah istilah analisis data yang dipakai dan dipertahankan disepanjang buku ini, tanpa memberkan peluang istilah pengolahan sebagai alternatif. Dengan demikian bagi siapapun yang yang telah berkenan memanfaatkan konsep-konsep metodologis yang pernah saya kemukakan, menyesuaikannya pula dengan istilah yang dikemukakan dalam buku ini untuk konsep yang sama merupakan sikap dan tindakan yang sangat saya anjurkan.



DAFTAR PUSTAKA



Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa, Pengantar Penelitan Wahana Kebudayaan Secara Linguistik. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.



TERBARU HEADLINE RUBRIK EVENT Masuk Resume Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D 18 Aug 2015 | 05:27 Dibaca : 3267 Komentar : 1 Rating :2 Penugasan Individu MPA PGSD FIP UNJ 2015 Nama : Choirun Nissa Marlina NIM : 1815151745 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta INDENTITAS BUKU Judul : Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Penulis : Prof. Dr. Sugiyono Penerbit : Alfabeta, CV Bandung Cetakan : XIII Terbit : Mei 2011 ISBN : 979-8433-64-0 RANGKUMAN ISI BUKU Menurut Prof. Dr. Sugiyono, Indonesia yang sudah lebih dari 60 tahun merdeka tetapi belum memiliki kualitas Sumber Daya Manusia yang memadai. Hal ini diantaranya disebabkan karena kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan dari berbagai jalur, jenjang dan jenis pendidikan belum memadai. Rendahnya kualitas penyelenggaran dan hasil pendidikan ini antara lain disebabkan pembuatan kebijakan, pengembangan kurikulum dan sistem evaluasi tidak didasarkan dari hasil penelitian yang memadai. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendididkan pada tingkat yang lebih tinggi, maka setiap upaya meningkatkan kualitas tersebut perlu dilakukan penelitian. Supaya penelitian dapat menghasilkan informasi yang akurat, maka perlu menggunakan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : Metode Kuantitaif, Kualitatif dan Metode Penelitian dan Pengembangan (R&D). Perbedaan metode kuantitatif dan kualitatif tidak semata-mata yang satu pakai angka dan yang lain tidak. Perbedaan kedua metode tersebut meliputi aksioma dasar, proses penelitian dan karakteristik penelitian itu sendiri. Dari segi proses, penelitian kuantitatif bersifat deduktif dan penelitian kualitatif bersifat induktif. Keberadaan metode tersebut tidak perlu di pertentangkan, karena justru satu sama lain saling melengkapi. Pertanyaan yang sering muncul terhadap kedua metode tersebut



adalah apakah kedua metode tersebut dapat digabungkan. Kesimpulannya, metode kuantitatif dan kualitatif tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena kedua metode tersebut memiliki paradigma yang berbeda dan perbedaannya bersifat mutually exclusive, sehingga dalam penelitian hanya dapat memilih salah satu metode. Pada buku ini dikemukakan tiga metode yaitu kuantitatif, kualitatif, penelitian dan pengembangan (research and development/R&D). Metode kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian pada populasi yang luas, permasalahan yang sudah jelas, teramati, terukur dan peneliti bermaksud untuk menguji hipotesis. Metode kualitatif cocok digunakan terutama bila permasalahan masih remang-remang bahkan gelap, peneliti bermaksud ingin memahami secara mendalam suatu situasi social yang kompleks, penuh makna. Selain itu metode kualitatif juga cocok digunakan untuk mengkontruksi fenomena sosial yang rumit, menemukan hipotesis dan teori. Metode penelitian dan pengembangan (R&D) digunakan apabila peneliti bermaksud menghasilkan produk tertentu, dan sekaligus menguji keefektifan produk tersebut. Dengan metode R&D diharapkan dapat ditemukan dan diuji produk-produk baru yang berguna bagi kehidupan manusia, lembaga dan masyarakat. Metode penelitian ini bersifat longitudinal, sehingga penelitian dilakukan secara bertahap, dan setiap tahap mungkin digunakan metode yang berbeda. Buku ini terdiri dalam lima bagian yang dipecah kembali menjadi 16 bab. BAGIAN I. PENELITIAN KUANTITATIF DAN KUALITATIF Bab 1. Perspektif Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif BAGIAN II. METODE KUANTITATIF Bab 2. Proses Penelitian, Variabel dan Paradigma Penelitian Bab 3. Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis Bab 4. Metode Eksperimen Bab 5. Populasi dan Sampel Bab 6. Skala Pengukuran dan Instrument Penelitian Bab 7. Teknik Pengumpulan Data Bab 8. Analisis Data Bab 9. Contoh Analisis Data dan Pengujian Hipotesis BAGIAN III. METODE PENELITIAN KUALITATIF Bab 10. Masalah, Fokus, Judul, dan Teori Dalam Penelitian Kualitatif Bab 11. Populasi dan Sampel Bab 12. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data Bab 13. Teknik Analisis Data Bab 14. Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif BAGIAN IV. PROPOSAL PENELITIAN Bab 15. Penyusunan Proposal Penelitian BAGIAN V. PENELITIAN PENGEMBANGAN Bab 16. Metode Penelitian dan Pengembangan KELEBIHAN Buku yang ditulis oleh Prof. Dr. Sugiyono sangat bagus untuk digunakan oleh mahasiswa dalam penyususnan skripsi ataupun kalangan intelektual dan umum untuk dijadikan pedoman dalam penelitian. Hal ini disebabkan karena dalam buku ini secara



lengkap membahas hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan metode penelitian R&D. Buku ini juga berisi contoh analisa data dan pengujian hipotesis yang menggunakan bahasa yang sederhana sehingga mempermudah pemilihan jenis uji statistik yang akan digunakan. Selain itu, dalam buku ini juga memaparkan sistematika dalam pembuatan proposal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. KEKURANGAN Walaupun dalam buku ini sudah cukup bagus tetapi masih ada hal-hal penting yang tidak dicantumkan, diantaranya saran untuk memperoleh hipotesis dan kode etik penelitian. Selain bukunya yang cukup tebal, ada beberapa kata yang tidak dimengerti dan bahasa yang digunakan kurang mudah dipahami untuk pemula. KESIMPULAN Buku ini dikembangkan dari buku yang Prof. Dr. Sugiyono tulis sebelumnya, yaitu Metode Penelitian Administrasi (kuantitatif) dan buku Memahami Penelitian Kualitatif. Dengan hadirnya buku ini diharapkan pembaca dapat dengan mudah untuk memahami ketiga metode tersebut, sehingga dapat memilih metode penelitian mana yang paling cocok digunakan untuk penelitian serta dapat dijadikan pedoman mahasiswa khususnya dalam membuat skripsi. Choirun Nissa Marlina /choirunnissam Selengkapnya... loading..