Resume Individu Pert 4 Habermas Theory [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pert.4 (10 Mei 2019)



Nama : RR Wulan Indri NIM



: 12030117420068



Kelas : 38 A Pagi Magister Akuntansi



TUGAS RESUME INDIVIDU HABERMAS THEORY Mata Kuliah Sosiologi Akuntansi dengan Dosen Pengampu : Bapak Dwi Cahyo Utomo, Ph.D, Ak, CA



Jurgen Habermas adalah seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman. Ia adalah generasi kedua Mazhab Frankfurt. Jurgen Habermas adalah penerus dari Teori Kritis yang ditawarkan oleh para pendahulunya (Max Horkheimer, Theodo Adorno, dan Herbert Marcuse). Teori krtis yang dipaparkan oleh para pendahulunya berakhir dengan kepesimisan atau kebuntuan. Akan tetapi, Teori Kritis tidak berhenti begitu saja, Jurgen Habermas telah membangkitkan kembali teori itu dengan paradigm baru. (wikipedia.org). Teori kritis merupakan ideologi kritik, yaitu suatu refleksi diri untuk membebaskan pengetahuan manusia bila pengetahuan itu jatuh dan membeku pada salah satu kutub, yaitu transendental atau empiris. Ilmu pengetahuan, menurut Habermas, dibedakan menjadi tiga kategori dengan tiga macam kepentingan yang mendasarinya. Pertama,kelompok ilmu empiris, adalah ilmu alam yang menggunakan paradigma positivisme, kepentingannya adalah menaklukkan, menemukan hukumhukum dan mengontrol alam. Kedua, ilmu-ilmu humaniora, yang memiliki kepentingan praktis dan saling memahami, seperti ilmu pengetahuan sosial budaya. Kepentingan ilmu ini bukan untuk mendominasi atau menguasai, juga bukan membebaskan, tetapi memperluas saling pemahaman. Ketiga, ilmu kritis yang dikembangkan melalui refleksi diri, sehinga melalui refleksi diri, kita dapat memahami kondisi-kondisi yang tidak adil dan tidak manusiawi dalam kehidupan. Kepentingannya adalah emansipatoris. Ciri yang menonjol dari filsafat kritis adalah selalu berkaitan erat dengan kritik terhadap hubungan social yang nyata; juga merefleksikan dirinya dan masyarakat dalam konteks dialektika struktur-struktur penindasan dan emansipasi. Juga filsafat kritis tidak mengisolasi diri dalam teori murni, seakan-akan filsafat dapat secara netral menganalisis hakekat manusia dan masyarakat tanpa sekaligus terlibat di dalamnya, atau dengan kata lain bahwa filsafat kritis merasa diri bertanggungjawab terhadap keadaan sosial. Menurut Kant, kritik adalah mempertanyakan The conditions of possibilities dari pengetahuan kita. Epistemologi kritik Kant digunakan untuk merefleksikan secara kritis seluruh Page | 1



pengetahuan kita. Kritik, bagi Kant menjadi mahkamah yang mengadili dan merefleksikan secara kritis pengetahuan, sehingga kritis menjadi dasar yang paling mutlak bagi pengetahuan kita. Epistemologi ini dikritik oleh Hegel. Menurut Hegel, kritis adalah refleksi atau refleksi-diri atas rintangan-rintangan, tekanan-tekanan dan kontradiksi-kontradiksi yang menghambat proses pembentukan diri dari rasio dalam sejarah. Kritik pengetahuan yang dirumuskan oleh Kant telah terjebak pada lingkaran setan, karena Kant memposisikan teori kritik pada tempat yang absolut, padahal teori kritik tersebut adalah pengetahuan yang perlu direfleksikan dengan kritis. Artinya teori kritikpun perlu dikritisi. Oleh sebab itu, teori kritis – untuk lolos menjadi pengetahuan— harus bersifat epistemologis dan historis. Menurut Hegel, Kant telah mendirikan mahkamah pengetahuan tanpa memikirkan asal-usul mahkamah itu sendiri. Atas dasar kritik Hegel tersebut, Habermas merumuskan teori kritik yang memihak pada emansipatoris. Teori kritik Frankfruter School mempunyai empat karakter. Pertama, teori kritik bersifat



historis.



Artinya



dikembangkan



berdasarkan



berdasarkan



situasi



masyarakat



kongret. Kedua, Teori kritis juga bersifat kritis terhadap dirinya sendiri. Ketiga, memiliki kecurigaan kritis terhadap masyarakat aktual. Keempat, teori kritis merupakan teori bermaksud praktis.



Kritik terhadap Rasionalisasi Habermas mengkritik rasio untuk menyingkap kepentingan ilmu pengetahuan. Karena melalui rasio, ilmu pengetahuan menjustifikasi diri bahwa dirinya netral, bebas dari kepentingan. Rasiolah yang mengatakan bahwa ilmu pengetahuan itu bersifat netral. Rasio dan ilmu pengetahuan selalu mengatakan dirinya paling obyektif. Habermas mempersoalkan kembali makna rasio yang lazim dianut dalam masyarakat, yakni rasio berfungsi sebagai alat netral untuk mengoperasionalkan sebuah sistem. Dalam konteks ilmu modern, rasional itu harus berarti operasional, efektif, efisien, dan bersifat otomatis. Umumnya dalam konteks rasionalitas penilaian moral, agama dan hasrat pembebasan dianggap mengusir kenetralan rasio. andangan seperti ini dikritik oleh Habermas. Karena menyebabkan teori terlepas dari praktis yang disebabkan oleh tuntutan netralisme tersebut. Peran teori dalam membimbing tingkah laku seseorang sudah hilang. Pengetahuan dalam filsafat Habermas adalah sebuah disiplin yang dituntun atau diatur oleh suatu interest teknis dan praktis yang mengandung kebutuhan atau demand yang terbuka, bebas, komunikasi yang tidak terpaksa. Page | 2



Kemudian validitas pengetahuan ada dalam analisis empiris dan dalam hermeneutika historis yang selalu membiarkan diri untuk dicoba ulang, ditantang dan terbuka pada evaluasi rasional. Teori harus berpihak pada emansipasi yang bisa menuntun kehidupan praksis yang nantinya akan menghasilkan transformasi sosial. Kritik Ideologi Menurut Habermas, ideologi adalah manipulasi yang berbentuk tidak sadar. Ideologi selalu ingin mendominasi dan menang, ingin menunjukan bahwa dirinya yang terhebat. Menurut Habermas, ideologi amat sarat dengan kepentingan. Oleh sebab itu, Habermas membagi kepentingan menjadi dua kutub: kutub empiris dan kutub transendental. Kutub yang pertama lebih berkaitan dengan kondisi-kondisi sosio-historis manusia sebagai mahluk yang memiliki kehendak bebas. Sedangkan kutub transendental berciri pengetahuan yang normatife ideal. Kritik ideologi Habermas bekerja dalam dua tataran ini. Ia mencari tautan dan solusi dari kedua dikotomi atau perbedaan kutub ini khususnya ketika seseorang berhenti dan membeku pada salah satu kutub kepentingan. Ketika ideologi telah menjadi suatu cara pandang yang menghegemoni dan mengakar pada jiwa seseorang, yang perlu dilakukan adalah suatu kritik atas refleksi diri. Dengan demikian seseorang akan sanggup memahami posisinya sendiri, juga bisa menyadari kepentingan untuk membebaskan diri dari lingkungan ideologi. Menurut Habermas, setiap individu memiliki kemampuan untuk mencela otonomi, pribadi memiliki tanggung jawab dan memiliki kedewasaan. Penggunaan Teori Habermas Pada Sejumlah Penelitian Sejumlah penulis membuat referensi ke Habermas atau untuk pekerjaan yang diilhami oleh ide-ide Habermasian, relatif sedikit penulis mengadopsi kerangka Habermasian eksplisit untuk penelitia mereka. Laughlin dan Broadbent adalah contoh paling konsisten dalam menggunakan pendekatan Habermasian. Laughlin (1987) adalah awal dari badan kerja ini, Laughlin (1991) meletakkan dasar teoretis dengan sebuah sintesis dari perubahan organisasi tingkat mesoinstitusional dan literatur sistem, teori organisasi, teori perubahan dan teori sistem dengan pengertian tingkat makro Habermasian tentang perubahan sosial dan pengembangan diskursif. Broadbent et al. (1991) adalah makalah yang membuat hubungan antara literatur perubahan organisasi dan model masyarakat Habermas yang lebih jelas.



Page | 3



Laughlin dan Broadbent (1993) mengeksplorasi masalah akuntabilitas dalam kerangka teoretis mereka (Laughlin 1987 dan 1991) dan mereka melihat pertumbuhan regulasi hukum di sektor publik dan sebagai eksplorasi ide Habermas tentang mekanisme kemudi (Habermas, 1984 dan 1987). Broadbent et al. (1994) dibangun di atas perbedaan antara ruang publik dan privat dan sementara menggambar pada literatur sebelumnya dan pada teori organisasi, literatur tidak membuat referensi langsung ke Habermas. Sebaliknya, sementara Laughlin et al. (1994) membuat referensi ke Habermas, gagasan sentral diambil dari kerangka Laughlin (1991) dan dari teori grup Bion (1968). Karya mereka kemudian (Broadbent et al., 1999; Broadbent dan Laughlin, 2002; dan Broadbent dan Laughlin, 2008) juga menunjukkan sintesis Habermas dengan literatur lain. Telah ada aliran kedua literatur berteori Habermasian yang relatif independen dari karya Laughlin dan Broadbent. Chua dan Degeling (1993) menyajikan aplikasi ide-ide Habermasian yang menekankan pada perbedaan Habermasian antara rasionalitas instrumental, moral-praktis dan estetika kehidupan. Dillard dan Smith (1999), Singh (2002) dan Dillard (2002) mengambil pendekatan yang serupa dalam merujuk karya Laughlin dan Broadbent hingga menggunakan elemen-elemen lain dari tulisan Habermas untuk menteorikan penelitian mereka.



Page | 4



Penutup Teori Kritis Habermas menawarkan suatu pemahaman baru untuk memberdayakan kehidupan masyarakat. Habermas memberikan banyak pengaruh positif dalam teori kritik sosial teristimewa dalam menampilkan tatanan sosial sebagai sebuah network kooperasi yang melibatkan komitmen dan tanggungjawab yang didasarkan atas prinsip emansipasi. Untuk mencapai tujuan ini Habermas menekankan pentingnya membentuk masyarakat yang bebas, independen dalam menentukan tujuan hidupnya melalui komunikasi verbal dan aksi komunikatif agar tercapai kesadaran kolektif dalam bentuk konsensus.



Page | 5



Daftar Pustaka Jacobs, K. 2012. Making Sense of Social Practice: Theoretical Pluralism in Public Sector Accounting Research. Financial Accountability & Management Journal, Vol. 29, pp. 02674424 https://www.kompasiana.com/moch_aly_taufiq/55008c65a33311e572511352/membedah -teori-kritis-habermas (akses, 10 Mei 2019) http://ahyar-fadly.blogspot.com/2012/08/pokok-pokok-pikiran-jurgen-habermas.html (akses, 10 Mei 2019) https://nestor7naga.wordpress.com/2017/02/02/teori-kritis-jurgen-habermas/ (akses, 10 Mei 2019)



Page | 6