Resume Konsep Pembelajaran Lab [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

 RESUME



KONSEP PEMBELAJARAN LABORATORIUM



Dosen Pengampu: Shinta Kristianti, S.Si.T M.Kes



Disusun oleh : Natasya Farhana Niam (P17321183026)



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN KEDIRI TAHUN 2021



A. Perkembangan Pembelajaran Di Laboratorium penggunaan laboratorium untuk sarana pembelajaran di Universitas mulai diperkenalkan pada pertengahan abad sembilan belas dalam rangka mendukung meningkatnya jumlah mahasiswa yang mempelajari ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Beberapa penelitian membandingkan pembelajaran di laboratorium dengan metoda pembelajaran yang lain menunjukkan bahwa pratikum dilaboratorium lebih efektif untuk kemampuan pengamatan dan keterampilan teknik B.   Tujuan Dan Kegunaan Pembelajaran Laboratorium Dalam rangka  mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran di laboratorium, maka pembelajaran dilaboratorium sangat efektif untuk mencapai tiga ranah secara bersama-sama , sebagai berikut Keterampilan kognitif yang tinggi 



Berlatih agar mendapatkan teori







Berlatih agar segi-segi teori yang berlainan dapat diintegrasikan







Berlatih agar teori dapat diterapakan pada permasalahan nyata



Keterampilan afektif 



Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri







Belajar bekerja sama







Belajar mengkomunikasikan informasi melalui bidangnnya







Belajar menghargai bidangnya



Keterampilan psikomotor  Belajar memasang peralatan  sehingga betul-betul berjalan  Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu Kegunaan pembelajaran di laboratorium 1. Mengajarkan materi teori yang tidak bisa diajarkan di tempat lain 2. Menyajikan danmenjelaskan bahan ajar 3. Menumbuhkembangkan bahan ajar 4. Meningkatkan kemampuandalam mengikuti petunjuk 5. Membiasakan mahasisiwa dengan peralatan dan perlengkapan pratikum 6. Membiasakan mahasisiwa merancang dan mengkontruksi peralatan percobaan



7. Meningkatkan keahlian pengamatan 8. Meningkatkan keahlian dalam mengumpulkan dan interprestasi data 9. Meningkatkan kemampuan menjelaskan hasil percobaan 10. Meningkatkan kemampuan menulis secara koheren dan argumentasi yang bagus dan terarah 11. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri 12. Mendorong kemndirian berpikir C. Prinsip Pembelajaran Ada beberapa prinsip umum proses pembelajaran di laboratorium. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya: a. Prinsip belajar untuk berbuat Laboratorium adalah tempat siswa berpraktek, baik untuk menguji suatu konsep, untuk mencari dan menemukan, maupun untuk memahami suatu proses atau prosedur tertentu. Laboratorium bukan tempat untuk mempelajarai data dan fakta yang diarahkan untuk menguasai materi pelajaran yang bersifat hapalan. Dengan demikian guru sebaiknya menghindari kontak dengan siswa secara langsung. Biarkan siswa bekerja sesuai dengan pemahamannya. Kalaupun guru diperlukan sebatas membantu manakala siswa mengalami kesulitan-kesulitan dalam proses pembelajaran. b. Curiosity (keingin tahuan) Laboratorium adalah tempat untuk menguji atau mencari dan menemukan sesuatu. Oleh sebab itu proses pembelajaran di laboratorium akan efektif digunakan manakala siswa terdorong oleh rasa keingintahuan atau kepenasaran tentang sesuatu. Kadar keingintahuan itu akan menentukan motivasi belajar di laboratorium. Semakin tinggi rasa ingin tahu sisiwa, maka semakin efektif siswa memanfaatkan laboratorium. Dengan demikian sebelum pembelajaran di laboratorium, guru perlu mengembangkan kepenasaran siswa. c.  Berpikir ilmiah Pada umumnya laboratorium digunakan untuk mengembangkan kemampuan siswa melakukan prinsip-prinsip berpikir ilmiah. Berpikir ilmiah adalah proses berpikir secara



sisitematis, empiris dan terkontrol. Sistematis adalah proses berpikir melalui tahapan-tahapan yang jelas yang dimulai dari perumusan masalah, perumusan hipotesisi, pengumpulan data, menguji hipotesisi dan merumuskan kesimpulan. Empiris mengandung makna, bahwa proses berpikir



ilmiah



didasarkan



pada



pengalaman



untuk



menemukan data.



Oleh karena itulah laboratorium pada dasarnya digunakan untuk mencari dan menemukan data. Terkontrol adalah proses berpikir yang dilakukan setahap demi setahap dan setiap tahapan diikuti dengan seksama, sehingga setiap orang dapat melakukakn pengujian ulang.



D. Model Pembelajaran Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari pada strategi, metode atau prosedur pembelajaran.  Macam-macam model pembelajaran : 1. Take and give : Model pembelajaran Take and Give merupakan model pembelajaran yang ber tujuan, agar peserta didik mampu memahami materi pelajaran yang diberikan pembimbing dan peserta didik lainnya. Langkah : siapkan kartu yang berisi nama siswa, bahan pembelajaran, informasi kompetensi dan sajian materi. Untuk tahap pemantapan tiap siswa disuruh berdiri dan mencari teman untuk memberi informasi tentang materi atau pendalaman kepada siswa lain, kemudian mencatatnya pada kartu. Dilakukan pada siswa lain secara bergantian, evaluasi dan refleksi. 2. PICTURE AND PICTURE : Model pembelajaran PICTURE AND PICTURE adalah suatu pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar berisi kompetensi, sajian materi, perlihatkan kegiatan yang berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut dan menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, kesimpulan, evaluasi dan refleksi 3. Mind mapping : Pembelajaran ini sangat cocok untuk mereview pengetahuan awal peserta didik. tujuannya adalah : informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban,



presentasi hasil diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok, evaluasi dan refleksi. 4. Demostration : Pembelajaran ini khusus untuk materi yang memerlukan peragaan media atau eksperimen. Langkahnya adalah : informasi kompetensi, sajian gambaran umum materi bahan ajar, membagi tugas pembahasan materi untuk tiap kelompok, menunjuk siswa atau kelompok untuk mendemonstrasikan bagiannya, diskusi kelas, kesimpulan dan evaluasi, serta refleksi. 5. Talking stick : Suatu model pembelajaran dengan bantuan tongkat, bagi peserta didik yang memegang tongkat terlebih dahulu wajib menjawab pertanyaan dari pendidik. Setelah peserta didik mempelajari materi pokok, selanjutnya kegiatan ini diulang terus menerus. Model pembelajaran dimana guru menyiapkan tongkat, sajian materi pokok, siswa membaca materi lengkap pada wacana, guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa, kemudian siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru, tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya, guru membimbing memberikan kesimpulan refleksi dan evaluasi. 6 .Role playing : Model pembelajaran ini adalah guru menyiapkan skenario pembelajaran, menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa, penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajari. Kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok, membimbing kesimpulan dan refleksi. Role playing adalah metode bermain peran dalam suatu metode pembelajaran, di mana subjek diminta untuk berpura – pura menjadi seseorang dengan profesi tertentu yang digeluti orang tersebut. Subjek juga diminta untuk berpikir seperti orang tersebut agar dia dapat mempelajari tentang bagaimana menjadi seseorang dengan profesi tersebut. 7. Sq3r (Survey, Question, Read, Recite, Review) : Pembelajaran ini adalah strategi membaca yang dapat mengembangkan meta kognitif siswa. Survey dengan mencermati teks bacaan dan mencatatmenandai kata kunci, Question dengan membuat pertanyaan (mengapabagaimana, darimana) tentang bahan bacaan (materi bahan ajar), Read dengan membaca teks dan cari jawabanya, Recite dengan pertimbangkan jawaban yang diberikan (catat-dibahas bersama), dan Review dengan cara meninjau ulang.



8. Jigsaw : Merupakan metode belajar kooperatif dengan cara peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai dengan enam orang secara heterogen. Setiap peserta didik bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain. Memberikan informasi bahan ajar, buat kelompok heterogen, berikan bahan ajar (LKS) yang terdiri dari beberapa bagian sesuai dengan banyak siswa dalam kelompok, tiap anggota kelompok bertugas membahas bagian tertentu. Buat kelompok ahli sesuai bagian bahan ajar yang sama sehingga terjadi kerja sama dan diskusi, kembali ke kelompok asal, pelaksanaan tutorial pada kelompok asal oleh anggota kelompok ahli, penyimpulan dan evaluasi serta refleksi. 9. Problem solving : Problem solving Adalah cara mengajar yang dilakukan dengan cara melatih peserta didik menghadapi berbagai masalah untuk dipecahkan sendiri atau secara



bersama







sama.



Sajikan



permasalahan



yang



memenuhi



kriteria,



mengidentifikasi pola atau aturan yang disajikan. Siswa mengidentifikasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi. Siswa dapat berkelompok atau individual untuk mengeksplorasi, menginvestigasi. 10. Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) : Konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan siswa secara nyata, sehingga siswa mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melibatkan 7 komponen utama pembelajaran



efektif



(questioning),menemukan



yakni inquiry),



kontstruktivisme masyarakat



(contructivism),



belajar



(learning



bertanya community),



pemodelan (modeling), refleksi (reflection) dan penilaian sebenarnya (authentic assessment). 11. Pembelajaran berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning) : Pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pembelajaran yang menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada peserta didik berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelidikan peserta didik. Menurut Sanjaya pembelajaran



berbasis



masalah



dapat



diartikan



sebagai



rangkaian



aktivitas



pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi.



secara ilmiah agar siswa mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Berpikir dengan menggunakan metode ilmiah adalah proses berpikir deduktif dan induktif. Proses berpikir ini dilakukan secara sistematis dan empiris. Sistematis artinya berpikir ilmiah dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sedangkan empiris artinya proses penyelesaian masalah didasarkan pada data dan fakta yang jelas. E. Metode Pembelajaran Di Laboratorim Pembelajaran di laboratorium merupakan salah satu proses pembelajaran melalui pendekatan pengalaman, karenanya para dosen/instruktur perlu memberi bimbingan terhadap mahasiswa dalam melakukan pratikum agar mahasiswa dapat mengungkapkan percobaan mereka secara kritis dan dapat menggali kemandirian untuk menemukan sesuatu. Peran dosen/ instruktur dan mahasiswa dalam memperoleh pengalaman dalam proses pembelajaran dituliskan sebagai berikut : Mahasiswa  Secara aktif mencari pengalaman



Dosen/instruktur  Merencanakan dna membagi tugas-



 Menggambarkan/menguji ide dan



asumsi-asumsi



tugas  Mengamati, memberi umpan balik,



 Membagi pengalaman, menjelaskan,



memilih cara kerja



membimbing dan membantu  Memberi bantuan jika diperlujkan



     Membangun rasa percaya diri



dan membantu menghubungkan dengan kenyataan 



Mendorong, mendukung, dan memastikan



f. Evaluasi Evaaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium dilakukan untuk mengetahui keterlakasanaan ketercapaian tujuan kegiatan laboratorium yang telah direncanakan dan sedang dilaksanakan. 1. Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium diperlukan untuk mengontrol dan mengendalikan serta memotivasi kegiatan laboratorium yang sedang dilaksanakan dalam semeter atau tahun ajaran berjalan.



2. Evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium dimaksudkan untuk memperoleh data mengenai keterlakasanaan kegiatan laboratorium yang seharus dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya, kendala atau hambatan dan peluang pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan. 3. Data yang diperoleh dari evaluasi dan monitoring kegiatan laboratorium semester atau tahaun ajaran yang lalu dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk memeperhitungkan peluang dan kendala dalam meerencanakan kegiatan semester atau tahun ajaran yang akan datang. 4. Evaluasi kegiatan laboratorium dapat dilakukan berdasarkan data-data dari pelaksanaan kegiatan laboratorium seperti daftar hadir, dafdtar pemakaian laboratorium, daftar penggunaan alat-alat laboratorium, daftar peminjaman alat-alat, berita acara, dan sebagainya. Soal 1. Bermain peran pada metode simulasi pada pembelajaran laboratorium disebut ? a. Roleplay b. Drama c. Akting d. Reka Adegan e. Menirukan Jawaban : A 2. Metode pembelajaran yang menyajikan suatu prosedur atau tugas, cara menggunakan alat, dan cara berinteraksi dengan klien. Merupakan pengertian dari pembelajaran metode a. Eksperimen b. Demontrasi c. Simulasi



d. Role Play e. Tatap Muka Jawaban : B