RESUME - MANAJEMEN BIAYA - KELOMPOK 9 - BAB 2 Dan 3 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS RESUME MANAJEMEN BIAYA Ch 2 : PRODUCT COSTING SYSTEM DAN Ch 3: COST ACCUMULATION FOR JOB SHOP AND BATCH PRODUCTION OPERATION



Disusun Oleh: KELOMPOK 9 1. Nabilah Nurdiati



C1C019020



2. Novi Dea A



C1C019023



3. Annisa Nur Puspita



C1C019035



4. Fanisa Indah Rahayu



C1C019044



5. Sifa Nur Awaliyah



C1C019045



6. Faizah Nur Fitriani



C1C019098



7. Diah Pitaloka



C1C019118



Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman 2021



Ch 2 : SISTEM BIAYA PRODUKSI, KONSEP DAN ISU DALAM DESIAN BIAYA A. PENGERTIAN Biaya (cost) merupakan suatu pengorbanan yang dilakukan, biasanya diukur oleh sumber daya yang diberikan untuk mencapai maksud tertentu. Sedangkan beban (expense) adalah biaya yang terjadi pada saat suatu aset digunakan atau dijual sebagai tujuan mendapatkan pendapatan. Jenis-jenis biaya terbagi dua, yaitu biaya produk dan biaya periode. a. Biaya produk (inventoriable biaya) ialah biaya yang dikategorikan ke produk yang telah dibeli atau diproduksi untuk dijual kembali, dimana biaya produk digunakan untuk menilai persediaan dari barang yang diproduksi sampai barang terjual. b. Biaya periode ialah semua biaya diluar biaya produk, dimana biaya ini diidentifikasi dengan periode waktu yang terjadi bukan dengan unit yang dibeli atau barang yang diproduksi. B. MANUFACTURING OPERATIONS AND MANUFACTURING COSTS 1.



Mass-Customization Manufacturing Dalam lingkungan produksi yang dilakukan secara massal, banyak komponen



terstandar dikombinasikan dalam cara yang berbeda untuk memproduksi produk yang dibuat berbeda untuk memenuhi pesanan pelanggan. Contohnya: Dell Computer Corporation 2.



Manufacturing Costs Biaya manufaktur dapat digunakan untuk membantu manajer dalam perencanaan,



pembuatan keputusan, dan manajemen biaya. Biaya produksi diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu: 



Bahan baku langsung Bahan mentah yang digunakan dalam proses produksi, dimana secara fisik



dihubungkan dengan barang jadi, dan dapat ditelusuri ke produk dengan mudah diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung. 



Tenaga kerja langsung Biaya gaji, upah, dan keuntungan lainnya untuk karyawan yang bekerja secara



langsung atas barang yang diproduksi diklasifikasikan sebagai biaya tenaga kerja langsung. 



Overhead produksi



-



Bahan baku tidak langsung Biaya bahan yang dibutuhkan untuk proses produksi tapi tidak menjadi bagian yang



utuh atas barang jadi. Contoh: biaya baut dan mur dalam departemen pabrik besi di Ford Motor Company. -



Tenaga kerja tidak langsung Biaya karyawan yang tidak bekerja secara langsung untuk produk, tapi yang jasanya



diperlukan untuk proses produksi. Seperti: supervisors, pekerja pembersih, dan petugas keamanan. -



Biaya pabrik lainnya Semua biaya pabrik lainnya yang terjadi di luar biaya bahan baku dan tenaga kerja.



Biaya ini meliputi depresiasi gedung dan peralatan, pajak property, asuransi, dan utilities (seperti listrik, air, dan sejenisnya). 3.



Manufacturing Cost Flows Bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik merupakan tiga jenis biaya produksi



yang terjadi. Biaya-biaya ini merupakan biaya produk karena mereka di masukkan di gudang sampai periode waktu dimana barang tersebut dijual. Pada saat barang telah jadi, biayabiayanya ditransfer dari persediaan barang dalam proses menjadi persediaan barang jadi. Biaya-biaya tersebut dikenal dengan sebutan biaya barang produksi. Setelah barang dijual, sehingga mengurangi persediaan barang jadi, maka beban dari periode terjadi pada saat penjualan dilakukan. 4.



Production Costs in Service Industry and Nonprofit Organizations Perusahaan-perusahaan yang terdapat dalam industri jasa dan banyak organisasi nirlaba



juga sering dihubungkan dengan produksi, tetapi yang membedakannya ialah jenis yang dihasilkan, yaitu jasa yang tidak dapat digudangkan menjadi persediaan. proses pencatatan dan pengklasifikasian biaya juga penting dalam perusahaan jasa maupun organisasi nirlaba seperti layaknya perusahaan manufaktur. C. KONSEP DASAR MANAJEMEN BIAYA: BIAYA YANG BERBEDA UNTUK TUJUAN YANG BERBEDA 1.



The Cost Driver Team Cost drivers merupakan karakteristik dari suatu aktivitas atau peristiwa yang



menyebabkan terjadinya biaya oleh karena aktivitas atau peristiwa. Jenis biaya yang berbeda memiliki cost driver yang berbeda-beda. 2.



Variable and Fixed Costs



Setelah biaya dan pendorong biayanya diidentifikasi, maka cost driver team mempelajari hubungan dari biaya yang bervariasi untuk aktivitas yang telah dilakukan. Hubungan tersebut lebih mengarah kepada cost behavior, dimana terbagi dua yaitu: biaya variabel dan tetap. 



Biaya variabel Berubah secara proporsional sebagai akibat perubahan aktivitas (cost driver). Jika



aktivitas meningkat 20 persen, maka total biaya variabel akan meningkat sebanyak 20 persen pula. Total biaya variabel akan berubah sesuai peningkatan aktivitas, tetapi biaya per unitnya tetap. 



Biaya tetap Biaya tetap tidak berubah secara total walaupun tingkat aktivitas berubah. Jika aktivitas



meningkat atau menurun 20 persen, maka total biaya tetap tidak berubah. Total biaya tetap tidak akan berubah walaupun terjadi peningkatan aktivitas, tetapi perbedaan aktivitas akan menyebabkan biaya tetap per unit berubah. 3.



The Cost Management and Control Team Kadang kala manajemen biaya memudahkan dengan menelusuri biaya ke departemen



atau pusat kerja yang menjadi tempat terjadinya biaya. Jenis penelusuran seperti ini dikenal dengan istilah akuntansi pertanggungjawaban. 



Biaya langsung dan tidak langsung Suatu entitas, seperti barang, jasa, atau departemen, dimana biaya dilimpahkan disebut objek biaya (cost object). Biaya yang dapat ditelusuri ke objek biaya tertentu disebut biaya langsung (direct cost) atas objek biaya..







Biaya uncontrollable dan controllable Jika manajer dapat mengontrol atau mempengaruhi tingkatan suatu biaya, maka biaya tersebut diklasifikasikan sebagai controllable cost bagi manajer tersebut. Sedangkan jika biaya tidak dapat dipengaruhi oleh manajer secara signifikan, maka diklasifikasikan sebagai uncontrollable cost bagi manajer tersebut.



4.



The Outsourcing Action Team 



Opportunity costs : Didefinisikan sebagai keuntungan yang dikorbankan pada saat suatu pilihan dari satu tindakan menghalangi untuk mengambil suatu alternatif pilihan dari suatu tindakan.







Sunk costs : Biaya yang telah terjadi di masa lalu dan hal itu tidak mempengaruhi biaya di masa depan serta tidak dapat dirubah oleh tindakan papaun yang sekarang maupun di masa depan.







Differential costs : Jumlah biaya dimana biaya akan hal yang sama berbeda di bawah dua alternative tindakan.







Marginal cost and average costs : Marginal cost ialah biaya lebih yang terjadi pada saat satu penambahan unit diproduksi. Sedangkan average costs ialah biaya total, untuk berapapun unit yang diproduksi, dibagi dengan jumlah unit yang diproduksi.



5.



Costs and Benefits of Information Suatu tugas yang penting bagi akuntan manajerial ialah untuk menentukan konsep



biaya yang mana yang paling tepat untuk setiap situasi yang ada. Keuntungan dari pengukuran dan pengklasifikasian biaya dalam cara tertentu direalisasikan melalui pengembangan dalam perencanaan, kontrol dan pembuatan keputusan yang difasilitasi oleh informasi. Dalam memutuskan berapa banyak dan apa jenis informasi yang akan diperoleh, akuntan manajerial harus memperhatikan keterbatasan manusia.



Ch 3 : Akumulasi Biaya Untuk Job Shop dan Operasi Produksi Batch A. Choice among Product-Costing System Analisis manajemen biaya bekerja sama dengan rekan manajemen mereka untuk merancang sistem manajemen biaya untuk mendukung pengambilan keputusan organisasi mereka. Komponen penting dari sistem manajemen biaya adalah sistem penetapan biaya produk, yang mengakumulasi biaya proses produksi dan menetapkannya ke produk yang merupakan keluaran organisasi. Tipe Utama sistem baiaya produk: 1. Job-order Costing : menunjukkan perhitungan biaya dari suatu kontrak atau pekerjaan yang akan dilaksanakan atas permintaan klien.  Sifatnya Unit output bersifat khas (pekerjaan individu, pesanan khusus co: produksi film). Setiap unit memiliki nilai yang relatif tinggi. Setiap unit atau batch produk dapat ditelusuri biaya langsungnya



2. Process Costing :  meunjukan perhitungan biaya yang dikenakan untuk setiap proses yang akan dilaksanakan ketika perusahaan ingin menghasilkan suatu produk. Sifatnya unit output homogen (produksi massal). Setiap unit memiliki nilai yang sangat rendah. Tidak perlu melacak biaya batch produksinya karena identik. 3. Operation Costing : Biaya berupa pengeluaran uang untuk melaksanakan kegiatan pokok, yaitu berupa biaya penjualan dan administrasi untuk memperoleh pendapatan, tidak termasuk pengeluaran yang telah diperhitungkan dalam harga pokok penjualan dan penyusutan B. Basic Cost-Flow Model Model dapat digunakan untuk mengontrol penggunaan sumber daya, serta membantu memastikan bahwa tujuan dan sasaran dapat tercapai. Job Cost Beginning Balance (BB)



+



Resource Transfers In (TI)



-



Resource Transfers Out (TO)



=



Job Cost Ending Balance (EB)



C. The Process of Trackting Job-Order Cost Dalam operasi job-shop atau produksi batch, manajer memperkirakan dan mengelola biaya dengan menyimpan catatan biaya terpisah untuk setiap pekerjaan. Dokumen biaya utama untuk suatu pekerjaan disebut "catatan biaya pekerjaan/job-cost record". Proses dan bagiannyanya dibagi menjadi: 1. Product-costing system design issues 2. Recording job-order cost -



Beginning inventories



-



Direct material



-



Direct labor



-



Manufacturing overhead



D. Use of Predetermined Overhead Rates Predetermined Overhead Rates atau Tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya adalah biaya overhead pabrik yang dianggarkan dibagi dengan tingkat pemicu biaya yang dianggarkan. Tarif overhead yang ditentukan sebelumnya dapat ditetapkan dengan mengikuti 5 step: 1. Identifikasi item yang akan dimasukkan sebagai biaya overhead tidak langsung.



2. Tetapkan biaya untuk setiap item overhead tidak langsung. 3. Pilih pemicu biaya. 4. Perkirakan jumlah cost-driver rate 5. Hitung tarif overhead yang telah ditentukan (POHR). Budgeted manufacturing overhead for the year/budgeted direct-labor hours for the year E. Difference between Actual, Normal, and Standard Costing 1. Actual Costing : Biaya aktual langsung (bahan dan tenaga kerja) dibebankan ke pekerjaan pada saat benar-benar terjadi transaksi. Overhead manufaktur dibebankan ke pekerjaan ketika jumlah overhead aktual diketahui. 2. Normal Costing : Biaya actual langsung (bahan dan tenaga kerja) dibebankan ke pekerjaan pada saat terjadinya. Overhead manufaktur diterapkan pada pekerjaan dengan menggunakan tarif overhead yang telah ditentukan sebelumnya 3. Standard Costing : Biaya standar langsung (bahan dan tenaga kerja) dibebankan ke pekerjaan dengan menggunakan tarif yang telah ditentukan sebelumnya. Overhead manufaktur diterapkan dengan menggunakan tarif overhead (standar) yang telah ditentukan sebelumnya. F. Application of Job-Order Costing to the Value Chain 1. Penetapan biaya pesanan pekerjaan dalam organisasi jasa - Mirip dengan biaya untuk manufaktur. - Sebagian besar biaya terkait dengan tenaga kerja dan overhead. - Penetapan biaya standar digunakan dalam menyiapkan penawaran. 2. Penetapan biaya pesanan dan rantai nilai R&D >> Design >> Supply >> Produstion >> Marketing >> Distribusi >> Customer Service  Value of products and services. Perhitungan biaya berdasarkan pesanan menekankan produksi dalam rantai nilai. Namun komponen lain juga merupakan kontributor penting untuk profitabilitas. G. Job and Project Management 1. Protect management -



Melindungi biaya dan anggaran waktu



-



Melindungi penjadwalan



Pekerjaan yang kompleks membutuhkan penjadwalan dan evaluasi kemajuan. Bagan Gantt digunakan untuk menjadwalkan kegiatan utama. Evaluasi kemajuan membandingkan: -



biaya yang dianggarkan dan aktual



-



waktu aktual dan perkiraan waktu selama umur proyek



2. Job cost and project improprieties : an ethical issue Ketidakwajaran dalam penetapan biaya pekerjaan umumnya diakibatkan oleh satu atau lebih tindakan berikut: -



Salah menyatakan tahap penyelesaian



-



Membebankan biaya untuk pekerjaan yang salah



-



Salah mengartikan biaya pekerjaan



-



Mencegah penyimpangan dengan memahami kontrak



H. Use of Job-Order Costing Information for Planning and Decision Making Sistem penetapan biaya pesanan sangat diperlukan untuk pelaporan dan pengendalian biaya pekerjaan, terutama ketika pekerjaan itu banyak dan kompleks. Sistem penetapan biaya pesanan juga memberikan informasi yang valid dan umpan balik untuk pengambilan keputusan dan perencanaan operasi masa depan.



SUMBER Hilton, Ronald W (1998). Cost Management: Strategies for Bussiness Desicion [PowerPoint slides]. Retrieved from https://www.scribd.com/doc/58450173/Ringkasan-Hilton-Ch-1amp-Ch-2 and https://www.scribd.com/presentation/401548656/Managerial-AccountingRonald-Hilton-Chapter-2-Bahasa-Indonesia Hilton, Ronald W (1998). Cost Management: Strategies for Bussiness Desicion [PDF]. Retrieved from https://id.scribd.com/doc/257781713/Chapter-3-Hilton-Platt Selto, Hilton Maher. 2006. Cost Management: Strategies for Business Decision Third Edition. New York : McGraw-Hillzrwin.