Resume Soal Balance Scorecard [PDF]

  • Author / Uploaded
  • Citra
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



:Citrawati Baby Litone



Kelas



:A



NIM



: 12030117420080



Dosen Pengampu



: Dr. Warsito Kawedar, Ak, CA AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK RESUME



STRATEGI MANAJEMEN KINERJA : PENDEKATAN BALANCE SCORECARD 1. Mengapa di dalam organisasi sektor publik khususnya di pemerintah daerah penting untuk menetapkan program manajemen kinerja? Jawaban: Program manajemen kinerja meliputi : (1) merencanakan; (2) proses manajemen; dan (3) produktivitas. Manajemen kinerja meliputi pengelolaan semua elemen proses organisasi yang mempengaruhi prestasi meliputi penetapan tujuan, seleksi & penemapatan pekerja, penilaian, kompensasi, pelatihan, dan manajemen karir. Dimana program manajemen kinerja merupakan sebuah proses dalam manajemen sumber daya manusia. Istilah manajemen dalam program harus dilaksanakan sebagai sebuah proses manajemen yang umum yang dimulai dengan penetapan tujuan dan sasaran dan diakhiri dengan evaluasi. Lima garis besar proses manajemen kinerja meliputi: -



Merumuskan tanggung jawab dan tugas yang harus dicapai oleh seorang karyawan dan rumusan tsb disepakati oleh atasan dan karyawan



-



Menyepakati sasaran kerja dalam bentuk hasil yang harus dicapai oleh karyawan untuk kurun waktu tertentu



-



Melakukan monitoring, melakukan koneksi, memberikan kesempakatan dan bantuan yang diperlukan oleh anak buah



-



Menilai prestasi karyawan tersebut dengan cara membandingkan prestasi yang dicapai dengan standar atau tolak ukur yang telah ditetapkan dalam langkah yang pertama



-



Memberikan umpan balik kepada karyawan yang dinilai tentang seluruh hasil penilaian yang dilakukan Selanjutnya program manajemen kinerja memiliki tujuan/manfaat antara lain:



-



Meningkatkan prestasi karyawan



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



1



-



Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan



-



Meransang minat dalam pengembangan pribadi



-



Membantu perusahaan untuk dapat menyusun program pengembangan dan pelatihan karyawan yang lebih tepat guna



-



Menyediakan alat atau sarana untuk membandingkan prestasi kerja pegawai



-



Memberikan kesempatan pada pegawai untuk mengeluarkan perasaannya tentang pekerjaannya Oleh karena itu, penting bagi sebuah organisasi sektor publik untuk menerapkan manajemen berbasis kinerja dalam rangka menghadapi perubahan-perubahan dilingkungan organisasi. Untuk itu para karyawan dituntut memiliki kinerja yang baik untuk menghadapi tantangan agar memanfaatkan situasi yang dapat mengungkan organisasi dengan cara



meningkatkan kualitas sumber daya



manusia.



2. Mengapa balance scorecard disebut sebagai sebuah sistem manajemen? Jawaban: Balance scorecard menekankan bahwa semua ukuran finansial dan non-finansial harus menjadi bagian sistem informasi untuk para pekerja disemua tingkat perusahaan. Para pekerja lini depan harus memahami konsekuensi finasial dari keputusan dan tindakan yang mereka ambil, para eksekutif senior harus memahami berbagai faktor yang mendorong keberhasilan finansial jangka panjang. Tujuan dan ukuran balance scorecard lebih dari sekedar sekumpulan ukuran kinerja finansial dan non-finansial khusus, semua tujuan dan ukuran dari suatu proses dari atas ke bawah (topdown) yang digerakkan oleh visi dan strategi unit bisnis. Dengan kata lain, balance scorecard disini bertujuan untuk menekankan adanya penyeimbang antara faktor dalam pengukuran yan g dilakukan, yaitu: -



Keseimbangan antara pengukuran dengan pengukuran internal dari proses bisnis internal, inovasi, proses belajar, dan pertumbuhan.



-



Keseimbangan antara pengukur hasil dari usaha masa lalu dengan pengukuran yang mendorong kinerja masa mendatang. Balance scorecard menurut Kaplan dan Norton merupakan bagian dari penerapan strategi menjadi aksi yang dimana lebih sekedar sistem pengukuran taktis atau



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



2



operasional. Perusahaan yang menggunakan fokus pengukuran scorecard untuk menghasilkan berbagai proses manajemen penting: a. Memperjelas dan menerjemahkan visi dan strategi b. Mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai tujuan dan ukuran strategis c. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis d. Meningkatkan umpan balik dan pembelajaran strategis



3. Mengapa balance scorecard selalu dihubungkan dengan business process reengineering dan peningkatan kinerja perusahaan? Jawaban: Balance scorecard dihubungkan dengan business pocess re-engineering Balance scorecard dapat dilihat dari dua sisi, yang pertama pada perancangan dan kedua pada tahap evaluasi hasil kinerjanya. Pada tahap perancangan kerangka balance scorecard harus diturunkan dari formula yang menggambarkan visi dan misi sert strategi tersebut ke dalam sejumlah tindakan operasional yang terukur. Disisi lain, hasil pengukuran balance scorecard akan memberikan dampak pada rumusan-rumusan global perusahaan yaitu strategi, misi, maupun visi perusahaan. Hasil ukuran kinerja yang dikeluarkan balance scorecard akan mempengaruhi pengambilan kebijakan-kebijakan ditingkat pimpinan puncak perusahaan.



Balance scorecard dan Peningkatan Kinerja Perusahaan Sasaran balance scorecard tidak hanya pada sistem pengukuran operasional, namun umumnya dikaitkan dengan manajemen strategis untuk mengelola rencana-rencana jangka panjang. Oleh karena itu, balance scorecard memfasilitasi pula proses-proses manajemen kritis sebagai berikut: 1. Mengklarifikasi dan meng-update strategi 2. Mengkomunikasikan strategi ke seluruh unit bisnis perusahaan 3. Merencanakan, menetapkan sasaran, dan menyelaraskan berbagai inisiatif strategis 4. Menyelenggarakan review terhadap performance periodik guna mempelajari dan memperbaiki strategi.



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



3



Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa penerapan balance scorecard berarti mengukur kinerja tidak hanya dari ukuran-ukuran keuangan semata, melainkan juga diberikan ukuran-ukuran non keuangan, yaitu ukuran dari segi pelanggan, proses bisnis internal, serta inovasi dan pertumbuhan. Ukuran-ukuran yang dipilih sudah tentu berbeda untuk setiap perusahaan, dan hal itu tergantung dari visi, misi, dan strategi perusahaan serta jenis industri perusahaan tersebut. Ukuran-ukuran keuangan yang lazim digunakan adalah ukuran-ukuran yang berorientasi pada pemegang saham. Oleh karenanya di samping ukuran-ukuran yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba (seperti ROE, ROI, dan sebagainya) juga dilakukan ukuranukuran atas nilai perusahaan yang dapat ditunjukan dengan EVA (Economic Value Added), dan sebagainya. Dari segi pelanggan, ukuran-ukuran yang harus ditetapkan adalah ukuran mutu pelayanan. Ukuran-ukuran ini akan ditetapkan mengikuti visi perusahaan dan jenis industri yang menjadi bidang usaha perusahaan. Untuk mencapai target yang telah ditetapkan, diperlukan suatu pengaturan proses bisnis yang melibatkan sumber daya manusia, alat-alat, teknologi, dan sebagainya, yang berarti identik dengan uang dan biaya. Proses bisnis harus diberikan target dan diidentifikasi faktor kunci sukses untuk mencapai target tersebut. Harus ada pula standard processing time, yaitu waktu standard untuk melakukan kegiatan untuk siklus pelayanan dan proses-proses internal lainnya. Pada perbaikan proses internal tersebut, pencapaian target-target pelayanan dan target keuangan akan memacu pertumbuhan yang harus ditentukan pula targetnya. 4. Mengapa ukuran - ukuran kinerja perusahaan dalam perspektif finansial yang digunakan dalam balance scorecard merupakan cerminan tujuan utama perusahaan? Jawaban: Secara umum tujuan keuangan setiap perusahaan adalah memaksimalkan laba, akan tetapi untuk mengukur masing-masing perusahaan tidak dapat digunakan standar yang sama. Tolak ukur yang digunakan tergantung pada posisi perusahaan dalam siklus bisnis usaha, sebab pada siklus usaha yang berbeda tujuan finansial perusahaan bisa berbeda pula. Seperti kita ketahui tujuan utama organisasi sektor publik bukan untuk memaksimumkan laba tetapi pemberian pelayanan publik (public service), seperti : pendidikan, kesehatan masyarakat, keamanan, | PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



4



penegakan hukum, transportasi publik, dan penyediaan barang kebutuhan publik. Meskipun tujuan utama sektor publik adalah pemberian pelayanan publik, tidak berarti organisasi sektor publik sama sekali tidak memiliki tujuan yang bersifat finansial. Oleh karena itu, kinerja perspektif keuangan merupakan kinerja yang digunakan untuk mengetahui apakah strategi perusahaan, implementasi serta pelaksanaannya akan membawa perbaikan perusahaan. Dalam perspektif ini diukur dengan menggunakan instrumen pengukur value for money. Megukur perspektif keuangan menggunakan indikator sebagai berikut: 1) Rasio ekonomis Rasio yang menggambarkan kehematan dalam penggunaan anggaran dan kecermatan dalam pengelolaan serta menghindari pemborosan. Kegiatan operasional dikatakan ekonomis jika dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu. Jika realisasi belanja lebih besar daripada anggarannya, maka kinerja manajemen tidak ekonomis dan sebaliknya jika realisasi belaja lebih kecil daripada anggarannya disebut ekonomis atau manajemen dapat melakukan penghematan belanja operasional. 2) Rasio efisiensi Efisiensi diukur dengan rasio antara output dengan input. Semakin besar output dibanding input, maka semakin tinggi tingkat efisiensi suatu organisasi. Rasio ini menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan dengan realisasi pendapatan yang diterima. 3) Rasio efektivitas Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuan. Efektivitas tidak menyatakan tentang seberapa besar biaya yang telah dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Biaya bisa terjadi melebihi apa yang telah dianggarkan. Efektivitas hanya melihat apakah suatu program atau kegiatan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, efektifitas diukur dengan antara realisasi pendapatan dengan target pendapatan yang telah ditetapkan manajemen.



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



5



5. Mengapa perspektif pelanggan bisa dijadikan tolak ukur dalam balance scorecard dalam mewujudkan kinerja dan keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan yang bersifat jangka panjang? Jawaban: Pada masa lalu seringkali perusahaan mengkonsentrasikan diri pada kemampuan internal dan kurang memperhatikan kebutuhan konsumen. Sekarang strategi perusahaan telah bergeser fokusnya dari internal ke eksternal. Jika suatu unit bisnis inin mencapai kinerja keuangan yang superior dalam jangka panjang, mereka harus menciptakan dan menyajikan suatu produk atau jasa yang bernilai dari biaya perolehannya. Dan suatu produk akan semakin bernilai apabila kinerjanya semakin mendekati atau bahkan melebihi dari apa yang diharapkan dan persepsikan konsumen. Tolok ukur kinerja pelanggan dibagi menjadi dua kelompok , yaitu: a. Kelompok inti (customer core measurement), terdiri dari: 1) Market share; pengukuran ini mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi antara lain jumlah pelanggan dan volume unit penjualan. 2) Customer retention; mengukur tingkat dimana perusahaan dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen 3) Customer acquisition; mengukur tingkat dimana suatu unit bisnis mampu menarik pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru 4) Customer satisfaction; menaksir tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kinerja-kinerja spesifik dalam value proposition. 5) Customer profitability; mengukur tingkat kepuasan pelanggan atau segmen setelah dikurangi biaya yang khusus diperlukan untuk mendukung pelanggan tersebut b. Customer value proposition, merupakan pemicu kinerja yang terdapat pada core value proposition yang didasarkan pada atribut sebagai berikut 1) Atribut produk dan pelayanan (product/service attributes). Meliputi fungsi dari



produk



atau



jasa,



harga,



dan



kualitas.



Perusahaan



harus



mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan atas produk yang ditawarkan.



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



6



2) Atribut hubungan dengan pelanggan (customer relationship). Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsibilitas dan komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan dengan masalah waktu penyampaian. 3) Atribut citra dan reputasi (image and reputation). Menggambarkan faktorfaktor intangible yang menarik seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan. Membangun image dan reputation dapat dilakukan melalui iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.



6. Mengapa perspektif proses bisnis internal bisa dijadikan tolak ukur dalam balance scorecard dalam mewujudkan kinerja dan keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan yang bersifat jangka panjang? Jawaban: Menurut Kaplan dan Norton 1996, dalam proses bisnis internal, manajer harus bisa mengidentifikasi proses internal yang penting dimana perusahaan diharuskan melakukan dengan baik karena proses internal tersebut mempunyai nilai-nilai yang diinginkan konsumen dan dapat memberikan pengembalian yang diharapkan oleh para pemegang saham. Selain itu, scorecard dalam perspektif ini memungkinkan manajer untuk mengetahui seberapa baik bisnis mereka jalankan dan apakah produk atau jasa mereka sesuai dengan spesifikasi pelanggan.Tahapan dalam proses bisnis internal meliputi: 1) Inovasi. Inovasi yang dilakukan dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian riset dan pengembangan. Dalam tahap inovasi ini tolok ukur yang digunakan adalah besarnya produk-produk baru, lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembangan suatu produk secara relatif jika dibandingkan perusahaan pesaing, besarnya biaya, banyaknya produk baru yang berhasil dikembangkan. 2) Proses Operasi. Tahapan ini merupakan tahapan dimana perusahaan berupaya untuk memberikan solusi kepada para pelanggan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Tolok ukur yang digunakan antara lain Manufacturing Cycle Effectiveness (MCE), tingkat kerusakan produk pra penjualan, banyaknya bahan baku terbuang percuma, frekuensi pengerjaan ulang produk | PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



7



sebagai akibat terjadinya kerusakan, banyaknya permintaan para pelanggan yang tidak dapat dipenuhi, penyimpangan biaya produksi aktual terhadap biaya anggaran produksi serta tingkat efisiensi per kegiatan produksi. 3) Proses Penyampaian Produk atau Jasa pada Pelanggan. Aktivitas



penyampaian



produk



atau



jasa



pada



pelanggan



meliputi



pengumpulan, penuimpanan dan pendistribusian produk atau jasa serta layanan purna jual dimana perusahaan berupaya memberikan manfaat tambahan kepada pelanggan yang telalh membeli produknya seperti layanan pemeliharaan produk, layanan perbakan kerusakan, layanan penggantian suku cadang, dan perbaikan pembayaran.



7. Mengapa perspektif proses pembelajaran dan pertumbuhan bisa dijadikan tolak ukur dalam balance scorecard dalam mewujudkan kinerja dan keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan yang bersifat jangka panjang? Jawaban: Perspektif



proses



pembelajaran



dan



pertumbuhan



dalam balanced



scorecard mengembangkan pengukuran dan tujuan untuk mendorong organisasi agar berjalan dan tumbuh. Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur untuk mendukung pencapaian tiga perspektif sebelumnya. Perspektif keuangan, pelanggan dan sasaran dari proses bisnis internal dapat mengungkapkan kesenjangan antara kemampuan yang ada dari orang, sistem dan prosedur dengan apa yang dibutuhkan untuk mencapai suatu kinerja yang handal. Untuk memperkecil kesenjangan tersebut perusahaan harus melakukan investasi dalam bentuk reskilling employes. Adapun faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah (Kaplan dan Norton, 1996): 1) Karyawan. Hal yang perlu ditinjau adalah kepuasan karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan karyawan perusahaan perlu melakukan survei secara reguler. Beberapa elemen kepuasan karyawan adalah keterlibatan dalam pengambilan keputusan, pengakuan, akses untuk memperoleh informasi, dorongan untuk melakukan kreativitas dan inisiatif serta dukungan dari atasan. Produktivitas kerja merupakan hasil dari pengaruh agregat peningkatan keahlian moral, inovasi, perbaikan proses internal dan tingkat kepuasan | PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



8



konsumen. Di dalam menilai produktivitas kerja setiap karyawan dibutuhkan pemantauan secara terus menerus. 2) Kemampuan Sistem Informasi. Perusahaan perlu memiliki prosedur informasi yang mudah dipahami dan mudah dijalankan. Tolok ukur yang sering digunakan adalah bahwa informasi yang dibutuhkan mudah didapatkan, tepat dan tidak memerlukan waktu lama untuk mendapat informasi tersebut. 8. Mengapa pemakaian penilaian kinerja balance scorecard lebih baik dibandingkan dengan penilaian kinerja tradisional? Jawaban: Pemakaian penilaian kinerja tradisional yaitu ROI, Profit Margin dan Rasio Operasi sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan karena ROI, Profit Marjin dan Rasio Operasi hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba dalam mendukung penjualan selama periode tgertentu. Ukuran-ukuran keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal-hal lain di luar sisi finansial misalnmya sisi pelanggan yang merupakan fokus penting bagi perusahaan dan karyawan, padahal dua hal tersebut merupakan roda penggerak bagi kegiatan perusahaan (Kaplan dan Norton, 1996). Dalam akuntansi manajemen dikenal alat analisis yang bertujuan untuk menunjang proses manajemen yang disebut dengan Balanced Scorecard yang dikembangkan oleh Norton pada tahun 1990. Balanced Scorecard merupakan suatu ukuran yang cukup komprehensif dalam mewujudkan kinerja, yang mana keberhasilan keuangan yang dicapai perusahaan bersifat jangka panjang (Mulyadi dan Johny Setyawan, 1999). Balanced Scorecard tidak hanya sekedar alat pengukur kinerja perusahaan tetapi merupakan suatu bentuk transformasi strategik secara total kepada seluruh tingkatan dalam organisasi. Dengan pengukuran kinerja yang komprehensif tidak hanya merupakan ukuran-ukuran keuangan tetapi penggabungan ukuran-ukuran keuangan dan non keuangan maka perusahaan dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih baik.



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



9



Oleh karena itu, dibandingkan dengan pengukuran kinerja tradisional yang hanya mengukur kinerja berdasarkan perspektif keuangan, maka balanced scorecard memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut: 1. Komprehensif. Balance scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategis, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ketiga perspektif yang lain: pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif secara strategik ke perspektif non keuangan tersebut menghasilkan manfaat yaitu: menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang serta membuat perusahaan mampu untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Kekomprehensivan sasaran strategik merupakan respon yang tepat untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. 2. Kohern. Balance scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship) diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Setiap sasaran strategis yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tak langsung. Kekoherenan strategis yang dihasilkan dalam system perencanaan strategis memotivasi personel untuk bertanggungjawab dalam



mencari inisiatif



strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. 3. Seimbang. Keseimbangan sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis penting untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang. Sasaran strategis yang lebih difokuskan ke salah satu perspektif mengakibatkan perspektif yang lain terabaikan, hal ini akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja keuangan dalam jangka panjang. Oleh karena itu semua perspektif balance scorecard yang ada harus diperlakukan seimbang. 4. Terukur. Keterukuran sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategis menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran strategis yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Balance scorecard mengukur sasaransasaran strategis yang sulit untuk diukur. Sasaran-sasaran strategis perspektif non keuangan merupakan sasaran yang tidak mudah diukur, namun dalam pendekatan balanced scorecard, sasaran diketiga perspektif non keuangan



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



10



tersebut ditentukan ukurannya agar dapat



dikelola,



sehingga dapat



diwujudkan.



9. Mengapaa semakin banyak perusahaan yang menggunakan pengukuran kinerja non keuangan namun sedikit yang benar-benar merealisasikan manfaatnya dari penggunaan teknik pengukuran kinerja balance scorecard? Jawaban: Hal ini terjadi karena perusahaan – perusahaan tersebut gagal dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan betindak pada ukuran kinerja yang benar. Bahkan banyak perusahaan yang membuat sedikit usaha untuk mengedintifikasi area kinerja non keuangan yang dapat meningkatkan strategi yang mereka pilih. Perusahaan – perusahaan ini juga tidak dapat menunjukkan kaitan sebab akibat (cause-and-effect link) antara perbaikan dalam area non keuangan itu dengan arus kas, laba dan harga saham. Sebaliknya, banyak perusahaan yang mengadopsi berbagai teknik (seperti BSC) tetapi sebenarnya seringkali gagal untuk menetapkan link yang terutama disebabkan kemalasan dan tidak ada pemikiran mendalam.. Terdapat empat kesalahan yang dilakukan perusahaan-perusahaan ini dalam mencoba mengukur kinerja non keuangan, yaitu: 1) Tidak mengaitkan ukuran dengan strategi 2) Tidak memvalidasi kaitan itu 3) Tidak menetapkan target kinerja yang benar 4) Tidak mengukur dengan tepat Sedangkan terkait pelaksanaan teknik pengukuran kinerja balane scorecard mempunyai beberapa kelemahan sebagai berikut: 1) “Poor correlation between non financial measures and results, Tidak ada garansi bahwa profitabilitas dimasa yang akan datang akan mengikuti hasil yang dicapai pada bidang-bidang non keuangan. Hal ini menjadi masalah karena adanya asumsi bahwa profitabilitas masa depan mengikuti pencapaian dari setiap pengukuran scorecard. 2) Fixation on financial results, Pada umumnya manajemen merasa tertekan dengan kinerja keuangan perusahaan mereka, terlebih dengan adanya tekanan dari pemegang saham (shareholders). Adanya tekanan yang berlebihan dapat menimbulkan ketidakpastian terhadap pengukuran non keuangan ditambah | PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



11



dengan tekanan yang terjadi dari hasil pengukuran balance scorecard yang sedikit hubungannya dengan program intensif. Hal ini akan mengacaukan kesesuaian tujuan (goal congruence) yang menyebabkan manajer lebih peduli terhadap kinerja keuangan. 3) No mechanism for improvement, Salah satu kelemahan yang paling menonjol dari balance scorecard adalah perusahaan tidak dapat mencapai “strectch goals”. Jika perusahaan tidak mempunyai mekanisme perbaikan untuk mencapai “strectch goals”, maka perusahaan perlu memiliki inovasi proses bisnis yang lebih baik. 4) Measures are not up dated, Banyak perusahaan yang tidak memiliki mekanisme yang formal untuk melakukan up dated pengukuran untuk meluruskan perubahan-perubahan dalam strategi. Hasilnya perusahaan harus membuat pengukuran berdasarkan strategi yang lalu atau yang lama. 5) Measurement are overload, Terlalu banyaknya pengukuran menyebabkan manajer kehilangan fokus dan cenderung akan melakukan banyak hal dalam satu waktu. 6) Difficult in establishing trade-offs”. Beberapa perusahaan menggabungkan pengukuran keuangan dan non keuangan dalam satu laporan, dan memberi masing-masing laporan dengan bobot. Tetapikebanyakan balance scorecard tidak memperbaiki bobot pada ukuran tersebut. Jika bobot tersebut tidak tersedia maka akan sulit untuk membuat trade-offs antara keuangan dan non keuangan.



10. Mengapa prinsip-prinsip balance scorecard menjadi tolak ukur yang sangat penting diperhatiikan dalam menentukan keberhasilan implementasi teknik pengukuran kinerja balance scorecard? Jawaban: Ada beberapa hal yang mendasari pentingnya suatu prinsip-prinsip balance scorecard menjadi suatu tolak ukur dalam menentukan keberhasilan implementasi balance scorecard sebagai berikut: 1) Melengkapi tolak ukur kinerja keuangan dengan tolak ukur pemicu kinerja. Tolak ukur kinerja keuangan tanpa tolak ukur pemicu kinerja tidak mampu untuk mencapai bagaimana hasil akhir tersebut dicapai dan juga tidak memberikan indikasi awal atas sejauh mana keberhasilan penerapan strategi. | PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



12



Sebaliknya tolak ukur pemicu kinerja tanpa tolak ukur keuangan tidak memungkinkan unit bisnis untuk mengetahui apakah perbaikan-perbaikan operasional yang dilakukan telah diterjemahkan kepada perkembangan usaha yaitu peningkatan jumlah pelanggan yang ada serta bermuara pada akhir peningkatan kinerja keuangan. 2) Rangkaian sasaran dan tolak ukur yang dipakai diturunkan dari strategi serta dilakukan pemilahan sasaran dan tolak ukur yang hanya bernilai kritis bagi pencapaian strategic success perusahaan. 3) Rangkaian sasaran dan tolak ukur dikomunikasikan ke seluruh bagian organisasi, komunikasi berguna untuk mengirimkan sinyal bagi seluruh karyawan atas sasaran-sasaran penting yang harus dicapai agar strategi dapat berhasil. 4) Tiap tolak ukur yang dimasukkan dalam balance scorecard merupakan sebuah elemen dari hubungan sebab akibat yang menggambarkan strategi organisasi dan terkait dengan sasaran keuangan. 5) Balance scorecard perusahaan menggambarkan hasil strategik dari para senior eksekutif. Balance scorecard diawali para senior eksekutif sampai kepada manajemen tingkat menengah.



| PENDEKATAN BALANCE SCORECARD DALAM PENGUKURAN KINERJA MANAJEMEN



13