Retensio Plasenta [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PEMBAHASAN A. Pengertian Retensio Plasenta Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam (Ida Bagus Gde Manuaba, 2008) Pada proses persalinan, kelahiran placenta kadang mengalami hambatan yang dapat berpengaruh bagi ibu bersalin. Dimana terjadi keterlambatan bisa timbul perdarahan yang merupakan salah satu penyebab kematian ibu pada masa post partum. Apabila sebagian placenta lepas sebagian lagi belum, terjadi perdarahan karena uterus tidak bisa berkontraksi dan beretraksi dengan baik pada batas antara dua bagian itu. Selanjutnya apabila sebagian besar placenta sudah lahir, tetapi sebagian kecil masih melekat pada dinding uterus, dapat timbul perdarahan masa nifas. Disamping kematian, perdarahan post partum akibat retensio placenta memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi puerperal karena daya tahan penderita yang kurang. Oleh karena itu sebaiknya penanganan kala III pada persalinan mengikuti prosedur tetap yang berlaku. B. Epidemiologi Retensio plasenta terjadi pada 3% kelahiran per vagina. 15 % retensio plasenta adalah ibu yang pernah mengalami retensi plasenta (AAFP, 2000/2001). C. Eitiologi Penyebab terjadinya retensio plasenta diantaranya yaitu : 1.



Fungsional a. His kurang kuat b. Plasenta belum lepas dari dinding uteruskarena :



  



tempatnya bentuknya ukurannya c. 2.



: insersi di sudut tuba : plasenta membranacea, plasenta anularis : plasenta yang sangat kecil



Plasenta sudah lepas tetapi belum dilahirkan



Patologi – Anatomis



Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan. Jika lepas sebagian terjadi perdarahan dan merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta : 



Kelainan dari uterus sendiri, yaitu : Kontraksi uterus kurang kuat untuk







melepaskan plasenta (plasenta adhessiva). Kelainan dari plasenta, misalnya : Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab villi khorialis menembus desidua sampai miometrium –







sampai dibawah peritoneum (plasenta akreta-perkreta) Kesalahan manajemen kala III persalinan, seperti : manipulasi dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta dapat menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya juga dapat menyebabkan serviks kontraksi (pembentukan constriction ring) dan menghalangi keluarnya plasenta (inkarserasio plasenta).



D. Faktor Predisposisi Beberapa predisposisi terjadinya retensio plasenta adalah : 1. 2.



Grandemultipara Kehamilan Ganda, sehingga memerlukan implantasi plasenta yang



3. 4.



agak luas. Kasus inferilitas, karena lapisan endometriumnya tipis Plasenta previa, karena di bagian istmus uterus, pembuluh darah



5.



sedikit, sehingga perlu masuk jauh kedalam. Bekas operasi pada uterus.



E. Patofisiologi



Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan tetapi progresif uterus mengecil yag disebut retraksi, pada masa retraksi itu lembek namun serabut-serabutnya secara perlahan memendek kembali. Peristiwa retraksi menyebabkan pembuluh-pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut otot rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan menyebabkan banyak darah hilang. F. Klasifikasi Retensio plasenta terdiri dari beberapa jenis, antara lain: 1.



Plasenta Adhesiva Adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis. Tipis sampai hilangnya lapisan jaringan ikat Nitabush, sebagian atau seluruhnya sehingga menyulitkan lepasnya plaenta saat terjadi kontraksi dan



2.



retraksi otot uterus. Plasenta Akreta Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian lapisan miornetrium. Hilangnya lapisan jaringan ikat longgar Nitabush sehingga plasenta sebagian atau seluruhnya mencapai lapisan desidua basalis. Dengan demikian agak sulit melepaskan diri saat kontraksi atau retraksi otot uterus, dapat terjadi tidak diikuti perdarahan karena sulitnya plasenta lepas. Plasenta manual sering



3.



tidak lengkap sehingga perlu diikuti dengan kuretase. Plasenta Inkreta Adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga mencapai / memasuki miornetnum. Implantasi jonjot plasenta sampai mencapai otot uterus sehingga, tidak mungkin lepas sendiri. Perlu dilakukan plasenta manual, tetapi tidak akan lengkap dan harus diikuti (kuretase



4.



tajam dan dalam, histeroktomi). Plasenta Perkreta Adalah implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus. Jonjot plasenta



menembus lapisan otot dan sampai lapisan peritoneum kavum abdominalis. Retensio plasenta tidak diikuti perdarahan, plasenta manual sangat sukar, bila dipaksa akan terjadi perdarahan dan sulit 5.



dihentikan, atau perforasi. Tindakan definitif : hanya histeroktomi. Plaserita Inkarserata Adalah tertahannya plasenta di dalam kavum utrri disebabkan oleh kontriksi osteuni uteri. Plasenta telah lepas dari implantasinya, tetapi tertahan oleh karena kontraksi SBR.



Tabel : Gambaran dan dugaan penyebab retensio plasenta Gejala



Separasi / akreta



Plasenta



Plasenta akreta



Konsistensi



parsial Kenyal



inkarserata Keras



uterus Tinggi



Sepusat



2 jari bawah pusat Sepusat



fundus Bentuk uterus Perdarahan Tali pusat Ostium uteri Separasi



Diskoid Sedang-banyak Terjulur sebagian Terbuka Lepas sebagian



Agak globuler Sedang Terjulur Konstriksi Sudah lepas



Cukup



Diskoid Sedikit/tidak ada Tidak terjulur Terbuka Melekat



plasenta seluruhnya Syok Sering Jarang Jarang sekali G. Pemeriksaan Diagnostik / penunjang Untuk memperkuat adanya dugaan retensio plasenta maka dilakukanlah pemeriksaan penunjang yang meliputi : 1. Hitung darah lengkap: untuk menentukan tingkat hemoglobin (Hb) dan hematokrit (Hct), melihat adanya trombositopenia, serta jumlah leukosit. Pada keadaan yang disertai dengan infeksi, leukosit biasanya meningkat. 2. Menentukan adanya gangguan koagulasi dengan hitung protrombin time (PT) dan activated Partial Tromboplastin Time (aPTT) atau yang sederhana dengan Clotting Time (CT) atau Bleeding Time (BT). Ini penting untuk menyingkirkan perdarahan yang disebabkan oleh faktor lain. H. Komplikasi



Komplikasi yang dapat terjadi meliputi : 1. Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi darah yang dilakukan 2. Multiple organ failure yang berhubungan dengan kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ. 3. Sepsis. 4. Kebutuhan terhadap histerektomi dan hilangnya potensi untuk memiliki anak selanjutnya. I. Penatalaksanaan 1. Penanganan Umum:  Jika placenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan. Jika anda dapat merasakan placenta dalam vagina, keluarkan placenta  



tersebut. Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika placenta belum keluar, berikan oksitoksin 10 unit i.m. Jika belum



 



dilakukan pada penanganan aktif kala III. Jika uterus berkontraksi, lakukan PTT. Jika PTT belum berhasil cobalah untuk melakukan pengeluaran placenta secara manual.



2. Penanganan Khusus  Retensio placenta dengan separasi parsial :  Tentukan jenis retensio yang terjadi.  Regangan tali pusat dan minta klien untuk mengedan, bila ekspulsi 



placenta tidak terjadi, coba traksi terkontrol tali pusat. Pasang infus oksitoksin 20 unit dalam 500 ml cairan dengan 40



  



tetes/menit. Bila traksi terkontrol gagal, lakukan manual placenta. Transfusi jika perlu. Beri antibiotik dan atasi komplikasi.



 



 Placenta inkaserata : Tentukan diagnosa kerja Siapkan alat dan bahan untuk menghilangkan konstriksi serviks dan







melahirkan plasenta. Siapkan anastesi serta infus oksitoksin 20 ui dalam 500 ml dengan 40







tetes/menit. Pemantauan tanda vital, kontraksi uterus, TFU, perdarahan pasca tindakan.  Placenta akreta :



  



Tentukan diagnosis Stabilitas pasien Rujuk klien ke RS karena tindakan kasus ini perlu dioperasi.



     



 Placenta manual : Kaji ulang indikasi dan persetujuan tindakan. Kaji ulang prinsip perawatan dan pasang infus. Berikan sedativa, analgetik, dan antibiotik dengan dosis tunggal. Pasang sarung tangan DTT. Jepit tali pusat, tegangkan sejajar lantai. Masukan tangan secara obstetrik menelusuri tali pusat dan tangan lain



 



menahan fundus uteri. Cari insersi pinggir placenta dengan bagian lateral jari-jari tangan. Buka tangan obstetrik seperti memberi salam dan jari-jari dirapatkan,







untuk menentukan tempat implantasi. Gerakan tangan secara perlahan bergeser kekranial sehingga semua



  



permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan. Jika tidak terlepas kemungkinan akreta. Siapkan untuk laparatomi. Pegang plasenta, keluarkan tangan beserta plasenta secara pelahan. Pindahkan tangan luar kesupra simphisis untuk menahan uterus saat



   



placenta dikeluarkan, dan periksa placenta. Berikan oksitoksin 10 iu dalam 500 ml cairan dengan 60 tts/menit. Periksa dan perbaiki robekan jalan lahir. Pantau tanda vital dan kontrol kontraksi uterus dan TFU. Teruskan infus dan transfusi jika perlu.



J. Penanganan Retensio Plasenta 1. Resusitasi, pemberian oksigen 100%. Pemasangan IV – line dengan kateter yang berdiameter besar serta pemberian cairan kristaloid (sodium klorida isotonic atau larutan ringer laktat yang hangat, apabila memungkinkan). Monitor jantung, nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. Tranfusi darah apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan darah. 2. Drips Oksitosin ( oxytocin drips ) 20 IU dalam 500 ml larutan Ringer laktat atau NaCl 0,9% ( normal saline ) sampai uterus berkontraksi. 3. Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan uterus. 4. Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual plasenta. Indikasi manual plasenta adalah perdarahan pada kala tiga persalinan



kurang lebih 400 cc, retensio plasenta setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi dan dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus. 5. Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan dapat dikeluarkan dengan tang ( cunam ) abortus dilanjutkan kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati – hati karena dinding rahim relative tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus. 6. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral. 7. Pemberian antibiotika apabila ada tanda – tanda infeksi dan untuk pencegahan infeksi sekunder. K. Konsep Askep Retensio Plasenta 1. Pengkajian a. Data Subyektif - Biodata Umur : resiko tinggi terjadi pada umur > 30 tahun - Keluhan utama Adanya keluahan plasenta belum lepas 30 menit, perdarahan sedikit -



-



atau perdarahan banyak, persalinan lama Riwayat penyakit sekarang Apakah mempunyai riwayat penyakit fibroid dan kelainan letak rahim Riwayat kesehatan yang lalu Apakah mempunyai riwayat endometritis sehubungan TBC dan menjalani momektomi Riwayat kehamilan dan persalinan sekarang Apakah mempunyai riwayat gemeli, atonia, uteri, plasenta adhesive, ikreta, perkreta inkarserasio plasenta, kelainan plasenta fenestrate, membranacea bilobata, plasenta succenturiata, plasenta spiria, atonia rahim, overdistensi rahim, kontraksi uterus hipertonik, grademulti.



b. Data Obyektif - Pemeriksaan umum  KU : Composmentis sangat syok  Tensi : Normal (110/70-130/90 mmHg)  Nadi : Normal 60-90 x/menit)  Suhu : Normal (36,5 – 37,3oC)  Pernafasan : Normal (16-24 x/menit)



- Pemeriksaan fisik  Inspeksi  Muka : Apakah pucat/ tidak , berkeringat bila terjadi 



perdarahan banyak Mata : Conjungtiva pucat apabila terjadi perdarahan







banyak Genetalia : Perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat



    



terjulur sebagian Palpasi TFU sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial TFU 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata TFU sepusat pada retensio plasenta akreta Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta



    



parsial Bentuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata Kontraksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata Kontraksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta Kontraksi uterus lembek Ekstremitas teraba dingin



  -



Pemeriksaan penunjang Golongan darah Hb Pemeriksaan genekologi Pada pemeriksaan pervaginam, plasenta tidak ditemukan di dalam kanalis serviks tetapi secara parsial atau lengkap menempel di dalam uterys



2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Dx :P ….. Ab …… kala II dengan retensio plasenta Ds :Adanya keluhan plasenta belum lepas 30 menit setelah bayi lahir, Do     



perdarahan sedikit atau banyak, persalinan lama : KU : Composmentis sampai syok Tensi : Normal sampai syok Nadi : Normal hingga meningkat bila terjadi syok Suhu : Normal hingga menurun bila terjadi syok Pernafasan : Normal hingga meningkat bila terjadi syok







Genetalia : perdarahan pervaginam sedikit sampai banyak, tali pusat



   



terjulur sebagian TFU sepusat pada retensio plasenta separasi atau akreta parsial TFU 2 jari bawah pusat pada retensio plasenta inkorserata TFU sepusat pada retensio plasenta akreta Bentuk uterus diskoit pada retensio plasenta separasi atau akreta



    



parsial Bentuk uterus agak globuler pada retensio plasenta inkarserata Kontraksi uterus keras pada retensio plasenta inkarserata Kontraksi uterus cukup pada retensio plasenta akreta Kontraksi uterus lembek Ekstremitas teraba dingin



3. Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial - Perdarahan - Syok - Infeksi - Gangguan rasa nyaman 4. Identifikasi Kebutuhan Segera - Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV - Plasenta manual 5. Intervensi Tujuan : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi Criteria hasil : - Plasenta lahir lengkap - Ku dan TTV kembali normal Intervensi a. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga R/ Dengan pendekatan dengan pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan perawatan b. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah terjadinya infeksi dan penularan penyakit c. Lakukan observasi TTV dan KU R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi d. Pasang infuse Na Cl atau Rl



R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan e. Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuai dengan standar R/ Dengan dilakukanya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan tidak terjadi f. Periksa pelepasan plasenta R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan dari plasenta tersebut g. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam memberikan antibiotic spectrum luas. R/ Mencegah terjadinya infeksi h. Mengajari pada ibu cara massase infeksi R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan 6. Implementasi Sesuai intervensi 7. Evaluasi Sesuai dengan intervensi Evaluasi: -



Plasenta lahir lengkap Ku dan TTV kembali normal



BAB II TINJAUAN KASUS I.



Pengkajian Data Tanggal pengkajian : 26-10-2012 A. Data Subyekatif 1. Biodata



Jam : 07.30 WIB



Nama pasien : Ny “N”



Agama



: Islam



Nama Suami : Tn “A”



Agama



:Islam



Umur



: 30 th



Pekerjaan



: IRT



Umur



: 32 th



Pekerjaan



: Swasata



Pendidikan



: SMP



Alamat



: Dumpul Pakis



Pendidkan



: SMA



2. Keluhan utama Ibu mengatakan selelsai melahirkan dam ari-ari belum lepas selama 30 menit 3. Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan tidak punya penyakit menular (Dm, Hipertensi), menahun (TBC, jantung), menular (TBC), dan tidak punya riwayat kembar 4. Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menurun, menahun ataupun menular 5. Riwayat kesehatan keluarga Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular, menahun ataupun menahun dan tidak ada riwayat kembar 6. Riwayat haid - Menarche: 13 tahunSiklus haid: 7 hari - Lama haid: 28 hari (teratur) - Banyaknya: 2-3 softex / hari - Disminorhea: hari 1-2 haid - HPHT: 20 Februari 2006 - TP: 27 November 2006 7. Riwayat perkawinan Nikah :1x Lama nikah : 9 tahun Umur I nikah : 21 tahun 8. Riwayat obstretik (kehamilan, persalinan, nifas yang lalu) Suam i ke 1 2



Keluhan Persalinan Nifas Hami U Penyulit Jenis Tmp Penolon BBL Penyulit Se l K g x I 38PKM Bidan 3150 Retplas N ♀ ♀ Hami 39 l 9. Riwayat KB Ibu mengatakan mengikuti KB suntik 3 bulanan selama 7 tahun



Anak KB Umu H/M r 7 th H Depo



10. Riwayat kehamilan sekarang - Usia kehamilan 39-40 minggu - ANC 8x periksa ke PKM - Mual-mual umur kehamilan 8-10 minggu - Imunisasi TT 2x - Ibu mendapatkan obat berwarna merah (Fe) diminum 1x1 tablet sebelum tidur malam, Kalk, dan vitamin C 11. Pola kebiasaan sehari-hari - Pola nutrisi Selama hamil : Makan 3x sehari porsi sedang terdiri dari nasi, lauk-pauk, sayuran, kadang ditambah buah dan susu. Di PKM : Makan 1x sehari porsi sedang tidak habis dan ½ gelas the manis -



-



-



Pola eliminasi Selama hamil



: BAK 5-6x / hari warna kuning jernih, BAB 1x



sehari Pola aktivitas Selama hamil Di PKM



: Tidur malam ± 8 jam , jarang tidur siang : Ibu belum tidur sama sekali karena kesakitan



menahan kontraksi Pola personal hygiene Selama hamil: Mandi 2x sehari, gosok gigi2x sehari, ganti celana dalam 2x sehari, cuci rambut 3x seminggu Di PKM: Ibu belum mandi, gosok gigi



12. Riwayat Psikososial, budaya dan spiritual a. Psikologi Ibu mengalami kecemasan dan khawatir akan keadaan dirinya b. Social Hubungan antara ibu dan suami dan anggota keluarganya sangat baik c. Budaya Ibu mengatakan pernah minum jamu-jamuan tapi jarang, seperti beras kencur,dan kunir asem d. Spiritual Ibu melaksanakansholat 5 waktu B. Data Obyektif 1. Pemeriksaan umum KU



: lemah



Kesadaran



: Composmentis



Tensi



: 90/60 mmHg



Nadi



: 100 x/menit



Suhu



: 35,8 oC



RR



: 28 x/menit



TB



: 155 cm



BB



: 57 kg



2. Pemeriksaan fisik a. Inspeksi Rambut



: Bersih, tidak mudah rontok, warna hitam



Mata



: Sklera tidak ikterus, conjungtiva pucat



Muka



: Pucat berkeringat



Hidung



: Tidak ada pernafasan cuping hidung



Telinga: Tidak ada secret, simetris, tidak adagangguan pendengaran Mulut



: Tidak ada stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi



Leher



: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroiddan bendungan vena



jugularis Dada



: Simetris, putting susu menonjol, pengeluran colostrums



(-), retraksi dinding dada (-) Perut: Tidak ada luka bekas operasi, perut tampak membesar, linea nigra Genitalia



: Perdarahan pervaginam, tali pusat jelujur sebagian



Ekstremitas



: oedema - Varices -



b. Palpasi Perut Ekstremitas



: kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat : teraba dingin



3. Pemeriksaan penunjang Tidak dilakukan II.



Identifkasi Diagnosa dan Masalah Dx : Ny “Y” P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta Ds : Ibu mengeluh bahwa plasentanya belum lepas selama 30 menit setelah bayi lahir Do :



KU



: lemah



Kesadaran



: Composmentis



Tensi



: 90/60 mmHg



Nadi



: 100 x/menit



Suhu



: 35,8 oC



RR



: 28 x/menit



TB



: 155 cm



BB



: 57 kg



Genetalia



: Perdarahan pervaginam, tali pusat terjulur sebagian



Perut



: Kontraksi uterus lembek, TFU setinggi pusat



III. -



Analisa Diagnosa dan Masalah Potensial Perdarahan Syok Infeksi Gangguan rasa nyaman



-



Identifikasi Kebutuhan Segera Perbaikan KU dengan pemasangan infuse dan observasi TTV Plasenta manual



IV.



V.



Intervensi Dx : Ny “Y” P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta Tujuan : Perdarahan terhenti dan tidak terjadi komplikasi Kriteria hasil : - Plasenta lahir lengkap - KU dan TTV kembali normal Intervensi : 1. Lakukan pendekatan dengan ibu dan keluarga R/ Dengan pendekatan pada pasien dan keluarga lebih kooperatif dalam setiap tindakan perawatan 2. Lakukan cuci tangan dengan sabun antiseptic sebagai tindakan pencegahan infeksi R/ Dengan melakukan pencegahan infeksi dapat mencegah infeksi dapat mencagah terjadinya infeksi dan penularan penyakit 3. Lakukan observasi TTV dan KU R/ Dengan TTV dapat mendeteksi secara dini terjadinya komplikasi 4. Pasang infuse Na cl atau RL



R/ Pemberian infuse dapat mengganti cairan yang hilang karena perdarahan 5. Cek fudus uteri R/ Untuk mengetahui apakah kehamilannya kembar 6. Melakukan PTT (penegangan tali pusat terkendali) R/ Untuk mengetahui plasenta sudah lepas apa belum 7. Lakukan pelepasan plasenta secara normal sesuai dengan standar R/ Dengan dilakukannya plasenta manual, plasenta dapat lahir segera dan perdarahan tidak terjadi 8. Periksa pelepasan plasenta R/ Dengan melakukan pemeriksaan pelepasan plasenta dapat mengetahui kelengkapan dari plasenta tersebut 9. Kolaborasi dengan dr Sp OG dalam pemberian antibiotic spectrum luas R/ Untuk mencegah terjadinya infeksi 10. Mengajari pada ibu cara massase uterus R/ Menjaga kontraksi uterus agar tetap baik sehingga tidak terjadi perdarahan VI.



Implementasi Tangal 26-11-2006 Jam : 11.10 WIB Dx: Ny “Y” P2002 Abooo kala III dengan retensio plasenta 1. Melakukan pendetan pada ibu dan keluarga untuk meningkatkan kerjasama ibu dalam pemberian tindakan medis 2. Lakukan perawatan dengan tehnik aseptic untuk mencegah terjadinya infeksi dan penularan penyakit 3. Lakukan observasi TTV Tensi: 90/60 mmHg Nadi: 100 x/menit Suhu: 35,8 oC RR: 28 x/menit 4. Pasang infuse RL 1 fles grojok untuk mengganti cairan tubuh yang hilang karena perdarahan 5. Cek fundus uteri untuk menentukan kehamilan kembar 6. Melakukan penegangan tali pusat terkendali untuk mengetahui plasenta 7. a. b. c. d.



sudah lepas atau belum Lakukan pelepasan plasenta secara manual sesuaid engan standart Berikan sedatita dan analgetika (missal petidin dan diazepam IV) Berikan antibiotika dosis tinggi Pasang sarung tangan DTT Jepit tali pusat dnegan kokher dan tegangkan



e. Masukkan tangan secara obstretik dengan menelusuri bagian bawah tali pusat f. Tangan sebelah menelusuri tali pusat dan yang satu lagi menahan fundus g. h. i. j.



uteri, sekaligus infersio uteri Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir plasenta Buka tangan dostetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah Gerakkan tangan kanan ke kiri dank e kanan sambil bergeser ke cranial



sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan k. Jika plasenta tidak dilepaskan dari permukaan uterus kemungkinan plasenta akreta, dan siapkan laparatomi untuk histerektomi supravaginam l. Regang plasenta dan keluarkan tangan bersama dengan plasenta m. Pindahkan tangan keluar ke suprasimpisis untuk menahan uterus saat plasenta dikelurarkan n. Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding uterus o. Beri oksitosin Io Iu dalam 500 ml cairan IV 60 tetes / menitdan massase uterus untuk merangsang kontraksi p. Jika masih perdarahan beri ergometrin 0,2 mg IM atau prostaglandin q. Periksa apakah plasenta lengkap atau tidak. Jika tidak lengkap lakukan eksplorasi di dalam cavum uteri r. Periksa dan perbaiki robekan serviks, vagina dan episiotomi 8. Mengajari ibu untuk massase uterus searah dengan jarum jam sampai terasa keras sehingga tidak terjadi perdarahan 9. Kolaborasi dengan dr. Sp OG dalam pemberian terapi - Amixilin : 3X1 - Asam metenamat : 3x1 - Fe :1x1 VII.



Evaluasi Tanggal : 26-11-2006 Jam : 12.00WIB Dx : Ny “Y” P2002 Ab000 post partum dengan retensio plasenta S : Ibu merasa lega dan bersyukur karena plasentanya sudahdikeluarkan dan anknya dapat lahir dengan selamat :



O KU



: lemah



Kesadaran



: Composmentis



Tensi



: 90/60 mmHg



Nadi



: 100 x/menit



Suhu



: 35,8oC



RR



: 28 x/menit



TB



: 155 cm



BB



: 57 kg



Genetalia



: Perdarahan 150 cc



Perut



: Kontraksi (+)



Ny “Y” P2002 Abooo post partum dengan retensio plasenta -



Observasi TTV dan KU Anjurkan untuk massase uterus Pemberian nutrisi (makan dan minum) untuk kondisi tubuh Pemberian tx : - Amoxilin 3x1 Asam Mefenamat 3x1 Fe 1x1 BAB IV PENUTUP



A. Kesimpulan Dalam pelaksanaan praktek klinik lapangan ini, mahasiswa telah menggunakan asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney. Dalam laporan ini penulis melakukan pengkajian data pada pasien, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pada kasus yang diangkat dalam pemberian asuhan pada ibu tidak jauh berbeda walaupun masih ada kesenjangan yang biasa digunakan untuk saling melengkapi antara teori dan kasus. Dan akhirnya semoga laporan ini bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya B. Saran 1. Untuk petugas kesehatan diharapkan dapat meberikan perawatan dan tindakan medis yang maksimal dalam meberikan asuhan kebidanan 2. Bagi mahasiswa hendaknya mempunyai jam terbang yang tinggi dalam praktek. Agar nanti jika lulus akan menjadi seorang bidan yang kopeten



DAFTAR PUSTAKA Muchtar, Rustam 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta EGC Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP Manuaba , 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB untuk PendidikanBidan. Jakarta : EGC



Doengoes, Marilynn. 2001.Rencana Perawatan Maternal/Bayi.Jakarta : EGC Harry, Oxorn. 1990. Ilmu Kebidanan Patofisiologi dan Persalinan, Edisi Human Labor and Birth : Yayasan Essentia Medica Jones. 2001. Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Hipokrates. Mary Hamilton. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas.Jakarta : EGC Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika. Muliyati, 2005. Buku Panduan Kuliah Keperawatan Maternitas. Makassar Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka