Return Dan Risiko Aktiva Tunggal Kelompok 8 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL



DISUSUN OLEH:



KURNIAWAN ANDREAN ALAMANDA DZAKI AFDHALUZIKRI ABDULLAH



PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIN UNIVERSITAS SYIAH KUALA 2018/2019



DAFTAR ISI PEMBAHASAN A.



B.



C. D. E. F. G.



RETURN 1. Return 2. Relatife return 3. Return ekspektasian 4. RESIKO 1. Resiko berdasarkan probabilitas 2. Resiko berdasarkan data historis KOEFESIENVARIASI Properti Return Ekspektasian dan Varian Semivariance Mean Absolute Deviation Hubungan Antara Return Ekspektasian dengan Risiko



KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA



A. RETURN 1.



Return Return di bagi 2 : 1. Return realisasian (realized return) merupakan return yang sudah terjadi. Untuk menghitung return ini maka digunakan data historis. 2. Return ekspektasian ( ekspeted return) adalah tingkat return yang diharapkan investor di masa yang akan datang 2.



Pengukuran Return Realisasian



1.



Return total.



Return Total adalah return yang diperoleh dari investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total terdiri dari capital again atau loss ditambah yield



Return = Capital Gain (loss) + Yield Capital again atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode yang lalu :



Jika harga investasi sekarang (P1) lebih tinggi dari harga investasi priode sebelumnya (Pt-1) maka capital again, apabila seblaiknya maka capital loss. Yield merupakan persentasi penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu darii suatu investasi. Untuk selama, yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya.Untuk obligasi, yield adalah presentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya.. :



Contoh:



Periode 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008



Harga Saham (Pt) 1750 1755 1790 1810 2010 1905 1920 1935



Deviden Return (Dt) (Rt) 100 100 0,06 100 0,077 150 0,095 150 0,193 200 0,047 200 0,113 200 0,112



, untuk return total 2003 dan 2003 dihitung sebagai berikut : R2002 = (1755-1750+100) / 1750 = 0,060 atau 6,00 % R2003 = (1790 – 1755 + 100) / 1755 = 0,077 atau 7,70 % Return total dapat dihitung dari penjumlahan capital gain (loss) dan deviden yield seperti tampak di tabel berikut ini. Tabel 1.2 contoh perhitungan Capital Gain (Loss) dan Devidend Yield dan ReturN



Periode



Capital Gain (Loss)



Dividend Yield



Return



-1



-2



-3



2007



0,0029



0,0571



(4) = (2) + (3) 0,06



2008



0,0199



0,057



0,077



2009



0,0112



0,0838



0,095



2010



0,1105



0,0829



0,193



2011



-0,0522



0,0995



0,047



2012



0,0079



0,105



0,133



2013



0,0078



0,1042



0,112



, untuk tahun 2007, deviden, yield, capital gain dan total return dapat dihuitung sebesar : Gain2007 = (1755-1750) / 1750 = 0,0029 atau 0,29 % Yield 2007 = 100 / 1750 = 0,0571 = 5,71% R2007 = 0,0029 + 0,0571 = 0,060 atau 6,00% 2. Relatif Return Return total bias saja bernilai negatif maupun positif. Adakalanya , untuk perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometrik yang menggunakan perhitungan pengakaran, dibutuhkan suatu return yang harus bernilai positif. Relatif return (return relative) dapat digunakan, yaitu dengan menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total sebagai berikut :



Relatif Return = (Return Total + 1) Atau



Periode



Harga Saham (Pt)



Dividen (Dt)



Return (Rt)



Relatif Return (RRt)



-1



-2



-3



-4



(5) = (4) +1



2001



1750



100



-



-



2002



1755



100



0,06



1,06



2003



1790



100



0,077



1,077



2004



1810



150



0,095



1,095



2005



2010



150



0,193



1,193



2006



1905



200



0,047



1,047



2007



1920



200



0,113



0,113



2008



1935



200



0,112



0,112



Untuk tahun 2002, relatif return di Tabel 1.3 dapat dihitung sebagai berikut : RR2002 = R1990 + 1 = 0,060 + 1 = 1,060 Atau: RR2002 = (P1990 + D1990) / P1989 = (1755 + 100) / 1750 = 1,060.



3. Kumulatif Return Agar dapat mengetahui total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif yang dapat mengukur jumlah semua return mulai dari kemakmuran awal, dapat digunakan rumus sebagai berikut



IKK = KK0 (1 + R1) (1 + R2) . . . (1 + Rn)



Keterangan: IKK : Indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari periode pertama sampai ke n KK0 : Kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp 1 Rt : Return periode ke –t, mulai awal dari periode (t = 1) sampai ke akhir periode (t = n)



Periode



Return



1989 1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996



0,06 0,077 0,095 0,193 0,047 0,113 0,112



Indeks Kemakmuran Kumulatif (IKK) 1 1,06 1,142 1,25 1,492 1,562 1,738 1,933



Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukkan kemakmuran akhir yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Misalnya dengan membeli saham ‘A’ di akhir tahun 1989, maka pada akhir akhir tahun 1991, kemakmuran akan menjadi sebesar 114,20% dari kemakmuran semula. Jika saham ini dipertahankan lagi, maka pada akhir tahun berikutnya akan menjadi sebesar 125,00% dari nilai semula di akhir tahun 1990 dengan perhitungan sebagai berikut :



IKK1992 = 1 (1 + 0,060) (1 + 0,077) (1 + 0,095) = 1,250 atau 125,00% Indeks kemakmuran kumulatif dapat juga dihitung berdasarkan perkalian nilai-nilai komponennya sebagai berikut : IKK = PHK – YK keterangan : IKK



: Indeks Kemakmuran Kumulatif,



PHK : Perubahan Harga Kumulatif, YK



: Yield Kumulatif



Periode



Capital Gain (Loss)



Dividen Yield



Perubahan Harga Kumulatif



Yield Kumulatif



-1



-2



-3



-4



-5



1990 1991 1992 1993 1994 1995 1996



0,0029 0,0199 0,0112 0,1105 -0,0522 0,0079 0,0078



0,0571 0,057 0,0838 0,0829 0,0995 0,105 0,1042



1,003 1,023 1,034 1,148 1,088 1,097 1,105



1,057 1,117 1,211 1,311 1,442 1,593 1,759



Indeks Kemakmuran Kumulatif (6) = (4) x (5) 1,06 1,142 1,25 1,505 1,569 1,747 1,943



Perhitungan capital again (loss) dan dividend yield dapat dilihat di contoh 1.1, tabel 1.2.sebagai ilustrasi perhitungan, perubahan harga kumulatif (PIIK), yield kumulatif (YK) dan indeks kemakmuran kumulatif (IKK) untuk tahun 1991 dapat dihitung sebagai berikut : PHK1991 = (1 + Capital Gain1990) (1 + Capital Gain1991) = (1 + 0,0029) (1 + 0,0199) = 1,023 YK1991 = (1 + Yield1990) (1 + Yield1991) = (1 + 0,0571) (1 + 1,0570) = 1,117 IKK1991 = (PIIK1991) (YK1991) = (1,023) (1,117)



= 1,142 Indeks berbeda dengan rata-rata, indeks menggunakan tahun dasar di dalam perhitungannya, sedangkan rata-rata tidak menggunakannya.Dengan menggunakan tahun dasar, indeks menunjukkan kinerja dari saham yang mewakilinya dari waktu ke waktu relatif terhadap periode waktu dasarnya, sedang rata-rata hanya menunjukkan kinerja pada suatu waktu tertentu, tidak dibandingkan relatif dengan kinerja di waktu yang berbeda 4.



Return Disesuikan



Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal (nominal return) yang hanya mengukur perubahan nilai uang tersebut.Untuk mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini disebut dengan return riel (real return) atau return yang disesuaikan dengan inflasi (inflation adjusted return) sebagai berikut :



Contoh : Return sebesar 18% yang diterima dalam setahun dari sebuah surat berharga, bila disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 4% untuk tahun yang sama, akan memberikan return riil sebesar : R1A =[(1 + 0,18) / (1 + 0,04)] – 1 = 1,13461 atau 11,347%



5.



Rata-Rata Geometrik



Rata-rata goemetrik (geometric mean) digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu., rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata return sari surat-surat berharga yang melibatkan beberapa periode waktu. Rata-rata geometrik dihitung dengan rumus : RG = [(1 + R1) (1 + R2) …(1 + Rn)]1/n – 1 Keterangan : RG : rata-rata geometric Ri



: return untuk periode ke – i



n



: jumlah dari return



Contoh : Harga dari suatu saham pada periode ke–0 adalah Rp 500,-. Pada periode selanjutnya , harga saham ini meningkat menjadi Rp 600,- dan turun di periode ke-2 menjadi Rp 550,-. Return untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut : R1 = (Rp600,- - Rp500,-) / Rp500.= 0,2 atau 20% R2 = (Rp550,- - Rp600,-) / Rp600,= -0,083 atau -8,33%



Rata-rata goemetrik juga banyak digunakan untuk menghitung indeks kemakmuran kumulatif. Jika rata-rata geometrik diketahui, indeks kemakmuran kumulatif untuk suatu periode tertentu dapat dihitung dengan rumus :



IKKt = (1+ RG)n bv Keterangan: IKK : indeks kemakmuran kumulatif



t



: periodeke-t



n



: lama periode dari periode dasar ke periode ke-t



bv : nilai dasar



Contoh : Indek kemakmuran kumulatif untuk tahun 1998 dapat dihitung sebagai berikut : IKK1998 = (1 + 0,0987)7 x 1 = 1,933136 Hubungan antara return rata-rata arithmatika dan rata-rata geometrik adalah sebagai berikut: (1 + RG) ≈ (1 + RA) – (SD)2 Contoh : Rata-rata arithmatika untuk return dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996 tabel 1.4 sebelumnya adalah sebesar : RA= (0,060+0,077+0,095+0,193+0,047+0,113+0,112) 7 = 0,09957



Dari hubungan rata-rata arithmatika dan rata-rata geometrik, deviasi standar (standard deviation) dapat dihitung sebesar:



(1 + 0,0987)2 ≈ (1 + 0,09957)2 – (SD) 1,20714 ≈ 1,20905 – SD2 SD2 ≈ (1,20905 – 1,20714) SD ≈ 0,04375 Menghitung deviasi standar jaang dilakukan dengan menggunakan rumus hubungan diatas. Deviasi standar umumnya dihitung secara lansung seperti yang akan dibahas di Risiko.



3.



Return Ekspektasian



Return ekspektasian (expected return) adalah return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Return ekspektasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut ini, a.



Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan



Dengan adanya unsur ketidakpastian (uncertainty) berarti investor memperoleh return dimasa mendatang yang belum diketahui persis jumlahnya. Untuk ini, yang akan diterima perlu diestimasi nilainya dengan segala kemungkinan yang akan terjadi. Dengan mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi ini berarti bahwa tidak hanya sebuah hasil masa depan (outcome) yang akan diantisipasi, tetapi perlu diantisipasi beberapa hasil masa depan dengan kemungkinan probabilitas terjadinya. Berurusan dengan uncertainty berarti distribusi probabilitas dari hasil-hasil masa depan perlu diketahui. Distribusi probabilitas merupakan satu set dari kemungkinan outcome dengan masing-masing outcome dihubungkan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya. Distribusi probabilitas ini dapat diperoleh dengan cara estimasi secara subjektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis dimasa lalu yang pernah terjadi untuk digunakan sebagai estimasi. Return ekspektasian dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasian (expected value method) yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan sejumlah semua produk perkalian tersebut. Secara matematik, return ekspektasian metode nilai ekspektasian (expected value method) ini dapat dirumuskan sebagai berikut: n



E(R)   R i pri i 1



Notasi : E(Ri) : Return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas ke-i Rij



: Hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i



Pj



: probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i)



n : jumlah dari hasil masa depan Contoh:



Kondisi Ekonomi (j)



Hasil Masa Depan (Rij)



Probabilitas (Pj)



Resesi



-0,09



0,1



Cukup Resesi



-0,05



0,15



Normal



0,15



0,25



Baik



0,25



0,2



Selanjutnya return ekspektasian dapat dihitung sebesar E(Ri) = Ri1 . p1 + Ri2 . p2 + Ri3 . p3 + Ri4 . p4 + Ri5 . p5 = -0,09 (0,10) + -0,05 (0,15) + 0,15 (0,25) +



0,25 (0,20) + 0,27 (0,30)



= o,125 = 15,20% b.



Berdasarkan Nilai-Nilai Return Historis



Kenyataannya untuk menghitung hasil di masa depan dan probabilitas merupakan hal yang tidak mudah dan subjektive . Tiga metode dapat diterapkan untuk menghitung return ekspektasian dengan menggunakan data historis, yaitu sebagai berikut ini. 1.



Metode rata-rata



2.



Metode trend



3.



Metode jalan acak



Metode rata-rata mengasumsikan bahwa return ekspektasian dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya. Menggunakan rata-rata return historis tidak mempertimbangkan pertumbuhan dari return-returnnya. Jika pertumbuhan akan diperhitungkan, return ekspektasian dapat dihitung dengan menggunakan teknik trend. Metode jalan acak beranggapan bahwa distribusi data return bersifat acak sehingga sulit digunakan untuk memprediksi, sehingga diperkirakan return terakhir akan terulang dimasa depan. Dengan demikian metode ini memprediksi bahwa return ekspektasian akan sama dengan return terakhir yang terjadi. c.



Berdasarkan Model Return Ekspektasian



Model-model untuk menghitung return ekspektasian sangat dibutuhkan. Sayangnya tidak banyak model yang tersedia. Model yang tersedia yang populer dan banyak digunakanadalah single indeks model dan Model CAPM



B.



RISIKO



Risiko dari investasi perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang sejalan, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang yang didapatkan . Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Horne dan achowics, Jr. (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standard deviation) yang mengukur absolut penyimpanan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.



1.



Risiko Berdasarkan Probabilitas



Penyimpangan standar atau deviasi standar merupakan pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko. Deviasi standar (standard deviation) dapat dituliskan sebagai berikut: SDi = (E([Ri – E(Ri)]2))1/2 Selain deviasi standar (standard deviation), risiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian (variance). Varian (variance) adalah kuadrat dari deviasi standar (standard deviation) sebagai berikut: Var(Ri) = SD12 = E([Ri – E(Ri)]2)



2.



Risiko Berdasarkan data Historis



Risisko yang diukur dengan deviasi standar (standard deviation) yang menggunakan data historis dapat dinyatakan sebagai berikut. ∑𝑛 [ 𝑋 − 𝐸(𝑋𝑖 )]2 √ 𝑖=1 𝑖 𝑛−1 keterangan: SD



= standard deviation



Xi = nilai ke- i E(Xi) = nilai ekspektasian n



= jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar dengan n



(paling sedikit 30 observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1). Nilai ekspektasian yang digunakan di rumuskan deviasi standar dapat berupa nilai ekspektasian berdasarkan rata-rata historis atau trend atau random walk. Contoh: Tabel 1.1 menunjukkan nilai-nilai return selama 7 tahun mulai tahun 1990 sampai dengan 1996. Rata-rata arithmatika untuk nilai-nilai return ini sudah dihitung di contoh 1.10 sebesar 0,09957. Periode



(R1 – Rt)2



1990



Return (R1) 0,06



1991



0,077



(0,077-0,09957)2 = 0,00051



1992



0,095



(0,095-0,09957)2 = 0,00002



1993



0,193



(0,193-0,09957)2 = 0,00873



1994



0,047



(0,047-0,09957)2 = 0,00276



1995



0,113



(0,113-0,09957)2 = 0,00018



1996



0,112



(0,112-0,09957)2 = 0,00015



Rt = 0,09957



∑(Rt – Rt)2 = 0,01392



C.



(0,060-0,09957)2 = 0,00157



KoefisienVariasi



Untuk melakukan analisis investasi, dua factor harus dipertimbangkan bersama-sama, yaitu return ekspektasian dan risiko aktiva. Koefisien variasi (coefficient of variation) dapat digunakan untuk mempertimbangkan dua factor tersebut bersamaan. Rumus koefisien variasi (coefficient of variation) adalah:



CVi : Coefficient of variation (koefisienvariasi) untukaktivake-i Dari rumus koefisien variasi (coefficient of variation) dapat diartikan bahwa semakin kecil nilai CV semakin baik aktiva tersebut. Semakin kecil CV menunjukkan semakin kecil risiko aktiva dan semakin besar return ekspektasiannya. Contoh : Data dua buah saham, yaitu saham Bank MandiriTbk (dengan kode ticker BMRI) dan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (dengankode ticker TLKM) untuk periode satu minggu sebagai berikut ini. Tan ggal 28-Sep07 01-Oct07 02-Oct07 03-Oct07 04-Oct07 05-Oct07



Saham BMRI Return



Saham TLKM



Hari Jum’at



Harga



Senin



Rp3.575,-



0,01418



Rp11.350,-



0,03182



Selasa



Rp3.650,-



0,02098



Rp12.000,-



0,05727



Rabu



Rp3.575,-



Rp11.950,-



-0,0417



Kamis



Rp3.675,-



0,02055 0,02797



Rp12.100,-



0,01255



Jum’at



Rp3.650,-



-0,0068



Rp12.450,-



0,02893



RP3.525,-



Harga



Return



Rp11.000,-



Nilai return ekspektasian yang dihitung dengan rata-rata aritmatika untuk saham BMRI adalah sebesar 0,00716 dan untuk saham TLKM adalah sebesar 0,02528. Risiko yang yang diukur dengan deviasi standar (lihat rumus dan cara perhitungan bab risiko berdasarkan data historis sebelumnya) adalah sebesar 0,02022 untuk saham BMRI dan 0,02296 untuk saham TLKM. Nilai-nilai CV untu kmasing-masing saham dapat dihitung sebesar : CVBMRI = 0,02022 / 0,00716 = 2,82586



CVTLKM = 0,02296 / 0,02528 = 0,90820



Nilai CV untuk saham TLKM lebih kecil dari nilai CV saham BMRI. Ini bararti saham TLKM mempunyai kinerja lebih baik untuk minggu pertama bulan oktober 2007 dibandingkan dengan kinerja saham BMRI.



D.



Properti Return Ekspektasian dan Varian Properti1 : Nilai ekspektasian dari penjumlahan sebuah variable acak X dengan sebuah konstanta k adalah sama dengan nilai ekspektasian dari variable acak itu sendiri ditambah dengan konstanta sebagai berikut ini. E(X+k) = E(X) + k Contoh : Nilai-nilaimasadatang (Xi) denganprobabilitas (pi) kemungkinanterjadinyatampak di tableberikutini. Xi



pi



10



0,2



15



0,3



20



0,5



E(Xi) = (10. 0,20 + 15.0,30 + 20.0,50) = (2 + 4,5 + 10) = 16,5 Untuk suatu konstanta yang bernilai 2, maka : E(X + k) = (10 + 2) . 0,20 + (15 + 2) . 0,30 + (20 + 2) . 0,50 = 2,4 + 5,1 + 11 = 18,5 Dari poperti 1, nilai E(X + k) dapat juga dihitung sebagai berikut : E(X + k) = E(X) + k = 16,5 + 2 = 18,5



E. Semivariance Salah satu keberatan menggunakan rumus varian adalah karena rumus ini member bobot yang sama besarnya untuk nilai-nilai dibawah maupun diatas nilai ekspektasian (nilai ratarata). Padahal individu yang mempunyai attitude berbeda terhadap risiko akan memberikan bobot yang tidak sama terhadap dua kelompok nilai tersebut. Pengukuran dengan deviasi standar yang juga memasukkan nilai-nilai diatas nilai ekspektasiannya dianggap tidak tepat, karena dianggap bukan komponen dari risiko. Pengukur risiko seharusnya hanya memasukkan nilai-nilai di bawah nilai yang diekspektasi saja. Bukan hanya nilai-nilai satu sisi saja yang digunakan, yaitu nilai-nilai di bawah ini ekspektasinya, maka ukuran risiko semacam ini disebut dengan Semivariance yang dihitung sebagai berikut: Semivarance = E[(Ri – E(Ri))2]



KondisiEkonomi Resesi CukupResesi



Ri 0,09 0,05



Probabilitas (pi) 0,1 0,15



Normal



0,15



0,25



Baik



0,25



0,2



SangatBaik



0,27



0,3



Besarnya E(Ri) sudah dihitung di contoh yaitu sebesar 0,152. Nilai – nilai Ri yang lebih kecil dari E(Ri) adalah tiga nilai Ri yang pertama, yaitu -0.09, - 0,05 dan 0,15. Nilai – nilai diatas nilai ekspektasian dianggap tidak menyimpang, sehingga : Semivariance



= (-0,09 – 0,152)2 . 0,10 + (-0,05 – 0,152)2 .0,15 + (0,15-0,152)2 . 0,25



= 0,012 F.



Mean Absolute Deviation Baik varian maupun semivariance sangat sensitive terhadap jarak dari nilai ekspektasian, karena pengkuadratan akan diberikan bobot yang lebih besar dibandingkan jika tidak dilakukan pengkuadratan. Pengukuran risiko yang menghindari pengkuadratan adalah mean absolute deviation (MAD): MAD = E[ | Ri – E(Ri) | ]



Ri



Probabilitas (pi)



-0,09



0,1



-0,05



0,15



0,15



0,25



0,25



0,2



0,27



0,3



MAD



= [Ri1 – E (Ri)].p1 + [Ri2 – E(Ri] . p2 + [Ri3



E(Ri)]p3 . . . . . . . . . . . . . + [Ri5-E(Ri)] . p5 = [-0,09 – 0,152] . 0,10 + [- 0,05 – 0,152] . 0,15 + [0,15 – 0,152 ] . 0,25 + [ 0,25 – 0,152] . 0,20+ [ 0,27- 0,152] .0,30 = 0,0242 + 0,0303 + 0,0005 +0,0196+0,0354 = 0,011 G.



Hubungan Antara Return Ekspektasian dengan Risiko Return ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko semakin besar pula return yang diterima. Begitu juga sebaliknya, jika return semakin kecil maka risiko juga kecil. Hubungan positif ini hanya berlaku pada return ekspektasian saja. Untuk return realisasian hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang tidak rasional, kadang kala return realisasian yang tinggi tidak selalu mempunyai risiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi, yaitu return realisasian yang tinggi hanya mempunyai risiko yang kecil.



Hubungan positif antara return ekspektasian dengan risiko dapat digambarkan sebagai berikut : Jika investor menginginkan return yang lebih tinggi, maka dia harus menanggung risiko yang lebih tinggi pula. Obligasi pemerintah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBI karena obligasi pemerintah adalah surat utang jangka panjang sedangkan SBI adalah surat utang jangka pendek.



Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan (corporate bond) mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah (goverment bond), sehingga return yang diharapkan darinya juga akan lebih tinggi. Saham lebih berisiko dibandingkan dengan obligasi perusahaan, karena harga saham lebih berfluktuasi dibandingkan dengan obligasi. Oleh karena itu, return ekspektasian saham juga seyogyanya lebih tinggi dari return yang diperoleh dari obligasi. Waran dan opsi merupakan hak untuk membeli atau menerima saham dengan harga tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Jika hak ini tidak digunakan sampai masa berlakuknya habis, maka nilai dari waran atau opsi tersebut menjadi nol. Dengan demikian pemegang waran atau opsi akan menanggung risiko yang besar yaitu risiko kehilangan nilai waran atau opsi tersebut. Oleh karena itu, waran atau opsi diharapkan akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return dari saham atau obligasi. Future lebih berisiko dibandingkan dengan opsi. Future lebih berisiko karena hasilnya diperoleh dimasa depan yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty), misalnya adalah komoditi hasil bumi (kelapa sawit, jeruk, dan lainnya) yang hasiln/ya dimasa depan tergantung dari keberhasilan panennya.



KESIMPULAN Return terbagi dua Return realisasian (realized return) merupakan return yang sudah terjadi. Untuk menghitung return ini maka digunakan data historis. Return ekspektasian ( ekspeted return) adalah tingkat return yang diharapkan investor di masa yang akan dating. Risiko dari investasi perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang sejalan, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang yang didapatkan Untuk melakukan analisis investasi, dua factor harus dipertimbangkan bersama-sama, yaitu return ekspektasian dan risiko aktiva. Koefisien variasi (coefficient of variation) dapat digunakan untuk mempertimbangkan dua factor tersebut bersamaan.



DAFTAR PUSTAKA Hartono, jogiyanto. 2016. Yogyakarta :BPFE



“Teori Portofolio dan Analisis Investasi, edisi kesembilan.



Fakhruddin dan Mhadianto. 2001. Prangkat dan analisis pasar modal. Jakarta: elex media Komputindo. http://dedisuselopress.blogspot.com/2015/11/return-dan-risiko-aktiva-tunggal.html http://istifahrianar.blogspot.com/2016/03/makalah-return-dan-risiko-aktiva-tunggal.html