Review Jurnal Keterampilan Komunikasi Efektif [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REVIEW JURNAL KETERAMPILAN KOMUNIKASI EFEKTIF Pembelajaran abad 21 memerlukan keterampilan yang dikenal dengan istilah “The 4Cs”, yaitu communication, collaboration, critical thinking, dan creativity (Partnership for 21st Century, 2007). Mason (2006) menyatakan bahwa siswa membutuhkan keterampilan dan pengetahuan abad 21 untuk sukses dalam menjalani kehidupan di era digital ini. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan abad 21. Keterampilan komunikasi, termasuk keterampilan dalam berbicara (lisan) maupun tulisan, merupakan keterampilan yang sangat penting dan berharga di kehidupan sehari-hari Tabel 1. Jabaran Indikator Tingkat Keterampilan Komunikasi (Greenstein, 2012) keterampilan



Indikator Tingkat Keterampilan Komunikasi Teladan Ahli (proficient) Dasar (Basic) Pemula (Novice) I(Exemplary) Komunikasi oral Kejelasan, Kejelasan, Salah satu dari Sulit untuk (Oral kecepatan, communication) volume dan kecepatan, volume aspek kejelasan, berkomunikasi artikulasi secara semuanya kuat dan dan artikulasi dapat kecepatan, jelas dan cepat, serta volume mampu diterima dan dan artikulasi volume dan meningkatkan mampu artikulasi komunikasi meningkatkan kurang komunikasi kurang komunikasi Komunikasi Mampu Mampu menentukan Mampu Mampu menyatakan reseptif membedakan (Receptive fakta dari pendapat, fakta dan mengakui mengidentifikasi ulang fakta. Hanya communication) mengenali maksud pendapat yang fakta dalam suatu memahami sebagian pesan, merangkum berbeda, pesan pesan, terampil mengidentifikasi ide – dalam dan merangkum menafsirkan ide utama, ide – ide mengidentifikasi utama dukungan untuk sudut pandang Intensitas Mampu Mampu Mampu mengerti Mampu memahami memperhatikan mengidentifikasi dan menerjemahkan ide utama tapi sebagian besar fakta, (Discerns intent) menafsirkan pesan sebagian besar membutuhkan tapi tidak mampu yang pesan terbuka dan pesan yang terbuka bantuan untuk menangkap pesan pesan tersirat, mampu daripada pesan yang tersirat. tersirat. menarik yang kesimpulan logis tersirat. Menggunakan Menghasilkan Komunikasi Mampu strategi biasanya komunikasi (Uses komunikasi yang dapat dimengerti, menghasilkan jelas, dengan communication akurat dan reflektif beberapa kesalahan komunikasi dasar kecil strategies) Berkomunikasi Mampu menyusun Mampu menyusun Tujuan Bingung tentang komunikasi dengan jelas komunikasi sesuai komunikasi dan tidak jelas, tujuan komunikasi (Communicates dengan tujuannya berusaha sesuai kurangnya dan mengalami dengan kualitas clearly for a tujuannya. informasi yang kesulitan fokus pada



purpose) Keterampilan



Siap dan tepat,



Berusaha menunjukkan presentasi menanggapi isyarat kesiapan. Berusaha (Presentation skill audiens dengan menanggapi isyarat menyesuaikan nada, audiens. kedalaman dan kecepatan



ditampilkan Mencoba tetapi



konten Persentasi tidak



mengalami kesulitan untuk bersikap siap, professional dan responsif



professional, tidak menanggapi isyarat audiens



Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa metode talkshow efektif dalam memunculkan keterampilan komunikasi siswa. Sebanyak ≥50% dari total siswa mampu memunculkan communication),



enam



keterampilan



komunikasi



komunikasi



reseptif



yaitu:



(receptive



komunikasi



oral



communication),



(oral



intensitas



memperhatikan (discerns intent), menggunakan strategi komunikasi (uses communication strategies), berkomunikasi dengan jelas (communicates clearly for a purpose) dan keterampilan presentasi (presentation skill) pada tingkat teladan (exemplary) (Putri, dkk. 2020)



Keterampilan komunikasi dan argumentasi dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur berupa Instrumen penelitian. Instrumen adalah alat untuk mengumpulkan data dengan hasil yang lengkap, sistimatis dan lebih mudah diolah (Aedi, 2010). Menurut Riyani (2017) instrumen penelitian meliputi lembar observasi, tes hasil belajar, angket, pedoman wawancara, catatan lapangan, alat perekam elektronik suara, dan gambar. Tabel 1. Kriteria Validasi Instrumen Komunikasi dan Argumentasi Skor Total (ST) 26 ˂ ST ≤ 32 20 ˂ ST ≤ 26 14 ˂ ST ≤ 20 8 ˂ ST ≤ 14



Kriteria Sangat Baik (A) Baik (B) Cukup (C) Kurang (D)



Sumber: Modifikasi dari Noviyanti (2017)



Validasi Instrumen Komunikasi Siswa oleh Validator Ahli Tabel 2. Deskripsi Hasil Validasi Ahli Instrumen Komunikasi Siswa No. 1. 2. 3.



Aspek Validasi Indikator aktivitas dalam keterampilan komunikasi mencakup keterlibatan siswa dalam pembelajaran Indikator keterampilan komunikasi diuraikan dengan jelas di dalam indikator aktivitas Kriteria keterampilan komunikasi yang digunakan sesuai dengan sistem



Alternatif Pilihan SB B C √











K



penskoran Kalimat dalam indikator aktivitas mudah dipahami Kalimat dalam indikator aktivitas sederhana dan langsung ke sasaran. Kalimat dalam indikator aktivitas tidak menjemukan untuk dibaca Bahasa yang digunakan komunikatif Tata bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD Sumber : Modifikasi dari Wahyuni (2013)



4. 5. 6. 7. 8.



√ √ √ √ √



Berdasarkan tabel deskripsi hasil validasi ahli instrumen keterampilan komunikasi siswa yang diperoleh jumlah skor 25, sehingga instrumen keterampilan komunikasi siswa memiliki kriteria Baik (B).Data dari validator ahli mempunyai kekurangan – kekurangan: a) kriteria penilaian sebaiknya diubah menjadi lebih sederhana dari B (Baik): Jika siswa mampu menguasai 3 indikator dari 3 indikator, C (Cukup): Jika siswa mampu menguasai 2 indikator dari 3 indikator, K (Kurang): Jika siswa mampu menguasai 1 indikator dari 3 indikator, SK (Sangat Kurang ): Jika siswa tidak mampu menguasai salah satu indikator saja menjadi ya atau tidak (dikotomi). Validasi Instrumen Komunikasi Siswa oleh Validator Praktisi Tabel 3. Deskripsi Hasil Validasi Praktisi Instrumen Komunikasi Siswa No.



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Aspek Validasi



SB √



Indikator aktivitas dalam keterampilan komunikasi mencakup keterlibatan siswa dalam pembelajaran Indikator keterampilan komunikasi diuraikan dengan jelas di √ dalam indikator aktivitas Kriteria keterampilan komunikasi yang digunakan sesuai dengan sistem penskoran Kalimat dalam indikator aktivitas mudah dipahami Kalimat dalam indikator aktivitas sederhana dan langsung ke sasaran. Kalimat dalam indikator aktivitas tidak menjemukan untuk √ dibaca Bahasa yang digunakan komunikatif Tata bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD



Alternatif Pilihan



B



C



K



√ √ √



√ √



Sumber: Wulansari, dkk. 2020



Keterampilan berkomunikasi wajib dimiliki oleh setiap orang, termasuk mahasiswa calon guru yang nantinya akan menjadi kunci keberhasilan proses pendidikan. Menurut hasil penelitian Amnur (2017), terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kemampuan komunikasi guru dengan motivasi belajar, kepuasan belajar (Serviana, 2016), dan juga hasil belajar siswa (Aini, 2019). penilaian formatif sangat penting diterapkan pada pembelajaran abad 21 dibandingkan penilaian sumatif, karena bermanfaat untuk memantau pembelajaran secara terus-menerus. Instrumen validasi tersebut disusun dengan mempertimbangkan berbagai



aspek, antara lain kejelasan tampilan, relevansi, kevalidan isi, dan aspek kebahasaan. Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Proses Keterampilan KomunikasiTertulis (Winona State University, 2000) No



1



2



Dimensi



Etika



Kebahasaan



Indikator 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2.



3



Struktur dan kejelasan isi



Instrumen Jumlah Nomor butir butir



3. 4. 5. 6.



Mencantumkan salam pembuka Mencantumkan salam penutup Memanggil dengan sapaan hormat Menggunakan tata bahasa yang santun Mengucapkan terima kasih Mengirimkan laporan pukul 07.00-18.00 WIB di hari kerja Bahasa yang formal Bahasa yang komunikatif Diksi yang bagus dan tepat Penulisan sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) Bahasa yang lugas dan bermakna denotatif Kata ganti bersifat umum (misalnya penulis atau peneliti) Deskripsi yang jelas terhadap istilah baru Mencantumkan identitas lengkap pengirim Kalimat pengantar tidak bertele-tele (straightforward) Ide utama laporan perkembangan tepat dan jelas Isi laporan secara umum bersifat informatif, jelas, ringkas, dan terarah Memuat kendala/hambatan dan alternatif solusi dalam pelaksanaan tahapan demi tahapan penyelesaian proyek Memuat rencana pelaksanaan tahapan selanjutnya dengan waktu/batas akhir yang pasti



1



1



1



2



1



3



Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Produk Keterampilan Komunikasi Tertulis (Winona State University, 2000) No



1



Dimensi Mekanika penulisan



Aspek



Indikator



a. Format penulisan b. Sistematika c. Sitasi/pengutipan d. Daftar pustaka



Dalam rubrik 1. 2. 3. 4.



2



Kebahasaan 5.



Bahasa yang formal Bahasa yang komunikatif Diksi yang bagus dan tepat Penulisan sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) Bahasa yang lugas dan



Instrumen Jumlah Nomor butir butir 4



1



1



2



6. 7. 1.



3



2.



Struktur dan kejelasan isi



3.



4



Analisis, sintesis, dan pengembangan isi



bermakna denotatif Kata ganti bersifat umum (misalnya penulis atau peneliti) Deskripsi yang jelas terhadap istilah baru Memiliki pembukaan awal, pengembangan, dan kesimpulan yang jelas dan tepat. Penulis mengemukakan gagasan inti yang jelas, logis, dan relevan. Penyusunan paragraf dan transisi berkesinambungan, sangat jelas, dan sesuai



a. Pendahuluan b. Rumusan masalah c. Tinjauan dan manfaat d. Metodologi e. Tinjauan pustaka f. Pembahasan g. Penutup



Dalam rubrik



1



3



7



4



Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Komunikasi Lisan Adaptasi UWA Business School (2011), Ohio State University (2015), dan Hawaii University (2020) No



Dimensi



1



Organisasi



2



Mekanisme dan konten



3



Penyampaian



4



Interaksi



5



Media



Indikator 1. Menarik perhatian/antusiasme penonton 2. Menjaga fokus penonton melalui struktur penyampaian yang baik 1. Manajemen waktu baik 2. Poin-poin penting dari masalah tersampaikan 3. Hubungan antar konten jelas 1. Volume suara baik 2. Kecepatan bicara baik 3. Gerakan dan postur tubuh baik 4. Mimik dan ekspresi wajah baik 5. Rileks dan berenergi 1. Menjaga kontak mata 2. Memberi pertanyaan 3. Mengajak berpikir bersama 4. Menyadari respon penonton 5. Menanggapi respon penonton sebagai apresiasi 1. Waktu yang dipakai singkat dan padat dengan isi yang jelas dan lengkap (efektif dan efisien) 2. Visualisasi optimal 3. Audio optimal 4. Potensi penyebaran secara global tinggi



Instrumen Jumlah Nomor butir butir 1



1



1



2



1



3



1



4



1



5



Tabel 4. Hasil Validasi Ahli Instrumen Keterampilan Komunikasi (Yuniawan, 2018)



No 1 2 3 4



Aspek Konten Kejelasan Relevansi Kebahasaan RATA-RATA



V1



V2



V3



V4



3.60 3.50 2.50 4.00 3.40



3.60 4.00 4.00 4.00 3.90



3.60 3.75 4.00 4.00 3.83



3.60 3.75 3.00 4.00 3.58



RataRata 3.60 3.75 3.375 4.00 3.68



Kategori Valid Sangat Valid Valid Sangat Valid Valid



Terdapat dua aspek yang mendapatkan kategori sangat valid dengan nilai lebih besar sama dengan 3.75, yaitu aspek kejelasan dan kebahasaan (Wibisono, 2020) WhatsApp adalah bentuk komunikasi tertulis yang berkembang yang dapat memperkaya ekspresi dengan elemen ikonik dan audiovisual (Cremades et al., 2016). penelitian ini difokuskan pada penggunaan sumber teks dan multimedia WhatsApp untuk mengembangkan keterampilan komunikasi pada siswa sekolah menengah, sehingga mereka dapat mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dengan bebas, ketika rasa ingin tahu mereka menuntutnya, mengembangkan pemikiran kritis mereka agar efektif. Hasil yang diperoleh (Tabel 3) menunjukkan bahwa WhatsApp mengembangkan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan secara signifikan, menurut skala berikut: Skala kualitatif/kuantitatif: poor [0-10>; reguler[11-13>; Baik [14-17>; Luar biasa [18-20]. 



Keterampilan yang paling berkembang adalah menulis narasi lengkap (anekdot) dan menunjukkan tujuan komunikatif yang jelas. Penggunaan bahasa bersama dengan pembaca dan ejaan dan koreksi tata bahasa kurang berkembang (Mamani et al. 2020) Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen penilaian keterampilan kolaborasi dan komunikasi berbasis Project Based Learning dan untuk mengetahui tingkat validitas, kepraktisan dan efektivitas. Penelitian ini menggunakan penelitian pengembangan dengan menggunakan beberapa tahapan menurut Brog dan Gal (1989) yaitu : 1. Penelitian dan pengumpulan informasi; 2. Perencanaan; 3. Mengembangkan bentuk awal produk; 4. Uji Lapangan Pendahuluan; 5. Revisi Produk Utama; 6. Pengujian Lapangan Utama; 7. Revisi Produk Operasional. Tahap pengembangan meliputi Penelitian dan colletioninformasi, Perencanaan, Pengembangan bentuk awal dariproduk,Sementara tahap validasi meliputi pendahuluan BidangPengujian, Produk UtamaRevisi, Main BidangPengujian, Operasional ProdukRevisi.  Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 10 th kelas siswa SMA di Publik dan Swasta SMA, Kabupaten Pringsewu, Indonesia (hanya memanggil mereka dari SM1 & SM2). Penelitian ini melibatkan sampel sebanyak 134 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Berikut ini adalah contoh pernyataan dalam penilaian penilaian diri untuk mengukur kemampuan kolaborasi dan komunikasi siswa. Pernyataan Aspek Keterampilan Penilaian Diri untuk Kolaborasi dan Komunikasi Keterampila n Kolaborasi 



Aspek



Indikator



Kontribusi



Saya memberikan ide secara jelas berdasarkan studi



literatur terkait desain proyek  Saya mengetahui tugas dalam kelompok, ketika mengumpulkan literatur yang tidak menyebabkan kelompok memperpanjangkerja  waktu  Saya mencatat informasi dari berbagai sumber seperti buku dan internet secara detail mengenai desain proyek  Saya berdiskusi dengan teman-teman untuk menyusun ide ilustrasi/desain awal produk yang akan dibuat  Saya menjadi pendengar yang baik ketika teman saya memberikan pendapat tentang ilustrasi / desain awal produk yang akan dibuat  Saya membantu memperjelas pendapat teman terkait ilustrasi / desain awal produk yang akan dibuat  Saya meminta pendapat terkait ilustrasi / desain awal produk yang akan dibuat  Saya nyaman saat berdiskusi dengan teman mengenai produk desain produk awal yang akan dibuat



Manajemen waktu



Komunikasi 



Teknik penelitian Keterbukaan Empati Dukungan Hal Positif Kesetaraan



Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa instrumen keterampilan kolaborasi dan komunikasi berbasis project based learning valid, praktis dan efektif (Noviana et al. 2019) Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran IPA dan peningkatan keterampilan komunikasi melalui model inside outside circle. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yang dilakukan sebanyak dua siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi terhadap tindakan serta refleksi tindakan. menurut Indrianidan Suranto(hal 128) “permasalahan yang sering terjadi dalam komunikasi antar guru sebagai komunikator sebagai komunikan”, mengemukakan



dan



pendapat



peserta dan



didik



dan



peserta



didik



kurang percaya diri dalam bertanya atau



rendahnya interaksi peserta didik ketika berkomunikasi



dengan lawan jeni. Indikator



dari



keterampilan



komunikasi terdapat



dari



beberapa



sumber,



diantaranya menurut Daryanto dan Karim (2017:54) dan jurnal Noviyanti Mery (2011:8188) diantaranya adalah sebagai berikut: Keterampilan Komunikasi Indiaktor Komunikasi adalah membagi informasi  Memembagi pikiran, informasi dan dua orang atau lebih untuk melakukan penemuan kepada orang lain. pertukaran informasi.  Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian



 Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah atau suatu peristiwa  Menyimpulkan. Hasil



penelitian



pra



siklus keterampilan



komunikasi memperoleh ketuntasan



16%.Kemudian meningkat pada siklus I mencapai ketuntasan 61%.Pada siklus II meningkat



mencapai



ketuntasan 85%.



Kesimpulan



penelitian



ini



terus



menunjukkan



bahwa keterampilan komunikasi kelas 4A meningkat melalui penerapan model Inside Outside Circle (Dewi, dkk. 2020) Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi lisan dan tulisan siswa melalui penerapan model PBL. Model pembelajaran yang ideal adalah model yang memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21 yang melibatkan prinsip 4C yaitu critical thinking, communication, collaboration dan creativity (berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi dan kreativitas) Data penelitian merupakan data keterampilan komunikasi lisan dan tulisan siswa yang didapatkan melalui hasil pengukuran menggunakan lembar observasi tingkat keterampilan komunikasi lisan dan tulisan oleh Sonseca et al. (2015) yang telah digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengukur keterampilan komunikasi lisan dan tulisan. keterampilan komunikasi lisan siswa dari Pra-Siklus, Siklus I, dan Siklus II. Keterampilan komunikasi lisan meningkat sebesar 23,8 % dari Pra-Siklus ke Siklus I, meningkat sebesar 9,1 % dari Siklus I ke Siklus II, dan meningkat 32,89 % dari Pra-Siklus ke Siklus II. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan model PBL meningkatkan keterampilan komunikasi siswa. Hasil ini sesuai dengan pernyataan Triana (2014) bahwa model pembelajaran PBL mampu melatihkan keterampilan komunikasi. Peningkatan keterampilan komunikasi lisan difasilitasi karakteristik sintaks model PBL Tan (2003) (Maridi, dkk. 2019)



Pembelajaran berbasis “STEM dapat melatih peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya untuk membuat desain sebagai bentuk pemecahan masalah terkait lingkungan dengan memanfaatkan teknologi”(Permanasari, 2016). Pendekatan pembelajaran STEM relevan untuk mendukung keterampilan abad-21. Pembelajaran STEM mengarahkan peserta didik untuk berpikir kritis, kreatif, kolaborasi dan berkomunikasi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kehidupan sehari-hari.



(Nurhaifa, dkk. 2020) Salah satu keterampilan yang sangat penting adalah kemampuan untuk berkomunikasi, oleh karena itu, gerakan baru-baru ini di kampus untuk "komunikasi lintas kurikulum." Artinya, keterampilan komunikasi sekarang diajarkan dalam berbagai kursus pendidikan umum, bukan hanya yang ditawarkan oleh departemen komunikasi. Penilaian standar pendidikan umum sangat penting dalam pendidikan tinggi, dan program dalam disiplin komunikasi diminta untuk memimpin institusi dalam upaya meningkatkan keterampilan komunikasi di seluruh kurikulum. elalui pertemuan akademik ini, NCA telah mengidentifikasi beberapa keterampilan komunikasi yang penting bagi siswa untuk belajar di tingkat dasar dan lanjutan (Morreale, Rubin, & Jones, 1998). Keterampilan tersebut meliputi, antara lain, kemampuan untuk mengenali kapan waktu yang tepat untuk berbicara, berbicara dengan jelas dan ekspresif, menyajikan ide-ide dalam pola organisasi yang memungkinkan orang lain



untuk memahaminya, mendengarkan dengan penuh perhatian, memilih dan menggunakan yang paling tepat dan efektif. media yang efektif untuk komunikasi, untuk menyusun pesan dengan tepat, untuk mengidentifikasi tingkat penerimaan orang lain terhadap pesan mereka, untuk memberikan informasi dan untuk mendukungnya dengan ilustrasi dan contoh. (Norah E. Dunbar et al. 2006)



Keterampilan komunikasi adalah keterampilan dalam menyampaikan atau berbagi ide tentang pengetahuan yang telah diperoleh [4]. Kemampuan komunikasi juga diartikan sebagai kemampuan dalam menyampaikan dan memberikan informasi serta kemampuan berbicara dan menulis [5]. Keterampilan komunikasi terdiri dari keterampilan komunikasi lisan, tertulis dan nonverbal. Dalam fisika, keterampilan komunikasi ilmiah terdiri dari beberapa indikator, yaitu: (1) kemampuan mengidentifikasi dalam memperoleh informasi; (2) mampu menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol fisika; (3) menyumbangkan ide dalam kerja kelompok; dan (4) menjelaskan gagasan dan tugas fisika dalam pembuatan produk/laporan; dan (5) mengkomunikasikan hasil produk atau pekerjaan/laporan [6]. Keterampilan komunikasi difokuskan pada enam keterampilan belajar tingkat tinggi yaitu temu kembali informasi, membaca ilmiah, mendengarkan dan mengamati, menulis ilmiah, representasi informasi, dan penyajian pengetahuan. Setiap keterampilan tingkat tinggi terdiri dari keterampilan dan sub keterampilan khusus. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan desain laboratorium virtual berpikir tingkat tinggi (HOTVL) dalam kegiatan laboratorium topik rangkaian listrik memiliki kemampuan komunikasi ilmiah yang lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan laboratorium virtual verifikasi. Oleh karena itu, desain ini layak untuk diterapkan dalam kegiatan laboratorium topik fisika lainnya (Sapriadil et al 2018).



Keterampilan komunikasi matematis merupakan kemampuan yang dapat mencakup dan memuat berbagai peluang untuk memberikan alasan rasional suatu pernyataan, mengubah bentuk deskripsi ke dalam model matematika, dan mengilustrasikan ide-ide matematis ke dalam deskripsi yang relevan (Masykur, Syazali, & Utami, 2018). Kemampuan komunikasi matematis siswa dipengaruhi oleh lebih dari satu faktor, misalnya model pembelajaran di kelas oleh guru dan aktivitas siswa setempat (Haryani, 2017). Komunikasi Matematis Indikator Keterampilan



Kompetensi



Komunikasi Matematis



komunikasi matematis 1.



mengkomunikasikan berpikir matematis secara runtut dan jelas



2.



Siswa



dalam



Keterampilan



Koheren pada berkomunikasi berpikir matematis Jelas



pada



berpikir



matematis



berkomunikasi dengan teman, Mewujudkan dan memantapkan matematisnya melalui komunikasi



berpikir



1. 2.



trategi untuk mengungkapkan Matematis ide-ide matematika dengan benar menganalisis dan mengevaluasi bahasa berpikir matemati



1. 2. 3.



Mengatur berpikir matematis melalui komunikasi Komunikasi dikonsolidasikan dengan berpikir matematis Mengungkapkan ide matematika denganbenar yang digunakan oleh bahasa matematik Analisis yang digunakan oleh orang lain seperti berpikir dan strategi matematika Mengevaluasi ekspresi pemikiran matematikadan strategi yang digunakan



Instrumen yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran ini adalah RPP,tes, silabus, dan LKS. Instrumen tersebut sebelumnya telah divalidasi oleh dua orang praktisi pendidikan (guru matematika) dan dua orang ahli/pakar pendidikan IPA (Prastowo et al., 2019) Berdasarkan penelitian disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran probingprompting berbasis etnomatematika terhadap keterampilan komunikasi matematis. (Hartina, 2019) Pembelajaran berbasis masalah dilakukan dengan membawa masalah dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan untuk diselesaikan dalam kegiatan pembelajaran. Masalah yang muncul untuk diselesaikan akan mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah tersebut. Selain perlunya siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah, siswa juga harus mampu mengomunikasikan apa yang telah dipelajari atau diselesaikannya. Keterampilan komunikasi akan membawa siswa ke titik terang untuk memecahkan masalah melalui diskusi atau mencari informasi dengan pihak lain.



Keterampilan komunikasi dapat berupa keterampilan komunikasi verbal dan keterampilan komunikasi nonverbal. Keterampilan komunikasi dapat ditingkatkan melalui beberapa kegiatan, antara lain komunikasi dalam kelompok kecil, ceramah dengan buku teks dan video, bermain peran, dan diskusi sebaya



Tabel 2. Indikator keterampilan komunikasi Indikator 1. Mampu mendengar dan memahami berbagai



Nomor Soal 2



bahasa lisan atau tulisan 2 2. Mampu membaca dan memahami jenis data atau tulisan yang berbeda 2 3. Mampu menulis beberapa jenis kertas atau Data 4. Mampu memahami argumen yang diberikan orang lain



2



Blended learning terpadu kearifan lokal dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi siswa. Modifikasi tahap blended learning terletak pada setting pencarian informasi. Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa (1) penerapan blended learning kearifan lokal terpadu dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi secara signifikan dibandingkan dengan blended learning tanpa mengintegrasikan kearifan lokal. (2) Peningkatan keterampilan berpikir kritis lebih signifikan daripada peningkatan keterampilan komunikasi. Pembelajaran dengan mengintegrasikan potensi suatu daerah dapat diupayakan sebagai suatu inovasi dalam pembelajaran dan dapat digunakan untuk mengenal potensi suatu daerah dengan lebih baik (Trisnowati. 2020). No



Indikator



Nomor



DAFTAR PUSTAKA Dewi, dkk. 2020. Penerapan Model Inside Outside Circle Untuk Meningkatkan Keterampilan Komunikasi Siswa Dalam Pembelajaran IPA Di Kelas Tinggi. Utile: Jurnal Kependidikan. Vol: 6 (1). Hal: 86-91 Greenstein, L. 2012. Assesing 21 st Century Skill A Guide to Evaluating Mastery And



Authentic Learning. Corwin A Sage Company, California. 236 hal. Hartina. 2019. Probing-Prompting Based on Ethnomathematics Learning Model: The Effect on Mathematical Communication Skills. Journal for the Education of Gifted Young  Scientists. Vol 7 (4). 799-814



Mamani et al. 2020. WhatsApp for the development of oral and written communication skills in Peruvian adolescents. Media Education Research Journal. Vol: 28 (65). Hal: 107116 Maridi, et al. 2019. Improvement of Oral and Written Communication Skills through Problem Based Learning Model for High School Students. BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan Biologi. Vol 12 (2). Hal: 182-188 Noviana et al. 2019. Development and validation  of collaboration and  Communication skills  assessment instruments  based on project-based  learning1  : journal of gifted education  and creativity. Vol: 6 (2). Hal: 133-146 Nurhaifa, dkk. 2020. Rubrik Penilaian Kinerja pada Pembelajaran STEM Berbasis Keterampilan 4C. Indonesian Journal of Primary Education. Vol. 4, No. 1. Hal 101110 I Putri, dkk. 2020. Implementation of Talkshow Method to Develop Communication Skill of Students in Biology: SIMBIOSA. Vol: 9 (1). Hal: 29-38 Sapriadil et al. 2018. Optimizing students’ scientific communication skills through higher order thinking virtual laboratory (HOTVL). : Journal of Physics Trisnowati et al. 2020. Increasing Critical Thinking Skills and Communication Skills in Science: Blended Learning Project. Indonesian Journal of Science and Education. Vol: 04 (02). Hal: 125-131 Wulansari, dkk. 2020. Analisis Validasi Keterampilan Komunikasi Dan Argumentasi Siswa Biologi SMA Kelas XI MIPA: Efektor. Vol 7 (1). Hal: 41-53 Wahyuni,



Ari.



2013.



Upaya



Meningkatkan



Kemampuan



Argumentasi



Siswa.respository.ump.ac.id. 7 (1) : 7 – 32 Wibisono. 2020. The Development Of Google Classroom-Based Communicaton Skill Assessment For Biology Pre-Service Teachers. Biopedagoga. Vol: 2 (2). Hal: 89-106