Review Jurnal Perencanaan Kehamilan Sehat [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

REVIEW JURNAL PERENCANAAN KEHAMILAN SEHAT Diajukan untuk memenuhi salah satu penilaian Praktek Kebidanan Fisiologis Stase 2 (Prakonsepsi dan Perencanaan Kehamilan Sehat)



Disusun oleh: Nadhifatun Khulaidah P20624821087



KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA JURUSAN KEBIDANAN TASIKMALAYA 2021



JURNAL 1 Judul Penulis Volume dan Hal Tahun Publikasi Review Latar Belakang



Tujuan Literatur Desain penelitian Sampel Temuan



Efektifitas Konseling Gizi Dalam Peningkatan Asupan Zat Gizi Wanita Yang Merencanakan Kehamilan Nur Chabibah 1 dan 199-206 2016 Journal Univesity Research Coloquium Irma Dianita Upaya menurunkan angka kematian ibu dan bayi telah banyak dilakukan, tidak hanya pada upaya kuratif dan rehabilitatif, tetapi juga melalui upaya preventif dan promotif. Upaya preventif yang belum banyak tersentuh adalah pelayanan dimasa prakonsepsi. Pelayanan ini dapat mengidentifikasi faktor risiko sebelum dimulainya kehamilan sehingga asuhan yang tepat dapat dipersiapkan sesuai kondisi ibu. Upaya mencegah hasil akhir kehamilan yang buruk dengan memberi tindakan perawatan prenatal berkualiatas. Pengendalian perilaku sehat pada wanita yang merencanakan kehamilan merupakan faktor penting dalam persiapan kehamilan. Asupan gizi dan gaya hidup yang tidak memadai akan merugikan outcome kehamilan. Untuk mengetahui efektifitas konseling gizi dalam peningkatan asupan zat gizi wanita yang merencanakan kehamilan Quasi eksperimental 40 orang Berdasarkan analisis asupan zat gizi pada pretest didapatkan perilaku beresiko pada wanita yang merencanakan kehamilan, dimana wanita yang merencanakan kehamilan belum mengkonsumsi asupan zat gizi dengan nilai kebutuhan gizi menurut dietary reference intake. Setelah dilakukan konseling menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan wanita yang merencanakan kehamilan setelah dilakukan konseling prakonsepsi. Bahkan wanita yang telah dikonseling secara signifikan memulai mengkonsumsi asam folat sebelum kehamilan dan menurunkan konsumsi alkohol selama tiga bulan awal kehamilan



Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Wanita yang merencanakan kehamilan yang dilakukan konseling mengalami perubahan perilaku, berupa peningkatan asupan zat gizi yang dibutuhkan pada masa prokonsepsi. Dapat dikatakan bahwa konseling gizi pada masa prakonsepsi dapat meningkatkan kualitas hidup. Pada wanita sebagai persiapan kehamilan tidak hanya fungsi reproduksi saja yang harus sehat, tetapi juga diperlukan status gizi yang baik sebelum terjadinya kehamilan. Kekurangan nutrisi akan berdampak pada penurunan fungsi reproduksi. Peningkatan gizi mikro berupa vitamin E, vitamin C, vitamin B6, asam folat, zat besi dan kalsium selain berfungsi pada peningkatan fungsi reproduksi, juga dalam perencanaan pencegahan komplikasi kehamilan sehingga dapat menghasilkan outcome yang lebih baik. Vitamin E berfungsi dalam menjaga sistem endokrin dan produksi hormon yang baik, sedangkan vitamin C bermanfaat menjaga keseimbangan hormonal, meningkatkan fertilitas, memperkuat sistem imun, dan membantu penyerapan zat besi. Vitamin B6 juga dibutuhkan untuk dapat meningkatkan kesuburan wanita. Asam folat sebesar 400 mcg dan zat besi sangat disarankan untuk ditingkatkan jumlahnya dalam perencanaan kehamilan dalam upaya pencegahan neure-tube defect dan anemia baik pada ibu maupun bayinya. Asupan gizi yang dicukupi sejak masa prakonsepsi sangat mendukung upaya keberhasilan peningkatan kualitas hasil konsepsi.



JURNAL 2 Judul Penulis Volume dan Hal Tahun Publikasi Review Latar Belakang



Tujuan Literatur



Desain penelitian Sampel Temuan



Persepsi Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Asam Folat, Zat Besi Dan Kalsium Sebagai Persiapan Kehamilan Di Kota Mataram Dan Kabupaten Lombok Barat Irni Setyawati, Sri Handayani 6 dan 1-5 2017 Jurnal Kesehatan Qamarul Huda Irma Dianita Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menemukan komplikasi selama kehamilan secara nasional sebesar 24%, sedangkan yang dimiliki provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) masih diatas angka nasional yaitu sebesar 33%. Komplikasi selama kehamilan dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor, salah satu diantaranya yaitu belum adanya persiapan kehamilan saat sebelum konsepsi. Perempuan dengan riwayat merariq di pulau Lombok tahun 2015 tidak melakukan persiapan kehamilan baik dari konsumsi suplemen dan perilaku kesehatannya. Untuk mengidentifikasi perbedaan persiapan kehamilan berdasarkan persepsi ibu tentang kebutuhan asam folat, zat besi dan kalsium di kota Mataram dan kabupaten Lombok Barat. studi analitik komparatif dengan pendekatan retrospektif. 64 orang Persepsi responden tentang perlunya mengkonsumsi asam folat, zat besi dan asam folat mempengaruhi persiapan kehamilan yang dilakukan oleh calon ibu. Asam folat merupakan suatu koenzim dalam metabolisme asam nukleat atau asam amino. Riset menunjukkan bahwa asupan asam folat yang tidak adekuat erat kaitannya dengan defek tuba neural pada perkembangan janin. Untuk mengurangi risiko tersebut disarankan suplemen asam folat 400 mcg per hari. Namun bagi wanita yang sebelumnya telah memiliki bayi dengan defek tuba neural, dosis asam folat yang direkomendasikan ialah 4 gr setiap hari selama sedikitnya satu bulan sebelum konsepsi dan dilanjutkan selama 12 minggu kehamilan.



Zat besi adalah elemen logam yang digunakan oleh tubuh terutama untuk membuat hemoglobin, komponen dalam sel darah merah yang bertanggung jawab dalam pengangkutan oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Defisiensi zat besi dapat menimbulkan anemia. Untuk mengurangi risiko tersebut disarankan konsumsi zat besi 18 mg per hari. Kalsium sangat penting untuk pembentukan, perkembangan, pemeliharaan gigi, dan tulang ibu dan janin. Camargo et al berpendapat kalsium dapat mengurangi kejadian hipertensi selama kehamilan.



JURNAL 3



Judul Penulis Volume dan Hal Tahun Publikasi Review Latar Belakang



Tujuan Literatur Desain penelitian Sampel Temuan



How do women prepare for pregnancy? Preconception experiences of women attending antenatal services and views of health professionals Judith Stephenson, Dilisha Patel, Geraldine Barrett, Beth Howden, Andrew Copas, Obiamaka Ojukwu, Pranav Pandya, Jill Shawe 9 dan hal 1-10 2015 PLOS ONE Irma Dianita Laporan berturut-turut dari Center for Maternal and Child Inquiries menyimpulkan bahwa kurangnya perawatan prakonsepsi merupakan faktor penyebab kematian ibu, sementara bukti dari epidemiologi perjalanan hidup dan epigenetic menyoroti pentingnya lingkungan intrauterine dalam menentukan risiko penyakit kronis di masa kanakkanak dan dewasa. Faktor-faktor seperti pola makan ibu dan status gizi, yang dapat diubah sebelum konsepsi, memiliki pengaruh penting terhadap lingkungan intrauterin dan perkembangan janin. Akibatnya, masa prakonsepsi dipandang sebagai masa kritis di mana intervensi dapat membawa manfaat jangka pendek, dengan mengurangi kepatuhan kehamilan. Untuk menentukan sejauh mana wanita merencanakan dan mempersiapkan kehamilan. Cross sectional 1288 orang Kami merekrut 1173/1288 (90%) wanita, usia rata-rata 32 tahun. 73% telah merencanakan kehamilan dengan jelas, 24% ambivalen dan hanya 3% kehamilan yang tidak direncanakan. 51% dari semua wanita dan 63% dari mereka dengan rencana kehamilan mengonsumsi asam folat sebelum kehamilan. 21% dari semua wanita melaporkan merokok dan 61% melaporkan minum alkohol dalam 3 bulan sebelum kehamilan; 48% perokok dan 41% peminum berkurang atau berhenti sebelum hamil. 51% dari semua wanita yang melaporkan nasihat dari seorang profesional kesehatan sebelum hamil lebih mungkin untuk mengadopsi perilaku yang lebih sehat sebelum kehamilan [rasio odds yang disesuaikan untuk masukan profesional kesehatan



terbesar dibandingkan dengan tidak ada adalah 2,34 (interval kepercayaan 95% 1,54-3,54) untuk mengambil asam folat dan 2,18 (95% CI 1,42–3,36) untuk menerapkan pola makan yang lebih sehat sebelum kehamilan]. Meskipun perencanaan kehamilan tingkat tinggi, kesadaran akan kesehatan prakonsepsi di antara perempuan dan tenaga kesehatan masih rendah, dan tanggung jawab untuk menyediakan perawatan prakonsepsi tidak jelas. Namun, banyak wanita termotivasi untuk mengadopsi perilaku yang lebih sehat pada masa prakonsepsi, seperti yang ditunjukkan dengan pengurangan separuh dari tingkat merokok yang dilaporkan dalam penelitian ini. Kaitan antara masukan tenaga kesehatan dan perubahan perilaku sehat sebelum kehamilan merupakan temuan baru yang seharusnya memperkuat strategi untuk meningkatkan kesadaran dan penggunaan layanan kesehatan sebelum kehamilan, dan membawa manfaat yang lebih luas bagi kesehatan masyarakat. Wanita yang menerima nasihat dari seorang profesional kesehatan sebelum kehamilan lebih mungkin mengadopsi perubahan perilaku positif dibandingkan wanita lain sebelum kehamilan, terutama mengonsumsi asam folat dan makan makanan yang lebih sehat. Adapun dosis untuk asam folat sebesar 400 mcg. Untuk alasan ini, penelitian kami menyajikan bukti yang baik untuk melawan persepsi yang banyak dipegang bahwa perencanaan kehamilan jarang terjadi sehingga hanya sedikit yang bisa diperoleh dari penargetan periode prakonsepsi. Melainkan menunjuk pada perlunya promosi kesehatan prakonsepsi yang lebih efektif bagi perempuan dengan keterlibatan dan pelatihan yang lebih besar dari para profesional kesehatan



JURNAL 4 Judul



Knowledge about folic acid supplementation before



Penulis Volume dan Hal Tahun Publikasi Review Latar Belakang



and during pregnancy among female medical fields students Anna Mroczek, Kamil Bałabuszek, Marta Pawlicka dan Anna Semczuk-Sikora 8 dan 1016-1027 2018 Journal of Education, Health and Sport Irma Dianita Kehamilan adalah masa ketika suplai vitamin dan unsur mikro dan makro secara optimal diperlukan untuk memastikan perkembangan janin dan kesehatan ibu yang tepat. Salah satu zat yang dimilikinya terbukti memiliki efek positif pada janin adalah asam folat. Kekurangan senyawa ini adalah terkait dengan peningkatan risiko cacat tabung saraf pada janin.



Tujuan Literatur



Desain penelitian Sampel Temuan



Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa hanya setiap 3 wanita suplemen asam folat selama kehamilan, dan satu bulan sebelum kehamilan yang direncanakan dan 68,5% dari wanita tidak mengonsumsi vitamin ini. Alasan utama untuk tidak mengonsumsi asam folat adalah karena kekurangan asam folat perencanaan kehamilan dan pengetahuan tentang kebutuhan suplementasi. Untuk menganalisis pengetahuan tentang asam folat di antara siswa perempuan dan apakah perlu lebih menekankan pada pendidikan perempuan usia subur mempelajari mata pelajaran medis. cross sectional 125 orang Hasil penelitian kami menunjukkan 86% pengetahuan siswa yang kurang tahu bahwa asam folat mencegah cacat tabung saraf. Menunjukkan adanya masalah yang signifikan di kalangan perempuan mengenai pengetahuan tentang asam folat. Program pendidikan harus fokus pada peningkatan pengetahuan staf medis di masa depan dan promosinya pada tahap awal kehidupan perempuan muda di sekolah, selama studi dan dikantor dokter. Selama pendidikan, perhatian khusus harus diberikan pada nutrisi yang sehat dan seimbangdan membiasakan wanita dengan produk



makanan yang kaya akan sumber asam folat alami, serta kemungkinan memilih dari rangkaian produk yang diperkaya dengan asam folat. Pendidikan yang memadai bagi wanita muda akan meningkatkan pencegahan tabung saraf cacat di masa depan, dengan menyebarkan pengetahuan dan menerapkan sebagian besar perencanaan pasien kehamilan dengan rekomendasi terbaru, mengonsumsi asam folat dengan dosis 0,4 mg setidaknya 12 minggu sebelum kehamilan yang direncanakan. Masalah besar kehamilan yang tidak direncanakan akan menyelesaikan kebiasaan itu makan makanan yang kaya vitamin B9 serta makanan yang diperkaya oleh setiap wanita usia subur. Tindakan tersebut akan mengurangi jumlah kasus anak-anak dengan cacat tabung saraf dan mengurangi kecacatan dan jumlah kematian neonatal



JURNAL 5 Judul



Konseling Kehamilan



Penulis Volume dan Hal Tahun Publikasi Review Latar Belakang



Tujuan Literatur



Temuan



Komite Praktik Ginekologi 133 dan E78-E89 2019 ACOG Irma Dianita Dokter kandungan-ginekolog memiliki peluang besar untuk meningkatkan hasil ibu dan janin melalui konseling kehamilan. Seperti kunjungan Nancy (saat pasien hadir untuk berdiskusi kehamilan masa depan yang potensial) memberikan yang terbaik kesempatan untuk menasihati pasien tentang perawatan gaya hidup sehat dan meminimalkan risiko kesehatan Untuk mengurangi resiko dari efek buruk kesehatan bagi wanita, janin, dan neonatus dengan bekerja dengan wanita untuk mengoptimalkan kesehatan, mengatasi faktor risiko yang dapat diubah, dan menyediakan pendidikan tentang kehamilan yang sehat 1. Setiap pertemuan pasien dengan wanita tidak hamil atau laki-laki dengan potensi reproduksi (misalnya, bukan pasca-histerektomi atau pasca sterilisasi) adalah sebuah kesempatan untuk memberi nasihat tentang kesehatan dan kebiasaan sehat, yang dapat meningkatkan hasil reproduksi dan kebidanan haruskah mereka memilih untuk bereproduksi. 2. Konseling dapat dimulai dengan pertanyaan berikut:" Apakah Anda ingin hamil tahun depan?" 3. Tujuan dari perawatan sebelum hamil adalah untuk mengurangi resiko dari efek buruk kesehatan bagi wanita, janin, dan neonatus dengan bekerja dengan wanita untuk mengoptimalkan kesehatan, mengatasi faktor risiko yang dapat diubah, dan menyediakan pendidikan tentang kehamilan yang sehat. 4. Wanita harus diberi konseling untuk mencari perawatan medis sebelum mencoba hamil atau secepatnya mereka yakin bahwa mereka hamil 5. Banyak kondisi medis kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit kejiwaan, dan penyakit tiroid berimplikasi pada hasil kehamilan dan harus dikelola secara optimal sebelum kehamilan.



6. Semua obat resep dan non resep harus ditinjau selama konseling prahamil. Ulasan ini juga harus mencakup kelenturan nutrisi-ments dan produk herbal yang pasien mungkin tidak pertimbangkan untuk penggunaan obat tetapi dapat mempengaruhi reproduksi dan kehamilan. 7. Wanita yang datang untuk konseling sebelum hamil harus ditawarkan skrining untuk genetik yang sama kondisi seperti yang di rekomendasikan untuk wanita hamil. 8. Wanita usia subur harus memilikinya status imunisasi dinilai setiap tahun untuk tetanus toksoid, toksoid difteri berkurang, dan aseluler pertusis (Tdap); campak – gondok – rubella; hepatitis B; dan varicella. 9. Semua pasien harus menerima influenza tahunan vaksinasi; para wanita yang sedang atau akan hamil nanti selama musim influenza akan ada tambahan manfaat. 10. Penilaian kebutuhan untuk menular seksual skrining infeksi (IMS) harus dilakukan di waktu konseling sebelum hamil. 11. Penderita yang berpotensi terkena infeksi tertentu penyakit, seperti virus Zika, harus diinformasikan mengenai larangan perjalanan dan waktu tunggu yang sesuai waktu sebelum mencoba kehamilan. 12. Semua pasien harus ditanyai secara rutin tentang mereka penggunaan alkohol, produk nikotin, dan obat-obatan, termasuk resep opioid dan obat lain kation yang digunakan untuk alasan nonmedis. 13. Skrining untuk kekerasan pasangan intim harus dilakukan selama konseling prahamil. 14. Suplementasi asam folat sebesar 400mcg pada wanita sebelum hamil harus didorong untuk mengurangi risiko saraf cacat tabung (NTD). 15. Pasien harus diskrining mengenai diet mereka dan suplemen vitamin untuk memastikan bahwa mereka bertemu tunjangan harian yang direkomendasikan untuk kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin B 12 , vitamin B, vitamin D, dan nutrisi lainnya. 16. Pasien harus didorong untuk mencoba mencapai indeks massa tubuh (IMT) dalam kisaran normal sebelum kehamilan, karena abnormal tinggi atau



rendah BMI dikaitkan dengan infertilitas dan ibu dan komplikasi kehamilan janin.



JURNAL 6 Judul



Status gizi pra hamil berpengaruh terhadap berat dan



Penulis Volume dan Hal Tahun Publikasi Review Latar Belakang



Tujuan Literatur Desain penelitian Sampel Temuan



panjang badan bayi lahir Ema Wahyu Ningrum, Etika Dewi Cahyaningrum 16 dan 89-94 2018 Medisains Irma Dianita Status gizi pra hamil yang salah satu indikatornya dengan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT) secara internasional dianggap sebagai gold standar dan sudah ditetapkan secara baku penambahan berat badan ibu selama kehamilan kedepan. Kurang kepedulian ibu sebelum hamil untuk memeriksakan status gizinya masih sangat kurang, hal ini berakibat tidak terdeteksinya ibu sebelum hamil tersebut mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK) yang kemungkinan besar akan berpengaruh terhadap bayi saat hamil kelak. Untuk mengetahui pengaruh status gizi pra hamil dengan indikator IMT terhadap berat badan dan panjang badan bayi lahir Deskriptif korelatiff, dengan pendekatan retrospektif study. 30 Rata-rata IMT prahamil ibu 22.3±3.9kg/m2 dengan IMT terkecil 17kg/m2 dan IMT terbesar 30 kg/m2. Rata-rata berat badan bayi lahir 2800±390.8gram dengan berat badan terendah 2200 gram dan terbesar 3800 gram. Rata-rata panjang badan bayi lahir 48.3±1,4cm dengan panjang badan terpendek 46 cm dan terpanjang 50 cm. Ada hubungan antara IMT prahamil terhadap berat badan bayi lahir sebesar (r=0.938; r2=0.880; p