Ringkasan Materi Bahasa Indonesia Kelas Vi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA KELAS VI RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA A.



MEMBACA



1.



Menentukan isi bacaan



Untuk mengetahui pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang dibacanya, perlu adanya pertanyaan yang berhubungan dengan topik bacaan dan jawaban dari pembaca teks mengenai topik dari bacaan itu. Perhatikan ketentuan berikut! a. Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan kata yang umum digunakan adalah apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan orang), mengapa (menanyakan sebab), dimana (menanyakan waktu), dan bagaimana (menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya). b. Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca harus menggunakan kaliamat yang sempurna, singkat, padat, jelas, dan berhubungan dengan isi atau hal yang ditanyakan.



2.



Menentukan unsur intrinsik dongeng



Prosa (cerpen,cernak, dongeng, novel) dibangun oleh dua unsur penting yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang yang membangun cerita(tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa, dan tema), sedang unsur ekstrinsik merupakan unsur yang berada di luar prosa yang ikut mempengaruhi kehadiran karya tersebut (faktor sosial ekonomi, sosial budaya, politik, agama, tata nilai yang dianut masyarakat). Unsur intrinsik a.



Tokoh dan Penokohan



Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa di dalam cerita. Penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaaan citra tokoh di dalam cerita. Berkaitan dengan tokoh, dikenal tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang senantiasa ada dalam setiap peristiwa, banyak berhubungan dengan tokoh lain, dan paling banyak terlibat dengan tema cerita. Adapun tokoh bawahan adalah tokoh yang menjadi pelengkap dalam cerita. b.



Latar



Latar adalah unsur dalam suatu cerita yang menunjukkan di mana, bagaimana, dan kapan peristiwa-peristiwa dalam cerita itu belangsung. Latar ada tiga macam, yaitu: latar geografis, latar waktu, dan latar sosial. Latar geografis adalah hal-hal yang berkaitan dengan tempat



kejadian dalam cerita. Latar waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan masalah-masalah historis, sedangkan latar sosial adalah latar yang berhubungan dengan kehidupan kemasyarakatan. c.



Alur



Alur adalah unsur yang berwujud jalinan peristiwa, yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tertentu yang diwujudkan oleh hubungan sebab-akibat, tokoh, tema, atauketiganya. d.



Sudut Pandang



Sudut pandang dapat diartikan sebagai posisi pengarang terhadap peristiwa-peristiwa di dalam cerita. Ada empat tipe sudut pandang, yaitu: sudut pandang orang pertama sentral, sudut pandang orang pertama sebagai pembantu, sudut pandang orang ketiga serba tahu, dan sudut pandang orang ketiga terbatas. Cerita dikategorikan menggunakan sudut pandang orang pertama sentralapabila dalam tokoh sentralnya adalah pengarang yang secara langsung terlibat di dalam cerita. Dalam mengantarkan tokohnya pengarang menggunakan kata ganti aku, saya (orang pertama). Sudut pandang orang pertama sebagai pembantu adalah sudut pandang yang menampilkan ―aku‖ hanya menjadi pembantu yang mengantarkan tokoh lain yang lebih penting. Sudut pandang orang ketiga serba tahu, yaitu pengarang berada di luar cerita dan menjadi pengamat yang tahu segalanya, bahkan berdialog langsung dengan pembacanya. Di sini seolaholah pengarang bisa melukiskan ciri fisik dan perasaan tokoh secara mendalam. Pengarang menggunakan kata ganti ia, dia, menyebut nama orang (orang ketiga). Sudut pandang orang ketiga terbatas ialah orang ketiga menjadi pencerita yang terbatas hak ceritanya. Ia hanya menceritakan apa yang menjadi ciri fisik tokoh yang menjadi tumpuan cerita tanpa melukiskan perasaannya. e.



Gaya bahasa



Gaya bahasa adalah cara khas dalam mengungkapkan pikiran atau perasaan melalui bahasa dalam bentuk lisan atau tulisan. f.



Tema



Tema adalah gagasan, ide, atau pikiran utama, yang digunakan sebagai dasar dalam menuliskan cerita. g.



Amanat



Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca melalui cerita yang dibuatnya.



3.



Menentukan isi laporan



Laporan adalah segala sesuatu yang dilaporkan dari seseorang atau suatu badan hukumsehubungan dengan tugas yang dibebankan kepadanya. Membaca laporan berarti membaca pemberitahuan hasil dari suatu pengamatan. Laporan dibuat setelah mengadakan observasi atau pengamatan. Topik laporan adalah pokok yang dibicaran dalam laporan. a.



Fungsi laporan



(1) memberitahukan atau menjelaskan dasar penyusunan, kebijakan, keputusan atau pemecahan masalah. (2) memberitahukan atau menjelaskan pertanggungjawaban tugas dan kegiatan. (3) merupakan bahan untuk pendokumentasian. (4) merupakan sumber informasi. b.



Tujuan laporan



(1) mengetahui kemajuan dan perkembangan suatu masalah. (2) mengadakan pengawasan dan perbaikan. (3) mengambil suatu keputusan yang lebih efektif. c.



Syarat pembuatan laporan



(1) menggunakan bahasa yang jelas, singkat, dan benar. (2) mengemukakan isi laporan dengan lengkap dan sistematis. (3) Didasari oleh fakta yang benar dan meyakinkan (4) Menarik dan enak dibaca d.



Kerangka Laporan



(1) Pendahuluan Berisi latar belakang kegiatan yang dilaksanakan (2)



Isi laporan



Berisi rincian kegiatan yang dilakukan beserta hasilnya. Kegiatan yang dilaporkan lengkap dengan nama, tempat, waktu, dan orang yang terlibat dalam kegiatan



(3) Penutup laporan Berisi kesimpulan (4)



4.



Laporan diakhiri dengan identitas pembuat laporan



Menentukan isi tersurat/tersirat dari rubrik yang dibaca



Rubrik adalah kepala karangan (ruang tetap) dalam surat kabar atau majalah. Rubrik dalam surat kabar misalnya tajuk rencana, surat pembaca, atau dongeng anak. Selain di surat kabar, rubrik juga dimuat di majalah. Rubrik biasanya berisi usulan, kritik, saran, pertanyaan, kegemaran, dll.



5.



Memahami unsur intrinsik puisi



Puisi dapat didefinisikan sebagai sejenis bahasa yang menyampaikan pesannya denganlebih padat daripada pemakaian bahasa biasa. Bahasa biasa lazimnya dipakai untuk mengomunikasikan informasi atau dapat dikatakan sebagai bahasa praktis, sedangkan puisi sebagai suatu karya sastra yang dikomunikasikan bukan informasi melainkan cipta sastra membawakan semacam rasa dan persepsi tentang kehidupan; memperluas dan mempertajam kontak-kontak kita dengan pengalaman. Untuk memenuhi kebutuhan batin dan agar hidup lebih bermakna, dengan kesadaran penuh ingin mengetahui pengalaman orang lain serta memahami lebih baik lagi pengalaman kita sendiri. Unsur-unsur Puisi a.



Tema; makna



Tema merupakan sesuatu yang menjadi pokok permasalahan bagi penyair. Untuk memahami tema sebuah puisi, kita hendaknya membaca puisi tersebut berulangulang dengan memperhatikan dan menjelajahi makna kata yang terkandung dalam puisi tersebut. Kita tidak cukup mendapatkan makna lugas yang tersurat dalam puisi, tetapi juga memahami makna yang tersiratnya. Kedua makna kata itu merupakan pintu masuk memahami makna utuh sebuah puisi. Pengungkapan dalam puisi yang acuan maknanya bersifat inderawi disebut citraan. Citraan perlu juga dipahami dalam rangka memaknai puisi secara menyeluruh. Ada beberapa citraan yang digunakan para penyair berdasarkan pencerapan inderanya terhadap objek. Berikut ini jenis citraan dan contohnya dalam puisi. (1) citraan perasa



betapa dinginnya air sungai Dinginya! Dinginnya! (2)



citraan visual



Lihatlah, Betapa indahnya alam semesta ini (3) citraan gerak di luar angin berputar-putar si anak meraba punggung dan pantatnya pukulan si bapak timbulkan sendam (4) citraan pendengaran Sebuah bel kecil tergantung di jendela Di bulan Juni berkeliling sepi b.



Rasa



Rasa adalah sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang dikandung dalam puisi. Rasa merupakan dunia emosional yang terdapat dalam puisi. Hubungan penyair terhadap permasalahan tercermin dalam suasana puisi. Sikap ini akan menumbuhkan kesan tertentu antara lain haru, murung, ceria, heroik, putus asa. c.



Nada



Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca. Bagaimana penyair menyikapi pembaca: doktriner, menghakimi, menggurui, menghasut, atau menyindir dipengaruhi tempat lahirnya puisi tersebut. d.



Amanat; tujuan; maksud



Amanat adalah sesuatu yang menjadi tujuan sang penyair atau efek tertentu yang didambakan penyair.



6.



Menentukan unsur intrinsik drama anak-anak



Drama adalah suatu karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menampilkan tikaian/konflik dan emosi lewat lakuan dan dialog. Lazimnya dirancang untuk



pementasan di panggung. Drama dapat juga diartikan sebagai ragam sastra dalam bentuk dialog yang dibuat untuk dipertunjukkan di atas pentas. Jenis Drama Berdasarkan bentuk dramatisnya, ada drama tragedi dan komedi. Berdasarkan bentuk sastra cakupannya, ada drama prosa dan drama puisi. Ditinjau dari kuantitas kata cakapannya, dikenal drama mini kata, pantomim, dan drama kata. Berdasarkan penonjolan unsur seninya, ada drama tablo, sendratari, dan opera, sedangkan berdasarkan media pementasannya, terdapat drama televisi, radio, drama pentas, drama baca. Unsur-unsur dalam drama Unsur dalam drama terdiri atas tokoh, alur, latar, dan tema. a.



Tokoh



Tokoh dalam drama digolongkan dalam beberapa jenis. Berdasarkan peranannya, terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan. Berdasarkan fungsi tampilannya, dikenal tokoh protagonis, antagonis, dan tritagonis. Berdasarkan pengungkapan wataknya, ada tokoh bulat dan tokoh datar. b.



Alur



Alur drama adalah rangkaian peristiwa dalam sastra drama yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan sebab-akibat, yang berupa jalinan peristiwa. Drama sebagai karya sastra lengkap, umumnya mengandung delapan tahapan alur. Kedelapan tahapan alur itu yaitu: eksposisi atau pemaparan, rangsangan, konflik, rumitan, klimaks, kritis, leraian, dan penyelesaian. Untuk memahami drama, kita harus melihatnya secara keseluruhan, tidak bisa hanya membaca sinopsisnya saja. c.



Latar



Latar adalah segala sesuatu yang mengacu kepada keterangan mengenai waktu, ruang, serta suasana peristiwanya. Latar pada drama dalam pementasan biasanya dibuat panggung yang dihiasi dengan dekorasi, seni lukis, tata panggung, seni patung, tata cahaya, dan tata suara.



7.



Menentukan makna denah



Denah adalah gambar yang menunjukkan letak kota, jalan, rumah, bangunan-bangunan dan lainlain. Denah sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya denah pameran, lokasi



sebuah alamat, dan sebagainya. Denah juga diperlukan ketika seorang akan membangun rumah. Dengan denah itu, tata letak dan ukuran ruangan-ruangan rumah akan lebih terencana.



B.



MENULIS



1.



Menulis dialog



Dialog atau percakapan adalah kegiatan berbahasa lisan antara dua orang atau lebih. Dialog berisi tanya jawab yang terarah antara dua orang atau lebih. Pertanyaan dan jawaban diajukan secara bergiliran. Masalah dalam percakapan umumnya berupa persoalan-persoalan ringan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah menyusun dialog atau percakapan antara lain: a.



Menentukan masalah atau tema pembicaraan



b.



Menentukan orang-orang yang terlibat dalam percakapan



c.



Menentukan susunan kalimatnya



d.



Menggunakan pilihan kata yang tepat



2.



Mengisi formulir



Formulir adalah lembar isian tentang informasi tertentu. Pengisian formulir dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan. Bagian-bagian formulir adalah sebagai berikut: a.



Bagian kepala



Berisi nama lembaga, alamat, nomor telepon b.



Bagian tubuh



Berisi keterangan yang harus diisi seperti: 1)



Nama lengkap



2)



Jenis kelamin



3)



Tempat dan tanggal lahir



4)



Agama



5)



Pendidikan



6)



Alamat



7)



Keterangan lain



c.



Bagian ekor



Berisi tempat dan tanggal pengisian, tanda tangan, dan nama jelas pengisi. Pengisian formulir harus benar, jelas, dan lengkap. Gunakan huruf yang jelas, misalnya menggunakan huruf cetak. Hindarilah coret-coretan, karena akan menimbulkan keraguan.



3.



Menggunakan kata depan



Kata depan merupakan kata yang bertugas merangkaikan kata atau bagian kalimat. Kata depan biasanya terletak di depan kata benda. Kata depan ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada. Berikut ini contoh kata depan dan fungsinya: Kata Depan



Fungsi



dari



menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat atau milik



dengan



menandai hubungan kesertaan atau cara



di



menandai hubungan tempat berada



ke



menandai hubungan arah menuju suatu tempat



oleh



menandai hubungan pelaku atau yang dianggap pelaku



pada



menandai hubungan tempat atau waktu



sejak



menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat



yang lain



4.



bagi, untuk, buat, dan guna



menandai hubungan peruntukan



karena, sebab



menandai hubungan sebab (penyebaban)



Menyusun kalimat majemuk



Kalimat majemuk adalah kalimat-kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Kalilmat majemuk terbagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. a.



Kalimat Majemuk Setara



Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang unsur-unsurnya memiliki hubungan setara atau sederajat. Kalimat majemuk setara tidak memiliki anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai dengan konjungsi atau kata hubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, sedangkan. Contoh : Penggabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal sehingga kalimat yang baru mengandung dua atau lebih pola kalimat. ·



Kakak menyapu lantai (kalimat tunggal I)



·



Ibu memasak di dapur (kalimat tunggal II)



·



Kakak menyapu lantai dan ibu memasak di dapur.



b.



Kalimat majemuk bertingkat



Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang unsur-unsurnya tidak sederajat. Sebuah kalimat tunggal yang bagian-bagiannya diperluas sedemikian rupa sehingga perluasan itu membentuk satu atau lebih pola kalimat baru, di samping pola yang sudah ada. Salah satu unsurnya berfungsi sebagai induk kalimat, dan unsur yang lain sebagai anak kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh konjungsi antara lain sejak, ketika, agar, karena, atau seandainya. Misalnya: ·



Adik bermain boneka. (kalimat tunggal)



· Gadis kecil berpita merah itu sedang bermain bola. (subjek pada kalimat pertama diperluas)



Ayah berangkat ke Surabaya ketika aku



5.



Menulis petunjuk pemakaian



Petunjuk adalah sesuatu tanda untuk menunjukkan atau memberi tahu. Pemakaian adalah proses, cara, atau penggunaan. Petunjuk pemakaian adalah suatu tanda untuk menunjukkan dalam penggunaan. Kamu harus mengetahui petunjuk pemakaian sebelum menggunakan agar kamu dapat menggunakan secara baik dan benar. Agar benar-benar dapat memudahkan, petunjuk tersebut harus memenuhi syarat- syarat sebagai berikut. a.



Jelas



Yang dimaksud jelas adalah tidak membingungkan dan mudah diikuti. Hal ini menyangkut masalah pilihan kata atau bahasa yang digunakan serta keruntutan uraiannya. Penggunaan nomor untuk membedakan langkah yang satu dan langkah berikutnya juga dapat lebih memperjelas petunjuk. Selain itu, kejelasan juga dapat dicapai dengan menggunakan istilah-istilah yang lazim. b. Logis Syarat logis ini terutama berkaitan dengan urutan penjelasan. Urutan yang sistematis dapat menghindarkan dari kesalahan atau ketumpangtindihan dalam melakukan sesuatu. c. Singkat Singkat berarti hanya mencantumkan hal-hal yang penting saja, tidak ada yang berulang, dan sudah mencukupi keseluruhan proses yang dibutuhkan. d.



Menggunakan kalimat perintah



Coba kamu perhatikan petunjuk pemakaian obat berikut ini!



1)



Obat diminum 3 kali sehari



2)



Obat diminum setelah makan



3)



Minum obat dengan duduk tenang



4)



Harus dengan resep dokter



Setelah minum obat, barulah dapat beristirahat. Tidak boleh terlalu capek karena dapat menghalangi kerja obat. 6.



Menggunakan sinonim dan antonim



a.



Sinonim



Sinonim ialah dua kata atau lebih yang memiliki makna yang sama atau hampir sama. Contoh: ·



yang sama maknanya



sudah - telah sebab - karena amat - sangat ·



yang hampir sama maknanya



untuk – bagi – buat – guna cinta – kasih – sayang melihat – mengerling – menatap – menengok b.



Antonim



Antonim ialah kata-kata yang berlawanan maknanya/ oposisi. Contoh: besar



>