RL KB Wita [PDF]

Citation preview

REFLECTIVE LEARNING FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT OLEH AKSEPTOR KB



Disusun Oleh: WITA GANTIKA ROSADY NIM : 19801043



PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN STIKES MITRA RIA HUSADA JAKARTA TAHUN 2020



BERITA ACARA REFLECTIVE LEARNING Tempat



: PMB Ani Rohliani, SST



Tanggal



: 5 Oktober 2020



Waktu Pelaksanaan



: 12.30 – 13.30 WIB



Telah selesai melaksanakan Reflective Learning sebagai persyaratan yang diperlukan untuk menyelesaikan Praktik Klinik Kebidanan Profesi pada Program Studi Profesi Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada.



Pembimbing Institusi



Mahasiswa



NURULICHA, SST.,M.Keb



WITA GANTIKA ROSADY



Ditetapkan di : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra RIA Husada Tanggal



: 2020 PENGALAMAN



Pada tanggal 23 sampai dengan 26 September 2020 peringatan hari kontrasepsi sedunia, dimana pada hari itu saya melaksanakan pemasangan implant pada 5 orang akseptor. Lima orang akseptor tersebut melakukan ganti cara kontrasepsi, yaitu 3 orang dari akseptor suntik 3 bulan, 1 orang dari akseptor pil dan 1 orang akseptor baru post partum. Sebelum dilakukan pemasangan implant terlebih dahulu saya menggali riwayat KB sebelumnya dan juga menanyakan alasan mengapa ingin ganti cara pada implant. Setelah saya kaji pada umumnya ternyata alasan mengganti cara KB tersebut berdasarkan testimoni atau cerita pengalaman yang baik dari akseptor-akseptor implant lain serta ketertarikan pada pelayanan KB gratis, sedangkan pengetahuan tentang jenis-jenis alat kontrasepsi tersebut masih kurang. Pendidikan dapat mempengaruhi pemilihan suatu metode kontrasepsi.. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menunjang kesehatan misalnya informasi mengnai KB sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup. Kurangnya pengetahuan dn informasi yang jelas dapat mempengaruhimdalam memilih alat kontrasepsi. Calon akseptor KB tidak tahu atau belum mengetahui jenis-jenis alat kontrassepsi, sehingga mereka memilih alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh aksptor KB yang lainnya. Pendapatan perkapita dikaitkan dengan daya beli masyarakat tentu tidak relevan apabila disandingkan dengan kemampuan seseorang menjadi akseptor KB, hal ini dikarenakan KB gratis menjadi jawaban permasalahan daya beli tersebut. Akan tetapi hubungan pengeluaran perkapita dengan keputusan seseorang menjadi akseptor KB disinyalir cukup kuat, hal ini dikarenakan orang dengan pendapatan menengah ke atas cenderung mempertimbangkan pemenuhan kualitas kebutuhan bukan hanya segi kebutuhan primer namun juga kebutuha sekunder dan tersier. Berdasarkan teori ekspektasi rasional, besarnya pengeluaran perkapita akan menentukan keiukutsertaan menjadi akseptor KB bahkan pemilihan jenis alat kontrasepsi. Berbagai jenis alat kontrasepsi yang tersedia memiliki perbedaan fungsi dan harga. Dalam teori prilaku pengeluaran perkapita berkaitan erat dengan efek samping yang ditimbulkan dari alat kontrasepsi yang digunakan. Sedangkan dalam terori pengambilan keputusan pengeluaran perkapita



turut diperhitungkan pada tahap memilih tindakan metode kontrasepsi apa yang dipakai. Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan pemilihan alat kontrasepsi pada 5 orang akseptor implant dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan ekonomi.



DAFTAR PUSTAKA



Arun setya D.N. (2009). Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Yogyakarta: Mitra Cendikia Amalia Romadhona (2019). Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Terhadap Akseptor KB



Pada Tiap Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Jurnal ilmu



ekonomi, Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Saiffudin, AB (2006). Buku panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, cetakan kedua, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka sarwono Prairohardjo, FKUI. Syukaisih, (2015).Faktor Faktor Yang Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Puskesmas rambah sano Kabupaten rokan hulu, Jurnal kesehatan komunitas. Stikes Hang Tuah Pekanbaru.