Role Play Keperawatan Jiwa 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Naskah Role Play Komunikasi pada klien Dengan Gangguan Jiwa Kelompok 2 Anggota 1.Delvi Rosmita 2 Dora Marialinda 3. Salmaini



Baju Restrain Kasus : Seorang Pasien begitu impulsiv memukul orang,sehingga keluarga membawanya ke RSJ, sesampainya di RSJ pasien mengamuk membabi buta dan hendak memukul orang – orang di sekitarnya karena merasa tidak gila. Pasien



: Kenapa aku dibawa kesini mak? (Sembari membaca tulisan bertuliskan



Emak Pasien Emak



RSJ) Rumah Sakit Jiwa , Aku kan nggak gila mak? : Sudah nurut saja, biar kamu itu sembuh. : kamu pikir aku gila ya mak? : Mak cuma pengen kamu ketemu dokter atau perawat sebentar



Sesampainya di UGD, seorang perawat yang melihat kedatangan mereka langsung memepersilahkan mereka duduk Tahap pre interaksi 



Perawat : Selamat pagi, Mari Silahkan duduk







Emak :(Sembari memegangi tangan pasien keluarga menjelaskan maksud kedatangannya) Begini bu, anak saya ini sejak 1bulan yang lalu mengalami putus cinta dan sejak itu juga, anak saya jadi sering ngamuk dan memukul orang sampai meresahkan warga, jadi pak RT menyarankan saya untuk membawanya kesini, kadang-kadang dia suka mukul-mukul kepala sendiri







Perawat : Perkenalkan, nama saya perawat Mai Nama mbak siapa? (Mengulurkan tangan dengan memberi senyum)







Pasien : Dora (menjawab sinis)







Perawat : Ada apa di rumah?? Apa yang membuat mbak Dora marah dan sering memukul orang?







Pasien : Lha aku kan cuma membela diri, (menoleh pada keluarga) sudah aku mau pulang mak, aku ndak mau disini. (Berusaha berlalu)







Emak : Heh, kamu mau kemana?







Pasien : pulang!!!! (dengan nada tinggi dan melotot, sambil memukul ibunya) Melihat itu perawat pun mulai menyiapkan alat restrain







Perawat : sus, tolong siapkan alat-alat restain. Panggil perawat lainnya juga.



Tahap Orientasi 



Perawat : , Ibu (pada keluarga) saya akan melakukan pengamanan kepada mbak Dora , dengan cara menggunakan baju ini, tangan mbak Dora akan terikat kebelakang agar mbak tidak memukul orang lagi. Ketika nanti mbak sudah tidak memukul orang lagi maka akan saya lepas. Cara ini tidak menyakitkan dan aman.







Pasien : Enggak!!!!!! Awas ya nanti saya hajar kamu!!!!!



Perawatpun mulai memegangi pasien, agar pasien tidak kabur. Sesegera perawat lain beserta satpam datang untuk memeberikan bantuan. 



Perawat



: Ibu,



tadi sudah djelaskan tindakan yang akan kami lakukan untuk



mengamankan mbak Dora, bila ibu setuju tindakan itu dilakukan silahkan ibu tanda tangan di lembar Inform Consent ini 



Emak : Iya saya setuju saja yang penting anak saya sembuh







Perawat : Baik ibu, kalau begitu kami akan melakukan tindakan restrain untuk anak ibu



Disisi lain pasien meraung-raung dengan agresif. 



Pasien : “Aku nggak gila, kalian semua yang gila”, (terus meraung)







Satpam : boleh saya ikut bantu sus?







Perawat : iya silahkan



Perawat lain beserta satpam mulai melakukan tahap restain kepada pasien Tahap Kerja







Memulai kegiatan dengan cara yang baik







Memilih alat restrain yang tepat







Memasang restrain pada klien dg cepat dan tepat







Pegang pundak pasien dan tangan yang agresif, berjalan dibelakang pasien dan tetap waspada







Buka baju dalam posisi "menyerbu"







Pakaikan baju dengan cepat







Handle tangan pasien ke belakang, seperti orang diborgol.







Mengamankan restrain dari jangkauan pasien







Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai kebutuhan







Merubah posisi setiap 60 nenit







Melakukan pemeriksaan tanda vital tiap 60 menit







Memeriksa bagian tubuh yang direstrain







Kolaborasi dengan dokter dengan memberikan obat anti cemas







Setelelah pasien dapat dikendalikan, restain dilepas







Evaluasi : catat TTV, selalu mencatat alasan restain, Memperhatikan respon pasien terhadap terapi saat dalam restain.



Tahap Terminasi 



Perawat :, ibu. ini merupakan metode restrain,



metode ini kami lakukan sebagai



tenaga kesehatan untuk menenangkan agar mbaknya tidak memukul orang lagi. dan ibu tidak perlu khawatir. 



Emak : oh iya ya,







Perawat : Nanti restrain ini akan dilepas, apabila mbaknya tidak memukul orang lagi. (Berbicara dengan Dora)







Perawat : Bu, sejenak saya akan mengajak ibu untuk melengkapi data – data mbak Dora yang belum tuntas tadi.ayo bu mari saya antar







Emak : iya...







Perawat : tadi saya liat pada anamnesenya dikatakan kalo mbak ini sering ngamuk sendiri sampei meresakan warga, setelah mengamuk, apakah mbak merasa bersalah/ merendahkan diri?







Emak : iya sus, anak saya itu kalau habis mengamuk,suka merendahkan dirinya sendiri. Kadang dia bilang gini “aku tidak berguna, aku gak bisa bahagiain pacarku dll”. Ya pokoknya dia suka ngomong2 seperti itu sendiri sus.







Perawat 2: selain itu apakah dia suka berhalusinasi?







Emak : oh tidak sus, dia hanya ngamuk2, menyendiri, merasa dirinya tidak berguna.







Perawat 2: hmmmm, iya uda bu. Kami sarankan anak ibu berada disini dulu untuk menjalani perawatan sampai anak ibu sembuh. Gimana bu? Apakah Ibu bersedia?







Emak : terimakasih sus, sudah membantu menangani anak saya.







Perwat 2: Iya bu, karena itu memang tugas kami, terima kasih juga atas kepercayaan ibu pada kami.



Selanjutnya perawat mulai melakukan tindakan dokumentasi mencacat tindakan yang telah dilakukan pasien dan mencatat respon pasien



KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN YANG MUDAH DISTRESS , AGRESIF DAN COMPLAIN. Naskah : Di Rumah sakit umum pusatI, ada seorang pasien yang sudah berumur 50 tahun dengan diagnosa Maag Akut. Pasien cenderung sering marah dan mengkomplain segala sesuatu nya termasuk soal makanan nya. Pada suatu pagi ada dua orang perawat muda yang sedang berdinas di jam pagi sampai siang, perawat delvi dan perawat fitra. Pagi itu di ruang rawat inap pasien sudah ngomel – ngomel dengan keluarga dan ART (asisten rumah tangga). Pasien merasa makanan di Rumah sakit tidak enak dan tidak ia sukai. Pasien pun ingin makan dengan makanan yang di larang karena penyakitnya. Pasien



: “Kenapa sih makanan nya begini, bubur, dan ikan seperti ini.



Anak pasien : ”mah, inikan memang aturan dari rumah sakit yang harus mama makan sesuai dengan keadaan mama sekarang”. Pasien : “bi, bisa belikan saya nasi kuning di luar sana”. Pasien : (hanya diam dan menoleh ke arah lain) Suami pasien : “iya sayang, kamu harus nurut biar cepat sembuh”.



Fase Orientasi Pagi itu pukul 07.30WIB di rumah sakit umum pusat dua orang perawat yang sedang berdinas tersebut menghampiri pasien tersebut. Perawat 1 : “Selamat pagi... “(tersenyum) Anak pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum) Perawat 1 : “ Permisi .. apa betul ini, keluarga dari pasien yang ada di kamar ini?” Anak Pasien : “Iya benar, saya anak dari pasien ini ”



Perawat 2 : “sebelumnya apakah ibunya sering mengeluhkan sesuatu kepada adek....?” Anak pasien : ”selama saya disini ibu saya sering marah-marah dan cerewet sus”. Perawat 2 : “baik kalau begitu kami akan langsung memeriksa ibu ya”. Keluarga



: ”ia silahkan”.



Perawat 1 : “Permisi , selamat pagi ibu..”(tersenyum) Pasien : “ ia selamat pagi suster..”(tersenyum) Perawat 1 : “baik ibu.. perkenalkan nama saya delvi saya biasa di panggil del dan rekan saya perawat dora biasa di panggil dora, kami dinas pagi ya buk, saya dan rekan saya berdinas dari pukul 7 sampai jam 2 siang.” Perawat 2 : “dengan ibu siapa ya bu?” Pasien



: “ saya Thabita Yovi Sri Dayanti, suster bisa panggil saya dengan panggilan ibu Thabita saja .



Perawat 1 : “baik bu saya dan rekan saya disini ingin melakukan tindakan yang biasanya dilakukan setiap pagi dan siang yaitu mengukur TTV atau Tekanan Darah, Pernapasan, Nadi, Suhu Badan. Untuk mengetahui normal nya bu” Pasien : “oh iya sus..” Perawat 2 : “sebelum ya ada yg igin ditanyakan bu?” Pasien : “tidak sus” Perawat 1 : “baik IbuThabita, bagaimana keadaan ibu sekarang? Apa yang ibuThabita rasakan ?“ Pasien



: “saya merasa lemas, perut saya nyeri karna belum makan dan makanan di rumah sakit ini tidak sesuai selera saya dan saya ingin makanan yang lain yang bukan darii rumah sakit”.



Perawat 2 : “baik, tetapi ibu harus tetap makan, biar tidak merasa lemas dan maag ibu bisa berkurang.”



Pasien : (hanya tersenyum) Perawat 2 : “baik bu, sekarang kita akan cek keadaan ibu dulu ya” Pasien : “iya suster”.



Perawat pun melakukan pencekan seperti TTV dan lain-lain, saat mencek tekanan darah pasien, pasien teriak kesakitan Pasien : “aduuuuh” sakit sus pelan-pelan.” Perawat 1 : “iya maaf bu, ini sudah pelan-pelan”. Pasien : “sus, saya boleh ga makan makanan yang di luar, bukan anjuran rumah sakit?” Perawat 2 : “ibu mau nya makan apa bu?” Pasien ; “saya mau makan nasi bungkus sus saya tidak biasa makan bubur” Perawat 1 ; “begini ya bu, ibu ini lagi sakit, maag kambuh jadi untuk sementara ibu nih harus makan makanan yg dianjurkan rumah sakit bu lah, ibu boleh makan nasi sup tapi tunggu sehat bu lah, kalo misalkan



makan bubur bisa diganti nanti



kita bicarakan dengan Bagian Gizi dulu bu lah. Karena maag tu kada bisa makan makanan yg sifat nya keras bu jadi harus lembek dulu. Atau ibu aplikasikan dengan bubur biar nafsu makan, makan ya bu. Pasien :



“kok gitu sih sus, saya kan bosan makan-makanan itu aja saya juga mau makan makanan yang lain juga”.



Perawat 2 : “ iya ibu, maka dari itu usahakan dibiasakan terlebih dulu ya bu, biar cepat sembuh jadi bisa makan nasi bungkus ”. Pasien : “baik lah kalau begitu sus”. Perawat1 : “terus apa yang ibu rasakan saat ini apa?” Pasien :“perut saya masih terasa nyeri dan tubuh saya lemas, saya juga merasa pelayanan di rumah sakit ini sangat kurang terhadap pasien yang seperti saya”. Perawat2 : (diam, dan tersenyum mendengarkan keluhan si pasien)



Pasien : “kadang saya pencet bel perawat nya lama untuk datang”.(judes) Perawat1 : “ oh iya ibu maaf sebelumnya untuk menangani pasien sangat banyak ya bu, dan kaka perawat sedang sibuk setiap waktunya.” Perawat 2 : “tetapi kami akan berusaha untuk lebih baik lagi dan tepat waktu ya bu” Pasien : “(mengaguk sambil melihat sekitarnya)”



Fase Terminasi Perawat 2 : “baik bu kami sudah selesai, kami akan kembali ke kantor perawat misalkan ada hal yang di perlukan dan untuk infus ibu ini mau habis ya bu, bisa pencet tombol disebelah kanan ibu, kami akan segera datang” Pasien : “iya sus..terimakasih banyak” Perawat1 : “baik bu saya permisi. Dek saya dan rekan saya permisi, untuk infus sambil diperhatikan ya jangan sampai habis nanti darah nya akan naik. Suami Pasien, Anak Pasien : “terimakasih sus..” Fase Dokumentasi Setalah perawat delvi dan dora kembali ke kantor perawat, keluarga kembali berbincang bincang. Suami Pasien : “tu mah dengerin apa kata perawat tadi, dibiasakan dulu biar bisa makan nasi bungkuslagi, demi kesembuhan mamah” Anak Pasien : (tertawa kecil) “iyaa mah..” ART : “nanti saya yg masakin soup ayam nya ya nyahh dari rumah biar lebih enak aja dimakan, nanti saya bawakan yg hangat.” Pasien : “iyaa tapi jangan soup mulu ya.. diganti ganti menu nya yg sehat”