RPL Konseling Individual Gestalt Update Bu Tria [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

YAYASAN BADAN PERGURUAN INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS SMA BPI 1 TERAKREDITASI “A”



BPI



NSS : 30.2.02.60.13.088 NDS : 3002210005 NPSN : 20219738 JL. BURANGRANG NO. 8 TELP. (022) 7305735 – 7305735 FAX (022) 7305858 – email:[email protected] BANDUNG 40262 RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) DARING KONSELING INDIVIDUAL SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2020/2021 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Nama Konseli : A (INISIAL) Kelas/Semester : XII/ Genap Hari/Tanggal : Senin, 6 September 2021 Pertemuan ke :I/II Waktu : 1X 45 MENIT Tempat : Ruang Konseling Deskrisi Masalah : a. Gejala Masalah :  A termasuk anak yang berprestasi dibidang akademik dan non akademik dikelasnya. Setelah lulus sekolah ia ingin sekali melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri di Semarang.. Namun keinginannya itu tidak sejalan dengan keinginan orang tuanya.  Orang tua A menginginkan ia setelah lulus SMA lebih baik ia bekerja membantu orang tuanya karena latar belakang keluarganya yang berekonomi rendah. Orang tuanya takut tidak dapat membiayai kuliahnya.  A keinginannya sangatlah besar untuk bisa melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi Negeri. Sehingga V merasa bingung harus bagaimana membicarakan permasalahan kepada orang tuanya.  Mungkin dapat ditambahkan bagaimana permasalahan konseli A secara faktor emosi, tingkah laku, faktor fisik, dan faktor-faktor sosial yang terkait dengan masalah konseli/siswa agar lebih terlihat gejalanya. b. Sebab Masalah :  A ingin sekali melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri setelah lulus SMA  A dan orang tuanya memiliki pendapat dan pemikiran yang sangat bertolak belakang.  Orang tua A merasa keberatan jika A melanjutkan ke perguruan tinggi negeri  Dijabarkan sebab masalahnya agar terfokus pada permasalahan apa…bisa belajar, pribadi, social atau karier. Sehingga bisa mengerucut ke akar masalah yang sudah dibuat c. Akar Masalah/Diagnosis :  Peserta didik mengalami kesulitan dan kebingungan bagaimana membicarakan permasalahan ini kepada orang tuanya d. Prognosis : Membantu Konseli A agar dapat mengungkapkan keinginan diri dan membicarakan permasalahannya kepada orang tua. Selain itu membantu konseli A agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas terhadap apa yang sebenarnya terjadi, dan mampu menuju pencapaian integritas kepribadiannya yang baik.



8. Tujuan Konseling



:



Membantu konseli agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Membantu konseli agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh. Membantu konseli menuju pencapaian integritas kepribadiannya. Mengentaskan konseli dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan orang lain menjadi mampu mengatur diri sendiri. Dan membantu konseli untuk dapat melepaskan energi tertahan akibat unfinished business, sehingga tercapai integritas kepribadian. 9. Pendekatan/Strategi/Teknik : Guru BK menggunakan pendekatan konseling Gestalt. Pendekatan gestalt lebih menekankan pada apa yang terjadi saat ini-dan-di sini, dan proses yang berlangsung, bukan pada masa lalu ataupun masa depan. Yang penting dalam pendekatan ini adalah kesadaran saat ini dalam pengalaman seseorang. Penemu psikoterapi Gestalt adalah Frederick (Fritz) Perls dan mulai berkembang pada awal tahun 1950. Pendekatan Gestalt berfokus pada masa kini dan itu di butuhkan kesadaran saat itu juga. Kesadaran ditandai oleh kontak, penginderaan, dan gairah. Kontak dapat terjadi tanpa kesadaran, namun kesadaran tidak dapat dipisahkan dari kontak. Tugas konselor adalah mendorong konseli untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirinya dan mau mencoba menghadapinya, konseli bisa diajak untuk memilih dua alternative, menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang. Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu konseli agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan hidupnya. Teknik dalam Pendekatan Gestalt yaitu:  Permainan Dialog/Kursi Kosong. Teknik ini dilakukan dengan cara konseli dikondisikan untuk mendialogkan dua kecenderungan yang saling bertentangan yaitu, kecenderungan top dog (adil, menuntut, dan berlaku sebagai majikan) dan under dog (korban, bersikap tidak berdaya, membela diri, dan tak berkuasa). Disini ada permainan kursi kosong, yaitu konseli diharapkan bermain dialog dengan memerankan top dog maupun under dog sehingga konseli dapat merasakan keduanya dan dapat melihat sudut pandang dari keduanya.  Teknik Pembalikan. Teknik pembalikan/role reversal adalah konseli akan terjun ke dalam suatu yang ditakutinya karena dianggap bisa menimbulkan kecemasan, dan menjalin hubungan dengan bagianbagian diri yang telah ditekan atau diingkarinya. Gejala-gejala dan tingkah laku sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang mendasari. Jadi konselor bisa meminta konseli memainkan peran yang bertentangan dengan perasaanperasaan yang dikeluhkannya atau pembalikan dari kepribadiannya. 10. Prosedur Konseling : No Langkah / Proses . Konseling Prakonseling 1. Kesiapan Konselor : a. Persiapan Fisik  Menunjukkan penampilan diri yang rapi, tidak bertentangan dengan nilai yang berlaku dengan tempat di mana konseling dilaksanakan.  Menunjukkan wajah yang segar dan tidak terlihat lelah.  Menjaga kebersihan diri, minimal supaya tidak bau badan sehingga konseli merasa nyaman. b. Persiapan Psikologis  Menjernihkan pikiran untuk konsentrasi penuh saat konseling, misalnya dengan menyingkirkan pikiran-pikiran negatif.  Mencegah diri supaya tidak melamun saat akan melakukan konseling.  Mempersiapkan mental dan kekuatan energi untuk mendengarkan



2



apapun cerita konseli  Meningkatkan minat dan motivasi untuk membantu konseli. 2. Persiapan Instrumen Pelaksanaan Konseling : a. Persiapan instrumen pendukung kegiatan konseling inti  Mempersiapkan alat perekam untuk konseling (misalnya : recorder, kamera digital, alat perekam lainnya).  Mempersiapkan alat tulis jika sewaktu-waktu diperlukan untuk pembuatan kontrak konseling  Mempersiapkan tissue untuk mengantisipasi konseli menangis.  Mempersiapkan stopwatch atau jam tangan untuk mengukur waktu pelaksanaan konseling.  Me-non aktifkan telepon seluler / handphone saat memulai proses konseling untuk menghindari adanya gangguan selama konseling berlangsung. b. Persiapan media Bimbingan dan Konseling  Mempersiapkan bahan-bahan informasional jika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh konseli (brosur, buku-buku penunjang, dll).  Mempersiapkan media layanan, misalnya format self-help, modul, alat tes, dll. 3. Setting Tempat Pelaksanaan Konseling : a. Memilih tempat pelaksanaan konseling yang aman dan nyaman bagi konseli.  Memilih tempat pelaksanaan konseling yang tertutup tapi aman dan nyaman untuk konselor dan konseli.  Menata dekorasi ruangan tempat konseling, misalnya mengatur hiasan supaya tidak terlalu ramai dan menata penerangan supaya tidak terlalu terang atau sebaliknya. b. Memilih posisi duduk yang nyaman dan mendukung selama proses konseling.  Mempersilakan konseli untuk memilih di mana dia ingin duduk, untuk menciptakan kenyamanan pada diri konseli.  Menangkap kesan nonverbal dari posisi duduk yang dipilih oleh konseli (setiap posisi duduk memiliki arti tersendiri yang secara tersirat menggambarkan karakteristik konseli dan masalah yang dialaminya).  Mengatur posisi duduk membentuk sudut 90-120 derajat antara konselor dan konseli (posisi duduk yang lurus antara konselor dan konseli memberikan kesan terlalu formal).  Mengatur jarak duduk, yaitu antara 75-100 cm antara konselor dengan konseli, dengan tujuan untuk menggambarkan keakraban.  Mencegah adanya pembatas antara konselor dan konseli, misalnya meja, bangku, atau benda-benda yang lain sehingga tidak menghalangi konselor untuk melakukan pengamatan terhadap gerak-gerik konseli, termasuk gerak-gerik nonverbal yang ditunjukkannya.  Menjaga postur tubuh, condong ke arah konseli untuk mengisyaratkan perhatian.  Menjaga kedinamisan posisi duduk, tidak terlalu kaku dengan posisi condong ke depan, tidak pula terlalu banyak mengubah-ubah posisi duduk.  Mengarahkan kontak mata pada konseli untuk mengisyaratkan perhatian, namun tidak melotot dan terus-terusan menatap konselin untuk menghindari konseli salah tingkah dan ketakutan. Opening 1. Penyambutan Konseli a. Non Verbal  menghentikan aktivitas,  membuka pintu atau menjemput,  jabat tangan atau senyum,  isyarat meyilahkan masuk,  menutup pintu,  mendampingi konseling masuk,



3



 memegang tangan atau memegang pundak (bila diperlukan dan tidak riskan atau ada hambatan nilai),  isyarat mempersilahkan duduk,dan memilih tempat duduk. b. Verbal  memberi salam atau menjawab salam,  menyambut nama,  pujian atas kedatangan konseli,  menanyakan kabar,  menyilahkan memilih tempat duduk 2. Inisiasi Pembicaraan a. Topic netral adalah bahan pembicaraan yang sifatnya umum dan tidak menyinggung perasaan konseli. Misalnya: hobi, peristiwa hangat, kondisi cuaca, potensi asal lingkungan konseli. Kalimat yang diucapkan : ”apakah anda/kamu nyaman dengan keadaan ruang yang seperti ini?” b. Kegiatan dalam kaitan denagn kelonggaran kehadiaran. Kalimat yang diucapkan seperti: “ apakah saat ini anda/kamu tidak ada kegiatan yang mendesak?” 3. Transisi Pembicaraan a. Alih topik b. Informasi harapan keberhasilan c. Pengembangan topik (Cara perpindahan topik sebagai berikut: Menggunakan kalimat “ jembatan’’ misalnya : “ setelah kita membicarakan (isi topik netral), barangkali ada sesuatu hal yang perlu kita bicarakan bersama dalam pertemuan ini ’’. Mengembangkan sebagian isi topik netral, misalnya: “ itu tadi hobimu dibidang musik, lalu bagaimana dengan prestasi dalam kelas? ’’) Proses Inti a. Identifikasi masalah (Assesmen konseli dan lingkungan dengan teknik dasar komunikasi) :  Memimpin (leading)  Fokus  Konfrontasi  Menjernihkan (Clarifying)  Memudahkan (facilitating)  Mengambil Inisiatif  Menyimpulkan b. Penerapan teknik Gestalt ( Kursi Kosong ) Konselor menetapkan strategi konseling berdasar tujuan penetapan cara aplikasi strategi kursi kosong. 1. Konselor menjelaskan kepada konseli langkah-langkah implementasi kursi kosong. 2. Konselor memberi contoh dialog dalm kursi kosong 3. Konseli melatih diri untuk melakukan dialog kursi kosong dari contoh yang diberikan konselor. Prosedur Teknik Kursi Kosong 1. Konselor menyediakan 2 kursi kosong untuk konseli dan menandai nama kursi untuk top dog dan nama kursi untuk under dog. 2. Konselor memberi tahu bagaimana aturan yang harus dilakukan dan dipatuhi oleh konseli. 3. Konseli diminta agar bisa menghadapkan suatu situasi dimana dan kapan dia harus berperan sebagai top dog dan kapan dia harus berperan sebagai under dog. 4. Saat konseli bermain peran dalam teknik kursi kosong. Konseli diminta agar benar-benar memainkan perannya sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 5. Konselor meminta konseli untuk duduk di kursi menjadi under dog dimana under dog adalah pihak yang lemah, tidak berdaya, dan tidak berkuasa. 6. Kemudian pindah ke kursi yang satu sebagai top dog dimana top dog



4



5



6



adalah pihak yang berkuasa, otoriter, menuntut dan manipulative. 7. Pada saat duduk di kursi under dog peserta didik berbicara tentang apa yang diinginkannya 8. Kemudian pada saat duduk di kursi top dog konseli membayangkan sebagai orang tua nya dengan menanggapi pertanyaan dari konseli tersebut, berikut seterusnya. Acceptance (Penerimaan) Digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan konseli. 1. Verbal bentuk pendek : a) Oh....ya, b) Lalu/kemudian, c) Ya....ya.... d) Hemm.....hemm.... 2. Verbal bentuk Panjang : a) Saya memahami..... b) Saya menghayati.... c) Saya dapat merasakan..... d) Saya dapat mengerti... 3. Non Verbal a) Anggukan kepala, b) Posisi duduk condong kedepan c) Perubahan mimik, d) Memelihara kontak mata (Catatan: Penerimaan bukan berarti mensetujui, cerita apapun yang disampaikan konseli diterima namun bukan berarti setuju. Konselor menerima tanpa menilai sesuai dengan asas konseli tidak pernah salah ( KTSP ). Konselor bertanggungjawab untuk memperbaiki konseli atau bisa disebut debgan memberikan dorongan minimal pada konseli.) Pembuatan Keputusan  Penetapan tujuan konseling  Penetapan strategi pencapaian tujuan konseling  Penetapan komitmen diri dari tujuan konseling Terminasi Tindak Lanjut  Pemantapan diri dan peneguhan kepada konseli bahwa konseli siap mengakhiri proses konseling.  Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.  Menyusun rencana tindak lanjut yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari proses konseling.  Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).  Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.  Penentuan kegiatan tindak lanjut



11. Rencana Evaluasi :  Konselor menilai kesungguhan konseli dalam proses konseling dengan teknik yang digunakan konseling berhasil jika tingkat kesungguhan konseli dalam pelibatan konseling tinggi yang ditandai dengan respons yang verbal dan non-verbal.  Konselor menilai kemampuan konseli dalam melakukan pembicaraan keakraban dengan teknik observasi.  Tujuan tercapai jika konseli dapat mereduksi gejala-gejala dari permasalahan yang dialami.  Melakukan pengamatan secara berkala terhadap perubahan konseli lewat kesehariannya disekolah dan memantau tugas-tugasnya.  Melakukan follow up langsung (bertanya) kepada konseli dan juga melalui chat WA pribadi.



Bandung, Mengetahui, Kepala Sekolah SMA BPI 1 Bandung



Kiki Aryani, M.Pd NIPY 10090



September 2021



Guru BK ,



Trialita Widianingrum, S.Pd



KEPUASAN KONSELI TERHADAP PROSES KONSELING INDIVIDUAL Identitas Nama Konseli : Nama Konselor



: ..............................................................................



Petunjuk : 1. Bacalah secara teliti 2. Berilah tanda centang (√) pada kolom jawaban yang tersedia 1: Sangat Memuaskan, 2: Memuaskan, 3: Kurang Memuaskan



No.



Aspek yang dinilai



Pilihan 1 2 3



1. 2. 3. 4.



Sikap/Penerimaan guru bimbingan dan konseling atau konselor terhadap kehadiran Anda Kemudahan guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk diajak curhat Kepercayaan Anda terhadap guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam layanan konseling Pelayanan pemecahan masalah tercapai melalui konseling individual Bandung, …………… Peserta didik/Konseli



……………………………



LAPORAN VERBATIM GESTALT ( KURSI KOSONG ) KONSELING INDIVIDUAL A. 1. Identitas Konselor Trialita Widianingrum, S.Pd 2. Identitas Konseli: Nama



: A



Kelas



: XII



Sekolah



: SMA BPI 1 Bandung



B. Sinopsis



A adalah siswi kelas XII. Dia termasuk anak yang berprestasi di bidang akademik dan non akademik dikelasnya. Setelah lulus sekolah dia ingin sekali melanjutkan sekolah di perguruan tinggi negeri di Semarang. Namun keinginannya itu tidak sejalan dengan keinginan orang tuanya. orang tua A menginginkan dia setelah lulus SMA lebih baik ia bekerja membantu orang tuanya karena latar belakang keluarganya yang berekonomi rendah. orang tuanya takut tidak dapat membiayai kuliahnya. Tetapi keinginan A sangatlah besar untuk bisa melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi Negeri. sehingga A merasa bingung harus bagaimana membicarakan permasalahan kepada orang tuanya. Dan akhirnya A pun menghubungi guru BK di sekolah nya agar permasalahannya dapat teratasi. C. Wawancara Konseling Konseli/Konselor Konseli Konselor Konseli Konselor Konseli Konselor



Konseli



Konselor



Konseli Konselor Konseli Konselor



Konseli



Wawancara Assalamu’alaikum bu Wa’alaikumsalam, ohh A Maaf bu mengganggu waktunya Ohh.. iya tidak apa-apa A Ada apa A? Begini bu, saya mau bercerita jadi saya mau ikut konseling sama ibu? Baik A, tentu saja ibu bersedia dan merasa senang sekali. Tapi mengapa kamu tidak mengikuti konseling pada saat di sekolah saja? Terima kasih bu. Oh tidak bu..karena saya merasa nyaman dan lebih efisien menggunakan sosmed seprti ini Ohh.. ya sudah jika menurut kamu seperti itu. Apa kamu sebelumnya sudah pernah mengikuti proses konseling? Belum perna bu, tetapi saya perna mndengar konseling dari wali kelas saya bu. Hmm, baiklah. Bagaiman bila ibu menjelaskan terlebih dahulu apa itu proses konseling kepada kamu? Iya bu, setuju. A, konseling merupakan sebuah proses bantuan yang dilakukan oleh konselor kepada konseli, dalam rangka membantu mengentaskan masalah konseli. Dimana konseli dituntut secara aktif mnyelesaikan masalahnya sendiri dengan bantuan strategi konseling yang diberikan oleh konselor. Dan melakukan konseling tidak hanya dapat dilakukan dengan bertemu secara langsung melainkan dapat menggunakan media Teknologi Informasi sepeti email, chat wa, zoom, gmeet dan media-media yang lainnya. Hmmm iya bu bisa jadi lebih efisien ya kalau begitu. Terus bagaimana dengan kerahasiaan



Tahapan dan Keterampilan Tahap 1: Menerima kondeli Attending (penampilan) Acceptance (penerima)



Tahap 2: Rapport



Konselor Konseli Konselor Konseli Konselor Konseli



Konselor Konseli



Konselor



Konseli



masalah saya bu? apakah tidak akan bocor? Ibu bekerja dengan aturan konseling. Salah satunya menjaga kerahasiaan. Sehingga masalah kamu tidak akan bocor ow.. begitu ya bu Iya.. apakah sekarang kamu sudah siap untuk konseling? iya bu Ok.. coba kamu ceritakan apa permasalahanmu? Begini bu saya kan baru selesai ujian sekolah kemarin,setelah lulus dari SMA ini kan saya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri di semarang yaitu unes bu.. Hmmmm ya bagus itu A terus masalahnya apa? Beberapa hari lalu saya mau meminta ijin kepada ibu saya bahwa setelah lulus sma ini saya ingin melanjutkan kuliah tetapi belum selsai saya bercerita ibu saya sudah tidak mengijinkan saya untuk melanjutkan kuliah. Kan jadinya persaan saya jadi bingung bu.. knpa orang tua saya tidak mengijinkan? Oh..iya.ya.. kamu merasa bingung atas sikap orang tuamu. Terus apakah kamu tidak menanyakan kembali apa alasan orang tuamu tidak megijinkan? Iya setelah saya desak-desak..akhirnya ibu saya mengatakan apa alasannya bu..



Pertanyaan tertutup



Pertanyaan tertutup Strukturing(ungkapan profesional)



Tahap 3: Indentifikasi kasus Pertanyaan terbuka



Refleksi perasaan



Konselor Konseli



Konselor



Konseli



Lalu apa yang ibu A katakan ? Kata ibu saya kalo saya lebih baik membantu ibu berjualan dipasar ketimbang kuliah. Kan saya anak perempuan jadi tidak perlu untuk sekolah tinggi-tinggi, jadi lebih baik membantu ibu saja. Kan saya jadi merasa sedih dan bingung buk.. kenapa orang tua saya seperti itu Baiklah A, saya bisa memahami perasaan kamu. Kiranya kamu bisa bercerita mengenai kondisi ekonomi keluarga kamu? Iya bu..saya ini memang lahir di keluarga yang kurang mampu. Namun apakah ketidak mampuan ekonomi keluarga saya menjadikan penghambat untuk saya melanjukatkan sekolah yang lebih tinggi??



Pertanyaan terbuka



Konselor



Konseli



Konselor



Konseli Konselor



Konseli Konselor



Tidak A.. kan ada pepatah mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina” jadi kita harus bisa menuntut ilmu setinggi-tingginya. Dengan kamu bisa kuliah pun kamu akan mendapatkan banyak sekali kemudahan dalam ekonomi karena di semua universitas banyak sekali dana-dana beasiswa yang dikeluarkan oleh kampus. Sehingga kamu pun bisa mengikuti persyaratan untuk mengajukan beasiswa itu. Dan tidak hanya itu pada saat kamu ingin mendaftar pun kamu bisa mengikuti dijalur bidikmisi. Dimana jalur itu bisa meringankan biaya kuliah yang seharusnya mahal menjadi tidak mahal. Hanya persyaratan bidikmisi itu kamu harus berprestasi dibidang akademik dan non akademik disekolah. Dan kamu kan termasuk anak yang berprestasi di sekolah ini. Leading (mengarahkan) Ohh begitu ya buk..terima kasih atas informasinya ya bu.



Sepertinya, sekarang sudah berhasil menemukan masalah kamu, yaitu orang tua kamu tidak menyetujui kamu untuk kuliah. Dan kamu tidak bisa menjelaskan kepada orang tua kamu.apa benar begitu ? Benar bu..memang itu masalah yang saya alami Nah, sekarang ibu ingin menjelaskan tujuan konseling, agar diskusi kita nanti bisa lebih terarah dan bermakna, bagaiman pendapat kamu? Baik bu.. saya setuju sekali Terima kasih A atas pemahaman kamu. Konseling ini bertujuan untuk membantu kamu, agar kamu mampu mengurangi, sampai menghilangkan gejala-gejala konflik yang kamu alami, misalnya:           Ibu kamu tidak menyetujui kamu untuk kuliah---kemudian kamu ingin kuliah           Ibu kamu tidak mau mendengarkan penjelasan kamu mengenai kamu ingin kuliah---padahal kamu ingin bisa menjelaskan kepada orang tua kamu           ibu kamu ingin kamu membantu ibu bekerja saja---padahal kamu tetap ingin kuliah           ibu kamu berfikir kalo biaya kuliah itu mahal---sedangkan kamu berfikir bahwa kuliah itu bisa tidak mengeluarkan biaya yang mahal dengan berbagai cara.



Refleksi perasaan



Tahap 4: Tujuan Konseling Pertanyaan tertutup



begitu ya A... Konseli Konselor



Konseli Konselor



Konseli Konselor



Terima kasih bu, saat ini saya sudah memahami tentang tujuan konseling yang saya lakukan ini Baik A, ibu juga mengucapakan terima kasih kepada kamu. Sekarang kita perlu berdiskusi untuk mempelajari cara memecahkan masalah yang kamu alami, apa kamu setuju? Saya setuju bu Ibu, ingin menjelaskan kepada kamu tentang cara metode yang perlu kamu pelajari, yaitu STRATEGI KURSI KOSONG. Strategi ini bisa digunakan untuk mengatasi masalah konflik termasuk masalah kamu ini. Baik bu,, baimana caranya? Startegi kursi kosong merupakan strategi dialog antar kamu dengan ibu kamu. Disebut strategi kursi kosong karena dialog itu kamu lakukan dengan berhadapan dengan kursi kosong (yang dianggap sebagai ibu) seperti: Kursi 1: Ibu, mengatakan, A kamu tidak usah kuliah Kursi 2: A, mengatakan, saya ingin kuliah bu Kursi 1: Ibu, mengatakan, kamu bantu ibu saja bekerja Kursi 2: A, mengatakan, tidak bu saya ingin tetap kuliah karena saya ingin bahagian ibu sama bapak Kursi 1: Ibu, mengatakan, tapi nak kuliah itu membutuhkan biaya yang cukup mahal sedangkan ibu sama bapak saja hanya bisa membiayai kamu sampai SMA ibu sama bapak tidak mampu biayai kamu untuk kuliah Kursi 2: A, mengatakan, tidak bu. Ibu salah jika berfikiran seperti itu. Kuliah itu tidak harus membutuhkan biaya yang banyak dan mahal bu, tapi biaya kuliah itu bisa murah dengan nanti saya mengikuti program beasiswa yang diselenggarakan di kampus buk jadi bisa mengurangi biaya kuliah. Kursi 1: Ibu, mengatakan, terus pada saat pendaftaran apa tidak mengeluarkan biaya? Kursi 2: A, mengatakan, iya perli bu tetapi saya disekolah juga termasuk kategori anak yang berprestasi, dengan prestasi saya, saya nanti bisa mendaftar program bidikmisi diuniversitas negeri bu. Dengan jalur itu juga pendaftaran dan biaya kuliah yang harus dikeluarkan banyak tidak jadi masalah bu karena biaya yang dikenakan dalam jalur itu tidak banyak. Hmmm.. baik. Kamu sudah bisa belajar



Konseli



Konselor Konselor



melakukan strategi kursi kosong. Kemudian, apakah ibu bisa minta tolong ya, agar kamu berlatih lagi melakukan strategi ini di rumah. Baik bu, saya sanggup berlatih melakukan strategi kursi kosong di rumah. Dan sekarang saya mengerti apa yang harus saya katakan kepada ibu saya. terimah kasih atas bantuannya ya bu.. Oke..semoga kamu berhasil menerapkannya. Bagaiman keadaan kamu, setelah kamu berlatih menerapkan strategi kursi kosong dirumah,? Tahap 6: Assesment



Konseli



Alhamdllah bu saya lega.. saya akhirnya bisa membicarakan masalah saya dengan ibuk secara baik-baik



Konselor



Terus apa pendapat ibu kamu setelah kamu bisa menjelaskan semuanya? Setelah saya beri penjelsan dan pengertian dengan sejelas-jelasnya, akhirnya ibu saya mengerti dan mau menerima alasan saya mengapa saya ingin sekali menjutkan sekolah keuniversitas negeri. Dan ibu saya juga mendukung langkah saya untuk kuliah bu. Wahh..ibu jadi merasa senang Meringkas/summaring mendengarnya. Apa yang kamu inginkan akhrinya tercapai. Iya bu.. semua ini juga berkat bantuan dari ibu tanpa semua informasi dari ibu mungkin saya tidak dapat menjelasakan kepada orang tua saya bu dan ibu saya pasti masih tidak mengizinkan saya untuk kuliah. Iya A..semua ini juga berkat usahamu yang pantang menyerah dan ibu harap kamu bisa jaga kepercayaan orang tuamu dan kamu bisa menjadi anak yang sukses. Iya bu amin.. terima kasih atas semua bantuan ibu, Baik A sama-sama.. Ibu juga merasa senang bisa membantu memecahkan masalah kamu. Lain kali jika ada yang mau kamu diskusikan lagi kamu bisa temui ibu di ruang BK atau melalui media soial seperti ini. Iya bu pasti saya akan menghubungi ibu kembali Terima kasih bu.. selamat malam Iya A sama-sama Selamat berjuang dan selamat malam juga.



Konseli



Konselor Konseli



Konselor



Konseli Konselor



Konseli Konselor



Tahap 7: Followup/tindak lanjut