RPL Konseling Kelompok [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SMA EGERI 1 SUKOHARJO Jl. Pemuda No. 38 Telp (0271) 593085 Sukoharjo Kode Pos 57512 RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING KELOMPOK SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2022/2023 Komponen Layanan Responsif Bidang Layanan Pribadi Topik / Tema Layanan Kebersihan Diri Fungsi Layanan Pengentasan Gejala Masalah: 1. Peserta menyimpan sampah di laci meja. Deskripsi Masalah 2. Peserta memiliki bau badan yang menyengat. 3. Peserta memiliki kutu rambut. Melalui konseling kelompok dengan Teknik kontrak perilaku dari pendekatan behavior, peserta didik mampu menyelesaikan masalah Tujuan Umum dengan memanfaatkan dinamika kelompok, bisa mengambil keputusan yang tepat untuk dirinya, serta berani bertanggungjawab dengan kebersihan diri. 1. Peserta didik dapat menelaah masalahnya bersama para anggota kelompok dalam mengatasi masalah kebersihan diri (C4) 2. Peserta didik dapat membiasakan diri untuk menjaaa kebersihan Tujuan Khusus (A5) 3. Peserta didik dapat menghindari kebiasaan yang kurang menjaga kebersihan diri (C5) Sasaran Layanan Kelas XII BB Nama Konseli RT, AR, RZ, FI, SA, AL, AN, RA, ND, AA Jenis Kelamin Perempuan Waktu 45 Menit Konseling Kelompok, Pendekatan Behaviourisme Teknik konrak Metode/Teknik perilaku Media / Alat worksheet, bolpoint Pelaksanaan 1. Tahap Pembentukan 1. Pemimpin Kelompok mengumpulkan dan menganalisis data konseli 2. Pemimpin Kelompok membentuk kelompok Pra Konseling 3. Pemimpin Kelompok menata ruang konseling 4. Pemimpin Kelompok menyiapkan diri untuk melakukan konseling 5. Pemimpin Kelompok membuat kesepakatan jadwal 1.Tahap Awal (beginning 1. Pemimpin Kelompok membagikan presensi kehadiran pada para 2. stage). anggota kelompok. 2. Pemimpin Kelompok memberi salam dan meminta salah satu anggota untuk memimpin doa sebagai pembukaan 3. Pemimpin Kelompok mengucapkan rasa terimakasih pada anggota kelompok yang telah bersedia hadir dalam kegiatan Konseling Kelompok 4. Pemimpin Kelompok membangun hubungan baik (raport) dengan para anggota kelompok dan mengakrabkan anggota kelompok dengan menyapa penuh penerimaan pada anggota kelompok (greeting dan attending), 5. Pemimpin Kelompok membangun norma kelompok dan kontrak



Tahap Transisi (transition stage)



4. Mengidentifikasi masalah



Menetapkan tujuan Tahap pertama Konseling Behaviour (assessment)



bersama berupa penetapan aturan-aturan kelompok secara lebih jelas. 6. Pemimpin Kelompok mengembangkan interaksi positif antar anggota kelompok sehingga mereka terus terlibat dalam kegiatan kelompok, 1. Pemimpin Kelompok menjelaskan gambaran kegiatan konseling kelompok 2. Pemimpin Kelompok menanyakan apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan kelompok 3. Pemimpin Kelompok membangun understanding antara lain dengan memfasilitasi masing-masing anggota kelompok untuk mengungkapkan keluhan dan alasan mengikuti konseling kelompok 4. Pemimpin Kelompok mendorong semua anggota kelompok untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan kelompok dengan mengeksplor harapan-harapan dan tujuan yang ingin diperoleh masing masing anggota kelompok 5. Pemimpin Kelompok mengingatkan kembali apa yang telah disepakati pada sesi sebelumnya; topik, fokus dan komitmen dan mengucap janji untuk saling menjaga rahasia dan untuk saling memberidan menerima. 1. Pemimpin Kelompok memulai kegiatan dengan menjelaskan terlebih dahulu mengenai permasalahan tidur di kelas yang akandibahas dalam kegiatan konseling kelompok 2. Pemimpin Kelompok membangun understanding antara lain dengan memfasilitasi masing-masing anggota kelompok untuk mengungkapkan / memaparkan masalahnya secara bergantian 3. Pemimpin Kelompok mendengarkan dengan cermat dan penuh perhatian pemaparan dari para peserta didik agar timbul keterbukaan kepada semua anggota kelompok. 4. Pemimpin Kelompok mengingatkan kembali apa yang telah disepakati pada sesi sebelumnya; fokus dan komintmen untuk saling menjaga rahasia dan untuk saling member dan menerima. 5. Pemimpin Kelompok membantu peserta untuk mengekspresikan dirinya secara unik, terbuka dan mandiri; membolehkan perbedaan pendapat dan perasaan. 6. Pemimpin Kelompok mengadakan kegiatan selingan yang kondusif untuk menghangatkan suasana, mengakrabkan hubungan atau untuk memelihara 7. Pemimpin Kelompok memberi contoh bagaimana mengeskpresikan pikiran dan perasaan yang mudah dipahami oleh orang lain. 8. Pemimpin Kelompok memberi contoh bagaimana mendengarkan secara aktif sehingga dapatmemahami orang lain dengan baik. Pemimpin Kelompok berkolaborasi dengan anggota kelompok untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan kelompok dengan mengeksplor harapan-harapan dan tujuan yang ingin diperoleh masing-masing anggota Kelompok Pemimpin Kelompok dan anggota kelompok bersama-sama menentukan apa yang dilakukan oleh konseli pada saat ini. Asesmen dilakukan adalah aktivitas nyata, perasaan dan pikiran konseli. Pada tahap ini terjadi hubungan membantu antar anggota kelompok yang dilakukan dengan cara bertanya antar anggota kelompok tentang masalah yang dibahas, saling menjelaskan, mengkritisi, dan memberi contoh, mengemukakan ide ataupun pengalaman, serta memberi saran pada setiap anggota kelompok secara bergantian dengan topik permasalahan yang terfokus, yaitu kebersihan diri.



Tahap kedua konseling Menentukan tujuan (goal setting) Tahap ketiga konseling Mengimplementasikan teknik (technique implementation) Tahap keempat konseling Evaluasi dan mengakhiri konseling (evaluation termination)



Penutup



Di sini konselor sebagai pemimpin kelompok berperan sebagai pengontrol dinamika kelompok apabila ditemukan hal-hal yang dianggap sebagai pengganggu kelancaran proses konseling kelompok. Pemimpin Kelompok dan anggota kelompok menentukan tujuan konseling sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan informasi kebersihan diri yang telah disusun dan dianalisis. Pemimpin Kelompok dan anggota kelompok menentukan strategi belajar yang terbaik untuk membantu konseli mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkan. Pemimpin Kelompok dan anggota kelompok mengimplementasikan teknik konseling kontrak perilaku 1. Menguji apa yang konseli lakukan terakhir. 2. Eksplorasi kemungkinan kebutuhan konseling tambahan. 3. Membantu konseli mentransfer apa yang dipelajari dalam konseling ke tingkah laku konseli. 4. Memberi jalan untuk memantau secara terus menerus tingkah laku konseli. 1. Pemimpin Kelompok bersama anggota kelompok saling mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan 2. Pemimpin Kelompok membahas kegiatan lanjutan yang diperlukan apakah diperlukan sesi konseling kelompok berikutnya. 3. Pemimpin Kelompok mengemukakan pesan dan harapan kepada anggota kelompok 4. Pemimpin Kelompok memberikan kegiatan ice breaking 5. kepada anggota kelompok 6. Pemimpin Kelompok menawarkan salah satu anggota kelompok berdoa dan guru BK memberikan salam penutup.



Evaluasi 1. Evaluasi Proses



2. Evaluasi Hasil 3. Tindak Lanjut



Pemimpin Kelompok memperhatikan proses layanan terutama keaktifan dan sikap peserta didik, dengan menggunakan lembar observasi. Anggota kelompok mengisi angket evaluasi setelah mengikuti kegiatan layanan Konseling Kelompok menggunakan link yang sudah ditentukan, antara lain : Kepuasan peserta didik terhadap konseling kelompok, Komitmen, Daftar Hadir Anggota kelompok yang belum selesai penanganan masalahnya ditindak lanjuti dengan layanan konseling individual.



Lampiran : 1. Deskripsi Ice Breaking 2. Lembar Kepuasan Konseli 3. Kontrak Perilaku Surakarta, Maret 2023 Mengetahui: Guru Pamong



Mahasiswa PPG BK



Nurul Arifianti, S.Psi NIP. 19791209 201001 2 017



Ichsana Nur Asyifa, S.Pd NIM. 2222514018



DESKRIPSI ICE BREAKING A. Tepuk Konsentrasi! Ice breaking ini berupa kombinasi antara tepuk paha, tepuk tangan dan jentik jari dengan menyanyikan lagu ‘konsentrasi, konsentrasi di mulai!” sambil menyebutkan nama dan hobi dari masing-masing anak. B. Tangkap Bakso! Ice breaking ini berupa permainan menangkap jari temannya yang diletakkan di telapak tangan teman yang lain. Jari tersebut dianalogikan sebagai sebuah bakso, kemudian konselor bercerita bebas, ketika ada kata bakso yang terucap, maka jari bakso harus ditangkap.