RPP Model Pembelajaran STAD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RPP Model Pembelajaran STAD oleh Debrina Posted on April 26, 2013 by debrinachristarany 0 B.



STANDAR KOMPETENSI 1. Memahami alat pernapasan pada manusia



C.



KOMPETENSI DASAR



1.1 Mendeskripsikan alat pernapasan pada manusia D.



INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI  



Menyebutkan alat pernapasan pada manusia Menjelaskan proses pernapasan pada manusia







Menyebutkan gangguan pernapasan pada manusia



E.



TUJUAN PEMBELAJARAN







Melalui pengamatan gambar, penjelasan guru, dan diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan alat penapasan pada manusia Melalui penjelasan guru, siswa dapat menjelaskan proses pernapasan pada manusia







Melalui penjelasan guru, siswa dapat menyebutkan gangguan pernapasan pada manusia







F.



MATERI AJAR  



Alat pernapasan pada manusia Proses pernapasan pada manusia







Gangguan pernapasan pada manusia







G.



ALOKASI WAKTU



Waktu Keseluruhan



: 2 x 35 menit



Pendahuluan



: 7 menit



Pembelajaran Inti



: 53 menit



Penutup



: 10 menit



H.



MODEL / PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN 1.



1. I.



1. Model Pembelajaran



: Student Teams Achievement Division (STAD)



2. Metode Pembelajaran



: Ceramah, diskusi kelompok, tugas individu



MEDIA DAN SUMBER BELAJAR



2. Media pembelajaran



: Gambar alat pernapasan pada manusia dan proses pernapasan pada manusia



1. Sumber belajar



: Buku IPA Salingtemas untuk kelas V SD/MI oleh



Choiril Azmiyawati, Wigati Hadi Omegawati, dan Rohana Kusumawati; editor Khori Arianti, Anis Dyah Rufaida. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. J.



KEGIATAN PEMBELAJARAN



No



Kegiatan Siswa



1



2



1.



Pendahuluan 1. Mempersipkan diri untuk memulai pembelajaran dengan memberi salam kepada guru



2.



2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan Pembelajaran Inti



Kegiatan Guru 3 1. Mempersiakan siswa 2’ untuk mengikuti pembelajaran dengan 3’ memberi salam



Alokasi Waktu 4



Pengorganisasian siwa 5 Klasikal Klasikal



2. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi yang diharapkan



1. Menjelaskan peta konsep tentang alat



3’



Klasikal



& Eksplorasi 1. Memahami peta konsep tentang alat pernapasan pada manusia 2. Mempelajari alat pernapasan pada manusia & Elaborasi 1. Membentuk kelompok (4-5 siswa) 1. Memahami penjelasan guru 1. Memahami tugas yang diberi guru 1. Membuat laporan hasil diskusi kelompok 1. Mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas 1. Menjawab pertanyaan dari kelompok lain 1. Menjawab pertanyan yang diberikan guru secara tulis 1. Mendengarkan nilai hasil diskusi dan tes individu & Konfirmasi 1. Memperhatikan guru memberikan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui



pernapasan pada manusia 2. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran



3’



Klasikal



3’



Klasikal



3’



Ceramah



3’ 1. Membagi siswa menjadi beberapa 10’ kelompok secara heterogen (4-5 siswa) 12’ 2. Menyajikan materi dan gambar mengenai 6’ alat pernapasan, proses 6’ pernapasan, dan gangguan pernapasan 2’ pada manusia 3. Memberi tugas pada 2’ tiap kelompok dengan menggunakan lembar 2’ kerja siswa (LKS) 4. Membimbing dan memantau siswa diskusi dan tanya jawab dalam kelompoknya 5. Memfasilitasi masingmasing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok 6. Mefasilitasi kelompok lain untuk bertanya pada kelompok yang presentasi 7. Setelah presentasi kelompok, guru memberi tes tulis individu kepada siswa 1. Mengumumkan nilai



Kelompok Kelompok Kelompok Klasikal Klasikal Klasikal Klasikal Klasikal



2. Menjawab pertanyaan yang diberikan guru secara lisan



diskusi kelompok dan tes individu yang didapat siswa dan memberi reward kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi 1. Memberikan tanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa



3.



Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi 2. Mencatat pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. K.



1. Bersama dengan siswa menjawab dan meluruskan kesalahan pemahaman, dan memberikan penguatan 1. Membimbing siswa 5’ menyimpulkan materi 5’ 2. Menjelaskan pekerjaan rumah kepada siswa



PENILAIAN HASIL BELAJAR



1. Prosedur penilaian



: – proses – akhir



2. Jenis Penilaian



: – aktivitas



- tes tulis 3. Bentuk Penilaian



: – tulis uraian - hasil diskusi (LKS)



4. Alat penilaian



: – lembar soal tulis dan kunci jawaban – rubrik penilaian dan pedoman penskoran



Mengetahui



Malang, 21 April 2013



Klasikal Klasikal



Kepala Sekolah



Guru Mata Pelajaran IPA



Raka Pratama



Debrina Chistarany



MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Inovasi Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu : Muhammad Prayito,S.Pd.,M.Pd.



Oleh : Kelas 3F Anggota Kelompok: 1. Tulus Khusnul 2. Nur Khotibul Umam



(11310234) (11310243)



3. Novita Ayuning Tyas



(11310245)



4. Sofiatun Kasanah



(11310260)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM IKIP PGRI SEMARANG 2012



DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………. 1 2. RUMUSAN MASALAH …………………………………………………………………………….. 2 BAB II PEMBAHASAN 1. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF………………………………………………….. 3 2. MODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD ………………………………… 4 3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD …………………………………………………………………………. 7 BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN…………………………………………………………………………… ……………… 8 2. SARAN…………………………………………………………………………………… ………………… 8 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………………… ………… 9 LAMPIRAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBEAJARAN (RPP)



BAB I PENDAHULUAN



1. A.



Latar Belakang Masalah



Kegiatan belajar matematika efektif apabila tujuan pembelajaran matematika dapat dicapai dengan baik. Guru harus menguasai materi belajar dan dapat memilih metode mengajar yang cocok, menerapkan strategi serta menciptakan suasana yang mendukung pada proses belajar mengajar. Guru harus tepat dalam memilih metode dan strategi pembelajaran. Guru yang kurang menguasai materi tentu akan kesulitan di dalam mengajar. Hal ini dapat mengakibatkan siswa kurang mengerti atau mamahami tentang materi yang disampaikan sehingga siswa menjadi malas untuk belajar dan menganggap materi tersebut sulit. Selama ini pembelajaran yang diterapkan di sekolah adalah pembelajaran secara konvensional, pembelajaran ini cenderung bersifat searah yaitu peran guru lebih aktif dibanding peran siswa. Sehingga dalam hal ini siswa kurang bisa mengembangkan kreatifitasnya dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka perlu digunakan metode pembelajaran yang bertujuan untuk mengaktifkan siswa, dimana siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit serta dapat saling mendiskusikan masalahmasalah dengan temannya. Model pembelajaran kooperatif yaitu belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen, terdiri dari suku atau ras yang berbeda jenis kelamin yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan, kemampuan tinggi, rendah dan sedang. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, keberhasilan dalam kelompok sangat penting dalam pembelajaran ini sehingga anak yang lemah



akan mendapat bantuan dari yang lebih pandai dan sebaliknya, anak yang pandai akan dapat mengembangkan kemampuannya dengan mengajarkan materi pada temannya yang kemampuannya rendah. Dalam hal ini, model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan tipe yang lebih sederhana dibandingkan tipe–tipe yang lain. Interaksi sosial yang terjadi dalam kelompok-kelompok akan dapat menjadikan pembelajaran matematika lebih bermakna. Jadi materi pelajaran yang dipelajari siswa lebih mendalam dan meningkatkan minat belajar siswa serta prestasi belajar siswa. Fenomena yang terjadi di dalam pembelajaran matematika di sekolah saat ini adalah banyak terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika membosankan, tidak menarik bahkan penuh misteri. Ilmu matematika dirasa sukar, sulit dan tidak nampak kaitannya dalam kehidupan seharihari. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang negatif terhadap matematika. Sementara itu ada juga siswa yang sangat menikmati keasyikan bermain dengan matematika, mengagumi keindahan matematika dan tertantang untuk memecahkan setiap soal-soal matematika. Kenyataan ini adalah sebuah persepsi yang positif terhadap matematika. Masalahnya yang terjadi saat ini adalah persepsi negatif lebih banyak dari pada persepsi positifnya Dari pernyataan di atas guru hendaknya memilih dan menggunakan pendekatan yang banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara fisik, mental maupun sosial, sehingga proses pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna. Karena dalam pembelajaran matematika, penggunaan model dan pendekatan yang tepat sangat diperlukan. Bangun ruang merupakan salah satu materi pokok dalam pelajaran matematika. Materi tersebut dipilih dengan alasan bahwa konsep bangun ruang lebih khususnya limas sulit dipahami siswa. Agar siswa ikut aktif dalam belajar matematika, maka diperlukan pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sehingga materi tersebut dapat tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh siswa tersebut. 1. B.



Rumusan Masalah



Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif ? 2. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ? 3. Apa saja kelebihan dan kekurangan model pembelajran kooperatif tipe STAD ? 4. Apa saja langkah-langkah yang ada dalam tipe pembelajaran STAD



BAB II PEMBAHASAN 1. Model Pembelajaran Kooperatif



Model Pembelajaran kooperatif dikembangkan dari teori belajar konstruktivitisme yang lahir dari Piaget dan Vigosky . Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak . (Ratna,1988: 181 dalam Rusman,2011:201) Dalam model pembelajaran kooperatif , guru yang lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi , dengan catatan siswa sendiri . Guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa , tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya . Siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka , ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri . Pembelajaran kooperatif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi (Nurulhayati,2002:25dalam Rusman,2011:203) . Dalam sistem belajar yang kooperatif , siswa belajar bekerja sama dengan anggota lainnya . Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab , yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar . Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri .



Pembelajaran kooperatif ( cooperative learning ) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 46 orang dengan struktur kelompok yang berisfat heterogen. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multi way traffic comunication). Pada pembelajaran kooperatif di yakini bahwa keberhasilan peserta didik tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil.(Woolfolk, 1993 dalam Budiyono dkk, 2012:13) Lima unsur esensial yang di tekankan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, (a) saling ketergantungan positif, (b) interaksi berhadapan (face to – face interaction), (c) tanggung jawab individu (individual reponsibility), (d) ketrampilan sosial (social skills), (e) terjadi proses dalam kelompok (group processing). Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang banyak digunakan dan menjadi perhatian serta di anjurkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Slavin (1995) dinyatakan bahwa (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis memecahkan masalah dan meintegrasikan pengetahuan dan pengalaman. 1. Model kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) Model ini di kembangkan ole Robert Slavin dan teman – temannya di Universitas John Hopkin. Dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan empat orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu pelajarn dan siswa – siswa di dalam kelompok memastikan bahwa semua anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua siswa menjalani kuis peseorangan tentang materi ersebut, dan pada saat itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai – nilai hasil kuis siswa diperbandingkan dengan nilai rata – rata mereka sendiri yang diperoleh sendrinya, dan nilai – nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa tinggi peningkatan yang bisa merek capai atau seberpa tinggi nilai itu melampaui nilai mereka sebelumnya. Nilai – nilai ini kemudian di jumlah untuk mendapat nilai kelompok, dan kelompok yang dapat mencapai kriteria tertentu bisa mendapatkan sertifikat atau hadiah – hadiah yang lainnya. Slavinmemaparkan bahwa: “gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang di ajarkan guru”. Jika siswa menginginkan kelompok memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong teman sekelompok untuk melakukan yang terbaik, memperlihatkan norma – norma bahwa belajar itu penting, berharga dan menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis, sehingga setiap siswa



harus menguasai materi itu (tanggunggung jawab perseorangan ). Para siswa mungkin bekerja berpasangan dan mungkin bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain, mereka bisa mendiskusiakan pendekatan – pendekatan untuk memecahkan masalah itu, atau merekabisa saling memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari itu. Langkah – langkah pembelajaran kooperatif model STAD 1. Penyampaian tujuan dan motifasi Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran dan motivasi siswa untuk belajar. 1. Pembagian kelompok Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4 – 5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keagamaan) kelas dalam prestasi akademik, gender/jenis kelamin, rasa atau etnik. 1. Presentase dari Guru Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersbut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pernyataan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari – hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikusai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara – cara mengerjakannya. 1. Kegiatan belajar dalam Tim (kerja tim) Siswa belajar dalam kelompoknyang telah dibentuk. Guru menyiakan lembar kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok , sehingga semua anggota menguasai dan masing – masing memberikan kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperluan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD. 1. Kuis (Evaluasi) Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pmberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini ilakukan untuk menjamin agar siswa secara individual bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menetapkan skor batas penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60, 75, 84, dan seterusnya sesuai dengan tingkat kesulitan siswa.



1. Penghargaan prestasi tim Setelah pelaksanaan kuis, guru memeriksa hasil kerja siswa dan memberikan angka dengan rentang 0-100. Selanjutnya pemberian penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut : 1. Menghitung skor individu Menurut Slavin (Trianto, 2007:55), untuk menghitung perkembangan skor individu dihitung sebagaimana dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel penghitungan perkembangan skor individu No. 1.



Nilai Tes Lebih dari 10 poin di bawah skor dasar



Skor Perkembangan 0 poin



2.



10 sampai 1 poin di bawah skor dasar



10 poin



3.



Skor 0 sampai 10 poin di atas skor dasar



20 poin



4.



Lebih dari 10 poin di atas skor dasar



30 poin



5.



Pekerjaan sempurna (tanpa memperhatikan dasar)



30 poin



1. Menghitung Skor Kelompok Skor kelompok dihitung dengan membuat rata – rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan anggota kelompok dan membagi sejumlah anggota kelompok tersebut. Sesusai dengan rata – rata skor perkembangan kelompok sebagaimana dalam tabel 7.3 sebagai berikut: No. 1.



rata – rata skor N



Kualifikasi –



N



Tim yang baik (good team)



16 N



Tim yang baik sekali (great team)



N



Tim yang istimewa (super team)



1. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok



Setelah masing – masing kelompok satu tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan kepada masing – masing kelompok sesuai dengan prstsinya (kiteria tertentu yang ditetapkan guru). STAD merupakan suatu metode generik tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi kebanyakan guru meggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti materi – materi ini. 1. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah (2001:17) , yaitu: 1. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: 1. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah. 3. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 4. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi. 5. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain. 6. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, yaitu: Menurut Dess (1991) Pembelajaran STAD juga mempunyai kekurangan – kekurangan : 1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai target kurikulum 2. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk guru sehingga pada umumnya guru tidak mau menggunakan pembelajaran kooperatif 3. Menuntut sifat tertentu dari siswa , misalnya sifat suka bekerja sama



BAB III



PENUTUP 1. Kesimpulan 1. Pembelajaran kooperatif adalah setrategi belajar dimana siswa dapat belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda. 2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam setting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered. 3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. 4. Model pembelajaran tipe STAD mempunyai banyak kelebihan sehingga dapat mendorong peningkatan mutu pendidikan. 5. Saran 1. Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilan proses dan keterampilan kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut. 2. Agar pembelajaran-pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta ketrampilan proses yang akan dikembangkan. 3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan prestasi dan keaktifan siswa belajar pada pokok bahasan menghitung permukaan limas. 4. Untuk menambah motivasi anak didik sebaiknya sehabis mengadakan kuis, guru diharapkan memberikan penghargaan baik berupa nilai maupun barang.



DAFTAR PUSTAKA



Rusman.2011.Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionaisme Guru.Jakarta:Rajawali Pers. Budiyono,Budi Usodo &Yemi Kuswardi.2012.Model,Media dan Evaluasi Pembelajaran Matematika.Surakarta:UNS Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . 2011 . http://www.sarjanaku.com ( 24 September 2012 ) Paul M La Bounty dkk . 2011 . International Society of Sports Nutrition position stand: meal frequency.springer.com (20 September 2012) Irma Pujiati . 2008 .PeningkatanMotivasidanKetuntasanBelajarMatematikaMelaluiPembelajaranKooperatifTipe STAD . Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. I, No. 1 Mega Irhamna. 2009 . Cooperative Learning dengan Model STAD pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII SMP Negeri 2 Delitu. Jurnal Penelitian Kependidikan , Tahun 19,Nomor 2, Oktober 2009 Nanik Pudjowati . 2009 . Implementasi Model STAD (Student Teams Achievement Divisions ) SebagaiUpayaPeningkatanApresiasi HAM PadaPesertaDidikKelas VII SMP 1. JurnalLemlit, Volume 3, Nomer 2, Desember 2009



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)



Mata Pelajaran Alokasi waktu



: 50 menit



Kelas/Semester



: VIII/2



Pertemuan



:8



Sekolah



: SMP



1. Standar Kompetensi



: Matematika



: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan



bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. 1. Kompetensi Dasar



: Menghitung luas permukaan dan volume kubus,



balok, prisma dan limas. 1. Indikator



: Menggunakan rumus untuk menghitung luas



Permukaanlimas tegak. 1. D. Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik dapat menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan dan volume limas tegak, melalui pembelajaran kooperatif learning dengan model STAD. v Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline ) Rasa hormat dan perhatian ( respect )



Tekun ( diligence ) Tanggung jawab ( responsibility ) 1. E. Topik 1. Menghitung luas permukaan (sisi) limas tegak. 2. F.



Metode dan Model 1. Pendekatan/ Model STAD



: Pembelajaran kooperatif learning/



2. Metode



: Ceramah dan tanya jawab



3. G. Langkah-langkah Pembelajaran No 1



Pendahuluan



Kegiatan 1. Guru Hadir tepat waktu.



Waktu



2. Guru menyiapkan kondisi fisik siswa seperti :memberi salam, memimpin berdoa, mengecek kehadiran peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru memberi motivasi dengan bertanya kepada siswa dengan memberi contoh bertanya pernahkah kalian berkemah dan mendirikan tenda?. Guru memberi apersepsi dan mengajukan pertanyaan . 2



Kegiatan Inti



1. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari luas permukaan limas. 2. Dikelas guru membentuk kelompok belajar yang heterogen dan mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka yang terdiri dari 4 orang dan 5 orang. (Student Teams Achievment Division) 3. Guru memberikan lembar kerja kepada masingmasing kelompok. 4. Bila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan LKPD, teman satu kelompok bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada temannya yang tidak bisa. 5. Berikan kunci jawaban LKPD agar siswa dapat



5 menit



mengecek pekerjaan sendiri. 6. Guru berkeliling untuk mengawasi kinerja kelompok. 7. Guru bertindak sebagai narasumber atau fasilitator jika diperlukan. 8. Setelah selesai mengerjakan LKPD secara tuntas, guru memberikan kuis kepada seluruh siswa, para siswa tidak boleh bekerja sama dalam dalam mengerjakan kuis, guru langsung membahasnya. 9. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab benar dan kelompok yang dapat mendapat skor tinggi.



35menit 3



Penutup



1. Bersama-sama peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran. 2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram. 3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran. 4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil 10 menit belajar peserta didik.



1. H.



Sumber Belajar 1. Buku Ajar Matematika SMP Kelas VIII terbitan PT . Esis 2. Buku Matematika konsep dan aplikasinya BSE karangan Dewi Nuharini , SE 3. Alat Peraga Limas



1. I.



Penilaian 1. Teknik



: Tes tertulis



2. Instrumen



: Pilihan ganda



Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menghitung luas permukaan limas.



Penilaian Teknik Tes tertulis



Bentuk Instrumen Uraian



Instrumen/Soal 1. Bagian atas sebuah tenda berbentuk limas persegi, jika panjang sisi pada persegi 12 m dan tinggi limas 8 m. Hitunglah kain yang dibutuhkan untuk menutup atap tenda tersebut!



Semarang,24 September 2012 Tertanda Guru Matematika Kelas 8



Pengajar



Bahan Ajar



Luas Permukaan Limas E Sama halnya dengan prisma, luas permukaan limas pun dapat diperoleh dengan cara menentukan jarring-jaring limas tersebut. Kemudian, menjumlahkan luas bangun datar dari jarring-jaring yang terbentuk. Untuk lebih jelasnya, coba kamu pelajari uraian berikut



.



E



Gambar 8.32 : Limas segiempat E.ABCD dan jaring- jaringnya.



Gambar 8.32 memperhatikan sebuah limas segiempat E.ABCD beserta jaring-jaringnya. Dengan demikian, luas permukaan limas tersebut adalah sebagai berikut. Luas permukaan limas E.ABCD



= luas ABCD + luas ∆ABE + luas ∆BCE



+ luas ∆ CDE + luas ∆ ADE = luas ABCD + ( luas ∆ABE + luas ∆BCE + luas ∆ CDE + luas ∆ ADE ) Secara umum, limas permukaan limas adalah sebagai berikut. Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak



Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Nama Sekolah



: SMP



Mata Pelajaran



: Matematika



Kelas



: VIII



Semester



:2



1. A. Standar Kompetensi dan



: Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas,



bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya. 1. B.



Kompetensi Dasar



: Menghitung luas permukaan dan volume kubus,



balok, prisma dan limas. 1. C.



Indikator



: Menggunakan rumus untuk menghitung luas



permukaan limas tegak. 1. D. Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik dapat menggunakan rumus untuk menghitung luas permukaan limas tegak, melalui pembelajaran kooperatif learning dengan model STAD. Soal : 1. Perhatian gambar limas beraturan disamping! Jika panjang AB = 18 cm, TE =12 cm, hitunglah : 1. Tinggi segitiga pada sisi tegak 2. Luas selimut limas 3. Luas alas limas



4. Luas permukaan limas



Kunci Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) 1. Perhatian gambar limas beraturan disamping! Jika panjang AB = 18 cm, TE =12 cm, hitunglah : 1. Tinggi segitiga pada sisi tegak 2. Luas selimut limas 3. Luas alas limas 4. Luas permukaan limas



Penyelesaian : Diketahui :



AB = 18 cm TE = 12 cm



Ditanya :



Tinggi pada sisi tegak = TF = ?



TF2



= TE2 + EF2 = 122 + 92 =144 + 81 = =15 1. Luas segitiga TBC



=



= x BC x TF



x 18 x 15



= 9 x 15 = 135 cm2 1. Luas selimut limas



= L ∆ x L ∆ TBC



= 4 x 135 = 540 cm2 1. Luas alas limas



= luas persegi



= ABxBC = 18 x 18 =334 cm2 1. Luas permukaan limas = 334 = 874



= luas alas + luas selimut limas



Kuis Luas Permukaan Limas



1. Diketahui sebuah limas T.PQRS seperti pada gambar di samping . Tentukan : 1. Panjang TU 2. Panjang TV 3. Luas alas 4. Luas permukaan



1. Perhatikan gambar berikut : Dari gambar limas O.KLMN tersebut , tentukan : 1. Luas alas 2. Luas sisi tegak 3. Luas permukaan



Penyelesaian Kuis Luas Permukaan Limas



a. TU merupakan sisi miring segitiga siku-siku TOU . Menurut Teorema Pythagoras



=



Jadi , panjang TU adalah 10cm b. TV merupakan sisi miring segitiga siku-siku TOV . Menurut Teorema Pythagoras



= 64 + 9 = 73 TV



=



Jadi , panjang TV =



1. Luas alas = Luas sisi PQRS = = = 72



Jadi , Luas alas limas T.PQRS adalah 72.



1. Luas permukaan limas = Luas alas + luas semua sisi tegak = luas PQRS + ( =



Jadi , Luas Permukaan Limas



a. Luas alas limas



= Luas persegi KLMN



= = =



Jadi , Luas alas limas O.KLMN adalah 40 1. Luas sisi tegak =



= = = 80 1. Luas permukaan Limas = Luas alas + Luas sisi tegak = 40 + 80 =120



Jadi Luas Permukaan Limas adalah 120



Model Pembelajaran CL Tipe STAD



Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur, yang terdiri dari beberapa bagian dan saling berhubungan antar bagian-nya. Misalnya seorang guru akan menyajikan pokok materi yang tertruktur terdiri atas sub pokok materi



Menurut Robert E Slavin dan kawan-kawan , model CL tipe STAD terdiri dari 5 komponen (fase) , yakni : 1. Presentasi Kelas (Class presentation) 2. Pembentukan tim (Teams) 3. Kuis Individu (Individual Quizzes) 4. Perubahan skor individu (Individual improvement score) 5. Pengakuan tim (Team recognition) Model ini sangat cocok untuk menyajikan materi pembelajaran terstruktur, yang terdiri dari beberapa bagian dan saling berhubungan antar bagian-nya. Misalnya seorang guru akan menyajikan pokok materi/ bahasan yang tertruktur terdiri atas 4 sub pokok materi/ bahasan A, B, C dan D. Artinya, sebelum dapat mempelajari sub B, siswa harus menguasai sub A, sebelum mempelajari sub c, siswa harus sudah menguasai sub A dan sub B, demikian seterusnya untuk sub D. Langkah-langkah : Fase 1



: Guru presentasi di depan kelas, menyampaikan tujuan pembelajaran dan



memberikan informasi tentang materi yang akan dipelajari, misalnya konsep, materi secara garis besar dan prosedur kegiatan (eksperimen). Guru juga perlu menjelaskan tata cara kerjasama dalam kelompok, terutama kepada kelompok atau kelas yang belum terbiasa menjalankan model CL.



Fase 2 : Guru membentuk kelompok, berdasarkan kemampuan (prestasi sebelumnya), jenis kelamin, ras dan etnik. Jumlah anggota tiap kelompok antara 3-5 orang siswa Fase 3 : Bekerja dalam kelompok, Siswa belajar bersama, diskusi, menjawab soal atau mengerjakan eksperimen sesuai LKS yang diberikan guru Fase 4 : Scafolding. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok atau kelas Fase 5 : Validation. Guru mengadakan validasi hasil kerja kelompok dan memberikan kesimpulan hasil tugas kelompok Fase 6 : Quizzes. Guru mengadakan kuis secara individual. Hasil nilai yang diperoleh tiap anggota, dikumpulkan, kemudian dirata-rata dalam kelompok, untuk menentukan predikat kelompok. Dalam menjawab quiz, anggota tidak boleh saling membantu. Perubahan skor awal (base score) individu dengan skor hasil quiz disebut skor perkembangan. Penghitungan skor perkembangan sebagai berikut :



Tabel 1 : Nilai Penghargaan Kelompok (Penghitungan skor Perkembangan) NO



Fase 7



SKOR TES



NILAI PERKEMBANGAN



1.



Lebih dari 20 poin di atas skor awal



30



2



Sama atau hingga 10 poin di atas skor awal



20



3



Sepuluh hingga satu poin di bawah skor awal



10



4



Lebih dari 10 poin di bawah skor awal



5



: Penghargaan kelompok : Berdasarkan skor penghitungan yang diperoleh anggota, dirata-rata. Hasilnya untuk menentu-kan predikat tim (lihat Tabel 2)



Tabel 2 : Perolehan Skor dan Predikat Tim Tipe STAD dan Jigsaw NO



PREDIKAT TIM



RATA-RATA SKOR



1



Super Team



25 - 30



2



Great Team



20 - 24



3



Good team



: Fase 8



: Evaluasi oleh guru



Disalin dari : CATATAN GURU nDESO



15 - 19