Rsud SF - Pedoman Askep [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN



DINAS KESEHATAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN Jalan Kol H. Burlian KM.6, Kel. Suka Bangun, Kec. Sukarami, Palembang 30151 E-mail: [email protected]



PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN



RSUD PROVINSI SUMATERA SELATAN



Oleh KOMITE KEPERAWATAN



Palembang, Maret 2021



1



BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Sesuai dengan hasil kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang konsep keperawatan yaitu, Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Lokakarya Keperawatan Nasional,1983). Layanan keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Sebagai bagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lain (misal dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra. Asuhan keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan profesional merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara keseluruhan di rumah sakit. Pelayanan / Asuhan Keperawatan sebagai salah satu faktor penentu baik buruknya mutu Rumah Sakit, oleh karenanya kualitas pelayanan / asuhan keperawatan perlu dipertahankan seoptimal mungkin. Untuk mendukung pemberian pelayanan pasien diRumah Sakit Umum Daerah Sumatera Selatan petugas Keperawatan harus mengetahui dan mengerti pelayanan yang mengacu pada standar asuhan keperawatan. 2. TUJUAN PENULISAN A.



Tujuan Umum : Tersusunlah suatu panduan dalam pemberian Asuhan Keperawatan diRumah Sakit Umum daerah Provinsi Sumatera Selatan



B.



Tujuan Khusus : 1) Tercapailah keseragaman alur dan proses dalam pemberian Asuhan Keperawatan sesuai dengan aturan yang diberikan. 2) Meningkatkan proses dalam pemberian asuhan keperawatan 3) Meningkatnya kemandirian pasien dan keluarga 4) Meningkatnya derajat kesehatan klien dan keluarga khususnya pasien-pasien kunjungan diRumah Sakit Umum Daerah Sumatera Selatan



2



BAB II PEDOMAN PELAYANAN ASUHAN KEPERAWATAN A.



PENGERTIAN Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada peraktek keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dalam upaya pemenuhan KDM dengan menggunakan metodeologi proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, landasan etik, dan erika keperawtan, dalam lingkup kewenangan serta tanggung jawab keperawatan. Asuhan keperawatan dilaksanakan dalam bentuk proses keperawatan yang meliputi tahap : 1. Pengkajian 2. Diagnosa Keperawatan 3. Perencanaan (Intervensi) 4. Pelaksanaan (Intervensi) 5. Evaluasi (Formatif /proses dan sumatif) Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.



B.



C.



TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN a.



Tujuan Umum : Mengembangkan keilmuan keperawatan sebagai tugas dan fungsinya dalam menjalankan tindakan profesionalitas



b.



Tujuan Khusus : 1. Membantu individu/klien dan keluarga untuk mandiri 2. Mengajak individu/klien, keluarga atau masyarakat berpartisifasi dalam bidang kesehatan 3. Membantu individu mengembangkan potensi untuk memelihara kesehatan secara optimal agar tidak tergantung pada orang lain dalam pemeliharaan kesehatannya. 4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan yang optimal.



STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN Standar Asuhan Keperawatan secara resmi telah diberlakukan untuk diterapkan diseluruh rumah sakit melalui SK Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993. Standar asuhan keperawatan terdiri dari 1. Standar I : Pengkajian Keperawatan 2. Standar II : Diagnosa keperawatan 3. Standar III : Perencanaan Keperawatan 4. Standar IV : Intervensi Keperawatan 5. Standar V : Evaluasi keperawatan 6. Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan 1.



Standar I : Pengkajian Keperawatan Asuhan keperawatan paripurna memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus, tentang keadaannya untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan, data kesehatan harus bermanfaat bagi semua anggota tim kesehatan. Komponen pengkajian kesehatan meliputi : a. Pengumpulan data dengan kreteria, menggunakan format yang baku, sistematis, diisi sesuai dengan item yang disediakan, aktual (baru), absah (valid) b. Pengelompokan data dengan kreteria : data biologis, data psikologis, data sosial, dan spiritual. c. Perumusan masalah dengan kreteria : kesenjangan antara status kesehatan dengan pola fungsi kehidupan, perumusan masalah ditunjang oleh data yang telah dikumpulkan. 3



2.



Standar II : Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisis dan dibandingkan dengan norma fungsi kehidupan pasien dengan kreteria : dignosa keperawatan dihubungkan dengan penyebab kesenjangan dan pemenuhan kebutuhan pasien, dibuat sesuai dengan wewenang perawat, komponennya terdiri masalah, penyebab/gejala (PES) atau terdiri dari masalah dan penyebab (PE), bersifat aktual apabila masalah kesehatan pasien kemungkinan besar akan terjadi, dapat ditanggulangi oleh perawat.



3.



Standar III : Perencanaan Keperawatan Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan diagnosa keperawatan. Komponen perencanaan keperawatan meliputi : a. Prioritas keperawatan dengan kreteria : masalah-masalah yang mengancam kehidupan merupakan prioritas pertama, masalah-masalah yang mengancam kesehatan seseorang adalah prioritas kedua, masalah-masalah yang mempengaruhi prilaku merupakan prioritas ketiga. b. Tujuan asuhan keperawatan dengan kreteria : spesifik, bisa siukur, bisa dicapai, realistik, dan ada batas waktu. c. Rencana tindakan dengan kreteria : disusun bedasarkan tujuan asuhan keperawatan, melibatkan pasien/keluarga, menentukan alternatif tindakan yang tepat, mempertimbangkan kebijaksanaan dan peraturan yang berlaku, lingkungan, sumberdaya dan fasilitas yang ada, menjamin rasa aman dan nyaman bagi pasien, kalimat instruksi, ringkas, tegas dan bahasanya mudah dimengerti.



4.



Standar IV : Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan adalah pelaksanaan rencana tindakan yang ditentukan dengan maksud agar kebutuhan pasien terpenuhi secara maksimal yang mencakup aspek peningkatan, pencegahan, pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan dengan mengikut sertakan pasien dan keluarganya dengan kreteria : a. Dilaksanakan sesuai dengan rencana keperawatan b. Menyangkut keadaan Bio, psiko, sosial, spiritual pasien c. Menjelaskan setiap tindakan keperawatan yang akan dilakuakn kepada pasien dan keluarga d. Sesuai dengan waktu yang ditentukan. e. Menggunakan sumber daya yang ada. f. Menerapkan pinsip septic dan antiseptik g. Menerapkan prinsip aman, aman, nyaman, ekonomis,privacy dan mengutamakan keselamatan pasien h. Merujuk dengan segera bila ada masalah yang mengancam keselamatan pasien. i. Melaksanakan perbaikan tindakan berdasarkan respon pasien. j. Mencatat semua tindakan yang telah dilaksanakan k. Merapikan pasien dan alat setiap selesai melakuan tindakan. l. Melaksanakan tindakan keperawatan berpedoman pada prosedur tekhnis yang telah ditentukan. Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar meliputi : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.



Memenuhi kebutuhan oksigen. Memebuhi kebutuhan eliminasi, keseimbangan cairan dan elektrolit. Memenuhi kebutuhan eliminasi Memenuhi kebutuhan keamanan Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur. Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani Memenuhi kebutuhan spiritual Memenuhi kebutuhan emosional Memenuhi kebutuhan komunikasi 4



11. 12. 13. 14. 5.



Mencegah dan mengatasi reaksi psikologis Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan Memenuhi kebutuhan penyuluhan Memenuhi kebutuhan rehabilitasi



Standar V : Evaluasi Keperawatan Evaluasi keperawatan dilakukan secara periodik, sistematis, dan berencana, untuk memenuhi perkembangan pasien dengan kreteria : setiap tindakan keperawatan dilakukan evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan, evalusi melibatkan pasien, keluarga dan tim kesehatan, evaluasi dilakukan sesuai standar.



6.



Standar VI : Catatan asuhan Keperawatan Catatan asuhan keperawatan dilakukan secara individual dengan kreteria : dilakukan selama pasien dirawat inap dan rawat jalan dan digunakan sebagai bahan informasi, komunikasi dan laporan dilakukan segera setelah tindakan dilaksanakan, penulisannya harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah ayng baku, sesuia dengan pelaksanaan proses keperawatan, setiap pencatatan harus mencantumkan initial/paraf/nama perawat yang melaksanan tindakan dan waktunya, menggunakan formulir yang baku dan disimpan sesuai dengan peraturan yang belaku.



D.



PROSES KEPERAWATAN 1.



Pengertian Proses keperawatan adalah suatu metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu konsep diterapkan dalam praktek keperawatan dalam praktek keperawatan. Hal ini bisa disebut sebagai suatu penpelaksanaan dan evalusi.dekatan problem solving yang memerlukan ilmu dan teknik dan keterampilan intrapersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien / keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang squensial dan berhubungan : pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakuakn oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan diagnosa, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakn tindakan serta mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan pada setiap tahapsaling terjadi ketergantungan dan saling berhubungan.



2.



Karakteristik / Ciri Khas proses Keperawatan Adapun karakteristik proses keperawatan : 1. Proses keperawatan merupakan metode pemecahan masalah yang bersifat terbuka dan fleksibel dalam memenuhi kebutuhan klien, juga selalu berkembang terhadap masalah yang ada dan mengikuti perkembangan zaman. 2. Proses keperawatan dapat dilakukan melalui pendekatan secara individual dari pemenuhan kebutuhan pasien. 3. Melalui proses keperawatan terdapat beberapa permasalahan yang sangat erlu direncanakan. 4. Melalui proses keperawatan akan diarahkan tujuan pelayanan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 5. Proses keperawatan itu sendiri merupakn suatu siklus yang saling berhubungan antara tahap satu dengan yang lain dan tidak berdiri sendiri. 6. Adanya proses keperawatan menentukan masalah yang aka lebih cepat diatasi mengingat didalam proses keperawatan terdapat penekanan validasi data serta adanya pembuktian masalah dan penekanan pada umpan balik atau pengkajian ulang dalam mengetahui kebutuhan dasar komprehensif.



3.



Manfaat Proses Keperawatan



5



Manfaat proses keperawatan menurut Gaffar (1999) meliputi beberapa aspek yaitu: 1)



Aspek administratif Kegiatan dokumentasi keperawatan yang berupa pencatatan dan pelaporan akan menjamin kualitas asuhan keperawatan karena dari kegiatan ini dapat dikomunikasikan dan dievaluasi perkembangan klien.



2)



Aspek hukum Asuhan keperawatan didasarkan pada investigasi, observasi dan analisa yang bertujuan untuk memberikan jaminan agar masalah kesehatan klien teridentifikasi sehingga intervensi yang dilakuakn lebih efektif dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga akan memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi klien.



3)



Aspek ekonomi Proses keperawatan akan menjamin asuhan yang diberkan sesuai dengan kebutuhan kesehatan klien sehingga lebih efisien dari segi biaya karena lebih proposional dalam arti sesuai dengan kebutuhan pasien.



4)



Aspek pendidikan dan pelatihan Keperawatan tidak dapat diterapkan tanpa pendidikan dan pelatihan sebaliknya pendidikan keperawatan tidak akan berkembang dengan baik tanpa asuhan dari proses keperawatan sebagai metode ilmiah pemberian asuhan keperawatan.



6



BAB III KONSEP DOKUMENTASI KEPERAWATAN 1.



PENGERTIAN Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggungjawab perawat



2.



KEGUNAAN DOKUMENTASI Dokumentasi keperawatan mempunyai beberapa kegunaan bagi perawat dan klien antara lain : a. Sebagai alat komunikasi Dokumentasi dalam memberikan asuhan keperawatan yang terkoordinasi dengan baik akan menghindari atau mencegah informasi yang berulang,. Kesalahan juga akan berkurang sehingga dapat meningkatkan asuhan keperawatan. Selain itu komunikasi dapat dilakukan secara efektif dan efisien b.



Sebagai Mekanisme Pertanggung Gugatan Standar dokumentasi memuat aturan atau ketentuan tentang palaksanaan pendokumentasian. Oleh karena itu kualitas kebenaran standar pendokumentasian akan mudah dipertanggungjawabkan dan akan digunakan sebagai perlindungan atas gugatan karena sudah memiliki standar hukum.



c.



Metode Pengumpulan Data Dokumentasi dapat digunakan untuk melihat data-data pasien tentang kemajuan atau perkembagan dari pasien secara objektif dan mendeteksi kecenderungan yang mungkin akan terjadi dapat digunakan juga sebagai bahan penelitian, karena datadatanya otentik dan dapat dibuktikan kebenarannya. Selain itu dokumentasi digunakan sebagai data statistik.



d.



Sarana Pelayanan Keperawatan Secara Individual Tujuan ini merupakan integrasi dari berbagai aspek klien tentang kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan yang meliputi kebutuhan bio, psiko, sosial, dan spiritualsehingga individu dapat merasakan manfaat dari pelayanan keperawatan.



e.



Sarana evaluasi Hasil akhir dari pada proses asuhan keperawatan yang telah didokumentasikan adalah evaluasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan tindakan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.



f.



Sarana peningkatan Kerjasama Antar Tim Kesehatan Melalui dokumentasi, tenaga dokter, ahli gizi, fisiotherapy, dan tenaga kesehatan lain akan saling bekerjasama dalam memberikan tindakan yang berhubungan dengan klien. Karena hanya lewat bukti-bukti yang otentik dari tindakan yang telah dilaksanakan kegiatan tersebut akan berjalan secara profesional.



g.



Sarana pendidikan lanjutan Bukti yang telah ada menuntut adanya sistem pendidikan yang lebih baik dan terarah sesuai dengan tindakan yang diinginkan klien. Khusus bagi tenaga perawat bukti tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan pendidikan berkelanjutan tentang keperawatan.



h.



Dokumentasi Berguna Untuk memantau Kualitas Pelayanan Keperawatan Yang telah diberikan sesuai dengan kompetensi dalam melaksanakan asuhan keperawatan. 7



3.



MODEL DOKUMENTASI KEPERAWATAN Ada beberapa model dokumentasi keperawatan antara lain : 1) SOR (Source-Oriented Record) / catatan berorientasi pada sumber. Model ini menempatkan catatan atas dasar disiplin orang atau yang mengelola pencatatan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar pengisian tersendiri, dokter menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembar riwayat penyakit dan perkembangan penyakit, perawat menggunakan catatan keperawatan, demikian juga disiplin lain mempunyai catatan masing-masing Catatan berorientasi pada lima komponen yaitu : 1. Lembar penerimaan berisikan biodata 2. Lembar order dokter 3. Lembar riwayat medik/ penyakit 4. Catatan perawat 5. Catatan dan laoran khusus



2) POR (Problem-Oriented Record) / catatan berorientasi pada masalah Model ini memusatkan data tentang didokomentasikan dan disusun menurut masalah klien. Sistem dokumentasi jenis ini mengintegrasikan semua data mengenai masalah yang dikumpulkan oleh dokter, perawat atau tenaga kesehatan lain yang terlibat dalam pemberian layanan kepada pasien. Model ini terdiri dari empat komponen yaitu : 1. Data dasar, ini berisikan semua informasi yang telah didapat dari klien ketika masuk rumah sakit yang mencakup pengkajian, riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan hasil laboratorium. 2. Daftar masalah ini berisikan tentang masalah yang telah diidentifikasi dari data dasar selanjutnya masalah disusun secara kronologis sesuai tanggal identifikasi masalah. 3. Daftar awal rencana asuhan ditulis oleh tenaga yang menyusun daftar masalah dokter menulis instruksi, perawat menulis instruksi keperawatan atau rencana asuhan keperawatan 4. Catatan perkembangan, berisikan perkembangan / kemajuan dari tiap-tiap masalah yang telah dilakukan tindakan dan disusun oleh semua anggota yang terlibat. 3)



Progress Note (Catatan brorientasi pada perkembangan/kemajuan) Catatan perkembangan adalah catatan perawat “Flowsheet” dan catatan pemulangan atau ringkasan rujukan. Ketiga jenis ini digunakan baik pada sistem dokumentasi yang berorientasi pada sumber maupun berorientasi pada masalah. 1. Catatan perawat harus ditulis tiap 24 jam meliputi : pengkajian, tindakan keperawatan, yang bersifat pendelegasian, evaluasi dari tiap tindakan keperawatan, tindakan yang dilakukan oleh dokter dan kunjungan dari beberapa tim kesehatan lain. 2. Lembar alur (flowsheet) merupakan cara tercepat dan paling efisien untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat dalam flowsheet. 3. Catatan pemulangan dan ringkasan rujukan, dipersiapkan ketika pasien akan dipulangkan atau dipindah tempatkan ketempat perawatan lainnya guna perawatan lanjutan. Dokumen ini meliputi masalah kesehatan yang masih aktif, pengobatan terakhir, penanganan yang harus diteruskan, kebiasaan makanan dan istirahat kemampuan untuk asuhan mandiri. Pencatatan pemulangan ini ditujukan untuk tenaga kesehatan yang akan meneruskan home care dan juga informasi pada klien.



4)



CBE (Charting By Exception) Sistem dokumentasi yang hanya mencatat secara naratif dari hasil atau standar. CBE mengintegrasikan 2 komponen yaitu : 8



1.



Flowsheet yang merupakan kesimpulan penemuan yang penting dan menjabarkan indikator pengkajian dan penemuan termasuk instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan catatan pemulangan klien.



2.



Dokumentasi dilakukan berdasarkan standar praktek keperawatan , sehingga mengurangi pencatatan tentang hal rutin secara berulang kali.



5)



PIE (Pedoman Intervention dan Evaluation) Sistem pencatatan adalah suatu pendekatan orientasi proses pada dokumentasi dengan penekanan pada proses keperawatan dan diagnosa keperawatan.



6)



FOCUS (Process Oriented System) Suatu proses orientasi dan klien fokus. Hal ini digunakan proses keperawatan untuk mengorganisir dokumentasi asuhan.



7)



Pedoman Instrumen Evaluasi Penerapan. Departemen kesehatan republik indonesia pada tahun 1995 telah menetapkan petunjuk tentang instrumen evaluasi penerapan standar asuhan keperawatan dirumah sakit yang terdiri dari : 1.



Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan (Instrumen A). Meliputi : Petunjuk penggunakan instrumen A terdiri : a. Aspek yang dinilai alat instrmen adalah Pengisian instrumen dilakukan oleh perawat dengan kreteria sebagai berikut : b. Rekam medik yang dinilai harus memenuhi kriteria sebagai berikut : c. Bentuk instrumen A terdiri dari : d. Cara pengisian instrumen A



2.



Instrumen Studi Dokumentasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan. Aspek yang dinilai : a. Pengkajian b. Diagnosa Keperawatan c. Perencanaan d. Tindakan e. Evaluasi f. Catatan asuhan keperawatan



3.



Instrumen Evaluasi Persepsi Pasien terhadap Mutu Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit



4.



Instrumen Observasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan di Rumah Sakit



9



BAB IV KONSEP KEPERAWATAN 1.



PENGERTIAN Keperawatan merupakan unsur pertama dalam paradigma keperawatan, yang berarti suatu bentuk layanan kesehatan profesional. Keperawatan pada masa sekarang ini merupakan suatu seni dan ilmu yang mencakup berbagai aktivitas, konsep dan ketrampilan yang berhubungan dengan berbagai disiplin ilmu lain. Keperawatan mempunyai fungsi yang unik yaitu membantu individu, baik sehat mapun sakit, yang ditampilkan dengan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan, penyembuhan penyakit bahkan membantu klien mendapatkan kematian yang damai, hal ini dilakukan untuk membantu klien mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Sesuai dengan hasil kesepakatan lokakarya keperawatan nasional tentang konsep keperawatan yaitu, Keperawatan merupakan bagian integral dari layanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan. Layanan ini berbentuk layanan bio-psiko-sosio-spiritual komprehensif yang ditujukan bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan masyarakat (Lokakarya Keperawatan Nasional,1983). Layanan keperawatan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari profesi kesehatan dalam memberikan layanan kesehatan kepada pasien. Sebagai bagian integral dari layanan kesehatan kedudukan perawat dengan profesi kesehatan lain (misal dokter) adalah sama, yakni sebagai mitra. Ini tentunya juga harus diringi dengan pengakuan dan penghormatan terhadap profesi perawat. Apa tugas dan fungsi perawat ? Tugas dan fungsi perawat secara umum memberikan bantuan atau pelayanan kepada pasien (dari level individu, keluarga hinga masyarakat), baik dalam kondisi sakit maupun sehat, guna mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui layanan keperawatan. Layanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik,mental, dan keterbatasan pengetahuan serta kurangnya kemauan untuk dapat melaksanakan kegiatan kehidupan sehari-hari secara mandiri. Keahlian dalam memberikan asuhan keperawatan merupakan hasil dari pengetahuan dan pengalaman klinik yang dimiliki oleh seorang perawat. Keahlian diperlukan untuk menginterpretasikan situasi klinik dan membuat keputusan yang kompleks merupakan inti dari asuhan keperawatan dan menjadi dasar pengembangan praktik keperawatan dan ilmu keperawatan. Lalu siapa saja yang bisa disebut sebagai perawat? Masyarakat awam menganggap perawat adalah orang yang bekerja di rumah sakit atau puskesmas dengan mengenakan seragam putih-putih. Ada pula yang mengatakan bahwa perawat adalah orang yang bekerja sebagai pembantu dokter. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI, Nomor: 647/Menkes/ SK/IV/2000 tentang Registrasi dan Praktik Keperawatan, yang kemudian diperbaharui dengan Kepmenkes RI No.1239/SK/XI/2001, dijelaskan bahwa perawat adalah orang yang telah lulus dari pendidikan perawat, baik di dalam maupun di luar negeri, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selanjutnya perawat adalah suatu profesi yang mandiri yang mempunyai hak untuk memberikan layanan keperawatan secara mandiri, dan bukan sebagai profesi pembantu dokter.



2.



Peran perawat Peran perawat terdiri dari : 1) Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat diberikan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan



10



dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia , kemudian dapat dievaluasi perkembangannya.



2)



3.



Peran sebagai Advokasi pasien Peran ini dilakukan oleh perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan dan informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien yang meliputi hal atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian. 1. Peran Edukator Peran ini dilakuakan dengan membantu klien daam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan prilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan. 2.



Peran Koordinator Peran ini dilaksanakan dengan pengarahan , merencanakan serta mengkoordinasikan pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan pasien.



3.



Peran Kolaborasi Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisiotherapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi dan tukar pendapat dalam menentukan bentuk pelayanan selanjutnya.



4.



Peran Konsultan Peran disini adalah sebagai tempat konsultassi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.



5.



Peran Pembaharu Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan melakukan perencanaan kerjasama perubahan yang sistematis dan terarahsesuai dengan metode pemberian asuhan keperawatan.



Fungsi perawat Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya : a) Fungsi Independen Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dan dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia. b)



Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dlam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain, sebagai pelimpahan tugas yang diberikan.



c)



Fungsi Interdependen Fungsi ini dilakuakn dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan tim yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien yang memiliki penyakit komplikasi.



FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PELAKSANAAN PENDOKUMENTASIAN KEPERAWATAN



11



Penerapan standar asuhan keperawatan akan merubah sistem dalam pemberian asuhan keperawatan menjadi lebih terencana, berdasarkan pada pedoman yang jelas dan lebih bisa dipertanggungjawabkan. Faktor pendukung dari proses perubahan dalam penerapan asuhan keperawatan dapat dilihat dari aspek kebutuhan dasar manusia dan kebutuhan dasar interpretasi. 1. Faktor-faktor yang mendukung Penerapan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Meliputi : a. Sebagai bukti tanggung jawab dan tanggung gugat b. Sebagai metode dalam pelayanan pasien 2.



Faktor-faktor Yang Menghambat Pelaksanaan Pendokumentasian Keperawatan meliputi : a. Teori tentang asuhan Keperawatan terlalu sulit, rumit dan agak susah b. Sumber Daya Manusia masih kurang jumlahnya diruang keperawatan c. Tidak ada penilaian dari supra system d. Dalam pelaksanaannya masih mencontoh askep yang lalu e. Masih adanya pekerjaan non perawat yang dipkerjakan perawat.



12



Asuhan



BAB VI KESIMPULAN Dari uraian tersebut diatas, tentang Pedoman Asuhan Keperawatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.



Pelayanan keperawatan di Rumah Sakit merupakan bagian yang terintegrasi dari seluruh komponen pelayanan meyeluruh dirumah sakit. Perawat yang merupakan tenaga profesional harus memberikan pelayanan yang optimal kepada setiap klien dan pengunjung yang datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Sumatera Selatan.



2.



Proses keperawatan yang terdiri dari 1) Pengkajian 2) Diagnosa Keperawatan 3) Perencanaan (Intervensi) 4) Pelaksanaan (Intervensi) 5) Evaluasi (Formatif /proses dan sumatif)



3)



Proses keperawatan sebagai salah satu pendekatan utama dalam pemberian asuhan keperawatan, pada dasarnya suatu proses pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.



4)



Intervensi keperawatan berorientasi pada 14 komponen keperawatan dasar meliputi : 1). Memenuhi kebutuhan oksigen. 2). Memenuhi kebutuhan eliminasi, keseimbangan cairan dan elektrolit. 3). Memenuhi kebutuhan eliminasi. 4). Memenuhi kebutuhan keamanan. 5). Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik. 6). Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur. 7). Memenuhi kebutuhan gerak dan kegiatan jasmani. 8). Memenuhi kebutuhan spiritual. 9). Memenuhi kebutuhan emosional. 10). Memenuhi kebutuhan komunikasi. 11). Mencegah dan mengatasi reaksi psikologis. 12). Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan. 14). Memenuhi kebutuhan penyuluhan. 15). Memenuhi kebutuhan rehabilitasi.



5)



Dokumentasi keperawatan merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki oleh perawat dalam melakukan catatan perawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan lengkap secara tertulis dengan tanggungjawab perawat.



13



BAB VII PENUTUP Penyelanggaraan Pelayanan Asuhan Keperawatan di rumah sakit, dengan segala pentahapan dan prosesnya serta prosedurnya, harus terselenggara dengan baik dan benar (sesuai dengan standar dan prosedurnya, karena pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan akan mengambarkan mutu atau kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pelayanan Keperawatan (*Kesehatan) akan profesional bila para perawat praktisi dapat memberikan asuhan keperawatan mematuhi standar dan pedoman yang ada, termasuk pedoman atau standar asuhan keperawatan, bekerja sesuai standar prosedur operasional (SPO) dan berdasarkan kode etik profesi (*Keperawatan dan Kebidanan) Demikianlah, Pedomon Asuhan Keperawatan ini dibuat salah satunya untuk dijadikan sebagai panduan penyelenggraan pemberian asuhan keperawatan di RSUD Provinsi Sumatera Selatan.



Ditetapkan di Palembang Pada Tanggal 21 MAret 2021



Mengetahui, DIREKTUR RSUD SITI FATIMAH PROVINSI SUMATERA SELATAN



KEPALA BIDANG KEPERAWATAN RSUD SITI FATIMAH PROV SUMATERA SELATAN



dr. Syamsuddin Isaac Sm, Sp. OG NIP. 19831201 201001 1014



H. THONEL ZOON, S.Kep, Ners NIP. 19700520 199101 1001



14



Lampiran : Panduan penulisan Nursing Care Plan (NCP) - Asuhan Keperawatan Daftar Diagnosa Keperawatan



15