Ruang Publik Kota [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Ruang Publik Dan Kehidupan Warga Kota Penulis: Agus S Sadana Diterbitkan oleh : Kios Bacaan, Jakarta, 2011 komunitas penggemar bacaan



kios bacaan www.facebook.com/kiosbacaan



email: [email protected]



ISBN: 978 - 602 - 99942 - 0 - 9



ii



PRAKATA Sering kita mendengar istilah ruang publik, namun belum semua warga kota mengerti betul apa yang dimaksudkan dengan ruang publik. Buku ini disusun untuk mengisi kekosongan yang belum banyak dibahas diantara terbitanterbitan yang terkait aspek fasilitas kehidupan di ruang kota. Buku ini juga merupakan bagian dari suatu serial yang membahas berbagai aspek terkait kehidupan warga kota. Berdasarkan tampang pembacanya, buku ini disusun bagi



berbagai



pengajar



di



kalangan, perguruan



mulai



dari



tinggi,



para



mahasiswa,



pemerhati



masalah



perkotaan, hingga masyarakat awam yang ingin memahami seluk beluk perancangan kota. Buku ini membahas mulai dari pengertian, fungsi, permasalahan, hingga harapan masyarakat tentang ruang publik sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kelengkapan ruang kota. Beberapa uraian dalam buku ini diambil dari hasil pengamatan, beberapa penelitian kecil, serta pengalaman penulis sebagai warga kota.



Semoga



terbitnya



buku



ini



dapat



memberikan



manfaat dan pencerahan bagi segenap masyarakat. Jakarta, September 2011 Penulis,



Agus S Sadana [email protected]



iii



DAFTAR ISI halaman



PRAKATA



........................................................



DAFTAR ISI



iii



...................................................



v



I. ARTI RUANG PUBLIK ................................. 1. Ruang Publik, Apakah Itu? ........................... 2. Ruang Publik Di Perkotaan ........................... 3. Ruang Terbuka Di Perkotaan ......................... 4. Perbedaan Ruang Publik Dan Ruang Terbuka ....



2 3 4 5 13



II. RUANG PUBLIK DAN AKTIVITAS WARGA KOTA ......................................................... Warga Kota Dan Aktivitasnya Sehari-hari ...... Ruang Publik Dan Aktivitas Warga Kota .......... Ruang Publik Sebagai Tempat Berolah Raga ..... Ruang Publik Sebagai Tempat Belajar ............. Ruang Publik Sebagai Tempat Melepas Lelah ... Ruang Publik Sebagai Tempat Menikmati Cuaca Ruang Publik Sebagai Tempat Bergembira Bersama ..................................................... 8. Ruang Publik Sebagai Tempat Perekonomian Rakyat ........................................................ 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



16 17 22 25 28 30 33 36 39



III. RUANG PUBLIK, KENYAMANAN DAN 1. 2. 3. 4.



KEINDAHAN WAJAH KOTA ..................... Lokasi Ruang Publik Dan Kenyamanan Kota ..... Perabot Jalan Dan Kelengkapan Ruang Publik ... Fasad Lingkungan Dan Keindahan Ruang Publik Suasana Dan Kesan Di Ruang Publik ...............



v



44 45 48 51 54



I ARTI RUANG PUBLIK 2



1. Ruang: Apakah Itu?



R



uang adalah tempat berada di sekitar kita. Ruang merupakan tempat manusia melakukan berbagai macam aktivitas. Ruang bisa berada di dalam



bangunan, bisa juga berada di luar bangunan. Sebagai gambarannya, suatu jalan atau lorong yang diapit oleh dua buah bangunan juga merupakan suatu ruang.



3



Umumnya, orang mengartikan ruang sebagai suatu tempat yang berada di dalam bangunan atau di dalam rumah. Ruang tidur, ruang makan, ruang kerja, dan sebagainya adalah ruang yang berada di dalam bangunan. Ruang di dalam bangunan bersifat tertutup. Maksud dari tertutup adalah memiliki batas atau penutup berupa sekat, dinding atau



tembok.



Dengan



adanya



dinding,



maka



segala



kegiatan manusia di dalamnya tidak dapat dilihat dari luar.



Gambar 1.1: Ruang di Bawah Pepohonan dan Ruang di Antara Bangunan



Sesungguhnya selama orang hidup dia selalu berada di dalam ruang, baik di dalam maupun di luar gedung (Zhand, 1999). Berbeda dengan ruang di dalam bangunan, ruang yang berada di luar bangunan tidak memiliki dinding penutup. Ruang di luar bangunan biasanya bersifat terbuka, sehingga disebut sebagai ruang terbuka. Lalu, apakah ruang terbuka tidak memiliki batas? Batasbatas ruang terbuka tentu ada, hanya saja tidak setegas



4



dinding suatu ruang tidur. Batas-batas pada ruang terbuka dapat



berupa



pagar,



deretan



tanaman



hias,



deretan



pepohonan, tanah yang ditanami rumput, dan sebagainya. Pada sebagian ruang terbuka, batas-batasnya nyaris tidak terlihat, namun tetap dapat dirasakan. Batas yang seperti ini disebut sebagai batas imajiner. Batas-batas ruang yang bersifat imajiner dapat berupa perbedaan warna, perbedaan ketinggian tanah, deretan bangku taman, dan sebagainya. Garis putih di atas rumput lapangan bola juga merupakan batas ruang. Rumput yang ditanam di samping trotoar juga merupakan batas ruang. Rumput di samping trotoar menunjukkan bagian ruang yang tidak boleh di pijak. Bahkan bayangan di bawah pohon dan bayangan di samping bangunan juga merupakan batas ruang. Dengan pandangan mata batas imajiner nyaris tidak terlihat, namun dapat dirasakan oleh orang-orang yang berada di tempat tersebut.



Gambar 1.2: Perbedaan Warna dan Bahan Sebagai Batas Ruang



5



warga, tanpa memandang gender, suku, bangsa, usia, bahkan level ekonominya sekalipun. Dalam hal ini ruang publik merupakan suatu tempat yang bersifat umum, bebas dari diskrimasi, dan dapat dimasuki oleh siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Selain itu ruang publik juga dapat



dimanfaatkan



tanpa



dikenakan



biaya



maupun



retribusi apapun. Bahkan area-area yang bukan milik pemerintah, namun area privat seperti mall yang bebas dimasuki oleh publik juga dapat dikatakan sebagai ruang publik.



Gambar 1.3: Contoh Ruang Publik



Ruang



publik



juga



merupakan



tempat



masyarakat



berkumpul dan bermain dalam rangka hidup bermasyarakat yang merdeka (Shaftoe, 2008). Dengan demikian dapat digambarkan bahwa ruang publik merupakan tempat warga bersenang-senang dan bergembira. Karena ruang publik merupakan tempat masyarakat kota bertemu, berkumpul, dan berekspresi, maka ruang publik juga harus bersifat responsif,



demokratis,



dan



bermakna



(Stephen



Carr.,



dalam Faizal 2008). Artinya ruang publik harus dapat



7



apapun, namun bisa setiap pengunjung dikenakan biaya tiket masuk. Selain itu, ada kalanya ruang terbuka yang berupa taman atau lapangan diberi pagar, karena tidak boleh dimasuki orang. Itulah



perbedaan



antara



ruang



publik



dengan



ruang



terbuka. Hanya saja umumnya ruang publik di perkotaan juga sekaligus merupakan ruang terbuka kota. Namun sebaliknya, ruang terbuka kota belum tentu merupakan ruang publik.



15



II WARGA KOTA DAN AKTIVITASNYA 16



1. Warga Kota Dan Aktivitasnya Sehari-hari



A



ktivitas warga kota sangat beragam. Secara umum terdapat dua kelompok aktivitas, yaitu aktivitas formal



dan



aktivitas



informal.



Dua



kelompok



aktivitas tersebut saling melengkapi, dan disebabkan oleh beragamnya



kesempatan



kerja,



tingkat



kelompok usia, kebudayaan, dan sebagainya.



17



pendidikan,



membentuk suasana yang khas pada ruang publik di kotakota besar Indonesia.



Gambar 2.3: Suasana Khas Pemanfaatan Ruang Publik di Indonesia



Dalam pandangan arsitektur, fungsi ruang publik akan terkait dengan kondisi fisik fasilitas dan kelengkapan propertinya yang memadai bagi semua kalangan. Properti ruang publik merupakan bagian yang dijelaskan dalam bagian lain buku ini.



Gambar 2.4: Warga Kota Di Negara Maju Menikmati Ruang Publik



Ada yang menarik dalam pemanfaatan ruang publik di negara- negara barat. Temperatur yang cenderung dingin dan



pendeknya



periode



musim



panas



cenderung



mendorong masyarakat di dunia barat menghabiskan waktu



19



di tepi jalan juga merupakan aktivitas ekonomi rakyat di ruang publik. Dengan bermain musik, mereka memberikan hiburan bagi pejalan kaki. Sebagai imbalannya mereka mendapat penghasilan berupa uang dari para penonton. Jalan tampaknya telah menjadi alternatif pilihan warga kota sebagai pengganti kurangnya ruang publik. Kondisi ini membuktikan walaupun dalam kondisi yang tidak ideal, ruang



kota



tetap



dapat



menjadi



ajang



kegembiraan



masyarakat. Idealnya perlu ada pembagian yang jelas dalam penggunaan ruang publik. Tujuannya agar orangorang dapat leluasa menggunakan ruang publik tanpa mengganggu kepentingan orang lain. Ruang publik yang tersedia di segala penjuru kota akan menjadikan kota bukan hanya sebagai tempat bekerja, namun juga sebagai tempat bergembira.



38



III RUANG PUBLIK, KENYAMANAN DAN KEINDAHAN WAJAH KOTA 44



1. Lokasi Ruang Publik Dan Kenyamanan Kota



L



okasi ruang publik juga berpengaruh terhadap keindahan dan kenyamanan kota. Pada prinsipnya, padatnya



bangunan



di



perkotaan



hanya



akan



menyisakan dinding-dinding tinggi yang keras dan kaku. Akibatnya manusia akan merasakan kejenuhan visual. Ruang publik yang umumnya berupa ruang terbuka akan



45



untuk beristirahat sejenak. Artinya, ruang publik di negaranegara maju sangat mudah dicapai oleh pejalan kaki.



Gambar 3.2: Perbandingan Antara Ruang Publik Yang Tidak Tertata Dengan Yang Tertata Dengan Baik



Kondisi sebaliknya sangat terasa di negara kita. Ruang publik masih merupakan sesuatu yang langka di kota-kota besar. Di beberapa sudut kota bisa didapati ruang publik yang sudah tertata dengan baik. Di Jakarta misalnya, terdapat taman menteng, ruang publik di kota tua, taman suropati, gelanggang olah raga senayan, dan sebagainya. Tempat-tempat tersebut adalah ruang publik dengan skala kota



yang



kondisinya



sangat



baik,



namun



untuk



mencapainya tidak mudah. Ruang publik di kota tua Jakarta contohnya, banyak atraksi menarik disajikan di ruang publik kota tua. Ruang publik di kota tua juga sangat nyaman,



namun



warga



Jakarta



harus



menempuh



perjalanan yang amat melelahkan untuk mencapai kota tua. Bahkan, bagi yang datang dengan kendaraan umum masih harus melintasi jalur pejalan kaki yang tidak nyaman sebelum mencapai ruang publik di kota tua.



47



Ruang publik di kota-kota besar Indonesia pada umumnya baru mampu menghadirkan plaza, tanaman, kolam dan air mancur. Burung-burung yang terbang bebas umumnya belum bisa hadir untuk menghidupkan suasana. Akibatnya, saat sedang sepi dari kehadiran manusia ruang publik tersebut akan terasa sebagai tempat yang mati. Tempat yang terasa mati tidak akan menarik minat orang-orang yang melintas di dekatnya untuk mampir.



Gambar 3.8: Kekosongan Terasa Pada Ruang Publik Yang Mati



Kenangan adalah sesuatu yang membekas dalam ingatan yang



tajam



Kejadian



mengenai



yang



suatu



peristiwa



menyenangkan



(KBBI,



maupun



2008).



yang



tidak



menyenangkan akan terkenang dalam ingatan seseorang. Kejadian-kejadian



yang



membekas



dalam



ingatan



seseorang akan menjadi kenangan dalam ingatannya. Seseorang bisa saja tanpa sengaja bertemu dengan artis idolanya di suatu taman kota, bahkan sempat berfoto bersama. Peristiwa tersebut beserta tempat kejadiannya akan



selalu



terkenang



dalam



57



ingatannya.



Terjadinya



DAFTAR PUSTAKA Bodnar,



Judit,



2001,



Fin



de



Millenaire



Budapest:



Metamorphoses of Urban Life, University of Minnesota Press, Minneapolis. Cullen, Gordon, 1996, The Concise Townscape, Butterworth Heinemann, Oxford. Darmawan, Edy, 2005. Analisa Ruang Publik Arsitektur Kota,



Semarang:



Badan



Penerbit



Universitas



Diponegoro. Dong, Madeleine Yue, 2003, Republican Beijing: The City and Its Histories, University of California, Berkeley. 73



Ercan, Z. Müge Akkar, Public Spaces of Post-Industrial Cities, METU JFA 2007/1, hal: 115–137. Online di: http://jfa.arch.metu.edu.tr/archive/0258-316/2007/ cilt24/ sayi_1 / 115-137.pdf; [Diakses pada 18 Februari 2009]. Gehl, Jahn, 1987, Life Between Buildings, Van Nostrand Reinhold, New York. Irazábal, Clara., eds, 2008, Ordinary Places, Extraordinary Events: Citizenship, Democracy and Public Space in Latin America, Routledge, London. Kamus Definisi Online Artikata.com, Online di:



www.



artikata.com; [Diakses pada Maret 2011] Kamus



Online



Bahasa



Inggris–Indonesia



Xamux.com,



Online di: www.xamux.com; [Diakses pada Maret 2011]. Kent, Fred., dan Benjamin Fried, Give the Suburbs a Place to Gather, Online di: http://www.pps.org/pdf/ Give_ Suburbs_A_Place_to_Gather_NewsdayJAN2006.pdf; [Diakses pada: 16 Februari 2009]. Lang, John, 2005, Urban Design: A Typology of Procedures and Products, Architectural Press, Burlington. Rubenstein,



Harvey



M,



1992,



Pedestrian



Malls,



Streetscapes, and Urban Spaces, John willey and Sons, New York. Shaftoe, Henry,



2008,



Convivial Urban Spaces: Creating



Effective Public Places, Earthscan, London.



74



Shirvany, Hamid, 1958. The Urban Design Process, New York: Van Nostrand Reinhold Company. Space Syntax - Public Spaces Brochure, Public Spaces Design,



Online



di:



http://www.spacesyntax.com/



Files/MediaFiles/Public%20Spaces%20Profile%204pp %20QXD_2006% 2010% 2020.pdf; [Diakses pada 18 Februari 2009]. Urban Quality Consultant–GEHL Architects Aps, 2002, Public Spaces And Public Life City of Adelaide: 2002, Copenhagen. Watson, Donald., Alan Platus., dan Robert Shibley, 2003, Time Saver Standards for Urban Design, McGraw-Hill, New York. Wikipedia,



2010.



The



Free



Encyclopedia,



http://en.wikipedia.org/wiki/Public_space;



Online



di:



[Diakses



pada 20 Maret 2010]. Woolley, Helen., et.al., The Value of Public Space: How High Quality Parks and Public Spaces Create Economi, Department of Landscape, University of Sheffield, and Bartlett



School



of



Planning,



London.



Online



di:



http://www.projectevergreen.com/pdf/TheValueof PublicSpace.pdf; [Diakses pada 18 Februari 2009]. Woolley, Helen, 2003, Urban Open Spaces, Spon Pres, London. Wikipedia, The Free Encyclopedia, Online di: http://id. wikipedia.org; http.en.wikipedia.org; [Diakses pada 25 Desember 2010].



75