Ruanglingkup Entomologi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RUANG LINGKUP ENTOMOLOGI



Tujuan utama mempelajari serangga ialah memahami hubungan yang terjalin antara serangga dan manusia. Pemahaman ini mengandung kepentingan yang besar, karena kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari dunia serangga. Entomologi terdiri dari dua pengertian, yaitu pengertian secara''etimologis''(asal usul kata) dan pengertian secara''simantik''(umum). pengertian entomologi secara etimologis



berasal



dari



dua



kata



yaitu ''entomont'' yang



artinya



serangga



dan''logos'' artinya ilmu pengetahuan, sedangkan pengertian secara simantik adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga. Seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yang semakin maju, entomologi (ilmu yang mempelajari seluk-beluk serangga) turut berkembang pula. Saat ini entomologi terbagi menurut beberapa subbidang seperti entomologi lingkungan, entomoologi ekonomi, entomologi kedokteran, dan entomologi forensik. Entomologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari serangga dan hewan sejenis tungau, caplak, dan laba-laba dalam hubungannya dengan kesehatan manusia. Entomologi kedokteran selain mencakup kesehatan manusia juga kesehatan hewan. Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi dibidang kedokteran telah melaju dengan



sangat pesat seiring dengan meningkatnya populasi manusia dan berkembangnya penyakit-penyakit yag ditularkan oleh serangga. Perkembangan dalam bidang entomologi modern telah membuka banyak rahasia tentang peran serta serangga dan anggota-anggota artropoda lainnya dalam hubungannya dengan manusia dan hewan. Serangga merupakan hewan yang paling suksesmenempati berbagai habitat kehidupan dan menjadi hewan yang terbesar dalam jumlah dan jenis spesies, serta mempunyai peran yang sangat penting dalam ekosistem dunia. Serangga berinteraksi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan manusia dan hewan dalam suatu rantai makanan. Hubungan antara manusia dan hewan dengan serangga kedokteran sering sangat rumit dipahami. Oleh karena itu, pengetahuan tentang biologi dan ekologi serangga maupun patologi, histologi, dan toksikologi, bahkan ekosistem lingkungan secara umum menjadi sangat penting. Di era yang sangat modern ini, kelestarian lingkungan menjadi suatu isu yang sangat penting. Perombakan atau penebangan di hutan, perluasan areal pertanian, perluasan pemukiman, pengembangan industri, dan program-program pembangunan lainnya sering menimbulkan kontradiksi yang sulit untuk diselesaikan. Umumnya masing-masing memiliki kepentingannya sendiri. Di satu pihak perluasan pertanian, penebangan hutan, pembukaan pertambangan, pemukiman baru, transmigrasi, dan program-program pembangunan lainnya membuka peluang untuk peningkatan industry pertanian, pertambangan, dan kesempatan kerja, tetapi dipihak lain dapat merusak lingkungan dan mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit baru. Harwood dan James (1979) mengemukakan bahwa tujuan entomologi kedokteran manusia dan hewan adalah untuk mengendalikan, mencegah, dan bila mungkin mengeradikasi (membasmi) artropoda yang berhubungan dengan penyakit manusia dan hewan. Pepatah tua yang menyebutkan “pencegahan lebih baik dari pada pengendalian atau pengobatan” sangat berarti untuk banyak tipe penyakit pada manusia dan hewan seperti malaria, demam berdarah, dan tifus.



Pencegahan penyakit merupakan aksi yang paling tepat, sedangkan pengendalian adalah suatu kegiatan yang biasanya memerlukan metode khusus, baik itu berupa pengendalian secara kimia dengan menggunakan pestisida atau bentukbentuk pengendalian lainnya seperti kultural, hayati, mekanik, fisik, dan genetik. Salah satu aspek penting dalam program pencegahan iaiah sanitasi lingkungan yang sebetulnya merupakan bagian dari cara pengendalian kultural. Entomologi Dasar dibagi lagi menjadi sub-cabang ilmu yang lebih khusus antaralain: 1. Morfologi serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur tubuh serangga, biasanya lebih ditekankan kepada bentuk dan struktur luar tubuh serangga. 2. Anatomi dan Fisiologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan struktur organ dalam serangga beserta fungsinya. 3.



Perilaku (behavior) Serangga adalah ilmu yang mempelajari apyang dilakukan serangga, bagaimana dan kenapaseranggamelakukannya.



4.



Ekologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari hubungan serangga dengan lingkungannya baik lingkungan biotic (organisme lain) maupun lingkungan abiotik, (faktorfisikdankimia).



5. Patologi Serangga adalah ilmu yang mempelajari serangga sakit baik tingkat individu (patobiologi) maupun pada tingkat populasi (epizootiologi). 6. Taksonomi Serangga adalah ilmu yang mempelajari tatanama dan penggolongan serangga.



Dalam mengkaji taksonomi ini banyak para ahli serangga (Entomologyst) mengkhususkan kajian hanya pada satu ordo bahkan satu famili dari serangga, mereka memberi nama ilmunya biasanya didasarkan kepada nama ilmiah kelompok serangga tersebut seperti:



1. Apiology (melittology) adalah ilmu yang khusus mempelajari lebah. 2. Coleopterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kumbang. 3. Dipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari lalat. 4. Hemipterology, adalah ilmu yang khusus mempelajari kepik. 5. Lepidopterology, adalah ilmu yang khususs mempelajari kupu-kupu dan ngengat. 6. Myrmecology, adalah ilmu yang khusus mempelajari semut. 7. Orthopterology, ilmu yang khusus mempelajari belalang, jengkrik, kecoak dan sebangsanya.



Entomologi terapan kini telah terspesialisasi ke dalam sub-sub disiplin yang lebih khusus yaitu: 1. Entomologi Forensik memfokuskan kajian pada penyelidikan kematian manusia dengan menggunakan serangga sebagai petunjuk. Jenis, fase kehidupan dan suksesi serangga yang berasosiasi dengan mayat. misalnya berbagai jenis lalat seperti a. Cochliomyia macellaria, b. Hydrotaea aenescens,dan c. Sarcophaga haemorrhoidalis dan d. kumbang bangkai seperti Nicrophorus orbicollis dan Necrophila americana dapat digunakan untuk memprediksi saat dan lokasi kematian manusia yang bersangkutan. 2.



Entomologi kedokteran (Medical Entomology)



memfokuskan kajian pada golongan serangga pengganggu manusia a. serangga pengganggu yang langsung (penyengat /menggigit mangsa) seperti: tawon, lebah, kutu dan serangga berbisa lainnya. b. serangga pengganggu yang tidak lansung (vektor penyakit) seperti: lalat, nyamuk, kecoak, pinjal atau kutu. 3. Entomologi Peternakan (Veterinary Entomology)



memfokuskan kajian kepada serangga yang mengganggu pada peternakan baik yang bersifat langsung seperti caplak, kutu yang bersifat ektoparasit pada hewan ternak maupun yang berperan sebagai vektor penyakit. Hewan dapat berfungsi sebagai inang alternatif bagi berbagai pathogen penyebab penyakit pada manusia dan tidak jarang serangga berperan sebagai vektornya. Misalnya penyakit malaria dapat ditularkan dari kera ke manusia dan sebaliknya, dengan vektor perantara adalah nyamuk Anopheles. Penyakit flu burung dapat ditularkan dari unggas ke manusia. 4. Entomologi perkotaan (Urban Entomology) secara khusus mengkaji serangga-serangga yang menjadi masalah dikawasan perkotaan, Disini lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan manusia (fasilitas manusia) yang masih hidup seperti kecoak, lalat, nyamuk, dan rayap di perumahan, hotel, apartemen, gudang, perkantoran, kapal laut, pesawat udara. 5. Entomologi Kehutanan (Forest Entomology) disini pengkajian lebih difokuskan pada serangga-serangga yang berada pada ekosistem hutan baik serangga yang bermanfaat seperti lebah madu berperan sebagai produsen dan polinator di ekosistim hutan, dan sebagian rayap (Capritermes) dapat berperan sebagai serangga saprofit yang membantu menguraikan materi organik berupa serasah dan pohon tumbang di ekosistem hutan. Sedangkan kelompok rayap lain (Coptotermes) berperan sebagi hama merusak hutan jati. 6. Entomologi Pertanian (Agricultural Entomology) fokus kajian pada serangga-serangga yang berasosiasi dengan ekosistem pertanian seperti tanaman hortikultura, tanaman pangan dan perkebunan



baik yang



menguntungkan seperti serangga pollinator, peredator dan parasitoid maupun serangga herbivor yang berperan sebagai hama yang dapat merusak semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun, bahkan sampai ke buah dan biji yang sudah tersimpan di gudang.



Hubungan Serangga dengan Manusia Serangga telah ada di muka bumi jauh sebelum adanya manusia dan hingga saat ini serangga seringkali berkompetisi dengan manusia, misalnya dalam hal untuk mendapatkan makanan. Dengan demikian banyak serangga dikatakan sebagai hama. Walaupun demikian banyak juga serangga yang menguntungkan atau berguna bagi manusia, misalnya sebagai polinator, penghasil madu, sutera dan lain-lain.



Tubuh serangga terdiri dari tiga bagian utama yaitu kepala, thoraks dan abdomen. Kutikula dibangun oleh lapisan epikutikula, eksokutila dan endokutikula. Kepala dibangun oleh cranium di mana terletak mulut; antena, dan mata. Thoraks terdiri dari tiga segmen prothoraks; mesothoraks, dan metathoraks. Pasangan struktur organ reproduksi terdapat pada bagian abdomen.



Peranan serangga di dalam kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Kelompok serangga-serangga menguntungkan, kelompok ini antara lain dapat di bagi menjadi: a. Serangga yang dapat menghasilkan sesuatu yang akan memberi nilai tambah di dalam kehidupan manusia. Sebagai contoh: 



Apis spp. (penghasil madu),







Bombyx mori (penghasil sutera),







Laccifer lucca (penghasil politur).



b.



Serangga yang dapat meningkatkan produksi hasil panen (polinator) contoh







lebah (Apis mellifera),







kupu-kupu (Papilio menon)



c.



Serangga sebagai musuh alami seperti predator, contoh







Mantis regilosa(walang sembah),







Op hi u s sp. (predator hama buah),







parasitoid(beberapa familiHymenoptera)



2. Kelompok serangga-serangga yang merugikan, dapat dibagi antara lain: a. Serangga hama tanaman, contoh 



Nilaparvata lugens (hama tanaman padi),







Bactrocera spp (hama/lalat buah), T ribolium sp. (hama gudang)



b. Serangga sebagai pembawa penyakit atau vektor, misalnya 



Anopheles spp. vektor penyakit malaria







Aedes aegypti vektor penyakit demam berdarah







Culex quinquifasciatus vertor penyakit kaki gajah /filariasis







Musca domestica vektor penyakit diare dan disentri.



Beberapa jenis serangga juga berguna bagi kehidupan manusia seperti lebah madu, ulat sutera, kutu lak, serangga penyerbuk, musuh alami hama atau serangga perusak tanaman, pemakan detritus dan sampah, dan bahkan sebagai makanan bagi mahluk lain, termasuk manusia. Tetapi sehari-hari kita mengenal serangga dari aspek



merugikan kehidupan manusia karena banyak di antaranya menjadi hama perusak dan pemakan tanaman pertanian dan menjadi pembawa (vektor) bagi berbagai penyakit seperti malaria dan demam berdarah. Walaupun demikian sebenarnya serangga perusak hanya kurang dari 1 persen dari semua jenis serangga. Dengan mengenal serangga terutama biologi dan perilakunya maka diharapkan akan efisien manusia mengendalikan kehidupan serangga yang merugikan ini. Keanekaragaman yang tinggi dalam sifat-sifat morfologi, fisiologi dan perilaku adaptasi dalam lingkungannya, dan demilkian banyaknya jenis serangga yang terdapat di muka bumi, menyebabkan banyak kajian ilmu pengetahuan, baik yang murni maupun terapan, menggunakan serangga sebagai model. Kajian dinamika



populasi misalnya,



bertumpu pada perkembangan populasi serangga. Demikian pula, pola, kajian ekologi, ekosistem dan habitat mengambil serangga sebagai model untuk mengembangkannya ke spesies-spesies lain dan dalam skala yang lebih besar.



Keberhasilan serangga dalam hidupnya disebabkan karena: 1. Serangga menempati habitat yang luas, mulai dari udara, air tawar, air payau, tanah,tanaman. 2. Tubuh serangga relatif kecil sehingga effisien dalam penggunaan pakan dan lahan.



3. Kapasitas reproduksi tinggi dan siklus hidup pendek menyebabkan serangga mampu mengeksploitasi sumberdaya yang berlimpah dalam waktu singkat. 4. Serangga muda dan serangga dewasa biasanya memakan makanan yang berbeda, sehingga tidak terjadi kompetisi sesama jenis (intraspecific competition) 5. Serangga mempunyai cara hidup yang bervariasi, ada yang sebagai phytophagus, carnivorous, saprophagous dan parasitic, sehingga menyebabkan kompetisi berbeda jenis dapat dikurangi (extraspecific competition). 6. Kebanyakan serangga dewasa mempunyai sayap, sehingga mampu menyebar secara luas dan mampu menghidar dengan cepat dari musuh-musuh alaminya. 7. Serangga mempunyai rangka luar dan sistem metabolisme yang mampu menghemat dan mendaur ulang air. 8. Serangga memiliki keanekaragaman genetik yang sangat bervariasi sehingga mampu memenangkan seleksi alami dalam perjalanan evolusinya.



Daftar Pustaka



1. Entomologi Sebagai Ilmu Pengetahuan http://lesmanaega.wordpress.com/2012/06/27/entomologi-sebagai-ilmupengetahuan 2. Entomologi https://www.academia.edu/5485197/ENTOMOLOGI 3. Entomologi Di Indonesia http://matoa.org/entomologi-di-indonesia 4. Sembel. D. T, 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit Andi : Yogyakarta 5. Entomologi Kesehatan http://ikl-mdo.blogspot.com/2013/07/entomologi-kesehatan.html 6. Analisis Kesehatan. http://kuliahanaliskesehatan.blogspot.com/2013/06/entomologi.html



Kelompok 4 Entomologi Kristi E. Mandasari



101511057



Merry M. Senduk



101511184 FKM UNSRAT 2014