S1 2014 302193 Chapter1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Keberadaan desa wisata di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hanya dalam kurun tiga tahun, jumlah desa wisata bertambah hingga lima kali lipat. Mengacu data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (KEMENPAREKRAF), saat ini di Indonesia terdapat 978 desa wisata. Jumlah ini meningkat tajam dibanding tahun 2009 yang hanya tercatat 144 desa wisata 1. Paradigma lama yang menganggap bahwa masyarakat lokal hanya memperoleh “sisa-sisa” dari aktivitas pariwisata kini mulai bergeser. Program desa wisata yang dibentuk pemerintah secara langsung telah mampu melibatkan masyarakat dalam aktivitas pariwisata. Desa wisata memberikan kebebasan



bagi masyarakat untuk mengelola kampung



halamannya sesuai dengan keotentikan desa. Hal tersebut sesuai dengan Undang-ndang RI Nomor 10 Th. 2009 Tentang Kepariwisataan Pasal 4 (a,b,c,d,e,f,) bahwa pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi;



meningkatkan kesejahteraan rakyat; menghapus kemiskinan;



mengatasi pengangguran; melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya; memajukan kebudayaan. Adanya kepedulian bersama antara pemerintah serta pihak yang terkait dalam mengembangkan desa wisata dirasa akan mampu merangsang perekonomian masyarakat. Kepedulian pemerintah dengan



1



http://www.pnpm-mandiri.org/index.php?option=com_content&view=article&id=35:978-desadiakses 13 Febuari 2014 pukul 13:53



1



2



kebijakan yang proaktif terhadap desa wisata diharapkan akam mampu meningkatkan perekonomian indonesia khusunya bagi masyarakat pedesaan. Desa Wisata Pentingsari merupakan salah satu dari sekian banyak desa wisata di indonesia. Desa Wisata Pentingsari terletak di Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY. Penetapan Desa Wisata Pentingsari sebagai desa wisata berdasarkan Surat Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman nomor 556/336 tertanggal 15 April 2008. Surat tersebut dikeluarkan setelah pada awalnya pada tanggal 25 Desember 2007 dilakukan wawancara terhadap Bapak Sumardi Wardisukismo oleh Bapak Eddy Ketaren mengenai potensi Dusun Petingsari, sejarah perjuangan dari Dusun Pentingsari dan harapan bagi perkembangan Dusun Pentingsari. Setelah dikeluarkan surat tersebut masyarakat Dusun Pentingsari yang di pelopori oleh Bapak Sumardi Wardikusuma, Bapak Eddy Ketaren dan Bapak Ajung Ketaren bergotong-royong membangun Dusun Pentingsari menjadi desa wisata.



Keberhasilan masyarakat Desa Wisata Pentingsari dalam



membangun desa ditandai dengan diberikannya status Desa Wisata Mandiri pada tahun 2011. Meskipun erupsi merapi tahun 2010 yang merusak infrastruktur desa, namun dengan gotong royong masyarakat akhirnya menghantarkan desa ini kembali seperti semula. Sejak April 2008 hingga Oktober 2013 Desa Wisata Pentingsari telah dikunjungi sebanyak 90.000 wisatawan 2. Banyaknya kunjungan wisatawan menjadi salah satu penyebab



2



http://m.koran-sindo.com/node/336525 Diakses 14 februari 2014 pukul 14:06. Data tersebut telah diklarifikasikan penulis kepada pengelola desa setempat



3



Desa Wisata Pentingsari dianugerahi beberapa penghargaan tingkat nasional maupun tingkat internasional, diantaranya : •



Trofi juara 1 Lomba Desa Wisata se-Propinsi DIY (2009)







Tourist Provide Boutique for Village oleh Harian Jakarta Globe sebagai salah satu desa wisata penerima Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata (2010)







Apreciation as Best Practise of Tourism Ethics at Local Level dari World Committee on Tourism Ethics-United Nations World Tourism Organization (WCTE-UNWTO pada tahun 2011



3







Cipta Award dari Kemenparekraf (September 2012) 4







Pendamping Pemberdayaan Masyarakat untuk Desa Wisata Terbaik Nasional



dari



Kementerian



Koordinator



Kesejahteraan



Rakyat



(Desember 2012) Sebagai desa wisata yang menerima berbagai penghargaan, komponen daya tarik wisata di Desa Wisata Pentingsari mencakup beberapa komponen di antaranya Pancuran Sendangsari, Kali Kuning, Watu Dakon, Kearifan Lokal Suasana Desa serta berbagai komponen lainnya. Komponen daya tarik wisata tersebut dikemas menjadi sebuah produk wisata yang dijual kepada wisatawan.



Pada umumnya komponen fisik (komponen yang dapat dilihat)



merupakan komponen pokok dalam aktivitas wisata khususnya dalam konteks desa wisata. Desa wisata indentik dengan pemandangan sawah, sungai serta gunung namun hal tersebut tidak dijumpai di Desa Wisata Pentingsari.



3



Indonesia menjadi negera pertama penerima penghargaan WCTE-UNWTO di tingkat Asia Tenggara (Doto Yogantoro, Marketing Desa Wisata Pentingsari) yang diberikan kepada Desa Wisata Pentingsari. 4 Cipta Award adalah penghargaan yang diberikan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam beberapa kategori. Desa Wisata Pentingsari memperoleh Cipta Award kategori Pengelolaan Daya Tarik Wisata Budaya Berwawasan Lingkungan (Perseorangan/Masyarakat/LSM)



4



Keberadaan Desa Wisata Pentingsari yang cenderung tertutup oleh vegetasi tanaman membuat seseorang tidak bisa melihat gunung merapi sekalipun letaknya di lereng gunung Merapi.



1.2 Rumusan Masalah Desa Wisata Pentingsari memiliki perbedaan dengan desa wisata pada umumnya yang identik dengan pemandangan gunung, sawah serta sungai. Meskipun demikian, banyak wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Pentingsari



untuk



melakukan



aktivitas



wisata.



Oleh



sebab



itu



permasalahannya adalah sebagai berikut ; 1. Apa saja komponen daya tarik wisata yang ada di Desa Wisata Pentingsari ? 2. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk mempertahankan eksistensi kepariwisataan di Desa Wisata Pentingsari ?



1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Mengetahui komponen daya tarik wisata yang ada di Desa Wisata Pentingsari 2. Mengetahui langkah dan kebijakan yang diambil pengelola Desa Wisata Pentingsari untuk mempertahankan eksistensi wisatanya.



5



1.4 Manfaat Penelitian Penelitian yang dilakukan diharapkan akan memberikan manfaat berupa manfaat teoretis serta manfaat praktis ; a) Manfaat Teoretis Manfaat teoretis berupa kajian kelimuan dalam bidang pariwisata, khususnya dalam aspek pemanfaatan desa wisata sebagai salah satu sektor pembangunan perekonomian masyarakat pedesaan. b) Manfaat Praktis Manfaat praktis sebagai bahan rujukan bagi pengelola desa wisata tempat lain khususnya bagi desa yang masih dalam tahap berkembang maupun pengelola Desa Wisata Pentingsari sendiri. Pengelola desa wisata lain dapat memanfaatkan penelitian ini sebagai gambaran umum pemanfaatan potensi wisata yang sudah ada. Selain hal tersebut, pengelola desa wisata dapat menyamakan persepsinya dengan persepsi wisatawan. Persamaan persepsi tersebut diharapkan akan mampu menciptakan produk wisata yang saling menguntungkan.



1.5 Tinjauan Pustaka Terdapat beberapa karya ilmiah yang pernah dilakukan sebelumnya berkaitan dengan judul yang diambil diantaranya sebagai berikut ; 1. Tesis yang ditulis oleh Edhi Wardoyo (2011) yang berjudul “Dominasi Laki-laki dalam Pengembangan Desa Wisata (Studi di Desa Wisata Pentingsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman D.I.Y).” Tesis tersebut membahas tentang dominasi laki-laki dalam



6



pengembangan desa sedangkan keterlibatan perempuan yang dirasa kurang dalam pengembangan desa wisata. Dalam tesis tersebut dibahas secara luas penyebab laki-laki lebih dominan dalam pengembangan desa wisata. Selain itu, budaya patriarki dalam masyarakat desa tersebut tersebut juga dibahas dalam penelitan tersebut. 2. Skripsi yang ditulis oleh Ni Ketut Eriantari (2013) yang berjudul “Analisis



Potensi



Atraksi



Desa



Pengotan



dalam



Kerangka



Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat melalui Dukungan Baliwoso Camping Site.” Skripsi tersebut membahas identifikasi dan analisis potensi wisata dalam kaitanya dengan pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Pengotan, kawasan Gunung Batur, Kabupaten Bangli, Bali . Bentang alam dan budaya masyarakat dibahas secara detail sebagai bentuk penggalian potensi wisata yang ada di daerah tersebut. 3. Skripsi yang ditulis oleh Aisyah Dwi Puji Astuti (2013) yang berjudul “Obyek dan Analisis Potensi Daya Tarik Wisata Alam Taman Wista Alam Sicikeh-cikeh Kabupaten Dairi Propinsi Sumatra Utara”. Skripsi tersebut membahas bentang budaya, gejala alam serta potensi wisata yang belum dimanfatkan secara optimal di taman wisata alam Sicikehcikeh. Taman alam Sicikeh-cikeh merupakan sebuah kawasan dengan keberagaman potensi wisata yang berada di kabupaten Dairi, Sumatra Utara.



7



Beberapa tinjaun pustaka yang telah disebutkan diatas menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan masih orisinil dan belum pernah dilakukan sebelumnya. 1.6 Landasan Teori 1. Potensi Wisata Potensi wisata adalah daya tarik yang terdapat dalam suatu obyek atau daerah dalam keadaan belum atau tidak dikembangkan. Potensi daya tarik ditandai dengan belum adanya penyediaan aksesibilitas dan fasilitas, apabila aksesibilitas dan fasilitas tersebut telah tersedia, maka sudah disebut sebagai daya tarik wisata (Marpaung via Erianti, 2013: 6). Potensi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata, dan merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke daerah tersebut (Yoeti, 1983: 160-162). Potensi wisata adalah daya kekuatan yang dapat dipakai untuk mengembangkan kepariwisataan (Kodyat & Ramaini, 1992 via Marsono, 2011: 8) 2. Daya Tarik Wisata Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa



keanekaragaman kekayaan alam,



budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan (Undang-undang RI Nomor 10 Th. 2009 Tentang Kepariwisataan : Bab I, Pasal 1). Daerah tujuan pariwisata tersebut selanjutnya disebut sebagai destinasi (Widianingrum, 2013: 9).



8



Kegiatan wisata di sebuah wilayah tidak lengkap tanpa daya tarik wisata atau disebut tourist attraction. Daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, daya tarik wisata sebagai penggerak yang utama yang memotivasi wisatawan untuk mengujungi suatu tempat (Ismayanti, 2010: 147) Daya tarik wisata yang dimiliki suatu destinasi pariwisata atau daerah tujuan pariwisata (DTW), yakni sesuatu yang dapat dilihat, misalnya pemandangan alam, peninggalan purbakala, pertunjukan; atau sesuatu yang dapat dilakukan, misalnya rekreasi, olahraga, meneliti, atau sesuatu yang dapat dibeli, yakni barang-barang unik atau cinderamata. Selain itu dapat pula sesuatu yang dapat dinikmati, misalnya udara sejuk dan bebas pencemaran, pelayanan istimewa atau sesuatu yang dapat dimakan, misalnya makanan atau minuman khas daerah/negara. Artinya daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memicu seseorang dan/atau kelompok orang mengunjungi suatu tempat karena sesuatu itu memiliki makna tertentu, misalnya: lingkungan alam, peninggalan atau tempat sejarah, peristiwa tertentu (Warpani, 2007: 45) 3. Komponen Daya Tarik Wisata Analisis komponen daya tarik wisata merupakan metode yang menganalisis dan menjelaskan secara rinci segala sesuatu yang terkandung dalam suatu obyek wisata. Penjelasan tersebut dituangkan dalam tabel, sehingga dapat dengan mudah dipahami apakah komponen



9



tersebut memiliki daya tarik, tidak memiliki daya tarik atau bersifat netral dalam obyek wisata (Marsono, 2012: 10) Karyono (1997: 28) mengatakan agar suatu daerah tujuan wisata mempunyai daya tarik, disamping harus ada objek dan atraksi wisata, suatu DTW harus mempunyai tiga syarat daya tarik yaitu : 1) Ada sesuatu yang bisi dilihat (something to see) 2) Ada sesuatu yang dapat dikerjakan (something to do) 3) Ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy) Wisatawan yang melakukan perjalan ke Daerah Tujuan Wisata (DTW) memerlukan berbagai kebutuhan dan pelayanan mulai dari keberangkatan sampai kembali lagi ke tempat tinggalnya. Aktivitas pariwisata sangat terkait dengan kehidupan kita sehari-hari. Sama seperti yang kita lakukan setiap hari, wisatawan juga butuh makan dan minum, tempat menginap, serta alat transportasi yang membawanya pergi dari suatu tempat ke tempat yang lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Daerah Tujuan Wisata harus didukung empat komponen utama atau yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu: a) Atraksi (attraction), b) fasilitas (amenities), c) aksesibilitas (acces) dan d) pelayanan tambahan (ancillary service) (Suwena, 2010: 86). Karyono (1997: 28) juga mengatakan bahwa hal-hal yang dapat menarik orang untuk berkunjung ke suatu (DTW) antara lain dapat dirinci sebagai berikut ;



10



1) Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (Natural Amenities) 2) Hasil ciptaaan manusia (Man made supply) 3) Tata cara hidup masyarakat (The way of life) Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Analisis merupakan penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yg tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan komponen didefinisikan sebagai sebuah unsur atas bagianbagian yg lebih kecil 5. Keunikan, keindahan, dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam dan hasil buatan manusia dapat diketahui melalui analisis komponen daya tarik atas masing – masing komponen. Penjelasan analisis komponen daya tarik dituangkan dalam bentuk tabel guna mempermudah dalam pemahaman per komponennya. Hasil komponen daya tarik tersebut terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bernilai plus (+) untuk yang memiliki daya tarik, netral (+/-), dan minus (-) untuk yang tidak memiliki daya tarik dalam objek wisata (Marsono, 2011:8) 4. Desa wisata Wisata pedesaan merupakan sekelompok kecil wisatawan yang tinggal dalam atau dekat dengan suasana tradisional, sering di desa-desa



5



Sumber: http://kbbi.web.id/analisis diakses pada 17 Juli 2014 pukul 05.00



11



terpencil dan belajar tentang kehidupan pedesaan dan lingkungan setempat (Inskeep, 1991: 166 http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata ) 6 Menurut Pariwisata Inti Rakyat (PIR) yang dimaksud dengan Desa Wisata adalah Suatu kawasan pedesaaan yang menawarkan keseluruhan suasana yang mencerminkan keaslian perdesaaan baik dari kehidupan sosial ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, keseharian, memiliki arsitektur bangunan dan struktur tata ruang desa yang khas, atau kegiatan perekonomian yang unik dan menarik serta mempunyai potensi untuk dikembangkannya berbagai komponen kepariwisataan, misalnya : atarksi, akomodasi, makanan-minuman, dan kebutuhan wisata lainnya (Hadiwijoyo, 2012: 68). Hadiwijoyo (2012: 69) mengatakan selain berkaitan dengan berbagai hal, terdapat dua konsep penting dalam komponen desa wisata, yaitu : 1) Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk. 2) Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta



setting



fisik



lokasi



desa



yang



memungkinkan



berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti kursus tari, bahasa, membatik dan lain sebagainya yang lebih spesifik.



6



http://id.wikipedia.org/wiki/Desa_wisata diakses 7 Maret 2014 pukul 10:12



12



1.7 Metode Penelitian 1. Lokus dan Fokus Penelitian a) Lokus Penelitian Desa Wisata Pentingsari, Kelurahan Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, DIY b) Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah menganalisis komponen daya tarik wisata yang ada di desa tersebut serta upaya yang dilakukan masyarakat untuk mempertahankan eksistensi wisatanya. c) Waktu Penelitian Observasi



: November – Desember 2013



Penelitian



: April – Mei 2014



2. Jenis Data a) Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari objek penelitian dengan cara melakukan pengamatan,



wawancara,



menyebar



angket



serta



melakukan



dokumentasi gambar selama proses penelitian. Data yang diperoleh tersebut untuk selanjutnya dikumpulkan, dikaji dan dianalisis menurut perspektif wisatawan. b) Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari berbagai sumber yang dapat dipercaya kebenarannya diantaranya hasil



13



penelitian, diagram, grafik, dokumentasi maupun tulisan ilmiah yang membahas lokus penelitian yang sama. 3. Metode Pengumpulan data a) Observasi Observasi dilakukan untuk untuk mengamati berbagai fenomena yang terjadi selama masa penelitian. Fokus pengamatan tersebut adalah identifikasi terhadap berbagai komponen daya tarik wisata yang ada di lokus penelitian. Hasil identifikasi tersebut kemudian disusun menjadi sebuah rangkaian komponen daya tarik wisata. b) Studi Pustaka Peninjauan ulang kembali studi pustaka berupa tulisan ilmiah, hasil penelitian maupun sumber internet yang membahas lokus penelitian telah dilakukan. Peninjauan ulang kembali tersebut sebagai bentuk klarifikasi kepada pihak terkait untuk mengetahui kebenaran tulisan tersebut. c) Wawancara Wawancara dalam penelitian ini adalah wawancara yang bersifat langsung dengan objek penelitian. Terwawancara merupakan seluruh komponen manusia yang ada dalam lingkup penelitian tersebut diantaranya wisatawan, pengurus serta masyarakat setempat. Beberapa terwawancara di antaranya Bapak Sumardi (Sesepuh), Bapak Doto (Pemasaran), Bapak Nugroho (Pemandu), serta beberapa mahasiswa, dosen dan siswa SMA. Wawancara dilakukan



14



secara personal kemudian mencatat poin-poin penting yang disampaikan terwawancara. d) Metode Angket Metode



angket



dipergunakan



untuk



mengetahui



respon



wisatawan mengenai komponen daya tarik wisata di Desa Wisata Pentingsari. Penyebaran angket dilakukan secara acak dengan mempertimbangkan lama waktu menginap, aktivitas wisata, sera jumlah yang diambil dalam setiap rombongan. Hasil metode angket selanjutnya direkap dalam bentuk tabel. 4. Analisis Data Data mentah yang diperoleh dari proses observasi dan wawancara dikaji ulang kembali berdasarkan rumusan masalah secara kualitatif. Sedangkan data yang diperoleh dari metode angket kemudian disusun dalam bentuk tabel. Hasil akhir proses analisis data berupa tabel analisis komponen daya tarik wisata. Tabel tersebut selanjutnya diberi penjelasan secara kualitatif terhadap hasil akhirnya.



1.8 Sistematika Penulisan Bab pertama mencakup penjelasan pra penelitian berupa uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori serta metode penelitian. Bab kedua mendeskripsikan tentang gambaran umum Kabupaten Sleman, Pariwisata di Kabupaten



15



Sleman serta gambaran umum Desa Wisata Pentingsari. Bab ketiga berupa pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Hasil penelitian tersebut berupa dokumentasi objek penelitan, analisis komponen daya tarik wisata yang disusun dalam bentuk tabel serta penjelasan tabel tersebut secara kualitatif. Bab keempat merupakan bagian penutup yang berisi simpulan dan saran oleh penulis terhadap objek penelitian tersebut.