SAB Stik Eskrim PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA BERMAIN MEMBUAT BINGKAI DENGAN STIK ES KRIM Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Departemen Anak Di Rumah Sakit Saiful Anwar Malang Ruang 7B



Oleh: Muhammad Yusuf Wahyudi Renda Avista Dinny Saputri Anis Sholiha Merita Sari PSIK A 2019



190070300111024 190070300111029 190070300111052 190070300111014



PROGRAM PROFESI NERS JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019



HALAMAN PERSETUJUAN SATUAN ACARA BERMAIN MEMBUAT BINGKAI DENGAN STIK ES KRIM Di RSSA Malang Ruang 7B



Oleh : KELOMPOK 2



Muhammad Yusuf Wahyudi Renda Avista Dinny Saputri Anis Sholiha Merita Sari



190070300111024 190070300111029 190070300111052 190070300111014



Telah diperiksa dan disetujui pada : Hari



:



Tanggal



:



Pembimbing Akademik



NIP.



Pembimbing Klinik



NIP.



SATUAN ACARA BERMAIN



Pokok Bahasan



: Terapi Bermain



Sub Pokok Bahasan



: Terapi Kreativitas dengan Stik Es Krim



Sasaran



: Anak dari Usia Prasekolah Di Ruang 7B RSSA



Pelaksana



: Mahasiswa profesi ners UB



Waktu Pelaksanaan



: Kamis, 21 November 2019, Pukul 10.00



Tempat



: Ruang Bermain 7B RSSA Malang



1. Latar Belakang Dunia anak adalah dunia bermain dan dunia untuk mengembangkan diri serta untuk mengenal dunia sekitarnya. Dalam bermain anak-anak tidak hanya sekedar unttuk mengisi waktu yang ada, tetapi kegiatan tersebut sangat penting bagi anak-anak seperti kebutuhan anak anak yang lainseperti:makan, minum, perawatan, cinta kasih dari orang tua. Anak memerlukan berbagai variasi dalam bermain untuk menjaga kesehatannya baik fisik, mental dan perkembangan emosinya. Melalui bermain anak tidak hanya menstimuli otot, otak dan pergaulannya dengan sesama. Dalam keadaan sakit



dan dirawat di RS, bermain diperlukan untuk melanjutkan



pertumbuhan dan perkembangannya, dengan bermain anak dapat tetap mengembangkan kreativitas serta supaya anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Untuk memfasilitasi kebutuhan anak tersebut diperlukan peran dari perawat untuk memberikan aktifitas bermain yang tepat pada anak sesuai dengan tahap perkembangan dan tetap memperhatikan prinsip-prinsip bermain di rumah sakit.



2. Tujuan a. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan terapi bermain selama kurang lebih 30 menit diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan oleh anak-anak akibat hospitalisasi dengan membuat kreasi dari bahan stik es krim. b. Tujuan Instruksional Khusus a. Klien dapat membuat bingkai foto b. Kognitif Klien berkembang c. Klien dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik d. Klien lebih ceria dan merasa senang di rumah sakit e. Klien dapat mengurangi stress atau kecemasan akibat pengobatan dan perawatan di rumah sakit



3. Sasaran Yang menjadi sasaran dalam terapi bermain adalah anak yang sedang menjalani perawatan di ruang 7B khususnya di kelas III RSSA Malang, dengan kriteria : 



Dimulai dari anak usia prasekolah







Anak laki-laki maupun perempuan







Tidak sedang menjalani bedrest







Tidak menderita penyakit menular







Kondisi cukup baik



4. Metode Bermain Pelaksanaan terapi bermain ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit dan dibagi dalam 3 fase yaitu :  Fase Perkenalan (5 menit) Pada fase ini setelah anak-anak terkumpul, terlebih dahulu terapis memperkenalkan diri pada anggota yang dilanjutkan dengan perkenalan oleh para anggota.  Fase Kerja (20 menit) 



Leader membantu membuka dan menutup terapi kreativitas







Fasilitator memberi pengarahan dan mempraktekkan cara bermain di depan anakanak.



 



Cara Bermain:



Menentukan besar bingkai yang akan dibuat dan juga ukuran gambar yang akan dimasukkan ke dalam bingkai.







Menentukkan model atau bentuk bingkai yang akan dibuat memberikan aksesoris lalinnya, agar bingkai terlihat menarik.







Menyatukan stik ice cream dengan menggunakan lem kayu agar terbentuk menjadi bingkai yang sesuai.







Melakukan pengecekan pada bingkai, apakah posisi sudah sesuai dan terbentuk seperti yang diinginkan dan apakah lem sudah merekat dengan sempurna atau kuat. 



Permainan selesai sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.







Masing-masing anak diberi reward berupa hadiah.



 Fase Terminasi Pada fase ini terapis menanyakan bagaimana perasaan anak setelah kegiatan bermain selesai. Kemudian sebagai penghargaan masing – masing anak baik yang menyelesaikan permainan atau tidak diberikan hadiah yang sama. Kemudian acara ditutup dengan berjabat tangan antar perserta lalu dengan terapis. Setelah acara bermain selesai terapis membawa kembali peserta kepada keluarga dan mengucapkan terima kasih. 5. Media  Stik es krim  Lem  Kertas manila 6. Kriteria Evaluasi 



Kemampuan untuk memperkenalkan diri dengan terbuka tanpa rasa malu







Kemampuan peserta dalam berinteraksi denga teman sebayanya dan terapis saat bermain







Kemampuan peserta untuk mengikuti aturan selama permainan berlangsung







Perasaan peserta setelah terapi bermain selesai



7. Skema Terapi Bermain a. Deskripsi tugas Terapis Leader 



Memimpin jalannya acara bermain







Membuka perkenalan







Membuat dan mengatur setting tempat dan waktu







Menutup kegiatan bermain



Fasilitator 



Mendampingi / membantu peserta dalam bermain



Observer 



Mengobservasi jalannya acara permainan







Memberikan sekilas penilaian







Memberikan kritik dan saran setelah acara selesai







Mengevaluasi dan memberikan feedback pada leader



b. Setting Tempat



F F



F F



Keterangan : Leader



: Mahasiswa Universitas Brawijaya



Fasilitator



: Mahasiswa Universitas Brawijaya



Observer



: Mahasiswa Universitas Brawijaya



MATERI BERMAIN STIK ES KRIM A. Pengertian Bermain Bermain adalah suatu aktivitas yang langsung, spontan, dimana seorang anak berorientasi dengan orang lain, bendabenda di sekitarnya, dilakukan dengan senang (gembira), atas inisiatif sendiri, menggunakan daya khayal (imajinasi), menggunakan panca indera dan seluruh anggota tubuhnya. (materi orientasi teknis Pembelajaran PAUD Tingkat Provinsi Tahun 2012) Bermain adalah kegiatan yang dilakukan anak secara spontan karena disenangi, dan tanpa tujuan tertentu. Bermain merupakan salah satu kebutuhan bagi anak, dengan bermain anak akan dapat memuaskan tentunya sesuai dengan kebutuhan perkembangan dimensi motorik, kognitif, kreatifitas, bahasa, emosi, sosial emosional, nilai-nilai agama.dengan ini melalui bermain dapat berlatih menggunakan kemampuan kognitifnya, untuk memecahkan masalah, mengenal warna, mengelompokkan, membandingkan, mengukur, dan sebagainya Untuk itu dengan permainan anak akan merasa tertarik, terispon dan mudah menerimanya. Dengan bermain anak memungkinkan akan meneliti lingkungan, mempelajari segala sesuatu dan memecahkan masalah yang di hadapinya. B. Macam-macam Bermain Macam-macam bermain menurut Hidayat (2009), macam-macam bermain diantaranya adalah: a. Bermain afektif sosial Bermain ini menunjukkan adanya perasaan senang dalam berhubungan dengan orang lain. Sifat dari permainan ini adalah orang lain yang berperan aktif dan anak hanya berespon terhadap stimulasi sehingga akan memberikan kesenangan dan kepuasan bagi anak. b. Bermain bersenang-senang Bermain ini hanya memberikan kesenangan pada anak melalui objek yang ada sehingga anak merasa senang dan bergembira tanpa adanya kehadiran orang lain. Sifat bermain ini adalah tergantung dari stimulasi yang diberikan pada anak. c. Bermain ketrampilan Bermain ini dengan menggunakan objek yang dapat melihat kemampuan ketrampilan anak yang diharapkan mampu untuk berkreatif dan trampil dalam segala hal. Sifat dari permainan ini adalah bersifat aktif dimana anak selalu ingin mencoba kemampuan dalam ketrampilan tertentu. d. Bermain dramatik Macam bermain ini dapat dilakukan anak dengan mencoba melakukan berpurapura dalam berperilaku. Sifat dari permainan ini adalah anak dituntut aktif dalam memerankan sesuatu. Permainan dramatik dapat dilakukan apabila anak sudah mampu berkomunikasi dan mengenal kehidupan sosial.



e. Bermain menyelidiki Bermain ini dengan memberikan sentuhan pada anak untuk berperan dalam menyelidiki sesuatu atau memeriksa dari alat permainan, permainan ini bersifat aktif pada anak dan dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kecerdasan pada anak. Sifat permainan tersebut harus selalu diberikan stimulasi dari orang lain agar selalu bertambah dalam kemampuan kecerdasan anak. f.



Bermain konstruksi Bermain ini bertujuan untuk menyusun sesuatu objek permainan agar menjadi sebuah konstruksi yang benar. Sifat dari permainan ini adalah aktif dimana anak menjadi selalu ingin menyelesaikan tugas-tugas yang ada dalam permainan dan akan dapat membangun kecerdasan pada anak.



g. Permainan Permainan ini dapat dilakukan secara sendiri atau bersama temannya dengan menggunakan beberapa peraturan permainan. Sifatnya adalah aktif, anak akan memberikan respon kepada temannya sesuai dengan jenis permainan dan akan berfungsi memberikan kesenangan yang dapat mengembangkan perkembangan emosi pada anak. h. Bermain onlooker Jenis permainan ini adalah dengan melihat apa yang dilakukan oleh anak lain yang sedang bermain tetapi tidak berusaha untuk bermain. Sifat dari bermain ini adalah pasif akan tetapi anak akan mempunyai kesenangan atau kepuasan sendiri dengan melihatnya. i.



Bermain soliter/mandiri Merupakan bermain yang dilakukan secara sendiri hanya berpusat pada permainannya sendiri tanpa mempedulikan orang lain. Sifatnya adalah aktif akan tetapi bentuk stimulasi tambahan kurang, karena dilakukan sendiri dalam perkembangan mental pada anak, kemudian dapat membantu untuk menciptakan kemandirian pada anak.



j.



Bermain paralel Merupakan bermain secara mandiri tetapi di tengah-tengah anak lain yang sedang bermain akan tetapi tidak ikut dalam kegiatan orang lain. Sifat dari bermain ini adalah anak aktif secara mandiri tetapi masih dalam satu kelompok, dengan harapan kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas mandiri dalam kelompok tersebut



terlatih dengan baik. k. Bermain asosiatif Merupakan bermain secara bersama dengan tidak mengikat sebuah aturan yang ada, semuanya bermain tanpa mempedulikan teman yang ada dalam sebuah aturan. Bermain ini akan menumbuhkan kreatifitas anak karena stimulasi dari anak lain ada, akan tetapi belum dilatih dalam mengikuti peraturan dalam kelompok. l.



Bermain kooperatif bermain secara bersama dengan adanya aturan yang jelas sehingga adanya perasaan dalam kebersamaan sehingga terbentuk hubungan pemimpin dan pengikut. Sifat dari bermain ini adalah aktif, anak akan selalu menumbuhkan kreativitasnya dan melatih anak pada peraturan kelompok sehingga anak dituntut selalu mengikuti peraturan.



C. Fungsi Bermain Pada Anak Fungsi Bermain pada Anak Wong (2008), menjelaskan beberapa fungsi dari bermain untuk anak adalah: 



Perkembangan sensori motorik Aktivitas sensori motorik merupakan bagian yang berkembang paling dominan pada masa bayi. Perkembangan sensori motorik didukung oleh stimulasi visual, stimulasi pendengaran, stimulasi taktil (sentuhan), dan stimulasi kinetik. Stimulus sensorik yang diberikan oleh lingkungan anak akan direspon dengan memperlihatkan aktivitas-aktivitas motoriknya.







Perkembangan kognitif (intelektual) Anak belajar mengenal warna, bentuk/ukuran, tekstur dari berbagai macam objek,angka, dan benda.







Sosialisasi Dengan bermain anak akan mengembangkan dan memperluas sosialisasi, belajar untuk mengatasi persoalan yang timbul, mengenal nilai-nilai moral dan etika, belajar mengenai apa yang salah dan benar, serta bertanggung jawab terhadap sesuatu yangdiperbuatnya.







Kreativitas



Tidak ada situasi yang lebih menguntungkan/menyenangkan untuk berkreasi daripada bermain. Anak-anak dapat bereksperimen dan mencoba ide-idenya. 



Kesadaran diri Dengan aktivitas bermain, anak akan menyadari bahwa dirinya berbeda denganyang lain dan memahami dirinya sendiri.







Nilai-nilai moral Anak belajar mengenai perilaku yang benar dan salah dari lingkungan rumah maupun sekolah. Interaksi dengan kelompoknya memberikan makna pada latihanmoral mereka.







Nilai terapeutik Bermain dapat mengurangi tekanan atau stres dari lingkungan. Dengan



bermain,



anak



dapat



mengekspresikan



emosi



dan



ketidakpuasan atas situasi sosial serta rasa takutnya yang tidak dapat diekspresikan di dunia nyata.



C. Pengertian Media stick adalah sebuah batangan kayu kecil,salah satu bentuk permainan bagi anakanak berupa kayu yang diberiwarna,sedangkan menurut santrock (2006:273) permainan (play) adalah suatu kegiatan yang menyenangkan yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Menurut Freman dan munandar (Mail,2006:11) mendefisinikan permainan sebagai suatu aktifitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh,baik secara fisik ,intelektual,sosial,moral dan emosional



anak.dapat



bermain



diantara



stik



eskrim



warna



tersebut



dengan



cara



menghitung,mengelompokkan dan seterusnya. Manfaat / Kegunaan stik es krim a. Meningkatkan keterampilan Kemampuan kognitif Berkaitan dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Permainan stik eskrim adalah permainan yang menarik bagi anak karena pada dasarnya anakanak menyukai berbagai macam bentuk,dan warna diantaranya bentuk panjang dan warna yang menarik. Dengan bermain stik eskrim anak maka akan mencoba memecahkan masalah yaitu menghitung jumlah stik eskrim sesuai angka dan warna. Pada tahap awal mengenal stik eskrim warna mereka mencoba untuk mengelompokkan stik es berdasarkan angka,gambar dan warna, dengan sedikit arahan dan contoh maka anak sudah dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya dengan cara mencoba mengelompok kan angka,serta menyesuaikan warna nya.



b. Memperluas pengetahuan Anak akan belajar banyak hal, warna, bentuk, ukuran. Pengetahuan yang di peroleh dari cara ini biasanya mengesankan bagi anak di bandingkan yang di hafalkan, anak dapat belajar konsep dasar berhitung. Jadi alat peraga atau media yang digunakan diusahakan dalam bentuk asli. Misalnya media stik eskrim untuk membuat bingkai. Cara Membuat Bingkai Foto Dari Stik Es Krim a. Tentukan besar bingkai yang akan dibuat dan juga ukuran gambar yang akan dimasukkan ke dalam bingkai. b. Tentukkan model atau bentuk bingkai yang akan dibuat dan berikan pita sebagai aksesoris atau memberikan aksesoris lalinnya, agar bingkai terlihat menarik. c. Satukan stik ice cream dengan menggunakan lem kayu agar terbentuk menjadi bingkai yang sesuai. d. Lakukan pengecekan pada bingkai, apakah posisi sudah sesuai dan terbentuk seperti yang diinginkan dan apakah lem sudah merekat dengan sempurna atau kuat.



DAFTAR PUSTAKA Andang, I. (2009). Education Games. Yogyakarta: Pro U Media. Erfandi. (2009). Pengetahuan Faktor-faktor yang mempengaruhi. Available at: http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39354/4/Chapter%20ll.pdf (Akses 01 November 2015). Hidayat,A, A. (2009). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Hardjadinata, Y. (2009). Batitaku Mandiri.Jakarta: Dian Rakyat. Kania, N (2006). Stimulasi Tumbuh Kembang Anak. Bandung: Pustaka. Soetjiningsih. (2007). Buku Ajar Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta: Sagung Seto. Supartini, Y. (2008). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC Wong, L. Donna. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Vol.1. Edisi 6. Jakarta:EGC. Whaley & Wong, (2009). Psikologi Pekembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja rosdakarya. Yuliana, N. (2007). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.