Sajak Widuri Untuk Joki Tobing [PDF]

  • Author / Uploaded
  • widya
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SAJAK WIDURI UNTUK JOKI TOBING Karya :W.S. Rendra



Debu mengepul mengolah wajah tukang-tukang parkir. Kemarahan mengendon di dalam kalbu purba. Orang-orang miskin menentang kemelaratan.



Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu, kerna wajahmu muncul dalam mimpiku. Wahai, Joki Tobing, kuseru kamu karena terlibat aku di dalam napasmu.



Dari bis kota ke bis kota kamu memburuku. Kita duduk bersandingan, menyaksikan hidup yang kumal. Dan perlahan tersirap darah kita, melihat sekuntum bunga telah mekar, dari puingan masa yang putus asa.



AKU BERADA KEMBALI Karya : Chairil Anwar



Aku berada kembali. Banyak yang asing air mengalir tukar warna,kapal kapal, elang-elang serta mega yang tersandar pada khatulistiwa lain; rasa laut telah berubah dan kupunya wajah juga disinari matari lain.



Hanya Kelengangan tinggal tetap saja. Lebih lengang aku di kelok-kelok jalan; lebih lengang pula ketika berada antara yang mengharap dan yang melepas. Telinga kiri masih terpaling ditarik gelisah yang sebentar-sebentar seterang guruh



PADA SUATU HARI NANTI Karya : Supardi Djoko Damono



Pada suatu hari nanti, Jasadku tak akan ada lagi, Tapi dalam bait-bait sajak ini, Kau tak akan kurelakan sendiri.



Pada suatu hari nanti, Suaraku tak terdengar lagi, Tapi di antara larik-larik sajak ini.



Kau akan tetap kusiasati, Pada suatu hari nanti, Impianku pun tak dikenal lagi, Namun di sela-sela huruf sajak ini, Kau tak akan letih-letihnya kucari.



DARI BENTANGAN LANGIT Karya : Emha Ainun Najib



Dari bentangan langit yang semu Ia, kemarau itu, datang kepadamu Tumbuh perlahan. Berhembus amat panjang Menyapu lautan. Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan !



Mengekal tanah berbongkahan ! datang kepadamu, Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantia diam dari tangan-Nya. Dari Tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap. Yang tak menoleh barang sekejap.



HERMAN Karya: Sutardji Calzoum Bachri



herman tak bisa pijak di bumi tak bisa malam di bulan tak bisa hangat di matari tak bisa teduh di tubuh tak bisa biru di lazuardi tak bisa tunggu di tanah tak bisa sayap di angin tak bisa diam di awan tak bisa sampai di kata tak bisa diam di diam tak bisa paut di mulut tak bisa pegang di tangan takbisatakbisatakbisatakbisatakbisatakbisa



di mana herman? kau tahu? tolong herman tolong tolong tolong tolong tolong tolong tolong ngngngngng!



MATA HITAM karya : WS Rendra



Dua mata hitam adalah matahati yang biru dua mata hitam sangat kenal bahasa rindu. Rindu bukanlah milik perempuan melulu dan keduanya sama tahu, dan keduanya tanpa malu.



Dua mata hitam terbenam di daging yang wangi kecantikan tanpa sutra, tanpa pelangi. Dua mata hitam adalah rumah yang temaram secangkir kopi sore hari dan kenangan yang terpendam.



DOA Karya : Chairil Anwar



Kepada pemeluk teguh Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut namamu Biar susah sungguh mengingat Kau penuh seluruh cayaMu panas suci tinggal kerdip lilin di kelam sunyi



Tuhanku aku hilang bentuk remuk



Tuhanku aku mengembara di negeri asing



Tuhanku di pintuMu aku mengetuk aku tidak bisa berpaling



SAJAK MATAHARI Karya : W.S. Rendra



Matahari bangkit dari sanubariku Menyentuh permukaan samodra raya Matahari keluar dari mulutku, menjadi pelangi di cakrawala.



Wajahmu keluar dari jidatku, Wahai kamu, wanita miskin ! kakimu terbenam di dalam lumpur Kamu harapkan beras seperempat gantang, dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !



Satu juta lelaki gundul keluar dari hutan belantara, tubuh mereka terbalut lumpur dan kepala mereka berkilatan memantulkan cahaya matahari.



Mata mereka menyala tubuh mereka menjadi bara dan mereka membakar dunia. Matahari adalah cakra jingga