Sap CKD [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA KEGIATAN (SAP)



“Coaching Support Terhadap Kepatuhan Penderita Chronic Kidney Disease (CKD)”



DISUSUN OLEH: ADRIANA FEBRIANI, S.KEP A. AYU LESTARI, S.KEP KHAERATUNNAFISAH, S.KEP FINA EKAWATI, S.KEP



PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)



Topik



: CKD (Chronic Kidney Disease)



Sasaran



: Pasien Rawat Inap Lontara 1 atas depan RSWS



Hari/Tanggal



: Jum’at, 05 November 2021



Waktu



: 10.00-10.30 WITA



Alokasi Waktu



: 30 Menit



Tempat



: Ruang perawatan Lontara 1 atas depan RSWS



A. Latar belakang Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit akibat ginjal tidak



menjalankan



fungsinya,



maka



diperlukan



penatalaksanaan



komprehensif bagi kelangsungan hidup penderita (PERNEFRI, 2014). Salah satu permasalahan yang terjadi pada penderita CKD adalah kepatuhan.Salah satu contohnya, perilaku penderita CKD yang tidak mematuhi diet dan pembatasan cairan yang sudah direkomendasikan meskipun penderita sudah mengerti dampak yang paling fatal akibat tidak patuh dalam pembatasan cairan (Ariyanti, 2016; Engelke, 2014;NKDEP, 2015). Salah satu langkah yang sangat penting untuk kelangsungan hidup penderita Chronic Kidney Disease (CKD) yaitu pengaturan diet secara tepat dan pembatasan cairan. Penderita CKD yang tidak patuh dapat berisiko akan mengalami kelebihan volume cairan di dalam tubuh yang dapat mengancam nyawa. Ketidakpatuhan merupakan masalah yang sering dialami oleh penderita CKD. Menurut Ramelan et al (2013) tingkat ketidakpatuhan terkait dengan pengaturan diet penderita CKD dipengaruhi oleh dukungan keluarga, tingkat pengetahuan, dan sikap. Menurut Syakira (2013), hal lain yang berpengaruh terhadap ketidakpatuhan penderita CKD dalam pengaturan diet dikarenakan pedoman yang tidak jelas mengenai



diet CKD. Penderita CKD harus mengikuti pengobatan, mengikuti diet serta pembatasan cairan (Sirur et al., 2009). Ketidakpatuhan penderita CKD secara umum terbagi dalam empat aspek



yaitu,



ketidakpatuhan



terhadap



program



hemodialisis,



ketidakpatuhan pada program pengobatan, ketidakpatuhan terhadap restriksi cairan dan ketidakpatuhan mengikuti program diet (Hadiyanti, 2017; Reach, 2011). Coaching support merupakan salah satu intervensi yang dapat memperbaiki perilaku penderita Chronic Kidney Disease (CKD) yaitu peningkatan kepatuhan dalam penatalaksanaan CKD. Pemberian coaching support dapat mempengaruhi perilaku penderita CKD untuk melakukan pengelolaan penyakit CKD sesuai dengan hal-hal yang sudah disarankan oleh coach (Bistara, 2015). Edukasi pada penderita CKD dengan melibatkan peran serta keluarga dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung karena semakin tinggi peran keluarga maka semakin tinggi pula penderita CKD berperilaku patuh terhadap pembatasan cairan dan diet (Thom et al., 2013)



B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, diharapkan para peserta penyuluhan mengerti dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan perawatan pasien CKD (Chronic Kidney Disease). 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit, diharapkan peserta penyuluhan kesehatan mampu : 1. Mengetahui



pengertian,



penyebab,



pencegahan



CKD



dan



pengertian coaching support. 2. Dapat mempengaruhi kepatuhan pada program pengobatan CKD. 3. Menyebutkan pembatasan asupan cairan pada klien CKD. 4. Mengetahui perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet.



C. Pokok Bahasan Pendidikan Kesehatan Coaching Support Terhadap Kepatuhan Penderita Chronic Kidney Disease (CKD) D. Sub Pokok Bahasan 1. Menjelaskan pengertian, penyebab, pencegahan CKD. 2. Menjelaskan bahwa coaching support dapat mempengaruhi kepatuhan pada program pengobatan CKD. 3. Menjelaskan mengenai pembatasan asupan cairan pada klien CKD. 4. Menjelaskan perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet. E. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab F. Media 1. Booklet 2. poster G. Strategi Pelaksanaan Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa ceramah dan tanya jawab menggunakan media leaflet. H. Pengorganisasian 1. Preseptor Institusi : Dr. Risnah, S.Kep., Ns., M.Kes : Ahmad J, S.Kep.,Ns., M.Kep., Sp.KMB 2. Pemaparan



: Adriana Febriani, S.Kep



3. Moderator



: A. Ayu Lestari, S.Kep



4. Observer



: Fina Ekawati, S.Kep



5. Fasilitator



: Khaeratunnafisah, S.Kep



I. Kegiatan Penyuluhan No Tahap/



Kegiatan Penyuluhan



Kegiatan Sasaran



Petugas menyiapkan



Peserta penyuluhan



Waktu 1.



Pra



Metode



Media



Kegiatan



ruangan dan tempat



duduk di tempat



3 Menit



untuk peserta penyuluhan yang telah dan Fasilitator



disediakan dan



membagikan leaflet



memegang leaflet



kepada peserta



yang telah



penyuluhan.



dibagikan oleh fasilitator.



1.



5 Menit



Pembukaan : 1. Membuka



Ceramah -



kegiatan dengan



Menjawab salam



mengucapkan salam 2. Memperkenalkan diri



-



Memperhatikan



-



Memperhatikan



3. Menjelaskan pokok bahasan dan tujuan penyuluhan 4. Kontrak waktu penyuluhan. 2.



10 Menit



Pelaksanaan : 1. Menjelaskan



Ceramah -



Memperhatikan



-



Memperhatikan



pengertian, penyebab, pencegahan CKD dan pengertian coaching support. 2. Menjelaskan dapat mempengaruhi kepatuhan pada



program



- Memperhatikan



pengobatan CKD. 3. Menjelaskan mengenai pembatasan asupan cairan pada klien CKD. 4. Menjelaskan perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet. 3.



9 Menit



Tanya jawab dan evaluasi: 1. Memberi



- Klien mampu



Diskusi



memahami dan



dan tanya



kesempatan



mengerti



jawab



kepada peserta



tentang materi



untuk bertanya



yang



tentang materi



disampaikan



yang telah disampaikan. 2. Menanyakan kepada peserta tentang materi yang telah diberikan. 4.



3 Menit



Terminasi 1. Mengucapkan terima kasih atas peran serta keluarga



Ceramah



2. Mengucapkan salam penutup J. Materi Penyuluhan 1. Definisi Chronic Kidney Disease (CKD) dan Coaching support. a. Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penyakit akibat ginjal



tidak



menjalankan



penatalaksanaan



fungsinya,



komprehensif



bagi



maka



diperlukan



kelangsungan



hidup



penderita (PERNEFRI, 2014).



Coaching support merupakan salah satu intervensi yang dapat memperbaiki perilaku penderita Chronic Kidney Disease (CKD) yaitu peningkatan kepatuhan dalam penatalaksanaan CKD. b. Penyebab CKD 1. Kurang minum 2. Minuman Beralkohol 3. Minuman bersoda 4. Tekanan darah tinggi 5. Infeksi penyakit 6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat 7. Penyakit bawaan 8. Batu saluran kencing



c. Pencegahan CKD 1. Pengobatan hipertensi yaitu makin rendah tekanan darah makin kecil risiko penurunan fungsi ginjal. 2. Pengendalian gula darah, lemak darah, dan anemia. 3. Penghentian merokok. 4. Peningkatan aktivitas fisik. 5. Pengendalian berat badan. 2. Kepatuhan pada program pengobatan CKD. Pengelolaan masalah kesehatan pada penderita CKD cukup rumit dan dipengaruhi oleh gaya hidup. Ketidakpatuhan merupakan masalah yang sering dialami oleh penderita CKD ( Menurut Ramelan et al (2013). Tingkat Ketidakpatuhan



penderita



CKD secara umum



terbagi dalam empat aspek yaitu, ketidakpatuhan terhadap program hemodialisis,



ketidakpatuhan



pada



program



pengobatan,



ketidakpatuhan terhadap restriksi cairan dan ketidakpatuhan mengikuti program diet (Hadiyanti, 2017; Reach, 2011). Terjadinya kegawatdaruratan



hemodialisis



dikarenakan



kelebihan volume cairan di dalam tubuh. Beberapa tanda gejala kelebihan volume cairan adalah terdengar suara ronkhi saat diauskultasi, terjadi penumpukan cairan di dalam paru-paru yang mengakibatkan sesak, terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan berat badan yang mengalami kenaikan cukup signifikan (Arici, 2014; Sari et al., 2013). Kondisi tersebut menyebabkan kerja jantung menjadi cukup berat dikarenakan peningkatan tekanan darah dan juga penumpukan cairan di paru- paru (Arici, 2014). Selain itu, mortalitas pada penderita CKD juga akan meningkat apabila terjadi peningkatan cairan tubuh 5,7%. Kesehatan yang optimal merupakan penunjang kehidupan penderita CKD menjadi produktif. Pemberian coaching support ini



salah satunya adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan secara bertahap dan berkelanjutan dengan memperhatikan masalah-masalah yang dialami oleh penderita CKD sehingga tercapai kesadaran akan penyakitnya dan hasil akhirnya adalah perbaikan perilaku penderita (Wolever et al., 2013). Namun, terdapat faktor lain yang melatarbelakangi orang berusia lanjut tidak patuh dalam mengelola penyakit CKD yang dideritanya,



diantaranya



meliputi



ketidakteraturan



kontrol



dikarenakan penderita kadang lupa minum obat dan obat masih ada sehingga waktu kontrol diundur oleh penderita. alasan lain keterlambatan kontrol dikarenakan tidak ada yang mengantar untuk periksa ke tempat pelayanan kesehatan (Bistara, 2015). Pemberian



coaching



support



dapat mempengaruhi



perilaku penderita CKD untuk melakukan pengelolaan penyakit CKD sesuai dengan hal-hal yang sudah disarankan oleh coach (Bistara, 2015). Edukasi pada penderita CKD dengan melibatkan peran serta keluarga dapat diberikan secara langsung maupun secara tidak langsung karena semakin tinggi peran keluarga maka semakin tinggi pula penderita CKD berperilaku patuh terhadap pembatasan cairan dan diet (Thom et al., 2013). Peningkatan kepatuhan pada penderita CKD dalam pengelolaan penyakitnya dilakukan dengan cara berkomitmen mengubah sudut pandang menjadi positif dengan diawali kesepakatan bersama keluarga dalam proses pelaksanaan coaching support (van Vugt et al., 2013). Peran serta keluarga, lingkungan dan juga responden sendiri menjadi kunci keberhasilan dari intervensi coaching support. Peneliti harus bisa menjadi role model untuk keberhasilan responden dalam meningkatkan kepatuhan (Stacey et al., 2013). 3. Pembatasan asupan cairan pada klien CKD.



Pengaturan diet secara tepat dan pembatasan cairan pada penderita CKD merupakan langkah awal untuk mencegah terjadinya kelebihan volume cairan di dalam tubuh yang dapat mengancam nyawa penderita. Salah satu permasalahan yang terjadi pada penderita CKD adalah kepatuhan. Salah satu contohnya, perilaku penderita CKD yang tidak



mematuhi



diet



dan



pembatasan



cairan



yang



sudah



direkomendasikan meskipun penderita sudah mengerti dampak yang paling fatal akibat tidak patuh dalam pembatasan cairan (Ariyanti, 2016; Engelke, 2014; NKDEP, 2015). Perilaku kontrol yang baik terhadap kepatuhan pembatasan asupan cairan dapat dipengaruhi oleh



pemberian edukasi atau



konseling diet dan cairan (Hadiyanti, 2017). Terapi pengobatan dapat berjalan optimal jika edukasi pasien dalam pengelolaan CKD diberikan secara efektif. Selain itu, kepatuhan dan pengelolaan diri penderita CKD akan meningkat dengan pemberian edukasi yang tepat (Clarke et al, 2016). Cara pembataan cairan pada klien dengan CKD untuk mengurangi rasa haus : a. Hindari makanan dengan rasa asin dan pedas. b. Berusaha untuk selalu berada di tempat yang sejuk, tidak berlama – lama di tempat yang udaranya panas. c. Lakukan perencanaan dan pembagian cairan yang akan dikonsumsi dalam sehari. d. Hindari minum dengan air es atau air es yang manis. e. Saat minum obat gunakan sedikit air. f. Gunakan gelas yang kecil saat minum, dan jangan langsung menelan minuman yang masuk ke mulut, akan tetapi telan secara perlahan. 4. Perawatan CKD dengan kepatuhan mengikuti program diet.



Pengaturan diet: tinggi energi, rendah protein, rendah natrium, rendah kalium. 1. Jenis Makanan Yang Diperbolehkan a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Nasi, bihun, jagung, madu, permen. b. Bahan makanan sumber protein: Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah protein. c. Bahan



makanan



sumber



lemak:



Minyak



jagung,



minyak kelapa sawit, margarin, mentega rendah garam. d. Bahan makanan sumber vitamin: sayuran dan buahbuahan dengan pengolahan khusus, yaitu : 1) Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air mengalir. 2) Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur dan buah terndam, rendam selama 2 jam (banyaknya air kurang lebih 10 kali bahan makanan). 3) Buang air rendaman. 4) Bilas dengan air mengalir. 5) Masak buah dan sayur. Buah dapat dimasak sebagai setup/cocktail (buang air rebusan buah). 6) Buah yang diperbolehkan yaitu, buah pepaya, apel, pir, diberikan bila kadar kalium dalam darah normal. 2. Jenis Makanan yang Tidak Diperbolehkan a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Umbi –  umbian (kentang, singkong, ubi, talas, dll) b. Bahan makanan sumber protein: Kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe dan tahu. c. Bahan makanan sumber lemak: kelapa, santan, jerohan. d. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral: Sayuran



dan buah-buahan tinggi kalium pada klien yang memiliki kadar kalium tinggi dalam darah. Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah: 1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal. 2. Memberikan



makanan



secukupnya,



agar



tidak



memberatkan kerja ginjal. 3. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia). 4. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. Contoh menu sehari diet rendah protein :



1. Waktu pagi : Nasi, telur dadar, sup sayuran. 2. Makanan selingan pada pukul 10.00 susu diet, kue lapis.



3. Waktu siang : Nasi, ikan bumbu acar kuning, sayur asam, pepaya, jelly manis.



4. Makanan selingan pada pukul 16.00 : Talam Maizena. 5. Waktu malam : Nasi, daging bistik, capcay goreng, teh manis.



SOP COACHING SUPPORT



1. Kontrak dengan keluarga. Pertemuan dengan penderita CKD diawali terlebih dahulu kontrak dengan keluarga untuk menetapkan kesepakatan, guna mencapai tujuan pelaksanaan coaching support 2. Pengkajian Menemukan permasalahan yang dialami penderita mengenai diagnosis, pengobatan dan pola hidup selama menghadapi suatu penyakit. 3. Mendefinisikan tujuan Definisi tujuan dalam coaching support berfokus pada permasalahan berupa ketidakpatuhan dalam penatalaksanaan CKD 4. Analisa Menganalisa situasi yang terjadi saat ini guna pencapaian tujuan coaching. Analisa yang dilakukan yaitu pengalaman penderita CKD dalam mengobati penyakitnya. 5. Explore Menetapkan berbagai pilihan untuk mencapai tujuan dalam coaching support. Berbagai alternatif pilihan dalam mengobati penyakit CKD yang diderita, yaitu meningkatkan kepatuhan penderita CKD dalam empat pilar penatalaksaan CKD. Adapun yang termasuk dalam empat pilar penatalaksanaan CKD diantaranya meliputi kepatuhan terhadap program hemodialisis, kepatuhan pada program pengobatan, kepatuhan terhadap restriksi cairan dan kepatuhan mengikuti program diet 6. Action plan Mencapai perubahan dengan mengidentifikasi dan menentukan komitmen dalam melaksanakan tindakan. Tahapan ini tercapai saat penderita memahami manfaat dari kepatuhan pengelolaan penyakit CKD 7. Learning/Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pada penderita CKD untuk pengelolaan penyakit CKD yang diderita melalui pendidikan kesehatan selama 2 minggu. Pendidikan kesehatan yang diberikan terbagi dalam empat pertemuan, yang meliputi: pemberian materi dan leaflet tentang empat pilar penatalksanaan CKD. Pertemuan kedua evaluasi pemahaman materi pertama dan dilanjutkan demonstrasi kepatuhan pada program pengobatan,. Pertemuan



ketiga evaluasi pertemuan kedua dan dilanjutkan demonstrasi kepatuhan terhadap restriksi cairan, Pertemuan keempat evaluasi materi pertama sampai materi terakhir. 8. Feed back Pelatih dan yang dilatih yaitu penderita CKD mengadakan diskusi mengenai hal-hal yang telah dipelajari selama empat kali pertemuan dan berbagai kesulitan yang dialami untuk merubah perilaku guna meningkatkan kepatuhan penderita CKD dalam empat pilar penatalaksanaan CKD.



DAFTAR PUSTAKA



Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta: Gramedia. Arici, M. (2014). Management of Chronic Kidney Disease (M. Arici (ed.)). Springer Berlin Heidelberg. Ariyanti, F. W. (2016). Pengaruh Self Efficacy Training Dengan Metode Peer Mentoring Terhadap Self Efficacy dan Kepatuhan Klien End Stage Renal Disease (ESRD) Yang Menjalani Hemodialisis [Universitas Airlangga]. h7p://repository.unair.ac.id/id/eprint/ 45520 Bistara, Difran Nobel. (2015). Coaching Support terhadap Peningkatan Kepatuhan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2. [Universitas Muhammadiyah Yogyakarta]. Brunner & Suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Brown WW et al. 2003. Identification of Persons at High Risk for Kidney Disease Via Targeted Screening. The NKF Kidney Early Evaluation Program. Kidney Int Suppl. Hadiyanti, S. (2017). Pengaruh Self Management Education terhadap Kepatuhan Asupan Cairan pada Klien yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Provinsi NTB [Universitas Airlangga]. Hadiyanti, S. (2017). Pengaruh Self Management Education terhadap Kepatuhan Asupan Cairan pada Klien yang Menjalani Hemodialisis di RSUD Provinsi NTB [Universitas Airlangga]. h7p://repository.unair.ac.id/66438/ Pernefri. (2014). 7th Report Of Indonesian Renal Registry. Indonesian Renal Registry. H7ps:// Www.Indonesianrenalregistry.Org/ Data/Indonesian Renal Registry 2014.Pdf Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikah Bedah Dan Penyakit Dalam. Jogjakarta: Noha Medika Ramelan, M. I., Ismonah, & Hendrajaya. (2013). Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan pada Klien



dengan Chronic Kidney Disease yang Menjalani Hemodialisis. Jurnal Stikes Telogorejo. Susanti1 dan Caturia Sasti Sulistyana. 2020. Pengaruh Coaching Support Terhadap Kepatuhan Penderita Chronic Kidney Disease (CKD). Jurnal Kesehatan Vokasional, Vol. 5 No. 4 (November 2020) Thom, D. H., Ghorob, A., Hessler, D., De Vore, D., Chen, E., & Bodenheimer, T. A. (2013). Impact of Peer Health Coaching on Glycemic Control in Low-Income Patients With Diabetes: A Randomized Controlled Trial. The Annals of Family Medicine, 11(2), 137– 144. H van Vugt, M., de Wit, M., Hendriks, S. H., Roelofsen, Y., Bilo, H. J., & Snoek, F. J. (2013). Web-based self-management with and without coaching for type 2 diabetes patients in primary care: design of a randomized controlled trial. BMC Endocrine Disorders, 13(1), 53