SAP Diabetes Melitus Tipe 1 (Adelia Falentina) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELITUS TIPE 1



Oleh: Nama : Adelia falentina Nim



: Po.62.20.1.17.313



KEMENTERIAN KESEHATAN R.I. POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN KELAS REGULER IV TAHUN 2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan



: Diabetes Melitus tipe 1



Sasaran



: Klien dan keluarga



Hari/Tanggal



: Selasa, 01 September 2020



Waktu



: 20 menit



Tempat



: Rumah klien



I. TUJUAN a.



Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, klien dan keluarga dapat memahami tentang pencegahan pada Diabetes Melitus Tipe 1.



b. Tujuan Instruksional Khusus Setelah



mengikuti



penyuluhan



kesehatan



selama



1



X



20



menit



diharapkan klien dan keluarga mampu : 1) Mengerti dan memahami pengertian diabetes melitus tipe 1 2)



Mengerti dan memahami penyebab diabetes melitus tipe 1



3) Mengetahui tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1 4) Mengetahui Kriteria diagnostik diabetes melitus tipe 1 5) Mengerti dan memahami pengobatan dan pencegahan diabetes melitus tipe 1 II. STRATEGI PELAKSANAAN No



1



Kegiatan



Pendahuluan



-



Penyuluh Salam pembuka



-



Menyampaikan tujuan penyuluhan



- Penyampaian garis besar 2



3



-



Menjawab salam



-



Menyimak



-



Mendengarkan perhatian dan



Melitus Tipe 1 -



Memberikan kesempatan



Waktu



2 menit



dengan penuh



materi tentang Diabetes



Kerja



Evaluasi



Peserta



10 menit



konsentrasi -



Menanyakan hal-



5 menit



kepada klien dan keluarga



hal yang belum



untuk bertanya -



Menjawab pertanyaan



-



Menanyakan kembali



jelas -



jawaban yang



mengenai materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada klien



diberikan -



Penutup



Menjawab pertanyaan



dan keluarga



4



Memperhatikan



- Menyimpulkan



- Mendengarkan



- Salam penutup



- Menjawab salam



3 menit



III. GARIS BESAR MATERI (MATERI TERLAMPIR) a. Pengertian diabetes melitus tipe 1 b. Penyebab diabetes melitus tipe 1



c. Tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1 d. Kriteria diagnostik diabetes melitus tipe 1 e. Pengobatan dan pencegahan diabetes melitus tipe 1 IV. METODA a.



Ceramah



b.



Tanya jawab



V. MEDIA (Terlampir) a.



Leaflet



VI. KRITERIA EVALUASI 1. Evaluasi struktur a. Semua peserta hadir dalam kegiatan b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan oleh mahasiswa c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya d. SAP sudah disiapkan sebelum dimulai acara



e. Materi dan media yang akan digunakan sudah disiapkan sebelum dimulai acara f. Kontrak waktu dengan sasaran sudah dilakukan 2. Evaluasi proses a. Acara dimulai tepat waktu dan sasaran sesuai target. b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan c. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan d. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar 3. Evaluasi hasil a. Jumlah peserta yang datang 100% hadir dari target yang diharapkan b. Setelah diberikan penyuluhan diharapkan 75% dari peserta mampu: - Menyebutkan penyebab diabetes melitus tipe 1 - Menyebutkan tanda dan gejala diabetes melitus tipe 1 - Menyebutkan cara mencegah diabetes melitus tipe 1



Materi Penyuluhan : DIABETES MELITUS TIPE 1 1.



Definisi diabetes tipe 1 Diabetes hiperglikemia beberapa



melitus



secara



definisi



kronik. Hiperglikemia



keadaan,



di



antaranya



ini



dapat



adalah gangguan



adalah



keadaan



disebabkan sekresi



oleh hormon



insulin, gangguan aksi/kerja dari hormon insulin atau gangguan keduaduanya (Weinzimer SA, Magge S. 2005). Diabetes tipe 1 adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah. Berbeda dari diabetes tipe 2 yang terjadi akibat resistensi insulin atau karena sel tubuh menjadi kebal atau tidak responsif terhadap insulin, diabetes tipe 1 terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak memproduksi insulin. Akibatnya, penderita diabetes tipe 1 memerlukan tambahan insulin dari luar. DM tipe 1 terjadi disebabkan pankreas.



Kerusakan



yang



terjadi



oleh



karena



kerusakan



dapat disebabkan



oleh



sel



β-



proses



autoimun maupun idiopatik. Pada DM tipe 1 sekresi insulin berkurang atau terhenti. (Rustama DS, dkk. 2010). 2.



Etiologi / Penyebab Diabetes Melitus 1 a.



Faktor genetik Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetik kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe 1 meningkat 3 hingga 5 kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLA (DR3 atau DR4).



b. Faktor imunologi Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Hal ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal



tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Otoantibodi terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen atau internal terdeteksi pada saat diagnosis dibuat dan bahkan beberapa tahun sebelum timbulnya tanda-tanda klinis diabetes tipe 1. c.



Faktor lingkungan Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.



3.



Tanda gejala Diabetes melitus tipe 1 a.



Poliuri (banyak kencing) Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.



b.



Polidipsi (banyak minum) Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.



c.



Polifagia (banyak makan) Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah. Kelaparan sekunder terhadap ketabolisme jaringan menyebabkan rasa lapar. Karena glukosa tidak dapat masuk ke sel akibat dari menurunnya kadar insulin maka produksi energi menurun (Black, 2014, p. 639).



d.



Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang. Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein, karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk



yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus e.



Mata kabur Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa, sehingga menyebabkan pembentukan katarak.



f.



Ketoasidosis. Anak dengan DM tipe-1 cepat sekali menjurus ke-dalam ketoasidosis diabetik yang disertai atau tanpa koma dengan prognosis yang kurang baik bila tidak diterapi dengan baik.



4.



Kriteria diagnostik diabetes melitus tipe 1 Diabetes melitus ditegakkan berdasarkan ada tidaknya gejala. Bila dengan gejala (polidipsi, poliuria, polifagia), maka pemeriksaan gula darah abnormal satu kali sudah dapat menegakkan diagnosis DM. Sedangkan bila tanpa gejala, maka diperlukan paling tidak 2 kali pemeriksaan gula darah abnormal pada waktu yang berbeda (Rustama DS, dkk. 2010; ISPAD Clinical Practice Consensus Guidelines 2009). Kriteria hasil pemeriksaan gula darah abnormal adalah: 1. Kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl atau 2. Kadar gula darah puasa >126 mg/dl atau 3. Kadar gula darah 2 jam postprandial >200 mg/dl.



5.



Untuk menegakkan diagnosis DM tipe 1, maka perlu dilakukan pemeriksaan penunjang, yaitu C-peptide