Sap Hipertensi Lansia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN HIPERTENSI



Oleh : NURROHMI HIDAYATULLAH S.kep 015.02.0168



SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKES) MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016



SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Hari/ Tanggal Waktu Tempat



I.



: : : : : :



HIPERTENSI HIPERTENSI 27 November 2015 25 menit Rumah Tn.S Dusun Sayong Baru



ANALISA SITUASI A. Peserta Peserta yang akan diberikan pendidikan kesehatan adalah keluarga Tn.S B. Ruangan Pendidikan kesehatan akan dilakukan di rumah Tn.S di dusun Sayong Baru di teras dengan kondisi ruangan terang, cukup bersih dan nyaman. C. Pengajar Pendidikan kesehatan hipertensi ini akan diberikan oleh mahasiswa/mahasiswi STIKES Mataram Program Profesi Ners II.



TUJUAN ISTRUKSIONAL UMUM Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pasien dan keluarga mengatasi dan mengontrol hipertensi



III.



TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan tentang penyuluhan kesehatan diharapkan sasaran dapat : A. Meyebutkan pengertian hipertensi B. Menyebutkan penyebab hipertensi C. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi D. Menyebutkan cara mengontrol hipertensi E. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi



IV.



MATERI A.Pengertian hipertensi B.Penyebab hipertensi C. Tanda dan gejala hipertensi D. Cara mengontrol hipertensi E. Penatalaksanaan hipertensi



V.



VI.



VII.



METODE A. Ceramah B. Tanya jawab MEDIA dan ALAT BANTU PENDIDIKAN KESEHATAN MEDIA 1. Lembar balik KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN



No . 1



2



Waku



Pelaksanaan Kegiatan



Pembukaan 5 menit



   



Pengembangan 15 menit



Menjawab salam Mengucapkan salam Memperkenalkan diri dan anggota Mendengarkan Apersepsi Mendengarkan Menjelaskan tujuan dari



penyuluhan  Kontrak waktu  Menjelaskan



Mendengarkan Mendengarkan pengertian Mendengarkan







mencatat Pengertian hipertensi Menjelaskan penyebab Mendengarkan Mendengarkan hipertensi Mendengarkan Menjelaskan tanda dan gejala







hipertensi Menjelaskan







mengontrol hipertensi Menjelaskan penatalaksanaan











Respon Keluarga



prinsip



&



cara



hipertensi Menanyakan kepada anak tentang Menjawab materi yang telah diberikan dan pertanyaan



4



VIII.



Penutup 5 menit



 



reinforcement kepada anak yang Mendengarkan menjawab Menyimpulkan materi Mengucapkan terimakasih atas Mendengarkan







peran serta anak Mengucapkan salam penutup



Menjawab salam



KRITERIA EVALUASI A. Indikator/ Standar Keluarga dapat : 1. Menyebutkan Pengertian hipertensi 2. Menyebutkan Penyebab hipertensi 3. Menyebutkan Tanda dan gejala hipertensi 4. Menyebutkan Prinsip cara mengontrol hipertensi 5. Menyebutkan penatalaksanaan hipertensi B. Proses 1. Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan yang diberikan 2. Tidak ada keluarga yang meninggalkan tempat pendidikan kesehatan di tengah penyampaian materi 3. Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar



1. 2. 3. 4. 5.



C. Pertanyaan Evaluasi Sebutkan pengertian hipertensi Sebutkan penyebab hipertensi Sebutkan tanda dan gejala hipertensi Sebutkan prinsip cara mengontrol hipertensi Sebutkan penatalaksanaan hipertensi



Lampiran Materi Penyuluhan HIPERTENSI



A. Pengertian hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan sistolik dan diastolik mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan systole diatas 140 mmHg, diastole diatas 90 mmHg),harga normal tekanan darah 120/80mmHg – 140/90 mmHg. Tekanan darah tinggi atau Hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis,penderita yang mempunyai sekurangkurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk Stroke, Serangan Jantung, Gagal Jantung dan Aneurisma Arterial, dan merupakan penyebab utama Gagal Jantung Kronis. B. Etiologi Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu: a. HipertensiEssensial ( Hipertensi Primer) HipertensiEssensial (Hipertensi Primer) adalah Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi Primer terdapat pada lebih dari 90% penderita Hipertensi, sedangkan 10% sisanya disebabkan oleh Hipertensi Sekunder. Meskipun Hipertensi Primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, datadata penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan terjadinya Hipertensi Primer. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :



1) Faktor keturunan Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan Hipertensi jika orang tuanya adalah penderita Hipertensi. 2) Ciri perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya Hipertensi adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat), jenis kelamin (lakilaki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih). 3) Kebiasaan hidup Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya Hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok, minum alkohol, minum obat-obatan(Ephedrine,Prednison, Epineprin). b. Hipertensi sekunder yaitu Hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain. Beberapa penyebab terjadinya Hipertensi sekunder: 1) Penyakit Ginjal a) Stenosis arteri renalis b) Pielonefritis c) Glomerulonefritis d) Tumor-tumor ginjal e) Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan) f) Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal) g) Terapi penyinaran yang mengenai ginjal 2) Kelainan Hormonal a) Hiperaldosteronisme b) SindromaCushing c) Feokromositoma 3) Obat-obatan a) Pil KB b) Kortikosteroid c) Siklosporin d) Eritropoietin e) Kokain f) Penyalahgunaan alkohol 4) Penyebab Lainnya a) Koartasio aorta b) Preeklamsi pada kehamilan c) Porfiria intermiten akut. C. Patofisiologi Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk



impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan Asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya Norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan Hipertensi sangat sensitive terhadap Norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi Epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vosokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler (Sutanto, 2010). D. Tanda dan gejala Pada sebagian besar penderita, Hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercayaberhubungan dengan tekanan darah tinggi padahal sesungguhnya tidak.Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita Hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika Hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: a. b. c. d. e. f. g.



sakit kepala kelelahan mual muntah sesak nafas gelisah pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita Hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak.



Keadaan ini disebut ensefalopati Hipertensif yang memerlukan penanganan segera. E. Klasifikasi Tekanan Darah Untuk mengetahui tingkatan Hipertensi dapat dipergunakan klasifikasi sebagai berikut: Klasifikasi Tekanan Darah (JNC 6): Kategori



sistolik(mmHg)



Diastolik (mmHg)



Optimal



90



Stadium 1



140-159



90-99



Stadium 2



160-179



100-109



Stadium 3



>180



>110



F. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Hipertensi Faktor resiko pada hipertensi dibagi menjadi dua yaitu faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah dan faktor resiko yang dapat dimodifikasi atau diubah. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi atau diubah diantaranya genetika, jenis kelamin, umur. Sedangkan faktor resiko yang dapat dimodifikasi atau diubah yaitu asupan natrium, asupan lemak, alkohol, merokok, olahraga, stres, obesitas.



a. Faktor Yang Tidak Dapat Dimodifikasi 1) Genetika Peran genetika terhadap hipertensi dibuktikan dengan berbagai fakta yang dijumpai. Apabila riwayat hipertensi didapat pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi essensial akan sangat besar. Kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada pasien kembar monozygot dari pada heterozigot. Sehingga teori ini dapat menyokong pendapat bahwa faktor genetik mempunyai pengaruh terhadap timbulnya hipertensi. 2) Jenis Kelamin



Pria umumnya lebih mudah terkena hipertensi dari pada wanita karena pria lebih rentang terkena stres, kelelahan dan pola makan yang tidak terkontrol. Tetapi wanita juga lebih rentang terkena hipertensi setelah masa menopause. angka kejadian hipertensi lebih tinggi wanita dibanding pada pria, penyebabnya karena adanya pengaruh kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi. 3) Umur Hipertensi pada pria biasanya terjadi pada usia diatas 31 tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah usia 45 tahun atau setelah menopause. Terdapat pada 6-8% penderita usia >60 tahun lebih banyak pada wanita, dan meningkat dengan bertambahnya umur (Erik, 2004). b. Faktor Yang Dapat Di Modifikasi 1) Asupan Natrium Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi disebabkan karena garam akan meningkatkan volume plasma, curah jatung dan tekanan darah. 2) Asupan lemak. Asupan kadar lemak yang tinggi dalam tubuh, mempunyai faktor resiko lebih tinggi terkena penyakit hipertensi karena kadar lemak yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah dan meperberat kerja jantung. 3) Alkohol. Alkohol mempunyai pengaruh pada tekanan darah, dan semakin banyak alkohol yang dikonsumsi semakin tinggi tekanan darahnya hal ini terbukti pada peminum berat atau alkoholik. 4) Merokok Menurut Bangun (2003) merokok dapat mempermudah terjadinya penyakit pembuluh darah, serta dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah sementara. Hal ini disebabkan oleh pengaruh nikotin dalam peredaran darah sehingga dapat disimpulkan bahwa rokok mempunyai hubungan besar dengan kejadian hipertensi. Penelitian lain juga mengatakaan rokok dapat meningkatkan agregasi



platelet dan menyebabkan spasme arteri coronary, nikotin juga berperan dalam meningkatkan tekanan dan suplai darah ke jantung. 5) Olah Raga Tekanan darah yang lebih rendah dijumpai pada individu yang fisiknya lebih sehat karena tekanan darah yang lebih tinggi merupakan faktor resiko penyakit jantung, maka latihan fisik secara teratur sangat dianjurkan untuk mencegah hipertensi dan penyakit jantung, sebab lemak tidak akan tertimbun di dalam tubuh sehingga aliran darah akan lancar. 6) Stres Tekanan darah tinggi dihubungkan dengan peningkatan stres yang timbul dari tuntutan pekerjaan dan kehilangan pekerjaan serta pengalaman yang mengancam nyawanya, sehingga terpapar stres yang bisa menaikkan tekanan darah sepintas dan hipertensi dini cenderung



reaktif.



mempengaruhi



Sehingga



haemodinamic,



susunan yang



saraf



simpatik



menimbulkan



akan



hipertensi



menetap. 7) Obesitas Kebanyakan orang dengan tekanan darah tinggi adalah mereka yang gemuk. Jaringan yang berlemak memerlukan banyak darah untuk pemberian zat-zat makanan. G. Komplikasi 1.



Komplikasi menurut Murwani, 2008 a) Pada jantung: pembesaran ventrikel kiri dengan atau tanpa payah jantung, Infark Jantung, Penyakit Jantung Koroner. b) Pada otak: Stroke, Enchepalitis c) Pada ginjal: Hematuri, kencing sedikit d) Pada mata: Retinopati Hipertensi



2.



Penyakit penyerta a) Kencing manis (Diabetes mellitus) b) Resistensi Insulin (R-I) c) Rematik



d) Kadar lemak darah tinggi (Hiperlipidenia). H. Penanganan Penanganan Hipertensi menurut Lenny, 2008, secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu: a.



Penanganan dengan obat-obatan (farmakologi): Terdapat banyak jenis obat anti Hipertensi yang beredar saat ini.Untuk pemilihan obat yang tepat diharapkan menghubungi dokter. Berikut merupakan macam-macam obat antiHipertensi: 1) Diuretik Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga volume ciran di tubuh berkurang mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan. Contoh obatnya adalah Hidroklorotiazid. 2) Penghambat Simpatetik Golongan obat ini bekerja dengan menghambat aktifitas saraf simpatis. Contoh obatnya adalah Metildopa, Klonidin,dan Reseprin. b. Penanganan non obat (nonfarmakologis), diantaranya adalah: 1) Diet rendah garam atau kolesterol atau lemak jenuh. 2) Mengurangi berat badan agar mengurangi beban kerja jantung sehingga kecepatan denyut jantung dan volume sekuncup juga berkurang. 3) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. 4) Ciptakan keadaan rileks. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi, yoga atau hypnosis dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat menurunkan tekanan darah. 5) Melakukan olahraga seperti senam aerobic atau jalan cepat selama 30-45 menit sebayak 3-4 kali seminggu. Olahraga, terutama bila disertai penurunan berat badan. Olahraga meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL), yang dapat mengurangi Hipertensi yang terkait Aterosklerosis. 6) Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol. Berhenti merokok penting untuk mengurangi efek jangka panjang Hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung. 7) Terapi komplementer juga termasuk penanganan secara non farmakologis, bersifat terapi pengobatan alamiah diantaranya adalah dengan terapi



herbal, terapi nutrisi, relaksasi progresif, meditasi, akupuntur, akupresur, homeopati, aromaterapi, terapi Bach Flowerdan remedy refleksiologi.