Sap Ispa Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



: Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)



Sub Topik



: Pencegahan dan Penanganan ISPA



Tempat



: Puskesmas Simpang Tiga Marpoyan Pekanbaru



Hari/Tanggal



: Jum’at/31 Januari 2020



Waktu



: 45 Menit



Sasaran



: Ibu dan Anak



A. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dikenal sebagai salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan anak balita di negara berkembang. ISPA menyebabkan empat dari 15 juta kematian pada anak berusia di bawah lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut adalah bayi. Hampir empat juta orang meninggal akibat ISPA setiap tahun, 98% nya disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bawah. Tingkat mortalitas akibat ISPA pada bayi, anak dan orang lanjut usia tergolong tinggi terutama di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menengah. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama konsultasi atau rawat inap di sarana pelayanan kesehatan terutama pada bagian perawatan anak (WHO, 2007). Di Indonesia, prevalensi nasional ISPA 25% (16 Provinsi di atas angka rasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada bayi 2,2%, balita 3%, sedangkan angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8% dan balita 15,5%. ISPA hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama pada anak di negara berkembang. Episode penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan terjadi tiga sampai enam kali per tahun. ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan klien di sarana pelayanan kesehatan yaitu sebanyak 40-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15-30% kunjungan berobat di rawat jalan dan rawat inap rumah sakit (Depkes, 2009). Berdasarkan Persentase balita dengan ISPA di wilayah Puskesmas Indralaya didapatkan hasil rekapitulasi bulan April hingga Juli 2018 secara berturut-turut adalah 54,65%, 37,11%, 45,23%, dan 28,57%. Program penanganan dan pencegahan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian



khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi (Rasmaliah, 2004). B. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan ibu dan anak dapat memahami dan menjelaskan tentang pencegahan dan penanganan pada penyakit ISPA 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan keluarga mampu: a. Menyebutkan pengertian ISPA b. Menyebutkan jenis-jenis ISPA c. Menyebutkan faktor penyebab ISPA d. Menyebutkan Tanda dan Gejala ISPA e. Memahami proses penularan ISPA f. Memahami penatalaksanaan ISPA g. Menjelaskan pencegahan ISPA



C. Materi (Terlampir) D. Metode Pembelajaran 1. Ceramah 2. Diskusi/Tanya jawab E. Media 1. Powerpoint (PPT) 2. Leaflet F. Pengorganisasian Moderator



:



Penyaji



:



Fasilitator



:



Observer



:



G. Setting Tempat



H. Kegiatan Penyuluhan No



WAKTU .



KEGIATAN PENYULUHAN



1.



5 menit



Pembukaan : 



KEGIATAN PESERTA



Membuka kegiatan dengan mengucapkan  Menjawab salam salam.







Memperkenalkan diri dan kelompok







Menjelaskan tujuan dari penyuluhan.







Membuat kontrak waktu dengan sasaran







Menyebutkan topic materi yang akan



 Mendengarkan  Memperhatikan  Memperhatikan



diberikan. 2.



30 menit



Pelaksanaan : 



Menjelaskan pengertian ISPA







Memperhatikan







Menyebutkan jenis-jenis ISPA







Memperhatikan







Menyebutkan faktor penyebab ISPA







Memperhatikan







Menyebutkan Tanda dan Gejala ISPA







Memperhatikan







Menjelaskan proses penularan ISPA







Memperhatikan







Menjelaskan penatalaksanaan ISPA







Memperhatikan







Menjelaskan pencegahan ISPA







Memperhatikan



3



8 menit



Evaluasi : 



Memberikan kesempatan kepada sasaran







Menjawab pertanyaan







Mendengarkan







Menjawab salam



untuk bertanya. 



Menanyakan



kepada



sasaran



tentang



materi yang telah diberikan. 



Memberikan reinforcement positif kepada sasaran yang dapat menjawab pertanyaan.



4



2 menit



Terminasi : 



Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.







Mengucapkan salam penutup



I. Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Mahasiswa berada pada posisi yang sudah direncanakan b. Mahasiswa dan sasaran menghadiri penyuluhan 2. Evaluasi Proses a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan b. Waktu yang direncanakan sesuai pelaksanaan c. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa mengikuti kegiatan penyuluhan sampai selesai d. Sasaran penyuluhan dan mahasiswa berperan aktif selama kegiatan berjalan 3. Evaluasi Hasil Sasaran mampu : a. Menyebutkan pengertian ISPA b. Menyebutkan jenis-jenis ISPA c. Menyebutkan faktor penyebab ISPA d. Menyebutkan tanda dan gejala ISPA e. Memahami proses penularan ISPA f. Memahami penatalaksanaan ISPA g. Menjelaskan pencegahan ISPA



Materi (Lampiran) A. Pengertian Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008). ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Marni, 2014).



B. Klasifikasi Menurut Hastuti (2013) Klasifikasi ISPA berdasarkan hasil pemeriksaan dibedakan menjadi dua golongan yaitu golongan umur dibawah 2 bulan, dan golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. 1. Golongan umur dibawah 2 bulan a. Pneumonia Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik terdapat adanya tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau frekuensi napas cepat (frekuensi pernafasan 60 kali permenit atau lebih). b. Bukan Pneumonia Yang dimaksud bukan pneumonia jika ditemukan penyakit batuk pilek biasa, dan tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau tidak ditemukan napas cepat (frekuensi pernafasan kurang dari 60 kali permenit).



2. Golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun a. Pneumonia Yang dimaksud pneumonia jika dalam pemeriksaan fisik ditemukan nafas cepat dengan frekuensi pernafasan 50 kali per menit atau lebih (usia 2 – 12 bulan), atau frekuensi pernafasan 40 kali per menit atau lebih (untuk usia 1 – 5 tahun). b. Pneumonia Berat Yang dimaksud pneumonia berat jika ditemukan sesak nafas dalam pemeriksaan fisik dan saat inspirasi adanya tarikan dinding dada bagian bawah.



Namun saat dilakukan pemeriksaan anak harus dalam keadaan tenang, dan tidak menangis. c. Bukan Pneumonia Yang dimaksud bukan pneumonia adalah jika tidak ada napas cepat, dan tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah, jadi penderita hanya mengalami batuk pilek biasa.



C. Etiologi Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus (Suhandayani, 2007).



D. Tanda dan Gejala Menurut Muttaqin (2008) tanda dan gejala penyakit ISPA dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Gejala dari ISPA Ringan Seseorang dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut : a. Batuk b. Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada waktu berbicara atau menangis) c. Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37oC



2. Gejala dari ISPA Sedang Seseorang dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut : a. Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu: untuk kelompok umur kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih dan kelompok umur 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun : frekuensi nafas 50 kali atau lebih untuk umur 2 sampai kurang dari 12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan sampai kurang dari 5 tahun.



b. Suhu lebih dari 39 O C (diukur dengan termometer) c. Tenggorokan berwarna merah d. Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga f. Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur)



3. Gejala dari ISPA Berat Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-gejala ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut : a.



Bibir atau kulit membiru



b.



Anak tidak sadar atau kesadaran menurun



c.



Pernafasan berbunyi seperti mengorok dan anak tampak gelisah



d.



Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernafas



e.



Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba



f.



Tenggorokan berwarna merah



E. Proses Penularan Proses terjadinya ISPA diawali dengan masuknya beberapa bakteri dari genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, hemofillus, bordetella dan korinebakterium dan virus dari golongan mikrovirus (termasuk didalamnya virus para influenza dan virus campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus kedalam tubuh manusia melalui partikel udara (droplet infection). Kuman ini akan melekat pada sel epitel hidung dengan mengikuti proses pernapasan maka kuman tersebut bisa masuk ke bronkus dan masuk ke saluran pernapasan, yang mengakibatkan demam, batuk, pilek, sakit kepala dan sebagainya (Marni, 2014).



F.



Penatalaksanaan Menurut Marni (2014) Penatalaksanaan penyakit ISPA yaitu : 1. Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik



parenteral, oksigen dan sebagainya. 2. Pneumonia : diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita



tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat



antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. 3. Bukan



pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan



perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari.



G. Perawatan di rumah



Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA menurut Winardi (2015) adalah: 1. Mengatasi panas (demam)



Untuk anak usia 2 bulan sampai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). 2. Mengatasi batuk



Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan tiga kali sehari. 3. Pemberian makanan dan minuman



Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang- ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan dan usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita.



4. Lain-lain



a. Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. b. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. c. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. d. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. e. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali ke petugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.



H.



Pencegahan ISPA Menurut Marni (2014) Pencegahan ISPA antara lain: 1. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik



Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA. 2. Imunisasi



Pemberian imunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Imunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri. 3. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan



Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut



yang



bisa



menyebabkan



terkena



penyakit



ISPA



DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI. (2009). Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta: Usaid Hastuti, D. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Balita Di Kecamatan Ngombol. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purworejo. Marni. (2014). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit Dengan Gangguan Pernapasan. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Muttaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Pernafasan, Jakarta, Salemba Medika Rasmaliah. (2004). Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Dan Penanggulangannya. Suhandayani, I. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Pati I Kabupaten Pati Tahun 2006. Skripsi IKMFIKUNNES.Semarang. http://digilib.unnes.ac.id Winardi, W. (2015). Hubungan Antara Kondisi Lingkungan Rumah Dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Sario Kecamatan Sario Kota Manado. Skripsi. Universitas Sam Ratulangi World Health Organization. (2007). Who Report on the Global tobacco Epidemic. Geneva World Health Organization. (2007). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemic dan pandemik di fasilitas pelayanan kesehatan. Jakarta: Trust Indonesia.



SATUAN ACARA PENYULUHAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)



OLEH : KELOMPOK 4 1. Dinul Ihsan 2. Novela Lyrizki 3. Mega Mustika Mirani 4. Shahibatul Hablaini



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes HANGTUAH PEKANBARU PEKANBARU 2020