Sap Kep. Kritis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MENGATASI MASALAH KESEHATAN (MANAJEMEN STRES)



DISUSUN OLEH : MARTHA NIA PUTRI (1710142010014)



DOSEN PEMBIMBING : NS. H. JUNAIDY S. RUSTAM, MNS



PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN STIKES YARSI SUMBAR BUKITTINGGI 2019/2020



1.



PENDAHULUAN



1.1. Analisa Situasi Keadaan pasien yang kritis dan mendapatkan perawatan di ruang ICU memungkinkan terjadinya konflik atau kecemasan didalam diri keluarga pasien sehingga peran perawat didalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan kepada pasien dan pengunjung tidak bisa diabaikan. Kecemasan pada keluarga pasien secara tidak langsung mempengaruhi pasien yang dirawat di ruang ICU, hal ini terjadi jika keluarga pasien mengalami kecemasan maka berakibat pada pengambilan keputusan yang tertunda. Keluarga pasien adalah pemegang penuh keputusan yang akan diambil dalam pasien. Pengambilan keputusan yang tertunda akan merugikan pasien yang seharusnya diberikan tindakan namun keluarga pasien belum bisa memberikan keputusan karena mengalami kecemasan (Davidson, dkk., 2007). Faktor resiko yang berhubungan dengan kecemasan anggota keluarga diruang perawatan intensif adalah : jenis kekerabatan dengan klien, tingkat pendidikan, tipe perawatan klien, kondisi medis klien, pertemuan keluarga dengan tim perawat, cara penanggulangan, dan kebutuhan keluarga (McAdam & Puntillo, 2009). Menurut Miramis (1985), kecemasan akan timbul bilamana individu tidak mampu menghadapi suatu keadaan stress, dimana stress dapat mengancam perasaan, kemampuan hidupnya. Manajemen stres dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya stres dan cemas yang berlebihan. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian keluarga pasien mengalami kecemasan Berdasarkan data yang diperoleh, penyuluhan kesehatan mengenai manajemen stres perlu dilakukan untuk mengurangi dampak akibat kecemasan yang terjadi didalam keluarga sehingga masalah yang mungkin timbul dapat dicegah. 1.2. Rumusan Masalah



a. Apa yang dimaksud cemas dan stres? b. Apa pengaruh kecemasan keluarga terhadap pasien? c. Bagaimana cara manajemen stres? 1.3. Tujuan a.



Meningkatkan pengetahuan keluarga pasien mengenai cemas dan stres.



b.



Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pengaruh kecemasan keluarga terhadap pasien.



c.



Meningkatkan pengetahuan keluarga tentang manajemen stres



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MANAJEMEN STRES



MATERI PENYULUHAN



: Manajemen Stres



SASARAN



: Keluarga Pasien di Ruang ICU



HARI / TANGGAL



: Senin / 11 Januari 2020



WAKTU



: 09.00 – 10.00 WIB



TEMPAT



: RSI. Yarsi Sumbar Bukittinggi



PEMBERI MATERI



: Mahasiswa Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi



1. TUJUAN TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti penyuluhan, pengunjung mengetahui manajemen stres TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS ( TIK ) a. Setelah mengikuti satu kali pertemuan, pasien dan pengunjung mampu b. Menyebutkan pengertian cemas dan stres. c. Menyebutkan pengaruh kecemasan keluarga terhadap pasien. d. Menyebutkan kegiatan yang termasuk manajemen stres. 2. Materi : (Terlampir) 3. Pengorganisasian Tempat PENYULUH



PEMBIMBING



MEDIA



KELUARGA



FASILITATOR



KELUARGA



FASILITATOR



PAT.1



1



PAT.2



2



4. Metode Ceramah



Tanya Jawab 5. Media Leaflet 6. Langkah Kegiatan Pendidikan Kesehatan NO



Tahapan 1.



Kegiatan



Preoperasional



Penyuluhan 1. Mengucapka



( pembukaan )



n salam



Waktu 5



Media



Ceramah



menit



2. Menjelaskan tujuan



Metode



Ceramah



dan



kontrak waktu



Ceramah



3. Menjelaskan materi



dan



kontrak waktu 2.



Operasional ( inti )



10 1. Menjelaskan



menit



Ceramah



pengertian stres



dan



kecemasan 2. Menjelaskan pengaruh kecemasan terhadap pasien 3. Menjelaskan



Ceramah



Leaflet



manajemen stres



Ceramah



4. Memberikan kesempatan Tanya



audience



jawab



untuk bertanya.



1. Menerangkan semua materi 3.



Post



yang



operasional



diberikan



( penutup )



2. Mengevaluasi secara dan



Ceramah



telah



Diskusi



lisan melihat



tingkat Ceramah



pemahaman materi 3. Memberikan



10 menit



Ceramah



leaflet 4. Memberikan salam penutup



leaflet



7. Evaluasi Menggunakan teknik evaluasi secara lisan, keluarga mampu : a. Apa pengertian stres dan kecemasan ? b. Sebutkan pengaruh kecemasan terhadap pasien ? c. Sebutkan manajemen stres ?



MATERI



1. Defenisi Stres dan Kecemasan Stess dapat didefinisikan sebagai semua jenis perubahan yang menyebabkan fisik, emosi atau tekanan psikologis. Stres adalah respons mental seseorang dalam menghadapi berbagai persoalan kehidupan. Stres adalah segala masalah atau tuntutan penyesuaian diri dan karena itu sesuatu yang mengganggu kita (Hawari 2010) . Sedangkan kecemasan adalah gangguan alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, prilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2004). 2. Pengaruh Kecemasan Terhadap Pasien Keluarga pasien yang dirawat di ICU dapat mengalami kecemasan. Kecemasan ini bisa berasal dari ketakutan akan pasien berisiko tinggi meninggal, hubungan kekerabatan klien, kondisi medis klien (semakin buruk kondisi pasien semakin cemas), kepuasan keluarga terhadap perawatan, dan factor lingkungan dimana keluarga pasien tidak dapat menemani pasien sehingga tidak dapat mengikuti perkembangan pasien (Gail & Stuart, 2006). Saat keluarga pasien mengalami kecemasan, maka akan timbul suatu gejalagejala : a. Gejala fisiologik



Denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat (terutama keringat dingin),pernafasan terganggu, otot terasa tegang, sering ingin buang air kecil, sulit tidur,gangguan lambung, dst. b. Gejala psikologik. Resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan ( exhausted) dsb. c. Tingkah laku Berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-goyangkan kaki, ticks, Gemetaran, berubah nafsu makan (bertambah atau berkurang). 3. Manajemen Stres Kecemasan pada keluarga pasien secara tidak langsung mempengaruhi pasien yang dirawat di ICU, salah satunya penundaan pengambilan keputusan akibat kecemasan yang tinggi mengakibatkan (Davidson dkk, 2007) dukungan yang kurang maksimal untuk memenuhi kebutuhan keluarga memberikan perubahan positif bagi keluarga pasien (Bailey dkk, 2009), dan untuk menurunkan kecemasan, manajemen mengendalikan stres yang dijelaskan dalam Smeltzer & Bare (2001) ada lima : a. Mencoba merasa optimis mengenai masa depan. Meskipun sedang mengalami suatu gangguan yang ada didalam diri, seseorang dan keluarga harus tetap optimis dalam menatap masa depan dan meneruskan kehidupanya dengan selalu berfikir positf melangkah kedalam hidup yang sehat. b. Menggunakan dukungan social. Keluarga dan masyarakat sangat mempengaruhi kondisi seseorang sehingga dukungan sosial sangat penting dalam menjalani suatu strategi manajemen stres yang baik. Dengan adanya dukungan maka motivasi diri terhadap seorang penderita untuk selalu bahagia akan bisa tercapai. c. Menggunakan sumber spiritual.



Keyakinan terhadap segala suatu yang diyakini bias mengurangi tingkat stres seseorang yaitu dengan melakukan kegiatan yang bersifat spiritual misalnya saja mengikuti kegiatan ibadah, yoga, perana, maupun kegiatan lain yang bisa merelaksasikan pikiran. d. Mencoba tetap mengontrol situasi maupun perasaan. Dalam kondisi tertentu seseorang akan mudah marah dan terbawa emosi sehingga dalam hal ini sangat penting dalam mengendalikan emosi maupun perasaan. e. Mencoba menerima kenyataan yang ada Meskipun dalam kondisi sakit tetapi tidak akan menghalangi seserang untuk melanjutkan hidupnya, penerimaan kondisi diri terhadap penyakit harus dilakukan secara sadar dan menerima kenyataan yang ada. Keluarga merupakan lingkungan sosial yang sangat dekat hubungannya dengan seseorang. Keluarga lebih dekat hubungannya dengan anak dibandingkan dengan masyarakat luas (Notosoedirjo & Latipun, 2005). Ikatan kekeluargaan yang kuat sangat membantu ketika menghadapi masalah, karena keluarga adalah orang yang paling dekat hubunganya (Friedman, 2003). Orang yang hidup dalam lingkungan yang bersikap supportif, kondisinya jauh lebih baik dari pada mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan tercipta bila hubungan interpersonal diantara mereka baik.