5 0 406 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN LATIHAN FISIK PADA PENDERITA OSTEARTRITIS PADA KELUARGA Ny.S DI SEMARANG
Disusun Oleh : Shinta Nuraini (P17420613073)
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN SEMARANG POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG 2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Ajar
: Keperawatan Gerontik
Tema
: Latihan Fisik pada Penderita Osteoartritis
Pokok Bahasan
: Muskuloskeletal
Sub Pokok Bahasan
: Osteoartritis
Hari/Tanggal
: Selasa,01 Maret 2016
Waktu
: 08.00-08.45 WIB
Penyuluh
: Shinta Nuraini
Tempat
: Rumah Keluarga Ny.S
A. Tujuan Tujuan Umum Setelah dilakukan tindakan keperawatan/pendidikan kesehatan maka keluarga Ny.S mampu mengetahui mengenai osteoartritis dan merawat anggota keluarga yang sakit dalam hal perawatan osteoartritis. Tujuan Khusus Setelah dilakukan tindakan keperawatan / pendidikan kesehatan selama 1 x 45 menit keluarga Ny.S mampu: 1. Mengetahui pengertian Osteoartritis 2. Mengetahui cara penatalaksanaan Osteoartritis 3. Mengetahui tujuan latihan fisik pada penderita Osteoartritis 4. Mengetahui dan mempraktekan cara latihan fisik pada penderita Osteoartritis di rumah B. Sasaran dan Target Sasaran ditujukan pada keluarga Ny.S Target ditujukan pada lansia yang bernama Ny.A
C. Strategi Pelaksanaan Pendidikan kesehatan dilakukan pada hari Selasa tanggal 01 Maret 2016 pukul 08.00-08.45 D. Metode Ceramah Diskusi/ tanya jawab E. Susunan Acara Tahap Pembukaan
Kegiatan - Mengucapkan salam
Waktu 5 menit
- Penyampaian maksud dan tujuan pertemuan sesuai kontrak waktu Isi
- Melakukan penyuluhan tentang pengertian 30 menit Osteoartritis - Melakukan
penyuluhan
tentang
penatalaksanaan osteoartritis - Mengetahui
tujuan
latihan
fisik
pada
penderita Osteoartritis - Mengetahui dan mempraktekan cara latihan fisik pada penderita Osteoartritis di rumah Penutup
- Memberikan pertanyaan pada keluarga - Menutup pertemuan dan mengucapkan salam
10 menit
F. Seeting Tempat
A
A
C C
C
C
C
Keterangan gambar : A : Penyaji C : Audience/peserta
C
G. Media 1. Lembar balik 2. Leaflet H. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur -
Kesepakatan dengan keluarga Ny.S (waktu dan tempat)
-
Kesiapan materi penyaji
2. Evaluasi Proses -
Peserta/ keluarga bersedia dirumah sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
-
Anggota keluarga antusias untuk bertanya tentang hal-hal yang tidak diketahuinya
-
Anggota keluarga menjawab semua pertanyaan yang telah diberikan
3. Mahasiswa -
Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
-
Dapat menjalankan perananya sesuai dengan tugas
4. Evaluasi Hasil -
Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
-
Adanya kesepakatan antara keluarga dengan perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
I.
Daftar Pertanyaan 1. Apa pengertian Osteoartritis? 2. Bagaimana cara penatalaksanaan Osteoartritis? 3. Tujuan dan manfaat latian fisik bagi penderita Osteoartritis? 4. Bagaimana cara mempraktekkan latihan fisik pada penderita Osteoartritis di rumah Daftar jawaban dan standar evaluasi : 1.
Osteoartritis
atau
rematik
adalah
penyakit
sendi
degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. 2.
Cara penatalaksanaan osteoartritis a. Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis. b. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit. c. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri d. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera e. Dukungan psikososial f. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat g. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
3.
Tujuan latihan fisik pada penderita osteoarthritis a. Latihan fisik bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan memperbaiki fungsi sendi. b. Melindungi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi c. Meningkatkan kekuatan sendi. d. Mencegah disabilitas dan meningkatkan mobilitas pada sendi. e. Olahraga peregangan otot dapat membantu dalam mengurangi nyeri pada persendian f. Meningkatkan kebugaran jasmani
4. Latihan fisik pada penderita osteoarthritis Jenis latihan a. Terapi manual b. Latihan fleksibiltas c. Latihan kekuatan d. Latihan aerobik
LAMPIRAN TINJAUAN TEORI OSTEOARTRITIS PADA LANSIA A.
Pengertian Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dengan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban. Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya. B.
Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain; 1.
Medikamentosa Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis
2.
Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
3.
Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4.
Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5.
Dukungan psikososial
6.
Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7.
Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan Diet rendah purin :
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat
dan
menurunkan
berat
badan,
bila
terlalu
gemuk
dan
mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis: Golongan
bahan Makanan yang boleh diberikan
Makanan
yang
tidak
boleh
makanan Karbohidrat
Semua
diberikan --
Protein hewani
Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati, bandeng 50 gr/hari, telur, susu, usus, limpa, paru-paru, otak, keju
ekstrak daging/ kaldu, bebek, angsa, burung.
Protein nabati
Kacang-kacangan kering 25 gr -atau tahu, tempe, oncom
Lemak
Minyak dalam jumlah terbatas.
Sayuran
Semua kecuali:
sayuran
--
sekehendak Asparagus,
asparagus,
kacang
polong,
kacang kacang buncis, kembang kol,
polong, kacang buncis, kembang bayam, jamur maksimum 50 gr kol, bayam, jamur maksimum 50 sehari gr sehari Buah-buahan
Semua macam buah
--
Minuman
Teh, kopi, minuman yang
Alkohol
mengandung soda Bumbu, dll
Semua macam bumbu
Ragi
C. Tujuan Latihan Fisik pada Penderita Osteoartritis
1. Latihan fisik bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan memperbaiki fungsi sendi 2. Meningatkan mobilitas sendi seperti berjalan, duduk-berdiri dan naik turun tangga 3. Melindungi sendi dari kerusakan dengan mengurangi stres pada sendi 4. Menghambat dan meringankan gejala yang timbul 5. Mencegah komplikasi yang terjadi akibat proses degeneratif 6. Mengatasi atrofi otot, kelemahan otot, nyeri dan kekakuan sendi 7. Meningkatkan kebugaran jasmani D. Latihan Fisik pada Penderita Osteoartritis Hal yang harus diperhatikan dalam mendesain program latihan fisik untuk osteoartritis adalah memahami masalah fungsional yang paling menggangu pasien. Pada tahap awal program diarahkan pada latihan untuk mengatasi keluhan yang menimbulkan masalah fungsional seperti nyeri, keterbatasan ruang gerak sendi, atau kelemahan otot. Latihan fisik disesuaikan dengan kondisi pasien. Apabila ada gejala-gejala seperti nyeri sendi selama aktivitas, nyeri masih terasa 1-2 jam sesudah latihan, bengkak dan rasa lelah yang berlebihan, program latihan harus dievaluasi lagi (American geriatric society,2001:810). Jenis latihan fisik Suatu systematic review terhadap program latihan memperlihatkan pengurangan nyeri dan disabilitas ringan sampai sedang, tergantung dari jenis latihan (Van Baar, 1999). 1. Terapi Manual Terapi manual adalah gerakan pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dengan tujuan meningkatkan gerakan sendi dan mengurangi kekakuan sendi. Teknik yang dipakai adalah melatih ROM secara pasif, melatih jaringan-jaringan sekitar sendi secara pasif, meregangkan otot atau mobilisasi jaringan lunak, dan massage (Fitzgerald,2004:143)
Gb.1 Latihan ROM lutut pasif 2.
Latihan Fleksibilitas (ROM) Mobilitas sendi sangat penting untuk memaksimalkan ruang gerak sendi, meningkatkan kinerja otot, mengurangi cidera dan memperbaiki nutrisi kartilago. Latihan fleksibilitas yang dilakukan pada latihan fisik tahap pertama dapat meningkatkan panjang dan elastisitas otot dan jaringan sekitar sendi. Untuk pasien osteoartritis, latihan fleksibiitas ditujukan untuk mengurangi kekakuan, meningkatkan mobilitas sendi, dan mencegah kontraktur jaringan lunak. Latihan fleksibilitas sering dilakukan selama periode pemanasan atau tergabung dalam latihan ketahanan atau aktivitas aerobik (Lee dkk2005:11). Teknik peregangan dilakukan untuk memperbaiki ruang gerak sendi. Latihan peregangan ini dilakukan dengan menggunakan otot-otot, sendisendi, dan jaringan sekitar sendi. Semua gerakan sebaiknya menjangkau ruang gerak sendi yang tidak menimbulkan rasa nyeri aplikasi terapi panas sebelum peregangan dapat mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan gerakan. Latihan fleksibilitas dapat dimulai dari latihan peregangan tiap kelompok otot, setidaknya tiga kali seminggu. Apabila sudah terbiasa, latihan ditingkatkan repetisinya per kelompok otot secara bertahap. Latihan harus melibatkan kelompok otot dan tendon utama pada ekstremitas atas dan bawah (American society geriatrics, 2001:815).
Gb. 2 Streching otot hamstring dan quadriceps
Gb.3 Latihan ROM lutut aktif 3.
Latihan Kekuatan Latihan kekuatan mempunyai efek yang sama dengan latihan aerobik dalam memperbaiki disabilitas, nyeri dan kinerja. Latihan kekuatan ada tiga macam, yaitu: latihan isometrik, latihan isotonik, dan isokinetik yang ketiganya dapat mengurangi nyeri dan disabilitas serta memperbaiki kecepatan berjalan pada pasien osteoartritis. Latihan
isotonik
memberikan
perbaikan
lebih
besar
dalam
menghilangkan nyeri. Latihan ini dianjurkan untuk latihan kekuatan awal pada pasien OA dengan nyeri lutut saat latihan. Latihan isokinetik menghasilkan
peningkatan
kecepatan
berjalan
paling
besar
dan
pengurangan disabilitas sesudah terapi dan saat evaluasi, sehingga latihan ini disarankan untuk memperbaiki stabilitas sendi atau ketahanan berjalan (Lee dkk,2005:12).
Latihan isometrik diindikasikan apabila sendi mengalami peradangan akut atau sendi tidak stabil. Kontraksi isometrik memberikan tekanan ringan pada sendi dan ditoleransikan baik oleh penderita osteoatritis dengan pembengkakan dan nyeri sendi latihan ini dapat memperbaiki kekuatan otot dan ketahanan statis (static endurance) dengan cara menyiapkan sendi untuk gerakan yang lebih dinamis dan merupakan titik awal program penguatan. Peningkatan kekuatan terjadi
saat kontraksi
isometrik dikenakan pada otot saat panjang otot sama dengan kondisi istirahat. Perbaikan kekuatan terutama pada sudut otot yang dilatih apabila instabilitas sendi dan nyeri berkurang program latihan secara bertahap diubah kelatihan yang dinamis (isotonik). Latihan kekuatan isometrik harus memperhatikan tipe latihan, intensitas, volume,dan frekuensi. Latihan sebaiknya melibatkan kelompok otot utama. Kontraksi isometrik dimulai pada intensitas rendah. Untuk menetapkan
intensitas
latihan,
diberitahukan
pada
pasien
untuk
memaksimalkan kontraksi otot yang menjadi target penguatan. Intensitas latihan dimulai sekitar 30% usaha maksimal (maximal effort). Jika bisa ditoleransi
oleh pasien intensitas ditingkatkan secara bertahap sampai
75% kontraksi maksimal. Kontraksi dipertahankan tidak lebih dari enam detik. Pada awalnya satu kontraksi untuk tiap kelompok otot, kemudian jumlah pengulangan ditingkatkan 8-10, sesuai toleransi pasien. Pasien diinstuksikan untuk bernapas selama masing-masing kontraksi. Jarak antar kontraksi dianjurkan 20 detik. Latihan dilakukan dua kali sehari pada periode peradangan akut. Selanjutnya jumlah latihan secara bertahap ditingkatkan menjadi 5-10 kali per hari, disesuaikan dengan kondisi pasien. Hal yang harus diperhatikan adalah adanya resiko peningkatan tekanan darah bila kontraksi dilakukan lebih dari 10 detik. Kontraksi isotonik digunakan untuk aktivitas sehari-hari. Latihan kekuatan isotonik memperlihatkan efek positif pada metabolism energi kerja insulin, kepadatan tulang dan status fungsional pada orang sehat. Jika
tidak terdapat peradangan akut maupun instabilitas sendi, bentuk latihan ini ditoleransi baik oleh pasien osteoarthritis (American geriatris society, 2001;817).
Gb.3 Latihan otot-otot penyokong sendi lutut 4. Latihan Aerobik Latihan aerobik (berjalan,bersepeda,berenang,senam aerobik dan latihan aerobik di kolam renang) dapat meningkatkan kapasitas aerobik, memperkuat otot, meningkatkan ketahanan, mengurangi berat badan, dan mengurangi konsumsi obat pada pasien osteoatritis. Suatu systemtic rivew memperlihatkan bahwa latihan aerobik efektif menghilangkan nyeri dan memperbaiki fungsi sendi(van Baar,19999:16). Pemilihan aktivitas aerobik tergantung pada beberapa faktor, yaitu status penyakit, stabilitas sendi,sumber daya dan minat pasien latihan aerobik di kolam air hangat dapat mengurangi
nyeri otot dan sendi, mengurangi beban sendi,
meningkatkan gerakan yang tidak menimbulkan nyeri, dan memperkuat otot-otot di sekitar sendi yang sakit.
DAFTAR PUSTAKA Americans geriatrics society.2001. Exercise prescipition for older adults with osteoartritis pain: consensusu practice recommendation. JAGS;49:808-23
Dita Arundhati, Dkk. 2013. Pengaruh Senam Tai Chi Dan Senam Biasa Terhadap Reduksi Nyeri Osteoartritis Lutut Pada Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha
“Gau
Mabaji”
Gowa
Tahun
2013.
Jurnal
Masyarakat
Epidemiologi Indonesia, Volume 2, Nomor 2, Januari- Juni 2014 Fitzgerald, G.K.2004. Role of physical therapy in management of knee osteoarthritis. Cur Opin Rhematol; 16:143-7 Lee, A., Wong, W., & Wong, S.2005. Clinical guidelines for managing lower-limb osteoarthritis in Hongkong primary care setting, Guidlines:1-30 Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996 Rachmah L,Peran Latihan Fisik Dalam Manajemen Terpadu Osteoartritis. FIK UNY. Yogyakarta, diakses pada 25 desember 2013, filetype:pdf Yohanita P.2010. Pengaruh Latihan Gerak Kaki (Streching) Terhadap Penururnan Nyeri Sendi Ekstremitas Bawah Pada Lansia Di Posyandu Lansia Sejahtera GBI SETIA BAKTI KEDIRI. Jurnal STIKES RS. Baptis Volume 3, Edisi 1, Juli 2010