10 0 134 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) KOMUNIKASI EFEKTIF SBAR PADA SAAT HAND OVER DI RUANG PERAWATAN UMUM I RUMAH SAKIT HERMINA DEPOK
DI SUSUN OLEH :
Ade Mawar
21120001
Akhrinayati Dewi Murniawati Ella Novita Sari Koniah Nathasya Jovanka Ninuk Ajeng Puspitaningrum
PROGRAM PROFESI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA JAKARTA 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Bidang Studi
: Manajemen Keperawatan
Pokok Bahasan
: Komunikasi Efektif SBAR
Sub Pokok Bahasan : Komunikasi Efektif SBAR Pada Saat Hand Over Pertemuan
: 1 x pertemuan
Hari/Tanggal
: Senin , 03 Mei 2021
Waktu
: 35 menit
Tempat
: Zoom Meeting
Sasaran
: Perawatan Umum RS Hermina Depok
A. Pendahuluan Menurut Nursalam (2015) handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handover juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan. Dalam melakukan hand over perawat membutuhkan komunikasi secara efektif. Komunikasi merupakan suatu strategi koordinasi dalam pengaturan pelayanan di rumah sakit. Komunikasi terhadap berbagai informasi mengenai perkembangan pasien antar tenaga kesehatan di rumah sakit merupakan komponen yang fundamental dalam perawatan pasien. Komunikasi efektif yang dapat digunakan saat melakukan handover antar shift adalah komunikasi efektif SBAR. Teknik SBAR
(Situation,
Background,
Assassement,
Recomendation)
menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien. SBAR juga merupakan mekanisme komunikasi yang mudah diingat, dan cara yang mudah digunakan untuk
2
berkomunikasi dengan anggota tim, mengembangkan kerja anggota tim serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi SBAR adalah
komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada orang lain secara akurat dan efisien. Hand over perawat secara modern dengan teknik SBAR adalah dengan menggunakan format pendokumentasian teknik SBAR pada masing-masing pasien tiap shift, buku catatan operan, dan rekam medik pasien. Pertama menyampaikan keadaan pasien dan evaluasi tindakan yang sudah dilakukan dan kemajuan keadaan pasien setelah tindakan dilakukan di nurse station. Setelah itu operan dilanjutkan dengan melihat keadaan pasien secara langsung dan menanyakan kepada pasien tentang kemajuan keadaan pasien dan
keluhan yang masih dirasakan, dan
pemberian pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga. Hal ini memungkinkan terjalin komunikasi yang efektif baik antara pasien dan perawat dan sesama perawat antar shift (Gillis, 2010). B. Tujuan Penyuluhan 1. Tujuan Umum Penyuluhan Setelah mendapatkan penyuluhan komunikasi SBAR selama 35 menit, diharapkan perawat rawat inap dapat memahami komponen dan
penerapan komunikasi SBAR pada saat
melakukan handover.
2. Tujuan Khusus Penyuluhan Setelah mendapatkan penyuluhan kesehatan selama 35 menit, perawat mampu : a. Mampu menjelaskan pengertian hand over b. Mempu menyebutkan tujuan dan fungsi hand over c. Mampu menjelaskan langkah-langkah dalam hand over d. Mampu menjelaskan pengertian komunikasi SBAR
3
e. Mampu menyebutkan jenis dan manfaat komunikasi SBAR f. Mampu menyebutkan keuntungan komunikasi SBAR g. Mampu menjelaskan pengaplikasian komunikasi SBAR h. Mampu menyebutkan komponen SBAR i. Mampu menyebutkan teknik penggunaan komunikasi SBAR j. Mampu menjelaskan penerapan komunikasi SBAR C. Materi Penyuluhan 1. Pengertian hand over 2. Tujuan dan fungsi hand over 3. Langkah- langkah dalam hand over 4. Pengertian komunikasi SBAR 5. Jenis dan manfaat komunikasi SBAR 6. Keuntungan komunikasi SBAR 7. Pengaplikasian komunikasi SBAR 8. Komponen SBAR 9. Teknik penggunaan komunikasi SBAR 10. Penerapan komunikasi SBAR D. Metode 1. Ceramah 2. Tanya jawab E. Media dan Alat 1. Media
: Slide PowerPoint, Leaflet
2. Alat
: Laptop, handphone (zoom meeting)
F. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Penyuluhan 1. Pendahuluan a. Memberi salam b. Memperkenalkan diri c. Memberikan pertanyaan
4
Kegiatan Peserta Menjawab salam Menyimak Menyimak
Waktu 5 Menit
apersepsi d. Mengkomunikasikan pokok bahasan e. Mengkomunikasikan tujuan 2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi penyuluhan: 1) Menjelaskan pengertian hand over 2) Menjelaskan tujuan dan fungsi hand over 3) Menjelaskan langkah-langkah dalam hand over 4) Menjelaskan pengertian komunikasi SBAR 5) Menjelaskan jenis dan manfaat komunikasi SBAR 6) Menjelaskan keuntungan SBAR 7) Menjelaskan pengaplikasian komunikasi SBAR 8) Menjelaskan komponen SBAR 9) Menjelaskan teknik penggunaan komunikasi SBAR 10) Menjelaskan penerapan komunikasi SBAR b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk
5
Menyimak Menyimak
Menyimak dan mendengarkan penjelasan
Merespon dan bertanya
25 Menit
bertanya c. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk menjawab pertanyaan yang diberikan 3. Penutup a. Menyimpulkan materi pelajaran bersama-sama b. Memberikan evaluasi secara lisan c. Menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam
Merespon dan menjawab pertanyaan
Menyimak dan berpartisipasi Menyimak
5 menit
Menjawab salam
G. Setting Tempat Bergabung dalam zoom meeting. H. Pengorganisasian 1. Moderator
: Adinda Malicha Putri
2. Penyaji
: Tika Wulandari Dwi M, Tria Ayu Ningtyas
3. Fasilitator
: Avendea Esa Candra
4. Observer
: Viantika Agustin, Verawati Simatupang
5. Notulen
: Yuliana Siregar
I. Kriteria Evaluasi 1. Kriteria struktur : a. Peserta hadir minimal 5 orang b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Zoom Meeting c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan 2. Kriteria proses : a. Peserta antusias materi penyuluhan b. Peserta konsentrasi mendengarkan penyuluhan c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar 3. Kriteria hasil : a. Menyebutkan pengertian dari hand over 6
b. Menyebutkan tujuan dan fungsi hand over c. Menyebutkan langkah-langkah dalam hand over d. Menyebutkan pengertian komunikasi SBAR e. Menyebutkan manfaat komunikasi SBAR f. Menyebutkan keuntungan komunikasi SBAR g. Menyebutkan pengaplikasian komunikasi SBAR h. Menyebutkan komponen SBAR i. Menyebutkan teknik penggunaan komunikasi SBAR j. Menyebutkan penerapan komunikasi SBAR
Jakarta, 3 Mei 2021 Dosen Pembimbing
Mahasiswa,
(Ns. ) (Kelompok C) MATERI PENYULUHAN A. Handover 1. Pengertian Handover Menurut (Nursalam, 2015) definisi dari handover adalah transfer tentang informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan konfirmasi tentang pasien. Handover juga meliputi mekanisme transfer informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan. Nursalam, (2015) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
7
keadaan klien. Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang lain. 2. Tujuan Handover Menurut Nursalam (2015) tujuan dilakukannya handover adalah : a. Melaporkan status dan data pasien b. Melaporkan tindakan yang sudah dilakukan dan yang belum atau akan dilakukan c. Menyampaikan perihal tindakan yang segera di lanjuti oleh shift berikutnya d. Membuat rencana tindakan kelanjutannya. 3. Langkah-langkah dalam Handover a. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap b. Shift yang akan mengoperkan sudah menyiapkan hal yang akan disampaikan ke shift berikutnya. c. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggungjawab shift selanjutnya meliputi : 1. Kondisi atau keadaan pasien secara umum 2. Tindak lanjut untuk tindakan selanjutnya dari yang menerima operan 3. Rencana kerja untuk shift yang menerima laporan d. Penyampaian serah terima diatas harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru e. Perawat primer dan anggota kedua shif secara bersama-sama melihat keadaan pasien B. Komunikasi SBAR 1. Pengertian Komunikasi SBAR Komunikasi SBAR adalah komunikasi dengan menggunakan alat yang logis untuk mengatur informasi sehingga dapat ditransfer kepada
8
orang
lain
secara
menggunakan
akurat
SBAR
dan
efisien.
(Situation,
Komunikasi
Background,
dengan
Assesment,
Recomendation) untuk mencapai ketrampilan berfikir kritis, dan menghemat waktu (NHS, 2012). Komunikasi SBAR adalah suatu teknik yang menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien. SBAR adalah mekanisme komunikasi yang kuat, mudah diingat berguna untuk membingkai setiap percakapan, terutama yang kritis, yang membutuhkan perhatian segera terhadap klinis dan tindakan. Hal ini memungkinkan cara yang mudah dan terfokus untuk menetapkan harapan tentang apa yang akan dikomunikasikan dan bagaimana komunikasi antara anggota tim, yang sangat penting untuk mengembangkan kerja tim dan meningkatkan budaya keselamatan pasien (Permanente, 2013). Kerangka komunikasi SBAR memuat informasi pasien tentang Situation, Background, Assessement, Recommendation. Komunikasi SBAR
adalah
cara
sederhana
yang
secara
efektif
telah
mengembangkan komunikasi dalam setting lain dan efektif pula digunakan pada pelayanan kesehatan (Ohio’s Medicare, 2010). 2. Jenis Komunikasi SBAR a. Klinis : 1)
Perawat ke dokter, petugas lab/Ro ke dokter
2)
Dokter ke spesialis
3)
Perawat-perawat atau dokter ke dokter, dll
b. Non klinis : 1)
Komunikasi dengan bagian maintanance, IT, dll
3. Manfaat Komunikasi SBAR a.
Meningkatkan patient safety 9
b.
Menurunkan angka malpraktek akibat komunikasi yang kurang
c.
Meningkatkan kerja tim untuk menggunakan komunikasi yang efektif
d.
Memberikan informasi terkait kondisi pasien secara lengkap
4. Keuntungan Komunikasi SBAR a.
Kekuatan perawat berkomunikasi secara efektif
b.
Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan kondisi pasien
c.
Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien
5. Pengaplikasian Komunikasi SBAR Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment, Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh semua tenaga kesehatan, sehingga dokumentasi tidak terpecah
sendiri-sendiri.
Diharapkan
dokumentasi
catatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat mengetahui perkembangan pasien.
6. Komponen SBAR Komunikasi SBAR memiliki beberapa komponen. Komponen tersebut meliputi : S : Situation : komponen situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi pasien apakah stabil atau tidak. B : Background : komponen background menampilkan pokok masalah atau apa saja yang terjadi pada diri pasien, keluhan yang mendorong untuk dilaporkan seperti sesak nafas, nyeri dada, dan sebagainya. Menyebutkan latar belakang apa yang menyebabkan munculnya keluhan pasien tersebut, diagnosis pasien dan data
10
klinik yang mendukung masalah pasien. A : Assesssment : komponen assessment ini berisi hasil pemikiran yang timbul dari temuan serta difokuskan pada problem yang terjadi pada pasien yang apabila tidak diantisipasi akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk. R: Recommendation : komponen recommendation menyebutkan halhal yang dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus direkomendasikan oleh perawat. Berikut adalah contoh komponen komunikasi SBAR meliputi : S: identifikasi unit, pasien, status penyebab dari status klinis, status diagnosa, status secara singkat seperti kapan dimulai, tujuan dari transfer dan indikasi klinik atau tujuan dari tes diagnosis. B : tanggal penerimaan, vital sign, alergi, situasi nyeri, medikasi (dosis obat), antibiotik, IV infus, hasil laboratorium, diit, klinik informasi lainnya meliputi jenis monitoring yang dibutuhkan. A : prioritas dari fokus masalah, karakteristik nyeri, pecegahan keamaan petugas kesehatan, kemampuan koping dari penyakitnya, pencegahan kulit, monitoring gastroentestinal perdarahan R : pasien harus segera diperiksa, perintah terbaru, perintah diubah, pencegahan keselamatan dari petugas dan pasien, transfer pasien, medikasi infus, monitoring dan intervensi nyeri Komunikasi SBAR terdiri dari pertanyaan yang terbagi dalam empat standar bagian. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan mengkomunikasikan informasi secra ringkas namun tetap sesuai standar. Komunikasi yang dilakukan dengan SBAR dapat menjadi komunikasi yang efektif sehingga mengurangi terjadinya pengulangan informasi. 7. Teknik Penggunaan Komunikasi SBAR Menurut Leonard (2014), adapun prinsip-prinsip bagaimana menggunakan SBAR dan apa saja yang harus dikomunikasi adalah sebagai berikut:
11
a. S (Situation) mengandung informasi tentang identitas pasien, masalah yang terjadi saat ini dan diagnosa medis. b. B (Background) menggambarkan riwayat/data sebelumnya yang mendukung situasi saat ini seperti: 1)
Riwayat penyakit/kondisi sebelumnya
2)
Riwayat pengobatan
3)
Riwayat tindakan medis atau keperawatan yang sudah dilakukan
4)
Riwayat alergi
5)
Pemeriksaan penunjang yang mendukung
6)
Vital sign terakhir
c. A (Assessment) adalah kesimpulan dari masalah yang terjadi saat ini, apakah kondisi membaik atau memburuk d. R (Recommendation) mengandung informasi tentang: 1) Tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah yang terjadi 2) Solusi apa yang bisa ditawarkan ke dokter 3) Solusi/tindakan apa yang direkomendasi oleh dokter. 4) Kapan dan dimana dilakukan Sebelum serah terima pasien, perawat harus melakukan : 1) Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini. 2) Perawat mengkumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan kondisi pasien yang akan dilaporkan 3) Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan yang harus dilanjutkan. 4) Perawat membaca dan pahami catatan perkembangan terkini & hasil pengkajian perawat shift sebelumnya. 5) Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian.
8. Penerapan Komunikasi SBAR a. Operan 12
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Tujuan dilakukan operan
adalah
untuk
menyampaikan
kondisi
pasien,
menyampaikan asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan, menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, menyusun rencana kerja. Untuk mencapai tujuan harus diterapkan komunikasi efektif seperti SBAR. b. Pelaporan kondisi pasien Pelaporan kondisi pasien dilakukan oleh perawat kepada tenaga medis lain termasuk dokter. Hal ini bertujuan untuk melaporkan setiap kondisi pasien kepada dokter sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien. Pelaporan kondisi pasien yang efektif dapat meningkatkan keselamatan pasien. Faktor yang dapat mempengaruhi pelaporan kondisi pasien adalah komunikasi. Komunikasi yang tidak efektif antara perawat dan dokter dapat mempengaruhi keselamatan pasien. Berbagai jurnal yang telah diteliti dihasilkan komunikasi efektif seperti SBAR dapat meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter sehingga angka keselamatan pasien meningkat. c. Transfer pasien Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain dan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan external. Transfer pasien internal adalah transfer antar ruangan didalam rumah sakit dan transfer pasien external adalah transfer antar rumah sakit. Transfer pasien yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah memiliki kemampuan
dan
pengetahuan
terkait
prosedur
transfer.
Kemampuan dan pengetahuan tenaga kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer, peralatan transfer dan komunikasi saat transfer pasien. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk proses pelayanan kesehatan. Salah satu proses 13
pelayanan kesehatan adalah transfer pasien. Komunikasi SBAR merupakan salah satu komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
KP-RS RSUP Sanglah Denpasar. (2011). Buku Saku Pedoman Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety). Denpasar: RSUP Sanglah. Leonard, MD & Audrey Lyndon. (2014). WHI : SBAR: Structured Communication and Physchological Safety in Health Care, (online), (http://www.ihi.org) NHS. (2012). The Antibiotic Awareness Campaign. National Health Study Choices.http://www.nhs.uk. Diakses pada tanggal 30 Maret 2013 Permenkes Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien. Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis. Jakarta : SalembaMedika Ohio’s Medicare Quality.(2010).SBAR Comunication. Diakses pada tanggal 11April 2021http://www.ohiokepro.com. Permenkes RI No 1691. (2010). Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta : Menteri Kesehatan RI.
14