SAP Manajemen Nyeri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA PERTEMUAN KE VII : SABTU, 17 APRIL 2020



A. Latar Belakang Arthritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit sistematik yang bersifat progresif, yang cenderung menjadi kronis dan menyerang sendi serta jaringan lunak. Artritis rheumatoid adalah suatu penyakit autoimun dimana, secara simetris persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan sehingga menyebabkan terjadinya pembengkakan, nyeri, dan sering kali menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi. Karakteristik artritis rheumatoid adalah radang cairan sendi (sinovitis inflamatoir) yang persisten, biasanya menyerang sendi-sendi perifer dengan penyebaran yang simetris (Junaidi, 2013). Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang di manifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka mengacu kepada teori dari asosiasi nyeri internasional, pemahaman tentang nyeri lebih menitikberatkan bahwa nyeri adalah kejadian fisik, yang tentu saja untuk penatalaksanaan nyeri menitikberatkan pada manipulasi fisik. Nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional yang penatalaksanaannya tidak hanya pengelolaan fisik semata, namun penting juga untuk melakukan manipulasi (tindakan) psikologis untuk mengatasi nyeri (Tamsuri, 2014). Pada pertemuan kali ini, mahasiwa merencanakan melakukan intervensi dengan keluarga terkait manajemen nyeri. Adapun intervensi ini dilakukan dengan cara penyuluhan kesehatan yang akan disampaikan dengan menggunakan media leaflet dan melakukan demonstrasi. Terdapat banyak terapi non farmakologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri, salah satunya adalah dengan memberikan kompres hangat. Kompres hangat berfungsi melebarkan pembuluh



darah dan melancarkan sirkulasi darah, sehingga dapat mengurangi kekakuan dan menurunkan sensasi rasa nyeri (Kozier & Erb, 2009). Serai merupakan tumbuhan obat yang termasuk jenis rumput-rumputan. Manfaat bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat biasanya digunakan sebagai rempah bumbu masakan dan juga digunakan sebagai penambah aroma serta minuman yang khas dan menghangatkan. Khasit tanaman serei mengandung minyak atsiri yang memiliki sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan menghilangkan rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan sirkulasi darah, yang di indikasikan untuk menghilangkan nyeri otot dan nyeri sendi pada penderita artritis rheumatoid, badan pengalinu dan sakit kepala (Hembing, 2007). Berdasarkan penelitian Hyulita (2014) kompres serei hangat ipada lanjut usia penderita artritis rheumatoid terlihat terjadi penurunan intensitas nyeri, ini dikarenakan dalam tanaman serei terkandung suatu enzim, yaitu enzim siklooksigenase yang dapat mengurangi peradangan yang diserap melalui kulit pada daerah yang meradang/ bengkak pada penderita artritis rheumatoid, selain itu serei juga memiliki efek farmokologis yaitu rasa pedas yang bersifat hangat, efek hangat ini akan meransang sistem effektor sehingga mengeluarkan signal yang akan mengakibatkan terjadinya vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan aliran darah kesetiap jaringan khususnya yang mengalami radang dan nyeri bertambah, sehingga terjadi penurunan nyeri sendi pada jaringan yang meradang. Berdasarkan penelitian terhadap Rufaridah, Aruyo & Resa (2020) terhadap 10 orang pada kelompok intervensi dan 10 orang pada kelompok kontrol. Intensitas nyeri responden sebelum dilakukan kompres serai hangat dengan nyeri sedang 80% dan mengalami penurunan menjadi nyeri ringan 70%. Hasil uji



statistik menunjukan bahwa terdapat pengaruh kompres serai hangat terhadap penurunan intensitas nyeri Rheumatoid arthritis. Nyeri merupakan suatu perasaan yang bersifat objektif, sehingga dalam proses menyikapi nyeri setiap orang berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lainnya. Berdasarkan penjelasan diatas, maka mahasiswa merencanakan untuk melakukan intervensi terkait manajemen nyeri yang dibutuhkan pada masalah Rheumatoid Artritis yang dialami oleh Ny. I. B. Rencana Keperawatan 1. Diagnosa keperawatan Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan : Rheumatoid Arthtritis 2. Tujuan Setelah 1 x 45 menit kunjungan keluarga mampu merawat dan memperbaiki kesehatan tentang manajemen nyeri. 3. Kriteria Evaluasi a. Kriteria struktur 1) Telah membuat kontrak waktu sebelumnya 2) Tersedia media: leaftlet 3) Adanya kontrak waktu selama 45 menit 4) Tersedianya tempat pendidikan kesehatan b. Kriteria proses 1) Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga selesai 2) Seluruh/sebagian anggota keluarga dapat hadir 3) Keluarga berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan kesehatan c. Kriteria hasil 1) Keluarga dapat memahami pengertian manajemen nyeri 2) Keluarga dapat memahami tujuan manajemen nyeri 3) Keluarga dapat memahami manfaat manajemen nyeri 4) Keluarga dapat memahami jenis-jenis dan teknik manajemen nyeri



5) Keluarga mampu melakukan teknik-teknik manajemen nyeri C. Rancangan Kegiatan 1) Topik



: Penyuluhan kesehatan tentang manajemen nyeri



2) Metode



: penyuluhan dan diskusi



3) Media



: lembar balik dan leaftlet



4) Hari/ tanggal



: Sabtu/ 19 April 2020



5) Waktu



: 45 Menit



D. Strategi pelaksanaan : No . 1



Alokasi Waktu



Kegiatan Perawat



14.30 – 14.40



Fase Orientasi:



Kegiatan Keluarga



a. Mengucapkan salam



a. Menjawab salam



b. Menjelaskan maksud dan tujuan b. Mendengarkan interaksi 2



14.40 – 15.00



c. Menyetujui



c. Membuat kontrak waktu Fase Kerja:



kontrak waktu



a. Mengkaji pengetahuan klien terkait manajemen nyeri b. Memberikan



informasi



dan terkait



pengertian manajemen nyeri, tujuan manajemen



nyeri,



manfaat



manajemen nyeri, jenis-jenis dan teknik manajemen nyeri c. Melakukan demonstrasi manajemen nyeri d. Memberi kesempatan klien untuk bertanya



a. Mendengarkan menjawab



pertanyaan b. Mendengarkan dan



menjawab



pertanyaan c. Melihat



dan



melakukan d. Mendengarkan dan



mengajukan



pertanyaan



e. Memberi kesempatan kepada klien



e. Mendengarkan



untuk mengulang informasi yang



dan



telah



pertanyaan



disampaikan



terkait



menjawab



manajemen nyeri 3



15.0 – 15.15



Fase Terminasi: a. Mengevaluasi pengetahuan keluarga a. Menjawab tentang



materi



penkes



yang



disampaikan b. Membuat



b. Mendengarkan kesimpulan



hasil



pertemuan



c. Mengungkapkan perasaan d. Menyetujui



c. Validasi perasaan d. Membuat kontrak waktu untuk pertemuan selanjutnya e. Menjelaskan



pertanyaan



topik



pertemuan selanjutnya f. Mengucapkan salam



untuk



kontrak waktu e. Mendengarkan f. Menjawab salam



DAFTAR PUSTAKA Hombing. (2007). Tanaman berkhasiat obat di Indonesia. Jakarta: Pustaka Kartini Hyulita .(2014). Pengaruh kompres serei hangat terhadap penurunan intensitas nyeri artritis rheumatoid pada lanjut usia di kelurahan tarok dipo wilayah kerja puskesmas guguk panjang bukittinggi tahun 2013. Afiyah. 1(1). 1-14. Junaidi. (2013). Rematik dan asam urat. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer Kozier & Erb. (2009). Buku ajar keperawatan klinis, edisi 5. Jakarta: EGC. Rufaridah,A. Ayuro, C. & Nesa, R.P. (2020). Pengaruh kompres serai hangat terhadap penurunan intesitas nyeri rhematoid arthritis. Ensiklopedia of Journal. 2(2). 77- 184. Tamsuri, A. (2014). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC



SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Penyuluhan dan Demonstrasi Manajemen Nyeri Hari / Tanggal : Sabtu, 19 April 2020 Tempat



: Rumah Ny. I



Waktu



: 45 menit



A. Tujuan Instruksional 1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan Ny. I mampu memahami dan mempraktekkan tentang manajemen nyeri (Kompres rebusan sere) 2. Tujuan Instruksianal Khusus Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan Ny. I a. Mengetahui pengertian manajemen nyeri b. Mengetahui tujuan manajemen nyeri c. Mengetahui manfaat manajemen nyeri d. Mengetahui jenis-jenis manajemen nyeri e. Mengetahui langkah-langkah manajemen nyeri B. Topik Pembahasan Penyuluhan tentang manajemen nyeri C. Metode Penyuluhan 1. Ceramah 2. Tanya jawab dan diskusi 3. Demonstrasi D. Media Leaflet



E. Rancangan Kegiatan Tahap Pembukaan (5 menit)



Penyajian (35 menit)



Penutup (5 menit)



Kegiatan Penyuluh 1. Mengucapkan salam 2. Validasi perasaan 3. Melakukan kontrak (waktu, tempat dan topik penyuluhan) 1. Menjelaskan pengertian manajemen nyeri 2. Menjelaskan tujuan manajemen nyeri 3. Menjelaskan manfaat manajemen nyeri 4. Menjelaskan jenis-jenis manajemen nyeri 5. Menjelaskan dan mempraktikkan langkahlangkah manajemen nyeri (kompres hangat rebusan sere) 6. Memberi kesempatan Ny. I untuk bertanya 7. Menjawab pertanyaan yang diajukan Ny. I 8. Meminta Ny. I untuk mengulang kembali pengertian, tujuan dan mempraktekkan manajemen nyeri 9. Memberi reinforcement positif atas usaha Ny. I



Kegiatan Menjawab salam, meperhatikan dan mendengarkan Memperhatikan dan bertanya



1. Membuat kesimpulan hasil Memperhatikan pertemuan dan menjawab 2. Membuat kontrak (waktu, salam tempat dan topik) pertemuan selanjutnya



Media



leaflet



3. Mengucapkan salam F. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Tersedianya tempat pertemuan b. Adanya kontrak waktu selama 45 menit c. Tersedianya media : leaflet 2. Evaluasi Proses a. Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai sampai akhir selama 45 menit b. Keluarga berpartisipasi aktif dalam kegiatan berlangsung dengan mendengarkan dan bertanya 3. Evaluasi Hasil a. Keluarga mampu / dapat menjelaskan pengertian manajemen nyeri b. Keluarga dapat menyebutkan tujuan manajemen nyeri c. Keluarga dapat menyebutkan manfaat manajemen nyeri d. Keluarga mampu mempraktekkan langkah-langkah manajemen nyeri



MATERI PENYULUHAN KESEHATAN MANAJEMEN NYERI



A. Pengertian Nyeri adalah sensasi ketidaknyamanan yang di manifestasikan sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka mengacu kepada teori dari asosiasi nyeri internasional, pemahaman tentang nyeri lebih menitikberatkan bahwa nyeri adalah kejadian fisik, yang tentu saja untuk penatalaksanaan nyeri menitikberatkan pada manipulasi fisik. Nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional yang penatalaksanaannya tidak hanya pengelolaan fisik semata, namun penting juga untuk melakukan



manipulasi (tindakan) psikologis untuk



mengatasi nyeri (Tamsuri, 2014). Manajemen nyeri adalah suatu langkah untuk meredakan atau menghilangkan nyeri yang dirasakan (Kemenkes, 2018). B. Tujuan Manajemen Nyeri Menurut Kemenkes (2018), tujuan manajemen nyeri antara lain: 1. Mengurangi rasa nyeri 2. Merelaksasi ketegangan otot 3. Mengalihkan perhatian dari rasa nyeri 4. Menghalangi sampainya rangsangan nyeri keotak agar nyeri tidak dipersepsikan 5. Mengurangi rasa cemas 6. Mengurangi resiko lanjut dari efek samping nyeri.



C. Manfaat Manajemen Nyeri Manfaat dari manajemen nyeri adalah dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dan kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulus nyeri sehingga memberikan rasa nyaman (Kemenkes, 2018). D. Indikasi Manajemen Nyeri Indikasi manajemen nyeri yaitu pada nyeri akut maupun nyeri kronis seperti kanker, dismenore, fraktur maupun Rheumatoid Arthtritis dan lain sebagainya (Kemenkes, 2018). E. Jenis- Jenis dan teknik manajemen Nyeri Menurut Turk & Winter (2005) jenis jenis manajemen nyeri yaitu: 1. Teknik relaksasi Adalah membayangkan diri dalam keadaan tenang 2. Teknik distraksi Adalah Teknik yang digunakna untuk mengalihkan perhatianklien dari nyeri seperti melakukan hal yang sanat disukai, bernafas lembut dan berirama secara teratur 3. Therapy music Adalah proses interpersonaldigunakan untuk memperngaruhi keadaan fisik, emosional, mental, estetik dan spiritual untuk mendukung proses belajar dan membangun rasa percaya diri 4. Pijatan/ masasse Manipulasi yang dilakukan pada jaringan lunak yan bertujuan untuk mengatasi masalah fisik, fungsional dan terkadang psikologis 5. Kompres hangat



Yaitu dengan memanasi bagian tubuh tertentu yang nyeri, otot yang lelah akan membuka pembuluh darah seingga meningkatkan aliran oksigen dan menghilangkan iritasi kimia yag terjadi. Manfaat komres hangat yaitu : Melancarkan sirkulasi darah/menstimulasi pembuluh darah, Mengurangi spasme otot, Menghilangkan rasa nyeri, Memberikan ketenangan dan kenyamanan.



DAFTAR PUSTAKA



Kemenkes RI. (2018). Manajemen Nyeri. Jakarta : Ditjen Pelayanan Keesehatan Tamsuri, A. (2014). Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : EGC Turk & Winter. (2005). The pain survival guide: How tu reclaim your life (APA Lifetools). Washington DC: American Phsychological Association Waluyo, S.J. & Suminar. S. (2017). Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap perubahan skala nyeri sedang pada pasien gastritis di klinik mboga sukoharjo. Jurnal Keperawatan Intan Husada. 5(1).