SAP Manajemen Nyeri Persalinan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN MATA AJARAN



: KEPERAWATAN MATERNITAS



POKOK BAHASAN



: MANAJEMEN NYERI PERSALINAN



SUB BAHASAN



: METODE YANG DAPAT DIPRAKTEKAN KELUARGA UNTUK MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN SELAMA PERSALINAN



SASARAN



: KELUARGA PASIEN



WAKTU



: 25 MENIT



TEMPAT



: RUANG TUNGGU VK



1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai manajemen nyeri pada persalinan selama 25 menit, peserta didik mampu menyebutkan metode-metode manajemen nyeri selama proses persalinan. 2. KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK Peserta didik adalah keluarga pasien 3. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS Setelah diberikan penjelasan tentang konsep manajemen nyeri: 3.1 Keluarga mampu mempraktekan manajemen nyeri selama persalinan. 3.2 Keluarga mampu membantu pasien mengurangi rasa nyeri selama persalinan. 4. POKOK BAHASAN Manajemen nyeri pada persalinan 5. SUB POKOK BAHASAN 5.1 Pengertian nyeri 5.2 Faktor yang menyebabkan nyeri 5.3 Metode manajemen nyeri selama persalinan 6. STRATEGI PEMBELAJARAN Terlampir 7. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (Durasi 25 Menit)



KEGIATAN



TAHAP



PENDIDIK Pra Kegiatan a. Menyiapkan materi (2 menit)



KEGIATAN PESERTA DIDIK a. mandiri



METODA



MEDIA



-



-



b. media



b. mandiri



-



-



c. tempat serta



c. mandiri



-



-



Ceramah



PowerPoin



Kegiatan



undangan a.



pembuka



Pendidik



(3 menit)



a. memberi



Menjawab salam



dan diskusi



salam, memperkenalkan diri



b.



Menyampai



b.



kan



Apersepsi



pengetahuannya



PowerPoin



tentang nyeri dan manajemen nyeri sesuai pemahaman peserta didik c.



Menyimak



c.



penjelasan dari



Mengungkapkan



pendidik.



tujuan kegiatan penyuluhan Uraian



d.



materi



Pendidik



(15menit)



d.



Peserta didik



menyampaikan



menyimak



materi



penjelasan peserta didik



e.



e.



Memberi kesempatan



Mengajuka n pertanyaan



pada Peserta didik



tentang hal–hal



untuk bertanya atau



yang belum



memberikan



dipahami.



tambahan f.



f.



Pendidik



Peserta didik



mengobservasi



memberikan



partisipasi Peserta



informasi



didik dalam diskusi



mengenai



Ceramah,



PowerPoin



dan Diskusi



Leaflet



LAMPIRAN 1.



STRATEGI PEMBELAJARAN a. Pendidik akan melakukan apersepsi tentang nyeri dan manajemen nyeri pada proses persalinan menggunakan media powerpoint dan leaflet. Setelah apersepsi didapat, pendidik akan memberikan reinforcement positif. b. Penyampaian materi pembelajaran disampaikan menggunakan media powerpoint. Powerpoint digunakan di area ruang tunggu pasien. Pendidik akan menggunakan cara penyampaian yang jelas dan interaktif, menjaga kontak mata dan tanggap terhadap respon audiens. c. Dalam proses pembelajaran akan diselingi dengan diskusi apabila ada hal-hal yang dirasakan kurang jelas bagi audiens dan dilakukan evaluasi saat itu juga dengan cara memberikan pertanyaan seputar hal yang sudah disampaikan dan didiskusikan kepada audiens. d. Audiens diharapkan antusias dalam proses pembelajaran, mau bertanya dan berdiskusi, apabila antusiasme tampak kurang, pendidik akan melemparkan pertanyaan terkait materi pembelajaran. Bila masih belum memuaskan antusiasmenya, akan di berikan kuis dengan hadiah yang sudah disiapkan. Setelah itu dilakukan evaluasi dengan cara bertanya kepada audiens sebagai review materi yang baru saja disampaikan. e. Leaflet disebarkan saat terakhir pembelajaran sebagai bahan bacaan dan memperkuat memori audiens tentang hal-hal yang sudah disesuaikan, dilanjutkan dengan kesimpulan dan penutup.



2.



URAIAN MATERI A. Pengertian Nyeri Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang akut atau pontensial, yang dapat muncul dengan tibatiba atau berlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan ahkir yang dapat diantisipasi dan durasinya lurang dari enam bulan (Wilkilson & Ahern, 2011). Pada keperawatan, rasa nyeri pada persalinan merupakan nyeri akut yang berhubungan



dengan dilatasi jaringan atau hipoksia jaringan dimana menekan atau menstimulasi ujung syaraf simpatis dan parasimpatis yang dibuktikan dengan ungkapan verbal rasa nyeri oleh pasien dan adanya perubahan tonus otot, perubahan autonomik, perilaku ekspresif, wajah topeng, perilaku menjaga atau melindungi, berfokus pada diri sendiri, dan gangguan selera makan serta tidur ( Doenges & Moorhouse, 2001; Wilkilson & Ahern, 2011). Manajemen nyeri sendiri digunakan untuk meringankan dan mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien (Wilkilson & Ahern, 2011). Metode dan teknik dalam manajemen nyeri bermacam-macam, yaitu farmakologi yang menggunakan obat-obatan dan non farmakologi yang tidak menggunakan obat-obatan, melainkan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti visualisasi , teknik relasasi , pola pernafasan dan sentuhan yang akan di jelaskan berikut dibawah ini (Ladewing, London & Olds, 2006). B. Etiologi Nyeri merupakan pengalaman universal yang dialami oleh seluruh ibu yang melahirkan, namun intensitas nyeri yang dialami dapat bervariasi. Rasa sakit atau nyeri yang dirasakan selama tahap pertama persalinan disebabkan peregangan serviks dan rasa sakit pada tahap kedua disebabkan peregangan vagina dan perineum ( Ladewing, London & Olds, 2006). Adapun sumber nyeri fisik selama persalinan ada empat, yaitu: 1. Iskemi jaringan, hipoksia atau kekurangan oksigen pada area otot uterus yang 2. 3. 4. 5.



disebabkan berkurangnya perfusi pada saat kontraksi Dilatasi servikal Tekanan dan penarikan pada struktur pelvis Tekanan pada uretra, kandung kemih dan rektum Distensi vagina dan perineum



Pada fase kala 1, peregangan atau iskemik jaringan merangsang sinaps yang berada di torakal 10,11, 12 dan lumbal 1. Pada kala II, impulsnya dibawa dari perineum ke sacrum 2,3,4 oleh syaraf pudendal. Sedangkan faktor yang memengaruhi nyeri secara psikososial adalah : 1. Pengalaman sebelumnya dalam menghadapi nyeri 2. kelelahan 3. positif atau negatifnya support sistem



4. lingkungan saat melahirkan 5. tingkat stress atau kecemasan yang dirasakan oleh klien 6. Kebudayaan C. Metode Manajemen Nyeri Pada Persalinan Terdapat beberapa teknik yang dapat dilakukan untuk mengatasi nyeri yang dialami pada saat persalinan, dapat berupa teknik nonfarmakologi ataupun farmakologi yang dapat dilakukan masing-masing atau dikombinasikan. Namun, teknik nonfarmakologi perlu diketahui oleh klien dan keluarga karena dapat diaplikasikan sendiri dalam mengatasi nyeri yang dialami pada saat melahirkan selain itu teknik nonfarmakologi dinilai mudah, aman dan murah untuk dilakukan. Diantaraya adalah: 1. Dukungan pada saat melahirkan yang berkelanjutan Dukungan secara berkelanjutan harus diberikan kepada ibu yang akan melahirkan berupa membantu memberikan dukungan emosional, meningkatkan kenyamanan, advokasi, memberi masukan, dan menenangkan klien. Biasanya dalam hal ini adalah petugas kesehatan atau lebih sering yaitu keluarga terdekat/pasangan klien. Keluarga dapat membantu klien untuk memberi sentuhan terapeutik, mengarahkan posisi relaksasi, membimbing teknik bernapas, memberikan pijatan, membantu memberikan posisi yang nyaman, memodifikasi lingkungan, atau melakukan terapi musik yang selanjutnya akan dijelaskan. Kehadiran keluarga terdekat akan membuat klien lebih nyaman dan mengurangi rasa nyeri yang dialami. 2.



Sentuhan Terapeutik Beberapa ibu merasakan kenyamanan melalui sentuhan selama persalinan. Minta ibu untuk menentukan area mana yang ingin disentuh. Teknik ini dapat di lakukan oleh keluarga pasien. Beberapa pasien menginginkan dberikan sentuhan yang lembut atau ada juga yang ingin lebih bertenaga. Biasanya usap atau sentuh secara perlahan-lahan area abdomen, sesuaikan dengan irama napas klien saat ada kontraksi dapat mengurangi ketidaknyamanan.



3.



Relaksasi dan Teknik Napas Dalam







Posisi Relaksasi Relaksasi adalah membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan yang



dengan sengaja diupayakan dan dipraktekkan. Kemampuan untuk relakasasi secara disengaja dan sadar dapat dimanfaatkan sebagai pedoman mengurangi ketidaknyamanan yang normal sehubungan dengan kehamilan (Salmah, 2006 ). Relaksasi dapat mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri yang ibu rasakan selama persalinan dan pelahiran. Membuat ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi) menjadi sakit jika kekurangan oksigen/ iskemik. Selain itu, konsentrasi mental yang terjadi saat ibu secara sadar merelakskan otot membantu mengalihkan perhatian ibu dari rasa sakit waktu kontraksi dan karena itu, akan mengurangi kesadaran ibu akan rasa sakit (Whalley, Simkin, & Keppleer, 2008). Relaksasi juga mampu meningkatkan keefektifan kontraksi uterus. Ketika dikombinasikan dengan pernapasan, relaksasi dapat membantu ibu bersalin mengatasi nyeri lebih efektif pada setiap kontraksi dan istirahat lebih penuh di antara kontraksi (Patree., Walsh. 2007). Terdapat beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan selama dalam keadaan istirahat atau selama proses persalinan : a. Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua b.



tangan rileks di samping di bawah lutut dan kepala diberi bantal. Berbaring miring, kedua lutut dan kedua lengan ditekuk, di bawah kepala diberi bantal dan di bawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak



c.



menggantung. Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan



d.



di samping telinga. Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat tidur. Kedua kaki tidak mengantung. Keempat posisi tersebut dapat dipergunakan selama ada his dan pada saat itu



ibu harus dapat mengonsentrasikan diri pada pernapasan atau pada sesuatu yang menyenangkan (Salmah, 2006). Melakukan pernapasan yang teratur dengan teknik napas dalam misalnya mampu membuat klien lebih tenang dan rileks.







Teknik napas dalam Teknik napas dalam merupakan salah satu teknik relaksasi yang mampu



mendistraksi klien dari nyeri yang dialami. Caranya dengan klien melihat pada satu titik konsentrasi disekitarnya dan melakukan pernapasan panjang secara perlahan menghirup melalui hidung dan menghembuskan perlahan melalui mulut. Dalam satu menit frekuensi napas yang dilakukan berkisar antara 6 hingga 9 kali per menit. Keluarga atau pasangan dapat membantu mengarahkan atau membimbing klien dalam melakukan pernapasan dalam ini. Terdapat beberapa manfaat dari pernapasan dalam diantaranya: 1. Teknik bernapas menjadi respon otomatis klien bila mengalami nyeri 2. Teknik bernapas juga dapat menjadi teknik relaksasi dalam menghadapi stressor 3. Pernapasan yang konstan dan beraturan membantu klien untuk tetap tenang selama proses persalinan 4. Teknik pernapasan yang baik dapat meningkatkan kontraksi dan fungsi meneran yang produktif 5. Pernapasan yang baik akan membuat suplai oksigen bagi ibu dan janin lebih terpenuhi. 4.



Massase/ Pijatan Massase/ pijatan dapat meningkatkan relaksasi dan menghilangkan nyeri karena dapat menstimulasi peningkatan endorfin dalam tubuh. Endorfin berfungsi untuk mengurangi transmisi sinyal antar sel saraf terutama persepsi nyeri, hal itulah yang menyebabkan klien terdistrasksi dari rasa nyeri. Pijatan pada area leher, pundak, punggung, kaki, dan tangan dapat sangat membantu meningkatkan kenyamanan pada klien. Kontraindikasi dilakukannya massase adalah bilah terdapat kemerahan di area kulit, vena yang varises, luka, dan adanya infeksi pada kulit Beberapa metode message yang biasa digunakan untuk merangsang saraf yang berdiameter besar yaitu: a. Metode Effluerage Pemijatan dengan menggunakan ujung jari yang di tekan secara lembut dan ringan di atas perut dan paha. Mulailah dengan tangan pada kedua sisi pusar. Gerakan tangan ke arah atas dan ke arah luar pusar, dan kembali ke bagian



pubik. Kemudian pindahkan kembali tangan ke arah pusar. Masase dapat diperluas sampai paha. Masase ini juga dapat dilakuakn sebagai gearkan saling menyilang, di sekitar sabuk pemantau janin. Gerakan jari menyilang b.



perut dari satu sisi ke sisi lainnya dari sabuk pemantau janin Metode deep back massage Pasien berbaring miring, kemudian bidan atau keluarga pasien menekan daerah secrum (torakal 10, 11, dan 12) secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya. Dapat memperlancar peredaran darah, meningkatkan



c.



relaksasi, serta menurunkan



nyeri



persalinan



(Firdayanti, 2009) Metode firm counter pressure Pasien dalam kondisi duduk kemudian bidan atau keluarga pasien menekan secrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan



d.



beraturan. Abdominal lifting Membaringkan pasien pada posisi terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan kearah puncak perut tanpa menekan kearah dalam, kemudian ulangi lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009).



5.



Ambulasi dan perubahan posisi Perubahan posisi secara teratur misalnya setiap 30 menit sekali (posisi duduk, berjalan, berdiri, berlutut, tidur miring) dapat membantu mempercepat proses menuju persalinan dan dapat membuat janin lebih cepat masuk ke area pelvis. Klien dapat berubah posisi sesuai kenyamanan klien dengan bantuan keluarga. Namun hindari posisi terlentang tanpa banta karena dapat memengaruhi proses percepatan persalinan dan dapat mengkompresi vena cava dan menurunkan darah yang mengalir kembali ke jantung. Berikut posisi dan manfaat yang dapat terjadi:  Berdiri : membuat nyeri kontraksi berkurang dan membuat kontraksi lebih sering terjadi, membantu janin mengarah lurus ke arah pelvis ibu







Berjalan : memiliki manfaat yang sama dengan berdiri, membantu janin







bergerang ke arah jalan lahir Berdiri dan bersandar ke depan (ke arah kasur, atau pasangan) : memiliki manfaat yang sama dengan berdiri, posisi yang baik untuk dilakukan usapan







pada punggung, terasa lebih nyaman daripada hanya berdiri Duduk bersandar dengan kasur bagian atas dinaikkan 45 derajat : membuat klien lebiih merasa beristirahat, memiliki gravitasi lebih besar dari pada







terlentang Tangan dan lutut dibawah (posisi merangkak) : membantu mengurangi nyeri pada area punggung, membantu bayu berotasi ke arah alan lahir,







menghindari tekanan berlebih pada hemoroid Berlutut : memiliki manfaat yang sama dengan posisi merangkak dan







mampu mengurangi tekanan pada area lengan dan tangan Tidur miring : merupakan posisi palling baik untuk membuat janin turun ke area jalan lahir, dapat mengurangi tekanan darah yang naik, memfasilitasi







relaksasi diantara setiap kontraksi Jongkok : membantu mengurangi nyeri pada area punggung, memperlebar jalan lahir, membantu janin untuk turun ke area jalan lahir



6.



Kompres dan Hidroterapi Penggunaan air hangat dengan cara di kompreskan pada area perut atau punggung dapat membantu otot-otot lebih rileks dan meningkatkan kenyamanan. Hal ini dapat disebabkan karena air hangat dapat menstimulasi syaraf yang akan dikulit untuk meningkatkan vasodilatasi pada pembuluh darah sehingga sirkulasi lebih lancar, nyeri kontraksi yang dirasakan juga dapat berkuang karena air hangat dapat memberi efek relaksasi. Secara manual, panas buatan dapat dilakukan dengan cara meletakkan botol air panas yang dibungkus dengan handuk di punggung mengurangi pegal punggung dan mengurangi nyeri. Hidroterapi juga dapat dilakukan dengan cara klien masuk untuk berendam di kolam/tempat yang sudah



diisi



air



hangat



(bila



memungkinkan).



Teknik



hidroterapi



ini



direkomendasikan untuk klien yang sudah memasuki fase aktif (pembukaan lebih



dari 5) untuk mencegah terjadinya penurunan kontraksi dan dapat dilakukan selama klien merasa nyaman. 7.



Modifikasi Lingkungan Lingkungan yang nyaman dapat membantu klien untuk tetap tenang/ rileks, mengurangi nyeri serta meningkatkan kenyamanan pada saat proses persalinan, diantaranya adalah:  Berikan pencahayaan sesuai kebutuhan penolong persalinan namun 



perhatikan juga kenyamanan klien Bawa barang yang familiar/ barang dari rumah ke Rumah Sakit untuk







meningkatkan kenyamanan dan perasaan aman Bila dapat dilakukan berikan terapi musik pada klien untuk meningkatkan







mood dan mendistraksi klien dari nyeri yang dialami Pertahankan ketenangan pada area lingkungan pasien. Lingkungan yang berisik dapat mengganggu ketenangan klien dan membuat klien merasa cemas. Buat lingkungan senyaman mungkin dengan berbicara perlahan, tingkatkan sentuhan pada klien, dan biacara seperlunya.



8.



Terapi Musik Pada penelitian baru-baru ini, alunan musik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri dengan cara mengalihkan perhatian dari nyeri ke musik sehingga pasien merasa rileks. Tapi hanya diterapkan pada pasien yang senang musik atau alunan nada. Dapat juga menggunakan alunan ayat Alquran atau suara musik alam seperti suara air terjun dan gemericik air.



Daftar Pustaka



Cunningham, F., Leveno, K., Gant, N., Alexander, G., Bloom, S., & Cassey, B. 2005. William Manual of Obstetrics. NewYork: McGraw-Hill. Firdayanti. (2009). Terapi Nyeri Persalinan Non Farmakologi. Jurnal Kesehatan, 9-17. London, M. L., Ladewig, P. W., Ball, J. W., & Bindler, R. C. (2002). Maternal-Newborn & Child Nursing Family Centered Care. London: Prenhall. Ricci, S. S. (2009). Maternity and Pediatric Nursing. Philadelphia: Lippincott.