Sap Pencegahan Dekubitus [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan



: Gangguan Sistem Integumen



Sub Pokok Bahasan



: Pencegahan Dekubitus



Sasaran



: Keluarga Pasien



Waktu



: 30 menit



Pelaksana



: Kelompok 3 Mahasiswa/(i) STIKes Eka Harap Angkatan VII



Hari/Tanggal Tempat



: Kamis, 20 September 2018 : Ruang ICU RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya



I.



Tujuan Intruksional Umum Setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan keluarga klien dapat



memahami mengenai PencegahanDekubitus. II.



Tujuan Intruksional Khusus Setelah diberikan



pendidikan kesehatan tentang Pencegahan Dekubitus



diharapkan keluarga klien: 1. Menjelaskan Kembali Pengertian Dekubitus 2. Menyebutkan Kembali Tipe Dekubitus 3. Menjelaskan Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus 4. Menjelaskan Penampilan Klinis Dekubitus 5. Menjelaskan Pencegahan Dekubitus 6. Mempraktikkan Perawatan Luka Dekubitus III.



Materi Penyuluhan 1. Pengertian Dekubitus 2. Tipe Dekubitus 3. Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus 4. Penampilan Klinis Dekubitus 5. Pencegahan Dekubitus 6. Perawatan Luka Dekubitus



IV.



Metode Ceramah dan Tanya Jawab



V.



Media Leaflet dan Poster



VI.



Setting Tempat



: Peserta : Moderator : Penyaji : Observer & Fasilitator : Dokumentasi



VII.



Kegiatan Penyuluhan



No 1



Durasi 3 menit



2



20 menit



Kegiatan Pendidikan Respon Peserta Pembukaan: 1. Mengucapkan salam. 1. Menjawab salam. 2. Memperkenalkan diri. 2. Mengenal penyuluh. 3. Menyampaikan tujuan 3. Mengerti tujuan dan dan maksud dari maksud dari penyuluhan. penyuluhan. 4. Mengetahui apa yang akan 4. Menyebutkan materi disampaikan. penyuluhan yang akan 5. Mendengarkan materi diberikan. penyuluhan yang diberikan. 5. Menjelaskan kontrak waktu dan mekanisme kegiatan. Pelaksanaan: 1. Menggali pengetahuan 1. Mendengarkan, dan pengalaman peserta memperhatikan serta mengenai Gagal Jantung berperan aktif dalam 2. Menjelaskan materi kegiatan. a. Pengertian Dekubitus 2. Memperhatikan dan b. Tipe Dekubitus mendengarkan materi c. Proses Terjadinya penyuluhan yang Dekubitus dan disampaikan. Faktor Penyebab Dekubitus d. Penampilan Klinis



3



4



5 menit



2 menit



Dekubitus e. Pencegahan Dekubitus f. Perawatan Luka Dekubitus Diskusi/ Tanya Jawab dan Evaluasi 1. Memberikan kesempatan peserta penyuluhan untuk mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. 2. Menjawab pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan. 3. Menanyakan kembali materi yang telah disampaikan. 4. Penyuluh menyimpulkan materi yang sudah disampaikan. Terminasi 1. Mengucapkan terima kasih. 2. Mengucapkan salam. 3. Tim penyuluh membagikan leaflet kepada peserta penyuluhan.



1. Peserta penyuluhan mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami. 2. Mendengarkan dan memperhatikan jawaban penyaji mengenai pertanyaan peserta penyuluhan. 3. Para peserta penyuluhan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji. 4. Para peserta penyuluhan mendengarkan kesimpulan materi yang disampaikan .



1. Peserta mendengarkan. 2. Menjawab salam. 3. Menerima leaflet yang dibagikan tim penyuluh.



VIII. Pengorganisasian 1. Penyuluh: Joni Purwanto & Margareta Arfina 2. Moderator: Relias Alva Talenta 3. Observer & Fasilitator: Anggi Eka Putra P 4. Dokumentasi: Irfan Eka Wahyu



IX.



Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur 1) Tempat dan alat sesuai rencana. 2) Peran dan tugas sesuai rencana. 3) Setting tempat sesuai dengan rencana. 2. Evaluasi Proses 1) Selama kegiatan semua peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan. 2) Selama kegiatan semua peserta aktif. 3. Evaluasi Hasil 1) Peserta dapat mengerti tentang Perawatan Luka dan Pencegahan Dekubitus 2) Peserta dapat mengerti, mempraktikkan serta menerapkan dirumah



MATERI PENYULUHAN



1.1



Pengertian Dekubitus Ulkus Dekubitus atau istilah lain Bedsores adalah kerusakan/kematian kulit



yang terjadi akibat gangguan aliran darah setempat dan iritasi pada kulit yang menutupi tulang yang menonjol, dimana kulit tersebut mendapatkan tekanan dari tempat tidur, kursi roda, gips, pembidaian atau benda keras lainnya dalam jangka waktu yang lama. Luka dekubitus, juga disebut ulkus dekubitus atau luka pada tempat tidur, adalah area kemerahan, luka, atau ulkus pada kulit di atas penonjolan tulang. Ulkus dekubitus atau luka tekan terjadi akibat tekanan yang sama pada suatu bagian tubuh yang mengganggu sirkulasi. Pertama jaringan kulit memerah. Jika sel mati (nekrosis) akibat kurang nutrisi kulit rusak dan pembentukan ulkus. Akibatnya luka baring menjadi lebih besar dan dalam. Bagian tubuh yang sering mengalami ulkus dekubitus adalah bagian dimana terdapat penonjolan tulang, yaitu bagian siku, tumit, pinggul, pergelangan kaki, bahu, punggung dan kepala bagian belakang. 1.2



Tipe Dekubitus Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk penyembuhan dari suatu ulkus



dekubitus dan perbedaan temperatur dari ulkus dengan kulit sekitarnya, dekubitus dapat dibagi menjadi tiga; 1.2.1



Tipe Normal Mempunyai



beda



temperatur



sampai



dibawah



lebih



kurang



2,5oC



dibandingkan kulit sekitarnya dan akan sembuh dalam perawatan sekitar 6 minggu. Ulkus ini terjadi karena iskemia jaringan setempat akibat tekanan, tetapi aliran darah dan pembuluh-pembuluh darah sebenarnya baik. 1.2.2



Tipe Arterioskelerosis Mempunyai beda temperatur kurang dari 1oC antara daerah ulkus dengan kulit



sekitarnya. Keadaan ini menunjukkan gangguan aliran darah akibat penyakit pada



pembuluh darah (arterisklerotik) ikut perperan untuk terjadinya dekubitus disamping faktor tekanan. Dengan perawatan, ulkus ini diharapkan sembuh dalam 16 minggu. 1.2.3



Tipe Terminal Terjadi pada penderita yang akan meninggal dunia dan tidak akan sembuh.



1.3



Proses Terjadinya Dekubitus dan Faktor Penyebab Dekubitus Tekanan daerah pada kapiler berkisar antara 16 mmHg-33 mmHg. Kulit akan



tetap utuh karena sirkulasi darah terjaga, bila tekanan padanya masih berkisar pada batas-batas



tersebut.



Tetapi



sebagai



contoh



bila



seorang



penderita



immobil/terpancang pada tempat tidurnya secara pasif dan berbaring diatas kasur busa maka tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70 mmHg dan daerah tumit mencapai 30-45 mmHg. Tekanan akan menimbulkan daerah iskemik dan bila berlanjut terjadi nokrosis jaringan kulit. Percobaan pada binatang didapatkan bahwa sumbatan total pada kapiler masih bersifat reversibel bila kurang dari 2 jam. Seorang yang terpaksa berbaring berminggu-minggu tidak akan mengalami dakubitus selama dapat mengganti posisi beberapa kali perjammnya. Selain faktor tekanan, ada beberapa faktor mekanik tambahan yang dapat memudahkan terjadinya dekubitus: 1.3.1



Faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada penderita



dengan posisi dengan setengah berbaring 1.3.2



Faktor terlipatnya kulit akiab gesekan badan yang sangat kurus dengan alas



tempat tidur, sehingga seakan-akan kulit “tertinggal” dari area tubuh lainnya. 1.3.3



Faktor teragannya kulit akibat daya luncur antara tubuh dengan alas



tempatnya berbaring akan menyebabkan terjadinya iskemia jaringan setempat. 1.3.4



Faktor tubuh sendiri (faktor intrinsik) juga berperan untuk terjadinya



dekubitus antara lain: 1) Faktor Intrinsik Selama penuaan, regenerasi sel pada kulit menjadi lebih lambat sehingga kulit akan tipis (tortora & anagnostakos, 2015)



(1) Kandungan kolagen pada kulit yang berubah menyebabkan elastisitas kulit berkurang sehingga rentan mengalami deformasi dan kerusakan. (2) Kemampuan



sistem



kardiovaskuler



yang



menurun



dan



sistem



arteriovenosus yang kurang kompeten menyebabkan penurunan perfusi kulit secara progresif. (3) Sejumlah penyakit yang menimbulkan seperti DM yang menunjukkan insufisiensi kardiovaskuler perifer dan penurunan fungsi kardiovaskuler seperti pada sistem pernapasan menyebabkan tingkat oksigenisasi darah pada kulit menurun. (4) Status gizi, underweight atau kebalikannya overweight (5) Anemia (6) Hipoalbuminemia yang mempermudah terjadinya dekubitus dan memperjelek penyembuhan dekubitus, sebaliknya bila ada dekubitus akam menyebabkan kadar albumin darah menurun (7) Penyakit-penyakit



neurologik,



penyakit-penyakit



yang



merusak



pembuluh darah, juga mempermudah dan meperjelek dekubitus (8) Keadaan hidrasi/cairan tubuh perlu dinilai dengan cermat. 2) Faktor Ekstrinsik (1) Kebersihan tempat tidur (2) Alat-alat tenun yang kusut dan kotor, atau peralatan medik yang menyebabkan penderita terfiksasi pada suatu sikap tertentu juga memudahkan terjadinya dekubitus. (3) Duduk yang buruk (4) Posisi yang tidak tepat (5) Perubahan posisi yang kurang



1.4



Penampilan Klinis Dekubitus Karakteristik penampilan klinis dari dekubitus dapat dibagi sebagai berikut;



Derajat I



Reaksi peradangan masih terbatas pada epidermis, tampak sebagai daerah kemerahan/eritema indurasi atau lecet. Derajat II Reaksi yang lebih dalam lagi sampai mencapai seluruh dermis hingga lapisan lemah subkutan, tampak sebagai ulkus yang dangkal, degan tepi yang jelas dan perubahan warna pigmen kulit. Derajat III Ulkus menjadi lebih dalam, meliputi jaringan lemak subkutan dan menggaung, berbatasan dengan fascia dari otot-otot. Sudah mulai didapat infeksi dengan jaringan nekrotik yang berbau. Derajat IV Perluasan ulkus menembus otot, hingga tampak tulang di dasar ulkus yang dapat mengakibatkan infeksi pada tulang atau sendi. Mengingat patofisiologi terjadinya dekubitus adalah penekanan pada daerahdaerah tonjolan tulang, harusla diingat bahwa kerusakan jaringan dibawah tempat yang mengalami dekubitus adalah lebih luas dari ulkusnya. 1.5



Pencegahan Dekubitus Karena dekubitus lebih mudah dicegah daripada diobati, maka sedini mungkin



harus dicegah dengan cara : 1.5.1



Anjurkan pasien untuk duduk dikursi roda atau seri gery untuk menegakkan



mereka setiap 10 menit untuk mengurangi tekanan atau membantu pasien melakukannya. 1.5.2



Anjurkan masukan cairan dan nutrisi yang tepat dan adekuat. Karena



kerusakan kulit lebih mudah terjadi dan lambat untuk sembuh jika nutrisi pasien buruk. 1.5.3



Segera membersihkan feses atau urin dari kulit karena bersifat iritatif terhadap



kulit. 1.5.4



Jaga agar kulit tetap kering



1.5.5



Jaga agar linen tetap kering dan bebas dari kerutan



1.5.6



Beri perhatian khusus pada daerah – daerah yang beresiko terjadi dekubitu.



1.5.7



Gunakan kain pengalas bila memindahkan pasien tirah baring



1.5.8



Lakukan latihan gerak miring kanan miring kiri minimal 2x sehari.



1.5.9



Gunakan kasur busa, kasur kulit atau kasur perubah tekanan.



DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI. 2010. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta. JNPK_KR.2012. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Kozier, Barbara, 2015, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice : Sixth edition, Menlo Park, Calofornia. Sjamsuhidayat, R. Wim de jong. (2015). Buku Ajar Ilmu Bedah,



Jakarta, EGC