SAP Penyuluhan Cuci Hidung [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



SATUAN ACARA PENYULUHAN



Topik



Sub Topik



Sasaran



Mencegah Bahaya Kabut Asap Pengenalan Akan Bahaya Kabut Asap dan Upaya Pencegahan Sederhana yang Dapat Dilakukan, antara lain Pencucian Hidung dan Pemakaian Masker Pasien Poli THT-KL RSUD SSMA Kota Pontianak



Hari/Tanggal



Rabu, 16 Agustus 2017



Waktu



09.00 WIB – Selesai



Tempat



Ruang Tunggu Poliklinik THT-KL RSUD SSMA Kota Pontianak



Penyuluh



Cindy Christianti, Jovi P. Siagian, Scholastyka Febrylla



I. TUJUAN Tujuan umum



Tujuan Khusus



Masyarakat mengetahui bahaya menghirup kabut asap Masyarakat memahami upaya pencegahan bahaya yang ditimbulkan kabut asap bagi kesehatan.  Masyarakat mengetahui kandungan kabut asap yang berbahaya bagi sistem pernapasan  Masyarakat mengetahui berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan karena menghirup kabut asap  Masyarakat mengetahui berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah bahaya yang ditimbulkan kabut asap  Masyarakat mengetahui cara dan langkah-langkah mencuci hidung sebagai upaya pencegahan yang sederhana terhadap bahaya yang ditimbulkan kabut asap bagi kesehatan  Masyarakat memahami pentingnya penggunaan masker sebagai upaya pencegahan yang sederhana terhadap bahaya yang ditimbulkan kabut asap bagi kesehatan



1



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



II. MATERI PENYULUHAN A. Fungsi Hidung Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta menghangatkan udara yang dihirupkan ke dalam paru-paru. Hidung bertanggung jawab terhadap olfaktori atau penghidu karena reseptor olfaksi terletak dalam mukosa hidung. Dalam hal pernafasan, udara yang diinspirasi melalui rongga hidung akan menjalani tiga proses yaitu penyaringan (filtrasi), penghangatan, dan pelembaban. Penyaringan dilakukan oleh membran mukosa pada rongga hidung yang sangat kaya akan pembuluh darah dan glandula serosa yang mensekresikan mukus cair untuk membersihkan udara sebelum masuk ke oropharynx. Penghangatan dilakukan oleh jaringan pembuluh darah yang sangat kaya pada ephitel nasal dan menutupi area yang sangat luas dari rongga hidung. Dan pelembaban dilakukan oleh konka, yaitu suatu area penonjolan tulang yang dilapisi oleh mukosa. Epithellium olfactory pada bagian medial rongga hidung memiliki fungsi dalam penerimaan sensasi bau. B. Kabut Asap Indonesia mempunyai hutan ke-3 terluas dunia setelah Brazil dan Zaire. Luas hutan Indonesia kini diperkirakan mencapai 120,35 juta hektar atau 63 persen luas daratan.1 Kebakaran hutan di Indonesia menjadi langganan setiap tahun di musim kemarau dan menjadi bencana besar tidak hanya bagi masyarakat lokal namun dampaknya juga dirasakan di negara tetangga. Kebakaran hutan sering terjadi akibat cara mempersiapkan lahan pertanian dan hutan tanaman industri dilakukan dengan cara pembakaran. Propinsi yang mengalami lebih dari 1500 kebakaran hutan pertahun antara lain: Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Pada saat kebakaran hutan tahun 2011, kualitas udara di wilayah Kalimantan Barat sudah pada tahap membahayakan kesehatan dengan kadar debu >1.490 μg/m3 (batas yang diperkenankan 230 μg/m 3).2 Pada tanggal 6 Agustus 2017 konsentrasi kadar partikel udara berukuran 10 mikrometer mencapai kategori sedang pada waktu tengah hari, walaupun pada pagi hari terdapat hujan.



2



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



Kabut asap yang timbul akibat kebakaran hutan dan lahan di sekitar Riau, Sumatera Selatan,Jambi dan Kalimantan terjadi hampir setiap tahun terkadang kondisinya mengkhawatirkan dan merugikan. Kabut asap juga menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. akan lebih mudah terjadi pada orang yang yang sudah mempunyai gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak. World Wildlife Fund (WHO) memperkirakan sekitar 20 juta orang Indonesia telah terpajan asap kebakaran hutan yang mengakibatkan berbagai gangguan paru dan sistem pernapasan.3 Komposisi asap Asap merupakan perpaduan atau campuran karbon dioksida, air, zat yang terdifusi di udara, zat partikulat, hidrokarbon, zat kimia organik, nitrogen oksida dan mineral. Ribuan komponen lainnya dapat ditemukan tersendiri dalam asap. Komposisi asap tergantung dari banyak faktor, yaitu jenis bahan pembakar, kelembaban, temperatur api, kondisi angin dan hal lain yang mempengaruhi cuaca, baik asap tersebut baru atau lama. Jenis kayu dan tumbuhan lain yang terdiri dari selulosa, lignin, tanin, polifenol, minyak, lemak, resin, lilin dan tepung, akan membentuk campuran yang berbeda saat terbakar. Bahan yang terkandung di dalam asap terdiri dari karbon dioksida, uap air, karbon monoksida, partikel-partikel, hidrokarbon serta zat kimia organik lainnya, nitrogen oksida dan mineral-mineral lainnya.2,4 Materi partikulat atau Particulate Matter (PM) merupakan bagian penting dalam asap kebakaran untuk pajanan jangka pendek (jam atau mingguan). Materi partikulat adalah partikel tersuspensi, yang merupakan campuran partikel solid dan dropletcair. Karakteristik dan pengaruh potensial materi partikulat terhadap kesehatan 3



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



tergantung pada sumber, musim, dan keadaan cuaca. Materi partikulat dibagi menjadi:2,5 



Ukuran lebih dari 10 mikrometer biasanya tidak sampai ke paru; dapat mengiritasi







mata, hidung dan tenggorokan. Partikel kurang atau sama dengan 10 mikrometer; dapat terinhalasi sampai ke



 



paru. Partikel kasar (coarse particles) berukuran 2,5 – 10 mikrometer. Partikel halus (fine particles) berdiameter kurang dari 2,5 mikrometer. Partikel debu atau materi partikulat melayang (suspended particulate matter)



merupakan campuran sangat rumit berbagai senyawa organik dan anorganik di udara dengan diameter 3 tahun yang sehat dan sudah bisa mengikuti instruksi, serta orang-orang dengan riwayat alergi hidung, sinusitis, sakit pada saluran nafas, atau penyakit lain atas instruksi dokter. Adapun alat dan bahan yang diperlukan antara lain: a. Air mineral 200 ml + garam ½ sendok teh, atau infuse NaCl (garam fisiologis) b. Spuit 10 cc tanpa jarum c. Kom/mangkok d. Baskom e. Tissue Langkah-langkah mencuci hidung adalah sbb: 1) Tuangkan cairan pencuci hidung ke dalam wadah 2) Ambil cairan menggunakan spuit 3) Posisi spuit lurus ke dalam lubang hidung, mulut dibuka 4) Semprotkan cairan pencuci hidung ke dalam rongga hidung 5) Bersihkan hidung dengan tissue 6) Buang tissue ke tempat sampah Sumber 1. Rumajomi HB. Kebakaran hutan di Indonesia dan dampaknya terhadap kesehatan [Makalah pengantar Filsafah Sains, Program Pasca Sarjana]. Bogor: Institut Pertanian. Bogor; 2006. 2. Faisal F, Yunus F, Harahap F. Dampak Asap Kebakaran Hutan pada Pernapasan. CDK-189. Vol 39 No. 01. 2012 3. Brauer M. Health impact of biomass air pollution. WHO. [cited 2017 Aug 10]. Available from: http//www.firesmokeheealth.org 10



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



4. Dawud Y. Smoke episodes and assessment of health impacts related to haze from forest fires: Indonesian experience. The Indonesian Association of Pulmonologist, Persahabatan Hospital Jakarta; 1999.p 313-22 5. D Schwela. The WHO-unepwmo Health Guidelines for Vegetation Fire Events. Department of Protection of the Human Environment, Occupational and Evironmental. Dec 4th 2001 6. Malilay J. A review of factors affecting the human health impacts of air pollutants from forest fires. Health guideline for vegetation fire. WHO october 1998.255-70 III. METODE, MEDIA, SUMBER METODE



Penyuluhan Kelompok



MEDIA SUMBER



Presentasi power point, video interaktif, dan leaflet Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung dan Tenggorok FKUI



IV. KEGIATAN KEGIATAN WAKTU



TAHAP KEGIATAN PENYULUH



V.



09.00 – 09.10



Pendahuluan



09.10 – 09.50



Kegiatan Inti



09.50 – 10.10



Sesi Tanya Jawab



10.10 – 10.15



Penutup



Cindy Christianti Jovi P. Siagian Scholastyka Febrylla Cindy Christianti Jovi P. Siagian Scholastyka Febrylla Cindy Christianti Jovi P. Siagian Scholastyka Febrylla Cindy Christianti Jovi P. Siagian Scholastyka Febrylla



EVALUASI



11



SASARAN Pasien Poli THT Pasien Poli THT Pasien Poli THT Pasien Poli THT



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



PROSEDUR



Lisan



BENTUK



Tanya jawab dan umpan balik



JENIS



Laporan tertulis



PERTANYAAN



Dari audiens ke presentan: 1. Manakah bagian luar/dalam yang benar dari masker biasa/bedah? Benarkah memakai bagian berwarna di dalam saat musim kabut asap? 2. Berapakah usia anak minimal untuk dilakukan cuci hidung?



12



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



TATA LAKSANA PENYULUHAN KELOMPOK (DI RUANG TUNGGU, RAWAT JALAN MAUPUN RAWAT INAP) Tata laksana penyuluhan kelompok ini merupakan rangkaian hal-hal yang harus dilakukan dalam pelaksanaan penyuluhan kelompok yang dilaksanakan oleh petugas di ruang tunggu rawat jalan maupun rawat inap. Rangkaian tata laksana ini bertujuan agar kegiatan penyuluhan kelompok dapat berjalan efektif dan berkualitas. Penyampaian informasi mengenai \kesehatan dapat disampaikan secara terstruktur sesuai dengan standar pelaksanaan penyuluhan kelompok yang berlaku. Selama penyuluhan kelompok ini dilakukan oleh petugas penyuluh, tim PKRS RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie akan melakukan penilaian pelaksanaan penyuluhan tersebut dengan mengamati urutan tata laksana penyuluhan kelompok selama penyuluhan berlangsung. Rangkaian tata laksana penyuluhan kelompok antara lain : PEMBUKAAN 1.



Penyuluh mengucapkan salam



2.



Penyuluh membina hubungan antar manusia dengan sasaran penyuluhan (misalnya menayakan apa kabar, berkenalan dengan beberapa orang sasaran, dst.)



INTI KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK 1.



Penyuluh menanyakan masalah apa (bisa berupa penyakit, kekurangan gizi, kematian, dsb) yang sedang dihadapi sasaran atau masyarakat di tempat tinggal sasaran.



2.



Penyuluh mengaitkan masalah yang dikemukakan sasaran dengan data masalah kesehatan yang dimiliki penyuluh / RS dan ditetapkan sebagai topik penyuluhan kelompok yang akan dilakukan.



3.



Penyuluh menanyakan mengapa masalah tersebut bisa terjadi (penyebab masalah)



4.



Penyuluh menanyakan mengapa kenapa penyebab itu bisa muncul / terjadi



5.



Penyuluh memberikan penjelasan tentang masalah yang dihadapi tersebut, penyebab, munculnya penyebab, pencegahan, dan peningkatan, pengobatan / perawatan, rehabilitasi



6.



Penyuluh menggunakan media / alat bantu secara tepat untuk lebih memperjelas penyampaian pesan



7.



Penyuluh memberi kesempatan kepada sasaran untuk bertanya tentang hal-hal yang diterangkan 13



Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak



8.



Penyuluh memberi kesempatan peserta untuk bertanya hal-hal lain terkait kesehatan sasaran / masyarakat umumnya



9.



Penyuluh memberikan penjelasan semua hal yang ditanyakan dengan jelas



10. Penyuluh menjanjikan untuk mencari jawaban bila tidak menguasai hal yang ditanyakan sasaran PENUTUP 1.



Penyuluh menyimpulkan materi yang telah dibahas



2.



Penyuluh merumuskan perilaku yang harus dilakukan sasaran untuk mencegah, mengobati, merawat dan meningkatkan kesehatan pasien maupun yang masih sehat



3.



Penyuluh mengucapkan salam penutup



TEKNIS PELAKSANAAN PENYULUHAN KELOMPOK : 1.



Setiap ruangan memberikan jadwal penyuluhan setiap bulannya kepada tim PKRS



2.



Setiap petugas penyuluhan harus membuat Satuan Acara Penyuluhan (contoh terlampir, dapat ditulis/diketik ulang)



3.



Jika memerlukan media pendukung dalam penyampaian informasi pada penyuluhan kelompok, segera menghubungi tim PKRS. Media penyuluhan yang dibutuhkan akan disesuaikan dengan inventaris



4.



Setiap ruangan harus memberi tahu / menghubungi tim PKRS apabila ada pelaksanaan penyuluhan kelompok agar dapat dilakukan pendokumentasian kegiatan penyuluhan



5.



Peserta penyuluhan mengisi daftar hadir / absensi yang telah disediakan oleh tim PKRS (contoh terlampir, dapat dicopy)



6.



Setelah penyuluhan selesai, absensi yang sudah diisi peserta/sasaran dicopy dan diberikan kepada tim PKRS (sebagai data PKRS)



7.



Setiap petugas / penyuluh membuat laporan penyuluhan kelompok (contoh terlampir, dapat dicopy)



8.



Setelah penyuluhan selesai, laporan penyuluhan kelompok yang telah dibuat dicopy dan diberikan kepada tim PKRS (sebagai data PKRS)



NB : setiap kegiatan penyuluhan kelompok disetiap ruangan perlu dikoordinasikan dengan tim PKRS Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimkasih.



14