15 0 203 KB
SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN LUKA DI RUMAH
Disusun oleh: Hambali
PROGRAM STUDI (S1) KEPERAWATAN STIKES BUDHI LUHUR CIMAHI 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN Materi Ajaran
: Promosi Kesehatan
Pokok Bahasan
: Perawatan Luka di Rumah
Sasaran
: Keluarga dan Klien di Lantai 4 Bedah
Hari/tanggal
:
Waktu
: 1 x pertemuan ( @ 45 menit)
Tempat
: Lantai 4 Bedah
Pemberi Materi
: Hambali
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mengikuti proses penyuluhan, klien dan keluarga mampu mempraktikkan cara perawatan luka yang benar dan tepat. KARAKTERISTIK PESERTA PENYULUHAN Keluarga dan klien dengan luka yang dirawat di Lantai 4 Bedah dan mampu berinteraksi ANALISIS TUGAS Know 1. Mengetahui apa itu pengertian luka dan perawatan luka 2. Mengetahui jenis-jenis luka dan indikasi luka yang dirawat di rumah 3. Mengetahui proses dan komplikasi penyembuhan luka 4. Mengetahui manfaat perawatan luka 5. Mengetahui cara perawatan luka Do 1.
Mampu melakukan perawatan luka
Show 1. Memperhatikan dengan seksama saat penyuluhan 2. Antusias mengikuti penyuluhan yang ditunjukkan dengan keaktifan bertanya TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti penyuluhan, klien dan keluarga mampu: 1.
Mengetahui pengertian luka dan perawatan luka
2.
Mengetahui jenis-jenis luka dan indikasi luka yang dirawat di rumah
3.
Mengetahui proses dan komplikasi penyembuhan luka
4.
Mengetahui manfaat perawatan luka
5.
Melakukan perawatan luka
POKOK BAHASAN Perawatan Luka SUB POKOK BAHASAN I. Luka 1.1. Pengertian Luka 1.2. Jenis-jenis Luka 1.3 Indikasi luka dirawat di rumah 1.4 Proses dan Komplikasi Penyembuhan Luka 1.5 Komplikasi Penyembuhan Luka II. Perawatan Luka 2.1 Pengertian Perawatan Luka 2.2 Tujuan Perawatan Luka 2.3 Cara Perawatan Luka MATERI PENGAJARAN Dilampirkan ALOKASI WAKTU Pra Interaksi
: 10 menit
Pembukaan
: 3 menit
Penjelasan materi
: 20 menit
Tanya jawab dan evaluasi
: 7 menit
Ringkasan/penutup
: 3 menit
STRATEGI PENGAJARAN 1. Menjelaskan pengertian, jenis-jenis, indikasi luka dirawat di rumah, proses penyembuhan, dan komplikasi luka dengan metode ceramah dan media leaflet. 2. Menjelaskan cara perawatan luka dengan menggunakan metode simulasi. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Tahap
Kegiatan Pemberi
Kegiatan
Materi
Peserta
Metode
Media
Waktu
Didik Mempersiapkan
10 menit
uraian materi Pra Interaksi
Mempersiapkan alat dan ruangan Mempersiapkan
Pembukaan
peserta didik Mengucapkan
Menyimak
Ceramah
5 menit
Menjelaskan tujuan
Menyimak
Ceramah
Menjelaskan materi
Menyimak
Ceramah
Penjelasan
yang akan dibahas Pengertian Luka
Menyimak
Ceramah
materi
Jenis-jenis luka
Menyimak
Ceramah
Mekanisme
Menyimak
Ceramah
E
Menyimak
Ceramah
A
Menyimak
Ceramah
F
Menyimak
Ceramah
Menyimak
Ceramah
salam
L
terjadinya Luka Proses Penyembuhan Luka Komplikasi Penyembuhan Luka Tujuan Luka
Perawatan
L
25 menit
Perkembangan
Menyimak
Ceramah
Perawatan Luka Bahan, Alat, dan Cara Tanya
E Menyimak Ceramah
Perawatan
Luka Mengulang kembali
Jawab dan
tujuan perawatan
Evaluasi
luka Mengulang kembali
Menjawab
Tanya
T 10 menit
Jawab Menjawab
perawatan luka Mendemonstrasika n cara perawatan Penutupan
luka Menyimpulkan
Demonstras i
Menyimak
uraian materi Menanyakan
Bertanya
komentar peserta didik Menjawab
Menyimak
komentar peserta didik Salam perpisahan dan ucapan terima kasih MEDIA PENGAJARAN
Leaflet
Alat peraga
METODE PENGAJARAN
Ceramah dan Tanya Jawab
Simulasi
Menyimak
5 menit
EVALUASI
Secara lisan dapat menyebutkan a. Manfaat perawatan luka b. Indikasi luka yang dirawat di rumah
Melakukan demonstrasi perawatan luka
SUMBER MATERI Smeltzer and Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Brunner and Sudarth Edisi 8. Jakarta: EGC. Dr.Hendra Utama 2002, Ilmu Penyakit Dalam Barbara C.Long, 2000; Perawatan Medikal Bedah, Brunner dan Suddarth, 2002; “Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah“ EGC, Jakarta Morison, Moya J., Seri Pedoman Praktis Manajemen luka, EGC Kedokteran, Jakarta, 2004.
Lampiran MATERI PENGAJARAN PERAWATAN LUKA A. PENGERTIAN LUKA
Luka adalah suatu gangguan dari kondisi normal pada kulit. Luka adalah kerusakan keutuhan kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain. Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul: 1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ 2. Respon stres simpatis 3. Perdarahan dan pembekuan darah 4. Kontaminasi bakteri 5. Kematian sel B. JENIS-JENIS LUKA 1. Berdasarkan kedalaman dan luasnya luka a. Stadium I : Luka Superfisial (“Non-Blanching Erithema) : yaitu luka yang terjadi pada lapisan epidermis ( paling luar ) kulit. b. Stadium II : Luka “Partial Thickness” : yaitu hilangnya lapisan kulit pada lapisan epidermis dan bagian atas dari dermis. Merupakan luka stadium satu dan ditambah dengan adanya tanda klinis seperti abrasi (pengulupasan yang tidak normal), blister (kantung yang berisi cairan/darah ) atau lubang yang dangkal. c. Stadium III : Luka “Full Thickness” : yaitu hilangnya kulit keseluruhan meliputi kerusakan atau nekrosis jaringan subkutan yang dapat meluas sampai bawah tetapi tidak melewati jaringan yang mendasarinya. Lukanya sampai pada lapisan epidermis, dermis dan fasia tetapi tidak mengenai otot. Luka timbul secara klinis sebagai suatu lubang yang dalam dengan atau tanpa merusak jaringan sekitarnya. d. Stadium IV : Luka “Full Thickness” yang telah mencapai lapisan otot, tendon dan tulang dengan adanya destruksi/kerusakan yang luas.
3. Berdasarkan mekanisme terjadinya luka : 1.
Luka insisi, terjadi karena teriris oleh instrumen/benda yang tajam. Misal yang
terjadi akibat pembedahan. 2. Luka memar , terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan dan dikarakteristikkan oleh cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak. 3. Luka lecet, terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam. 4. Luka tusuk, terjadi akibat adanya benda, seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil. 5. Luka gores, terjadi akibat benda yang tajam seperti oleh kaca atau oleh kawat.
6. Luka tembus, yaitu luka yang menembus organ tubuh biasanya pada bagian awal luka masuk diameternya kecil tetapi pada bagian ujung biasanya lukanya akan melebar. 7. Luka Bakar
C. PROSES PENYEMBUHAN LUKA 1. Prinsip Penyembuhan Luka Ada beberapa prinsip dalam penyembuhan luka menurut Taylor (1997) yaitu:
Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh luasnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang.
Respon tubuh pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga.
Respon tubuh secara sistemik pada trauma.
Aliran darah ke dan dari jaringan yang luka.
Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk mempertahankan diri dari mikroorganisme.
Penyembuhan normal ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
2. Fase Penyembuhan Luka Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga berhubungan dengan regenerasi jaringan. Fase penyembuhan luka digambarkan seperti yang terjadi pada luka pembedahan (Kozier,1995): a. Fase Inflamatori Fase ini terjadi segera setelah luka dan berakhir 3 – 4 hari. Dua proses utama terjadi pada fase ini yaitu hemostasis dan pagositosis. Hemostasis (penghentian perdarahan) akibat fase konstriksi pembuluh darah besar di daerah luka, retraksi pembuluh darah, endapan fibrin (menghubungkan jaringan) dan pembentukan bekuan darah di daerah luka. Bekuan darah dibentuk oleh platelet yang menyiapkan matrik fibrin yang menjadi kerangka bagi pengambilan sel. Scab (keropeng) juga dibentuk dipermukaan luka. Bekuan dan jaringan mati, scab membantu hemostasis dan mencegah kontaminasi luka oleh mikroorganisme. Dibawah scab epithelial sel berpindah dari luka ke tepi. Epitelial sel membantu
sebagai barier antara tubuh dengan lingkungan dan mencegah masuknya mikroorganisme. Fase inflamatori juga memerlukan pembuluh darah dan respon seluler digunakan untuk mengangkat benda-benda asing dan jaringan mati. Suplai darah yang meningkat ke jaringan membawa bahan-bahan dan nutrisi yang diperlukan pada proses penyembuhan. Pada akhirnya daerah luka tampak merah dan sedikit bengkak. Selama sel berpindah lekosit (terutama neutropil) berpindah ke daerah interstitial. Tempat ini ditempati oleh makrofag yang keluar dari monosit selama lebih kurang 24 jam setelah cidera/luka. Makrofag ini menelan mikroorganisme dan sel debris melalui proses yang disebut pagositosis. Makrofag juga mengeluarkan faktor angiogenesis (AGF) yang merangsang pembentukan ujung epitel diakhir pembuluh darah. Makrofag dan AGF bersama-sama mempercepat proses penyembuhan. Respon inflamatori ini sangat penting bagi proses penyembuhan. b. Fase Proliferatif Fase kedua ini berlangsung dari hari ke-3 atau 4 sampai hari ke-21 setelah pembedahan. Fibroblast (menghubungkan sel-sel jaringan) yang berpindah ke daerah luka mulai 24 jam pertama setelah pembedahan. Diawali dengan mensintesis kolagen dan substansi dasar yang disebut proteoglikan kira-kira 5 hari setelah terjadi luka. Kolagen adalah substansi protein yang menambah tegangan permukaan dari luka. Jumlah kolagen yang meningkat menambah kekuatan permukaan luka sehingga kecil kemungkinan luka terbuka. Selama waktu itu sebuah lapisan penyembuhan nampak dibawah garis irisan luka. Kapilarisasi tumbuh melintasi luka, meningkatkan aliran darah yang memberikan oksigen dan nutrisi yang diperlukan bagi penyembuhan. Fibroblast berpindah dari pembuluh darah ke luka membawa fibrin. Seiring perkembangan kapilarisasi jaringan perlahan berwarna merah. Jaringan ini disebut granulasi jaringan yang lunak dan mudah pecah. c. Fase Maturasi Fase maturasi dimulai hari ke-21 dan berakhir 1-2 tahun setelah pembedahan. Fibroblast terus mensintesis kolagen. Kolagen menjalin dirinya
menyatukan dalam struktur yang lebih kuat. Bekas luka menjadi kecil, kehilangan elastisitas dan meninggalkan garis putih. 3. Komplikasi Penyembuhan Luka
Infeksi Infeksi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa infeksi termasuk adanya purulent (nanah), peningkatan drainase (cairan yang keluar), nyeri, kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan peningkatan jumlah sel darah putih.
Perdarahan Perdarahan dapat menunjukkan suatu pelepasan jahitan, sulit membeku pada garis jahitan, infeksi, atau erosi (pengikisan) dari pembuluh darah oleh benda asing (seperti drain).
Terbukanya lapisan luka dan Keluarnya pembuluh darah melalui daerah irisan Sejumlah faktor meliputi, kegemukan, kurang nutrisi, multiple trauma, gagal untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi, mempertinggi
resiko
klien
mengalami
terbukanya
lapisan
luka.
Terbukanya lapisan luka dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di daerah luka. D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LUKA 1. Usia Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang tua lebih sering terkena penurunan fungsi hati dapat mengganggu faktor pembekuan darah.
2. Nutrisi Penyembuhan menempatkan penambahan pemakaian pada tubuh. Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral
seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status nutrisi mereka setelah pembedahan jika mungkin. Klien yang gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena aliran darah jaringan lemak tidak adekuat. 3. Infeksi Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi. 4. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Pada orangorang yang gemuk penyembuhan luka lambat karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang menderita gangguan pembuluh darah perifer, hipertensi atau diabetes millitus. Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan pernapasan kronik pada perokok. 5. Hematoma Hematoma merupakan bekuan darah. Seringkali darah pada luka secara bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh, sehingga menghambat proses penyembuhan luka. 6. Benda asing Benda asing seperti pasir atau mikroorganisme akan menyebabkan terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (Pus). 7. Iskemia Iskemia merupakan suatu keadaan dimana terdapat penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal yaitu adanya obstruksi pada pembuluh darah itu sendiri. 8. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan terjadi penurunan protein-kalori tubuh. 9. Keadaan Luka Keadaan khusus dari luka mempengaruhi kecepatan dan efektifitas penyembuhan luka. Beberapa luka dapat gagal untuk menyatu. 10. Obat Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap
cedera Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.
E. PERAWATAN LUKA 1. Pengertian Merawat luka untuk mencegah trauma (injury) pada kulit, membran mukosa atau jaringan lain yang disebabkan oleh adanya trauma, fraktur, luka operasi yang dapat merusak permukaan kulit. Merawat luka merupakan langkah menggati balutan yang lama (kotor) dengan balutan yang baru (steril) untuk mencegah infeksi dan mempercepat proses penyembuhan. 2. Tujuan merawat luka a. b.
Mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam kulit dan membran mukosa Mencegah
infeksi
dari
bertambahnya
kerusakan jaringan c. d.
Mempercepat penyembuhan Membersihkan luka dari benda asing atau debris
e.
Mencegah perdarahan
f.
Mencegah excoriasi kulit sekitar drain
g.
Memberikan lingkungan yang memadai untuk penyembuhan luka
h. i.
Menekan dan imobilisasi luka Mencegah luka dan jaringan epitel baru dari cedera mekanis
j.
Memberikan
rasa
mental dan fisik pada pasien 3. Persiapan alat
1. Set steril yang terdiri atas : a. Kapas atau kasa b. Tempat untuk larutan (Kom/mangkuk) c. 2 pasang pinset d. Sarung tangan 2. Set non steril terdiri atas: a. Gunting b. Kantong plastik untuk tempat balutan lama c. Plester d. Perban gulung e. Perlak (pengalas) f. Kayu putih untuk membuka plester pada balutan lama. 3. Larutan anti septic (NaCl 0.9 %) 4. Cara Merawat Luka 1. Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman 2. Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dengan air yang mengalir o Basahi tangan, berikan sabun o Kemudian gosok :
Telapak tangan
Punggung tangan
Sela-sela jari
Ruas-ruas jari
nyaman
Ibu jari
Kuku
Pergelangan
o Kemudian bilas dengan air mengalir o Keringkan dengan tisu atau handuk kering yang bersih 3. Dekatkan kantong plastik pada tempat yang dapat dijangkau untuk mempermudah membuang sampah. 4. Gunakan sarung tangan 5. Gunakan pinset untuk membuka plester menggunakan kayu putih atau kasa yang telah dibasahi Nacl 0.9 % 6. Buka balutan lama (jika balutan menempel pada luka dan sulit untuk dibuka, basahi terlebih dahulu dengan cairan NaCl 0.9 %). 7. Tempatkan balutan yang kotor ke dalam kantong plastik. 8. Bersihkan luka menggunakan pinset dan kapas dilembabkan terlebih dahulu dengan Nacl 0.9 %, lalu letakkan pinset ujungnya lebih rendah dari pada pegangannya. 9. Gunakan satu kapas untuk satu kali mengoles 10. Bersihkan luka dari atas ke bawah dan dari tengah keluar 11. Tekan area sekitar luka jika ada cairan/darah/nanah sampai keluar 12. Ulangi pembersihan sampai semua cairan terangkat. 13. Keringkan dengan kassa steril yang kering 14. Tutup dengan kassa lembab yang telag dibasahi Nacl 0.9 % 15. Gunakan plester atau dibalut dengan perban gulung 16. Bantu pasien dalam posisi yang nyaman. 17. Angkat peralatan dan kantong plastik yang berisi balutan kotor. 18. Bersihkan alat dan buang sampah dengan baik. 19. Cuci tangan 7 langkah dengan sabun dengan air mengalir