Sap Ppok - Kelompok 1 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN Penyakit Paru Obstruktif Kronis



Disusun oleh : Kelompok 1



Ade Sutiawan



19.156.01.11.001



Annisa Nurul F.



19.156.01.11.005



Ayu Rosita



19.156.01.11.008



Fitria Mega P



19.156.01.11.014



Kamilya Safinatunnajah 19.156.01.11.019 Lusiana Hotmaria S.



19.156.01.11.021



Noviyanti Nur Aini



19.156.01.11.025



Sekar Noedara



19.156.01.11.032



Yulinda Hananing T



19.156.01.11.037



STIKES MEDISTRA INDONESIA Jl. Cut Mutia No.88A, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa Barat 17113 Tahun Ajaran 2019/2020



SATUAN ACARA PENYULUHAN



1. Diagnosa Keperawatan : Defisiensi pengetahuan tentang PPOK b.d keterbatasan kognitif mengenai PPOK 2. Pokok bahasan : Pengetahuan tentang PPOK 3. Sub pokok bahasan : PPOK 4. Sasaran : Tn. P 5. Hari/tanggal : Rabu, 5 Januari 2021 6. Waktu/jam : 1 x 30 menit 7. Pertemuan : Ke 1 8. Tempat : Di RSU PKU Muh. Gombong, Ruang Inayah B28 9. Penyuluh : Kelompok 1 Kesehatan Medikal bedah



A. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkankeluarga Tn. P dapat mengerti dan memahami tentang pengetahuan tentang PPOK. B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan keluarga Tn. P dapat : 1. Mengetahui pengertian PPOK 2. Mengetahuipenyebab PPOK 3. Mengetahui tanda dan gejala PPOK 4. Mengetahui komplikasi PPOK 5. Mengetahui penatalaksanaan PPOK 6. Mampu menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan C. Pokok Materi 1. Pengertian 2. Penyebab 3. Tanda dan gejala. 4. Komplikasi



5. Penatalaksanaan D. Kegiatan Belajar Mengajar 1. Metode



: Ceramah dan tanya jawab



2. Strategi pelaksanaan



:



NO Waktu



Tahapan



1



Orientasi :



5 menit



Respon 1. Menjawab salam



1. Mengucapkan salam



2. Audien ingat nama penyuluh



2. Mengingatkan nama penyuluh



3. Audien ingat dengan kontrak



3. Mengingatkan kontrak



4. Audien mengerti maksud dan



4. Menjelaskan maksud dan tujuan 5. Menanyakan



kesediaan 5. Audien bersedia



mengikuti penkes



6. Membaca tasmiyah bersama-



6. Memulai acara dengan bacaan tasmiyah bersama- sama 7. Apersepsi



tujuan



dengan



sama 7. Memberikan respon mengenai



menggali



PPOK



pengetahuan tentang PPOK 2



15 menit



Kerja :



1. Audien



mendengarkan



1. Menjelaskann pengertian PPOK



memperhatikan



2. Menjelaskan penyebab PPOK



menjelaskan



3. Menjelaskan tanda dan gejala



PPOK



PPOK



dan



penyuluh materi



tentang



2. Audien bertanya seputar PPOK



4. Menjelaskan komplikasi dari PPOK 5. Menjelaskan



penatalaksanaan



dari PPOK 3



10 menit



Terminasi :



1. Menjawab pertanyaan dengan



1. Melakukan evaluasi



benar



2. Memberikan kesimpulan



2. Menyepakati



3. Membuat RTL 4. Menutup



penkes



kontrak



untuk



pertemuan berikutnya dengan 3. Membaca



membaca tahmid 5. Mengucapkan salam penutup



tahmid



bersama



dengan penyuluh 4. Menjawab salam penutup



A. Pengertian PPOK Menurut Yasmara (2017), Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah penyakit yang ditandai oleh keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya dapat dipulihkan. PPOK meliputi empisema, bronchitis kronis atau kombinasi dari keduanya. Empisema digambarkan sebagai kondisi patologis pembesaran abdnormal rongga udara dibagian distal bronkiolus dan kerusakan dinding alveoli, sedangkan bronchitis kronis merupakan kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal tiga bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut-turut. Sedangkan menurut Antariksa (2011), Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) merupakan penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel yang bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang beracun, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi terhadap derajat penyakit. Biasanya seringkali timbul pada usia pertengahan akibat merokok dalam waktu yang lama, yang memiliki karakterisik hambatan aliran udara yang disebabkan oleh gabungan anatara obstruksi saluran napas kecil dan kerusakan parenkim yang bervariasi pada setiap individu.



B. Penyebab Penyakit PPOK Penyebab utama PPOK adalah merokok. Dikutip dari Mayo Clinic, pada negara berkembang, PPOK juga dapat disebabkan oleh asap dari pembakaran bahan bakar, termasuk pembakaran bahan bakar untuk memasak di rumah dengan ventilasi yang buruk. PPOK merupakan kondisi yang jarang tampak jelas pada perokok kronis. Mereka biasanya mengalami penurunan fungsi paru-paru. Kondisi ini baru akan ketahuan jika melakukan pemeriksaan menyeluruh. Terdapat beberapa macam penyebab PPOK: 1. Penyumbatan (obstruksi) jalan napas Obstruksi atau penyumbatan jalan napas yang dapat menyebabkan PPOK adalah emfisema dan bronkitis kronis. Berikut penjelasannya. Emfisema Penyakit paru-paru ini menyebabkan kerusakan dinding kantung-kantung udara (alveoli). Emfisema dapat membuat Anda sesak napas karena saluran udara kecil saat Anda mengembuskan napas runtuh. Hal ini mengganggu aliran udara keluar dari paru-paru. Ketika Anda mengidap PPOK, emfisema sering muncul bersama bronkiolitis, yaitu kondisi peradangan dan penyumbatan pada saluran udara kecil (bronkiolus) pada paru-paru. Bronkitis kronis Bronkitis kronis merupakan kondisi peradangan pada saluran udara (saluran bronkus). Kondisi ini membuat Anda memproduksi banyak lendir, sehingga mempersempit saluran udara dan menyebabkan batuk kronis.



2. Merokok dan terpapar polutan Sebagian kasus PPOK disebabkan oleh merokok jangka panjang. Namun, ada beberapa faktor lain yang mungkin juga bisa menjadi penyebab PPOK, seperti kekebalan terhadap penyakit. Paparan polutan lain juga dapat menyebabkan PPOK karena tidak semua perokok aktif terkena kondisi ini. Beberapa di antaranya adalah asap curutu, menjadi perokok pasif, polusi udara, dan paparan debu atau asap.



C. Tanda dan Gejala Penyakit PPOK PPOK berkembang secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala khusus pada tahap awal. Gejalanya baru muncul setelah bertahun-tahun, ketika sudah terjadi kerusakan yang signifikan pada paru-paru. Sejumlah gejala yang biasanya dialami oleh penderita PPOK adalah: • • • • • • •



Batuk tidak kunjung sembuh yang dapat disertai dahak Napas tersengal-sengal, terutama saat melakukan aktivitas fisik Berat badan menurun Nyeri dada Mengi Pembengkakan di tungkai dan kaki Lemas



D. Apa saja Komplikasi PPOK Karena PPOK menjangkiti organ penting tubuh yaitu organ yang digunakan untuk bernapas, tentu saja sangatlah berbahaya jika mendiamkan PPOK. Orang yang terkena resiko paling besar dari PPOK tentu saja orang yang mempunyai kebiasaan merokok. Paru-paru yang dijangkiti bakteri dan virus sangat berbahaya dan berujung pada kematian. PPOK juga bisa menumbuhkan komplikasi penyakit dengan organ lain. Komplikasi yang disebabkan oleh PPOK, yaitu:



Infeksi Pernapasan Dengan kondisi paru-paru yang tidak sempurna lagi keadaannya, maka paru paru menjadi rentan terhadap virus yang langsung menyasar pada paru-paru. Virus yang paling sering menyerang seperti influenza atau pnemonia. Jaringan paru paru akan rentan terhadap infeksi.



Jantung Resiko penyakit jantung bisa mendekati orang dengan PPOK karena biasanya kebiasaan merokok merupakan sebab utamanya yang berpengaruh pada kerja jantung.



Kanker Paru PPOK yang tidak juga membaik akan menyebabkan paru-paru kehilangan fungsinya dan dirusak oleh sel kanker yang akan tumbuh pada paru-paru yang sudah terinfeksi.



Tekanan darah tinggi Tekanan darah tinggi ditimbulkan oleh darah yang mengalir ke dalam paru-paru atau yang disebut dengan Hipertensi Pulmonal.



Depresi Depresi timbul karena penderita berusaha bernapas menghirup oksigen dengan paru-paru yang tidak berfungsi sehingga dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, depresi bisa menyerang.



E. Penatalaksanaan PPOK Secara umum penatalaksaan PPOK meliputi terapi non farmakologis, terapi farmakologis, terapi oksigen.



Terapi Non Farmakologis Terapi non farmakologis yang dapat dilakukan meliputi edukasi, rehabilitasi, dan terapi nutrisi. •











Edukasi Edukasi diutamakan agar pasien berhenti merokok. Selain itu juga dijelaskan tentang jenis obat yang dikonsumsi, cara penggunaan, waktu dan dosis pemakaian obat yang tepat Rehabilitasi Rehabilitasi ditujukan untuk memperbaiki gejala sesak nafas dan toleransi aktifitas fisik. Program dapat dilaksanakan di dalam atau diluar rumah sakit oleh suatu tim multidispilin yang terdiri dari dokter, ahli gizi, terapis respirasi dan psikolog. Nutrisi Malnutrisi merupakan hal yang sering terjadi pada PPOK. Malnutrisi pada pasien PPOK sangat erat kaitannya dengan penurunan fungsi paru, penurunan kapasitas aktifitas fisik, dan tingginya angka mortalitas. Oleh karena itu, pemberian nutrisi yang tepat merupakan bagian dari terapi pada pasien PPOK



Terapi Farmakologis Terapi farmakologis yang mungkin bermanfaat untuk pasien PPOK adalah golongan beta 2 agonis, golongan antikolinergik, golongan methylxanthines, kortikosteroid, mukolitik, dan antibiotik. •







• •







Golongan Beta 2 Agonis Bronkhodilator bekerja dengan melebarkan jalan nafas sehingga dapat menurunkan resistensi jalan nafas. Bronkhodilator dapat diberikan tunggal atau kombinasi tergantung derajat serangan PPOK. Golongan beta 2 agonis bekerja dengan menstimulasi reseptor beta2-adrenergik yang mengakibatkan relaksasi ott polos jalan nafas. Golongan Antikolinergik Golongan antikolinergik bekerja dengan memblok efek bronkhokonstriktor dari Asetilkoline pada reseptor M2 Muskarinik yang terdapat di otot polos saluran nafas. Golongan Methylxanthines Jenis obat yang paling sering dipakai dari golongan ini adalah teofilin. Kombinasi Obat Bronkodilator Kombinasi dari obat bronchodilator dengan mekanisme dan durasi kerja yang berbeda dapat meningkatkan efek bronkodilatasi yang lebih lama. Kombinasi SABA dan SAMA diketahui lebih baik dibandingkan pemberian tunggal dalam memperbaiki FEV1 dan gejala PPOK. Kortikosteroid Pemberian kortikosteroid inhalasi yang dikombinasi dengan LABA pada pasien PPOK serangan berat hingga sedang diketahui dapat memperbaiki fungsi paru dan menurunkan eksaserbasi dibandingkan jika diberi secara tunggal. Kortikosteroid sistemik juga dapat diberikan pada pasien dengan eksaserbasi akut. Pilihan yang biasa digunakan adalah metilprednisolon atau prednison.











Mukolitik Mukolitik dapat diberikan untuk mengurangi kekentalan dan mempermudah pengeluaran sputum. Penggunaan carbocysteine dan N-acetylcysteine diketahui dapat mengurangi eksaserbasi. Antibiotik Terapi antibiotik empiris dapat diberikan pada pasien PPOK eksaserbasi akut (peningkatan sesak, batuk dan produksi sputum) dan adanya bukti suatu proses infeksi yang ditandai dengan demam, peningkatan leukosit atau gambaran infiltrat pada foto thoraks. Pilihan antibiotik lini pertama adalah makrolid dan amoxicillin atau makrolid. Sedangkan untuk lini kedua dapat digunakan amoxicillin clavulanate, sefalosporin, dan kuinolon.



Terapi Oksigen Secara umum pasien PPOK berada dalam kondisi hipoksia berkepanjangan yang dapat menimbulkan kerusakan pada sel dan jaringan. Pemberian oksigen relatif aman dan diketahui dapat menurunkan angka mortalitas pada pasien PPOK berat. Para ahli menyarankan pemberian terapi oksigen pada pasien dengan PaO2 < 55mmHg, atau PaO2