Sap Sehat Jiwa Remaja [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN STASE KEPERAWATAN JIWA DENGAN SEHAT JIWA PADA REMAJA DI MAN PRINGSEWU



Oleh kelompok 1: HESTI MAEI RINI DENI ARIYANTO AGUNG FIRMANSYAH DELLA MONICA F. SILVIA FITRI DISKA AYOMI NURWULANDARI AZMIA RAHAYU M. MUHAMMAD AFIF



FAJRI LAILA DINI RAHMATUL HUSNA KATIMIN NUR AINI DEWI PUJI LESTARI ERPIN ANDANI TOPAN PAMUNGKAS A. ADI KUSWANTO RAFIK AHMADI



PROGRAM STUDI PROFESI NERS REGULER FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TAHUN 2021



SATUAN ACARA PENYULUHAN



Pokok Bahasan



: Sehat jiwa pada remaja



Sub Pokok Bahasan



: 1. Pengertian sehat jiwa 2. Stimulasi perkembangan usia remaja 3. Bagaimana sehat jiwa pada remaja 4. Apa saja resiko jika tidak sesuai dengan perkembangan 5. Contoh kasus konflik sehat jiwa



Sasaran



: Siswa/siswi MAN Pringsewu



Jumlah peserta



:



Waktu



: 20 menit



Hari/tanggal



:



Tempat



: Sekolah MAN Pringsewu



Pelaksana



:



A. Tujuan 1. Tujuan Umum



:



Setelah diberikan pendidikan kesehatan pada siswa/siswi diharapkan dapat mengetahui dan mampu menjelaskan tentang sehat jiwa pada remaja 2. Tujuan Khusus



:



Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang sehat jiwa pada remaja diharapkan : a. Siswa/siswi mampu menjelaskan pengertian sehat jiwa b. Siswa/siswi mampu menjelaskan stimulasi perkembangan usia remaja c. Siswa/siswi mampu menyebutkan sehat jiwa pada remaja d. Siswa/siswi mampu mengetahui resiko jika tidak sesuai dengan perkembangan e. Siswa/siswi mampu mengetahui contoh kasus konflik sehat jiwa



B. Media



:



1. Leaflet 2. LCD 3. Proyektor 4. Laptop C. Metode



:



1. Ceramah 2. Tanya jawab D. Kegiatan Penyuluhan No. 1



2



Waktu (5 menit)



(12 menit)



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: 1. Membuka kegiatan dengan mengucap salam 2. Memperkenalkan diri 3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan 4. Menyebutkan materi yang akan diberikan Pelaksanaan :



Kegiatan peserta 1. Menjawab salam 2. Mendengarkan 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan



1. Menjelaskan pengertian sehat 1. Memperhatikan jiwa



2. Menjelaskan



2. Memperhatikan



3.



3. Mendengarkan



4. 5. 3



(3 menit)



stimulasi perkembangan usia remaja Menjelaskan bagaimana sehat jiwa pada remaja Menjelaskan apa saja resiko jika tidak sesuai dengan perkembangan Mencontoh kasus konflik sehat jiwa



4. Mendengarkan 5. Mendengarkan



Penutup : 1. Menanyakan kepada 1. Menjawab keluarga tentang materi pertanyaan yang telah diberikan, dan reinforcement kepada siswa/siswi yang dapat menjawab pertanyaan. 2. Memberikan leaflet 3. Mengucapkan salam 2. Mendengarkan penutup 3. Menjawab salam



E. Evaluasi 1. Evaluasi struktur a. Mempersiapkan materi SAP, leaflet dan media yang akan diberikan b. Datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan c. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu 2. Evaluasi proses a. Klien mengikuti pendidikan kesehatan dari awal hingga akhir b. Selama kegiatan yang diharapkan klien aktif c. Siswa/siswi dapat : 1) Menjelaskan pengertian sehat jiwa 2) Menyebutkan stimulasi perkembangan usia remaja 3) Menjelaskan bagaimana sehat jiwa pada remaja 4) Menyebutkan



apa



saja



resiko



jika



tidak



sesuai



dengan



perkembangan 5) Mengetahui contoh kasus konflik sehat jiwa 3. Evaluasi akhir Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil jika : a. 80% siswa/siswi dapat menjelaskan pengertian sehat jiwa b. 80% siswa/siswi dapat menyebutkan stimulasi perkembangan usia remaja c. 80%



siswa/siswi dapat menjelaskan bagaimana sehat jiwa pada



remaja d. 80% siswa/siswi dapat menyebutkan apa saja resiko jika tidak sesuai dengan perkembangan e. 80% siswa/siswi dapat mengetahui contoh kasus konflik sehat jiwa



Lampiran 1 MATERI PENYULUHAN “SEHAT JIWA PADA REMAJA” A. Pengertian sehat jiwa Menurut WHO, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sejahtera secara fisik, sosial dan mental yang lengkap dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Atau dapat dikatakan bahwa individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit) atau tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul. Sehingga memungkinkan individu untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan sosial yang memuaskan (Nurhalimah, 2016). Menurut UU Kesehatan Jiwa No.03 Tahun 1966, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental yang sejahtera sehingga



memungkinkan



seseorang berkembang secara optimal baik fisik, intelektual dan emosional dan perkembangan tersebut berjalan secara selaras dengan keadaan orang lain sehingga memungkinkan hidup harmonis dan produktif (Nurhalimah, 2016). Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi sejahtera fisik, psikologis serta sosial dan tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan serta terbebas dari stressor sehingga dapat mengendalikan stres yang terjadi pada dirinya (Zaini, 2019). Menurut Karl Menninger dalam Yusuf (2015) orang yang sehat



jiwanya



adalah



orang



yang



mempunyai



kemampuan



untuk



menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berinteraksi dengan baik, tepat dan bahagia . B. Stimulasi perkembangan usia remaja Stimulasi perkembangan pada usia remaja yaitu adanya pembentukan identitas diri dengan tujuan tugas perkembangan sebagai berikut: 1. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya. 2. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur yang mempunyai otoritas.



3. Mengembangkan ketrampilan komunikasi interpersonal dan



bergaul



dengan teman sebaya, baik secaraindividual maupun kelompok. 4. Menemukan manusia model yang dijadikan identitas pribadinya. 5. Menerima



dirinya



sendiri



dan



memiliki



kepercayaan



terhadap



kemampuannya sendiri. 6. Memeperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala nilai, prinsip-prinsip, atau falsafah hidup (weltanschauung). 7. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku) kekanak-kanakan. Selain itu adapun tujuan stimulasi perkembangan yaitu kematangan emosional, pemantapan minat-minat heteroseksual, kematangan sosial, emansipasi dari control keluarga, kematangan intelektual, memilih pekerjaan, menggunakan waktu senggang secara tepat, memiliki falsafah hidup dan identifikasi diri. C. Sehat jiwa pada remaja Sehat jiwa pada remaja yaitu sebagai berikut: 1. Menilai diri secara objektif 2. Merencanakan masa depannya 3. Dapat mengambil keputusan 4. Menyukai dirinya 5. Berinteraksi dengan lingkungannya 6. Bertanggungjawab 7. Mulai memperlihatkan kemandirian dalam keluarga 8. Menyelesaikan masalah dengan meminta bantuan orang lain yang menurutnya mampu D. Resiko jika tidak sesuai dengan perkembangan Resiko yang dapat terjadi tidak sesuai dengan perkembangan atau adanya penyimpangan pada remaja yaitu: 1. Tidak menemukan ciri khas (kekuatan dan kelemahan) dirinya



2. Merasa bingung, bimbang 3. Tidak mempunyai rencana untuk masa depan 4. Tidak mampu berinteraksi dengan lingkungannya 5. Memiliki perilaku antisosial 6. Tidak menyukai dirinya 7. Sulit mengambil keputusan 8. Tidak mempunyai minat 9. Tidak mandiri E. Contoh kasus konflik sehat jiwa pada remaja Adapun beberapa masalah sehat jiwa yang terjadi pada remaja yaitu: 1. Kecemasan Cemas (ansietas)adalah perasaan gelisah yang dihubungkan dengan antisipasi terhadap bahaya. Gangguan cemas merupakan gangguan yang banyak terjadi pada anak dan remaja. Prevalensi gangguan cemas ini adalah 5 – 50 %. Fobia sosial ditemukan lebih banyak pada anak laki-laki sedangkan fobia simpel, gangguan menghindar lebih banyak pada anak perempuan. 2. Gangguan mood Depresi pada anak- anak dan remaja berkisar antara 1 – 5 %. Seorang remaja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu sangat penting untuk membedakan secara jelas dan hati – hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi patologik. Depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Adanya gangguan mood akan beresiko terjadinya perilaku bunuh diri pada remaja. Bunuh diri adalah penyebab kematian utama ketiga pada individu berusia 15 – 24 tahun. 3. Berperilaku keras atau sangat memberontak dan secara tidak biasa mengabaikan penampilan diri 4. Menyalahgunakan obat atau alkohol 5. Keletihan berlebihan dan keluhan somatik, 6. Kesulitan belajar, kualitas tugas sekolah menurun dan membolos



7. Perilaku seksual



DAFTAR PUSTAKA Putro, K. Z.,(2017). “Memahami ciri dan tugas perkembangan remaja”. Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama Volume 17, Nomor 1. Nurhalimah (2016). Keperawatan Jiwa. Kemenkes RI: Jakarta Selatan. Nasriati, R., (2012). “Kesehatan Jiwa Remaja”. Publikasi: Universitas Muhammadiyah Ponorogo.