SAP Teknik Menyusui [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SAP (Satuan Acara Penyuluhan) Keterangan Penyuluhan Nama penyuluh / Topik



: Fabi S.H / Teknik Menyusui



Pokok Bahasan



: Posisi dan perlekatan menyusui



Sasaran



: Ny.A



Waktu



: 5 Desember 2018 / Pukul 16.00 WIB



Latar Belakang a. Karakteristik Klien Klien seorang ibu muda yang belum memiliki pengalaman menyusui sebelumnya b. Data yang perlu dikaji lebih lanjut Klien menyatakan selama menyusui sering mengalami lecet pada -



puting saat menyusui. Klien menyatakan bahwa bayinya sering muntah (gumoh) setelah



menyusui c. Masalah Kurang pengetahuan tentang teknik menyusui yang benar Tujuan a. Tujuan intruksional umum Setelah dilakukan diskusi klien dapat menerapkan teknik menyusui yang baik dan benar b. Tujuan intruksional khusus 1) Klien dapat memahami dan mempraktikkan posisi yang benar 2) Klien dapat memahami dan mempraktikkan perlekatan yang benar 3) Klien mampu mempraktikkan cara melepaskan hisapan bayi 4) Klien mampu mempraktikkan cara menyendawakan bayi 5) Klien memahami tanda-tanda teknik menyusui telah baik dan benar 6) Klien dapat melakukan perawatan putting yang lecet Materi 1. Teknik menyusui 2. Posisi menyusui



3. Perlekatan menyusui 4. Melepaskan hisapan bayi 5. Menyendawakan bayi 6. Tanda-tanda teknik menyusui telah dilakukan dengan benar 7. Perawatan puting lecet Sasaran dan Tempat Kegiatan Sasaran



: Ny.A



Tempat



: Rumah Ny.A



Metode



: Diskusi



Alat yang digunakan



: Lembar balik



Kegiatan No



Susunan



Kegiatan pengajar



1



kegiatan Pembukaan a. Pemateri membuka proses edukasi dengan mengucapkan salam b. Pemateri memperkenalkan diri c. Pemateri menjelaskan perannya d. Pemateri melakukan Informed consent dan menyampaikan



Kegiatan



peserta Waktu



didik a. Menjawab salam b. Mendengarkan pemateri c. Menyepakati kontrak waktu dengan pemateri



5’



Media



kontrak waktu e. Pemateri menyampaikan f.



tujuan diskusi Pemateri menciptakan interaksi yang



“trust-honest” g. Pemateri menggali pengetahuan 2



Isi



klien a. Pemateri menjelaskan materi diskusi b. Memandu klien untuk mempraktikkan secara langsung c. Memberikan kesempatan kepada klien



a. Mendengakan



45’



Poster



10’



Lembar



edukasi yang disampaikan oleh pemateri b. Mempraktikkan sesuai intruksi pemateri c. Memberikan feedback terhadap materi edukasi



untuk menyampaikan 3



Penutup



feed back a. Mengevaluasi klien melalui tanya jawab b. Menginstruksikan klien untuk mempraktikkan secara mandiri c. Bertanya kepada klien untuk kontrak waktu



a. Klien menjawab pertanyaan dari



persetujuan



pemateri dan



kontrak



mampu



waktu visit



menjelaskan



selanjutnya



kembali materi edukasi yang telah disampaikan b. Mampu mempraktikkan



selanjutnya



teknik menyusui



d. Menutup sesi edukasi



yang benar secara mandiri c. Klien menyepakati kontrak waktu selanjutnya d. Klien mendengarkan pemateri



Evaluasi a. Evaluasi struktur - Pemateri mempersiapkan penyuluhan dengan baik - Pemateri menguasai materi dengan matang - Materi tersedia dengan baik - tempat untuk penyuluhan tersedia dengan baik dan memadai - Media yang digunakan sudah siap - Klien siap menerima informasi b. Evaluasi proses - Klien aktif dalam proses penyuluhan - Aktif bertanya, dan menanyakan lebih mendalam tentang materi yang belum dipahami - Klien dapat mempraktikkan teknik menyusui secara langsung dengan dibimbing oleh pemateri. - Penggunaan media yang efektif



untuk



menunjang



proses



penyuluhan c. Evaluasi hasil - Tujuan diskusi tercapai - Klien dapat menjelaskan dan mempraktikkan teknik menyusui yang baik dan benar serta dapat melakukan perawatan pada putting yang lecet Sumber Pustaka Roesli, O., 2012, Panduan Konseling Menyusui, Puspa Swara, Jakarta. Sentra Laktasi Indonesia (SELASI), 2011, Modul Pelatihan 40 Jam Konseling Menyusui WHO 2011, Jakarta. Soetjiningsih. (2006). ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC



Wulandari SR dan Handayani S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta: Gosyen Publishing.



Lampiran a. Materi / bahan ajar A. Definisi Menyusui adalah proses pemberian susu pada bayi atau balita secara langsung dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap dan reflex menelan untuk mendapatkan dan menelan susu. Air susu ibu (ASI) merupakan suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, social maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, imun, faktor pertumbuhan, anti alergi serta anti inflamasi. Zat-zat anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu melindungi bayi terhadap penyakit, selain itu terdapat hubungan penting antara menyususi dengan penundaan kehamilan (KB). Keunggulan ASI tersebut perlu di tunjang dengan cara pemberian ASI yang benar, antara lain pemberian ASI segera setelah lahir atau IMD (30 menit pertama bayi harus sudah di sususkan). Kemudian pemberian ASI saja sampai umur 6



bulan (ASI Ekslusif) selanjutnya pemberian ASI sampai 2 tahun dengan pemberian makanan pendamping ASI yang benar. Sehingga diperlukan usaha-usaha atau pengelolaan yang benar. Agar setiap IBU dapat menyusui sendiri bayinya. Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya. Maka perlu diperhatikan agar dapat terlaksana dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif. Menyusui adalah proses yang alami. Namun demikian, menyusui perlu dipelajari antara lain, belajar bagaimana memegang bayi agar dapat menyusu dengan baik dan mengatur posisi tubuh agar merasa nyaman selama menyusui. Teknik menyusui terdiri dari posisi menyusui dan perlekatan bayi pada payudara yang tepat, yang ,merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui dan pengeluaran ASI. Dimana bila teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan putting lecet dan ibu menjadi enggan menyusui dan bayi jarang menyusu. Selain itu ibu harus menemukan posisi yang sesuai selama pemberian ASI, bayi juga harus



berada



dalam



posisi



yang



nyaman



untuk



mempermudah



menjangkau putting. Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan putting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu (Wulandari, dan handayani, 2011). Sehingga teknik menyusui yang baik membantu bayi makan lebih baik dan mencegah putting susu jadi kempis atau pecah. B. Posisi Posisi ibu ketika menyusui dapat bermacam-macam, utamanya ibu merasa nyaman dan aman untuk bayi seperti pada gambar 1. Prinsip Posisi menyusui yang benar adalah: a. Dagu bayi menempel ke payudara ibu b. Dada bayi menempel ke dada ibu c. Pastikan posisi ibu senyaman mungkin. Jika diperlukan bantal maka dapat ditambahkan untuk sandaran tangan atau punggung ibu. Kaki



ibu tidak boleh menggantung, harus menapak ke lantai/kursi kecil atau sandaran kursi. C. Perlekatan Perlekatan adalah posisi menempelnya mulut bayi ke payudara ibu dengan benar. Cara memasukkan payudara ke dalam mulut bayi: 1. Sentuhkan payudara ke mulut bayi hingga mulut bayi terbuka lebar. 2. Tarik bayi mendekat hingga dagu dan bibir bawahnya menghampiri payudara terlebih dahulu. 3. Arahkan bibir bawah sejauh mungkin, hingga sebagian besar areola bagian bawah masuk ke mulut bayi. 4. Tanda perlekatan yang benar adalah a. Areola bagian atas terlihat lebih banyak dari bagian bawah b. Mulut bayi terbuka lebar c. Bibir bawah berputar ke luar d. Dagu bayi melekat pada payudara e. Hidung bayi menjauhi payudara f. Pipi bayi menggembung g. Tidak ada bunyi decakan “ck ck ck” saat bayi menghisap D. Melepas isapan bayi Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi (Soetjiningsih, 2006 ): 1. Jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau 2. Dagu bayi ditekan ke bawah. E. Menyendawakan bayi setelah menyusui Tujuan : Menyendawakan bayi setelah menyusui bermanfaat untuk mengeluarkan udara yang kemungkinan masuk ke lambung bayi saat proses menyusu, sehingga menyendawakan dapat menurunkan kejadian refluk/gumoh setelah menyusu. Cara menyendawakan bayi dapat dengan berbagai posisi seperti pada gambar berikut :