SATUAN ACARA PENYULUHAN 10 Buah [PDF]

  • Author / Uploaded
  • roza
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPERTENSI



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) HIPERTENSI I.            IDENTIFIKASI MASALAH Hipertensi adalah Suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri yang mengakibatkan sup;ai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tkanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,gagal jantung,serangan jantung,dan kerusakan ginjal yang merupakan penyebab utama gagal jantung kronis. Gangguan kesehatan ini ditandai terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih. Pada Populasi lansia,hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan sistolik 90 mmHg. (Smelter,2001) II.         PENGANTAR Bidang Studi : Kebidanan Komunitas Topik



: Hipertensi



Sub Topik



: Pentingnya Pengetahuan Tentang Hipertensi



Sasaran



: Lansia di



Hari/Tanggal : Tahun 2012 Jam



: 11.00-11.40 WIB



Waktu



: 40 menit



Tempat



: di Posyandu “CAHAYA”



III.         TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di Posyandu “CAHAYA” selama 40 menit, diharapkan ibu-ibu yang menderita atau beresiko terhadap Hipertensi IV.         TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Hipertensi di Posyandu “CAHAYA” selama 40 menit, diharapkan ibu-ibu yang dapat mengetahui tentang: 1.      Pengertian Hipertensi 2.      Penyebab Hipertensi



3.      Gejala Hipertensi 4.      Dampak & Komplikasi yang terjadi 5.      Pencegahan dan Penanganan V.         MATERI Terlampir VI.         MEDIA 1.      Materi SAP 2.      Leaflet VII.      METODE 1.      Penyuluhan 2.      Tanya jawab VIII.      KEGIATAN PEMBELAJARAN No 1.



Waktu 5 menit



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan :



Kegiatan Peserta Menjawab salam



1. Memberi salam



Mendengarkan



2. Menjelaskan tujuan



memperhatikan



penyuluhan 3. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan



dan



2.



20 menit



Pelaksanaan : Menjelaskan



materi



penyuluhan Menyimak dan



secara berurutan dan teratur.



memperhatikan



Materi : 1.      Pengertian Hipertensi 2.      Penyebab Hipertensi 3.      Gejala Hipertensi 4.      Dampak & Komplikasi yang terjadi 5.      Pencegahan dan Penanganan



3.



10 menit



Evaluasi :          Menyimpulkan inti penyuluhan



Menyimak dan



         Menyampaikan secara singkat



mendengarkan



materi penyuluhan          Memberi kesempatan kepada ibuibu untuk bertanya          Memberi kesempatan kepada ibuibu untuk menjawab pertanyaan yang 4.



5 menit



dilontarkan Penutup :          Menyimpulkan materi penyuluhan



Menjawab salam



yang telah disampaikan          Menyampaikan terima kasih atas perhatian dan waktu yang telah di berikan kepada peserta          Mengucapkan salam        IX.         LAMPIRAN MATERI A.     Pengertian Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.



Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena : 1.      Telah berumur 18 tahun atau lebih. 2.      Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih. 3.      Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih.



B.        Penyebab Hipertensi Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta mempunyai konsekuensi tertentu. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2 golongan yaitu : 1. Hipertensi primer/esensial à tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees, merokok. 2. Hipertensi sekunder à penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti : gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal. C.                 Tanda dan Gejala 1.      Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur. 2.      Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang. 3.      Rasa berat ditengkuk atau leher. 4.      Kadang mimisan. 5.      Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung. 6.      Telinga berdenging. 7.      Sukar tidur. 8.      Mata berkunang-kunang. 9.      Rasa mual atau muntah.



D.                Klasifikasi atau Derajat Hipertensi The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High Pressure. (komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi). Mengklasifikasikan hipertensi dalam tabel di bawah ini :



Tabel Stadium Hipertensi Kategori Normal tinggi (perbatasan ) Stadium I Ringan Stadium 2 Sedang Stadium 3 Berat Stadium 4 Sangat Berat



Sistolik (Atas) 130-190 140-159 160-179 180-209 ³ 210



Diastolik (Bawah) 85-89 90-99 100-109 110-119 £ 120



E.                 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi : 1.      Obesitas 2.      Perokok 3.      Peminum alkohol 4.      Penyakit DM dan jantung 5.      Wanita yang tidak menstruasi 6.      Stress 7.      Kurang olah raga 8.      Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak



F.                  Komplikasi Efek pada organ : 1.            Otak -               Pemekaran pembuluh darah -               Perdarahan -               Kematian sel otak : stroke 2.            Ginjal -               Malam banyak kencing -               Kerusakan sel ginjal -               Gagal ginjal 3.            Jantung -               Membesar



-               Sesak nafas (dyspnoe) -               Cepat lelah -               Gagal jantung



G.                Cara pencegahan dan perawatan hipertensi 1.      Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan). 2.      Batasi pemakaian garam. 3.      Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan hipertensi dalam keluarga. 4.      Tidak merokok. 5.      Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran. 6.      Hindari minum kopi yang berlebihan. 7.      Batasi makanan. 8.      Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang). 9.      Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.



Bagi yang sudah sakit 1. Berobat secara teratur. 2. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa petunjuk dokter. 3. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit lain karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk hipertens



H.             Makanan yang dianjurkan       Beras, kentang, ubi, mie, maezena, hunkue, terigu, gula pasir.       Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.       Minyak gorng, margarine tanpa garam.       Sayuran dan buah-buahan tawar.



      Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos, lombok, salam, sere, cukak.



I.             Makanan yang tidak diperbolehkan 1. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang. 2. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan, seperti :    Biskuit, bolu dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda    Dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, sarden, udang kering, telur asin, telur pindang.    Keju, selai kacang tanah.    Margarine, mentega. 3.   Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng. 4.   Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng. 5.   Kecap, terasi, petis, dan saos tomat. J. Pengobatan tradisonal untuk Hipertensi 1. buah ketimun 2. Buah belimbing. 3. Daun seledri Cara membuat obat tradisional: 1. 1/2 kg buah ketmun/belimbing cuci hingga bersih. 2. Kupas kulit dan kemudian diparut. 3. Saring airnya dengan penyaring. 4. Setelah disaring kemudian diminum. 5. Lakukan setiap hari kuang lebih 1kg untuk 2 kali minum.



     XII.      DAFTAR PUSTAKA http://www.antaranews.com/print/1188369274/hipertensi/7769001,id.html hafifahparwaningtyas.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-pada lansia dengan. html/m=1 www.godiabetescare.com/hipertensi.html



materi SAP dari puskesmas Turi, Sleman



SATUAN ACARA PENYULUHAN GOUT ATHRITIS



SATUAN ACARA PENYULUHAN GOUT ATHRITIS Bidang Studi



: Keperawatan Keluarga



Topik



: Asam Urat



Sasaran



: Lansia



Tempat



: Posyandu Restu Ibu



Hari/tanggal



: Selasa, 04 Agustus 2015



Waktu



: 25 menit



Nama Penyuluh



: YUHELNI



I . Latar Belakang Asam urat merupakan salah satu masalah kesehatan yang berhubungan dengan persendian dan pergerakan.Oleh karenanya apabila persendian terkena asam urat maka pergerakan menjadi terbatas,dan lama-kelamaan bila dibiarkan akan menjadi tofi dimana terjadi penumpukan kristal-kristal disekitar jaringan sehingga kalau dilihat dari luar seperti ada daging yang menonjol terutama pada daerah persendian. hal ini biasanya terjadi pada orang dewasa. Kelebihan asam urat bisa disebabkan karena proses pemasukan makanan yang banyak mengandung purin atau karena proses pengeluaran purin lewat urin yang kurang. Berdasarkan hasil pengkajian pada Ny R keluarga didapatkan keterangan bahwa Ny R menderita kelebihan asam urat dan kadang-kadang mengeluh sakit dan merasakan linu-linu pada pinggang sampai bawah kaki bila mau tidur atau istirahat pada malam hari. II.  Tujuan Instruksional Umum :



Setelah diberikan penyuluhan klien mampu dan mengerti mengenai Asam Urat. III.   Tujan Instruksional Khusus : Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat : 1.      Menyebutkan pengertian Asam Urat 2.      Menyebutkan penyebab Asam Urat 3.      Menyebutkan tanda dan gejala Asam Urat 4.      Menyebutkan stadium penyakit Asam Urat 5.      Menyebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Asam Urat 6.      Menyebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat 7.      Menyebutkan penatalaksaanaan Asam Urat 8.      Menyebutkan pencegahan Asam Urat 9.      Menyebutkan cara perawatan Asam Urat secara mandiri. 10.  Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat. 11.  Menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat. 12.  Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asam Urat. IV.   Sasaran



: Keluarga Tn. J khususnya Ny. R



V.      Materi : 1.      Pengertian Asam Urat 2.      Penyebab Asam Urat 3.      Tanda dan gejala Asam Urat 4.      Stadium penyakit Asam Urat 5.      Faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Asam Urat 6.      Komplikasi- komplikasi Asam Urat 7.      Penatalaksaanaan Asam Urat 8.      Pencegahan Asam Urat 9.      Cara perawatan Asam Urat secara mandiri. 10.  Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat. 11.  Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat.



12.  Obat tradisional untuk penderita Asam Urat. VI.   Metode



:



1.       Diskusi 2.       Tanya jawab VII. Media : Leaflet VIII.  Evaluasi Pembelajaran : 1. Prosedur



: Post Tes



2. Jenis Tes



: Lisan



3. Butir Soal : a.       Sebutkan pengertian Asam Urat ? b.      Sebutkan penyebab Asam Urat ? c.       Sebutkan tanda dan gejala Asam Urat d.      Sebutkan stadium penyakit Asam Urat e.       Sebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Asam Urat f.       Sebutkan komplikasi- komplikasi Asam Urat g.      Sebutkan penatalaksaanaan Asam Urat h.      Menyebutkan pencegahan Asam Urat i.        Sebutkan cara perawatan Asam Urat secara mandiri. j.        Sebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat. k.      Sebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat. l.        Menyebutkan obat tradisional untuk penderita Asam Urat.



IX.        Kegiatan Penyuluhan



No



Waktu



Kegiatan Penyuluhan



. 1



5 menit



Pembukaan :



Kegiatan Peserta



       



Mengucapkan salam.



         Menjawab salam.



       



Memperkenalkan diri.



         Mendengarkan.



       



Menjelaskan tujuan dari kegiatan penyuluhan.          Memperhatikan. Menyebutkan materi yang akan disampaikan.          Memperhatikan.



         



2



15 menit



Pelaksanaan :        



Menjelaskan pengertian Asam Urat



         Memperhatikan



       



Menjelaskan penyebab Asam Urat



         Memperhatikan.



       



Menjelaskan tanda dan gejala Asam Urat



         Memperhatikan.



       



Menjelaskan stadium penyakit Asam Urat



         Memperhatikan.



       



Menjelaskan



faktor



yang



mempengaruhi          Bertanya dan menjawab



terjadinya peningkatan Asam Urat        



Menjelaskan komplikasi- komplikasi Asam Urat



       



Menjelaskan penatalaksaanaan Asam Urat



       



Menjelaskan pencegahan Asam Urat



       



Menjelaskan cara perawatan Asam Urat secara



pertanyaan



yang



diberikan oleh pembicara.



mandiri.        



Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk



penderita Asam Urat.        



Menjelaskan makanan yang harus dihindari



untuk penderita Asam Urat.        



3



5 menit



Menjelaskan obat tradisional untuk penderita



Asam Urat. Evaluasi : Menanyakan kepada klien tentang materi yang Menjawab pertanyaan. telah disampaikan.



4



5 menit



Terminasi :          Mengucapkan terimakasih atas waktu yang         



Mendengarkan



diluangkan, perhatian serta peran aktif klien membalas selama mengikuti kegiatan penyuluhan.          Salam penutup.



dan ucapan



terimakasih.          Menjawab salam.



X.           Pengorganisasian. a.       Pembicara/Fasilitator : Sapto adi asis S. S.Kep. ( Mahasiswi STIKES MB stase keperawatan komunitas) XI.        Kriteria evaluasi a.    Evaluasi struktur: Klien ikut dalam kegiatan penyuluhan. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di rumah Tn. J b.    Evaluasi proses



:



Klien antusias terhadap materi penyuluhan. Klien terlibat langsung dalam kegiatan penyuluhan (diskusi). c.    Evaluasi hasil : Klien mengerti tentang hipertensi dan mampu menjelaskan ulang tentang : 1.      Pengertian Asam Urat 2.      Penyebab Asam Urat 3.      Tanda dan gejala Asam Urat 4.      Stadium penyakit Asam Urat 5.      Faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan Asam Urat 6.      Komplikasi- komplikasi Asam Urat 7.      Penatalaksaanaan Asam Urat 8.      Pencegahan Asam Urat 9.      Cara perawatan Asam Urat secara mandiri. 10.  Makanan yang dianjurkan untuk penderita Asam Urat. 11.  Makanan yang harus dihindari untuk penderita Asam Urat. 12.  Obat tradisional untuk penderita Asam Urat.



MATERI ( Asam Urat ) A.  PENGERTIAN Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh. Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4)  mengatakan asam urat ialah terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa. B.  PENYEBAB Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan). Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah: 1.        Faktor keturunan 2.        Penyakit Diabetes Melitus 3.        Adanya gangguan ginjal dan hipertensi 4.        Tingginya asupan makanan yang mengandung purin. 5.        Berat badan yang berlebih (obesitas) 6.        Jumlah alkohol yang dikonsumsi 7.        Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu lama.



C.  TANDA DAN GEJALA Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat  mengenai sendi ibu jari, tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan asam urat muncul sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar asam urat dalam darah di atas normal. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan  asam urat biasanya timbul secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lainlain. Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara mengetahui gejala-gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu: 1)        Kesemutan dan linu. 2)      Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur. 3)      Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas, dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi. 4)      Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali. 5)      Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit, pergelangan tangan serta siku. 6)      Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan bergerak. 7)      Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing manis) dan hipertensi. 8)      Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam urat lain seperti denyut jantung yang sangat



cepat bisa juga terjadi. Gejala asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk pria, sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa pada persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam urat harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam urat yang lebih parah. Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama 24 jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam waktu 3-7 hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan menjadi normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun. Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan selanjutnya sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan bahwa semakin tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain pada tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah malam. Sendi yang terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak, kulit di atasnya terasa panas, dan persendian sulit digerakkan. Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009). D.      STADIUM PENYAKIT ASAM URAT Menurut  Mutia Sari (2010) sama halnya dengan penyakit kanker, penyakit asam urat terdiri atas beberapa stadium. Kasus asam urat tingkat keparahannya terdiri dari empat tahapan/stadium: 1.      Tahap Asimtomatik (stadium I) Tanda-tanda penyakit asam urat/gout pada stadium I atau permulaan biasanya ditandai dengan peningkatan kadar asam urat tetapi tidak dirasakan oleh penderita karena tidak merasakan sakit sama sekali dan tidak disertai gejala nyeri, arthritis, tofi/tofus maupun batu ginjal atau batu urat di saluran kemih.



2.      Tahap Akut (stadium II) Asam urat Stadium II biasanya terjadi serangan radang sendi disertai dengan rasa nyeri yang hebat, bengkak, merah dan terasa panas pada pangkal ibu jari kaki. Biasanya serangan muncul pada tengah malam dan menjelang pagi hari. 3.      Tahap Interkritikal (stadium III) Asam urat Stadium III adalah tahap interval di antara dua serangan akut. Biasanya terjadi selelah satu sampai dua tahun kemudian. 4.      Tahap Kronik (stadium IV) Tahapan kronik ini ditandai dengan terbentuknya tofi dan deformasi atau perubahan bentuk pada sendi-sendi yang tidak dapat berubah ke bentuk seperti semula, ini disebut gejala irreversibel atau arthritis asam urat kronis. Pada kondisi ini frekuensi kambuh akan semakin sering dan disertai rasa sakit terus menerus yang lebih menyiksa dan suhu badan bisa tinggi. Bila demikian bisa menyebabkan penderita tidak bisa jalan atau lumpuh karena sendi menjadi kaku kaku tak bisa ditekuk. E.       FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA PENINGKATAN KADAR ASAM URAT Menurut Khosam A. S. Harlinawati (2008) terjadinya gangguan asam urat dipicu oleh beberapa hal. Berikut ini faktor risiko yang membuat seseorang terserang asam urat. 1.      Senyawa purin berlebih Purin merupakan senyawa yang akan diubah menjadi asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat meningkat karena asupan makanan tinggi purin. Jenis makanan yang tinggi purin, misalnya jeroan, seafood, makanan kaleng, dan kaldu daging. 2.      Genetik Adanya riwayat asam urat dalam keluarga membuat risiko terjadinya asam urat menjadi semakin tinggi. 3.      Konsumsi alkohol berlebih Alkohol merupakan penghambat pengeluaran asam urat dari dalam tubuh. 4.      Berat badan berlebih



Kondisi berat badan yang berlebih (gemuk) dapat menyebabkan asam urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. 5.      Obat tertentu Jenis obat tertentu yang dikonsumsi dalam jangka panjang ternyata dapat meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh, seperti diuretik (peluruh air kencing) dan aspirin (pencegah serangan jantung). 6.       Gangguan fungsi ginjal Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan pada ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu. 7.      Usia Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini disebabkan pria mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi dibanding wanita. Kandungan asam urat pada wanita baru meningkat selelah menopause. 8.      Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus) Beberapa ahli menyatakan bahwa pada dasarnya asam urat bukan penyakit pokok. Ia menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat tinggi, perlu dicurigai adanya penyakit degeneratif. 9.      Kurang minum Kurang minum memicu pengendapan asam urat dan menghambat pengeluaran asam urat. F.   KOMPLIKASI-KOMPLIKASI Tidak jarang, penderita menjadi depresi karena kualitas dan produktivitasnya menurun drastis. Yang harus diwaspadai adalah komplikasi di kemudian hari, seperti benjolan pada bagian tubuh tertentu, kerusakan tulang dan sendi sehingga dapat pincang,peradangan tulang,kerusakan ligamen dan tendon (otot ), batu ginjal, kerusakan ginjal, dan tekanan darah tinggi (hipertensi).



G.  PENATALAKSANAAN Tujuan : untuk mengakhiri serangan akut secepat mungkin, mencegah serangan berulang, dan pencegahan komplikasi. 1.      Pengobatan serangan akut dengan Colchicine 0,6 mg (pemberian oral), Colchicine 1,0-3,0 mg (dalam NaCl intravena), phenilbutazone, Indomethacin. 2.      Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien) 3.      Kompres dingin 4.      Diet rendah purin 5.      Terapi farmakologi (Analgesic  dan antipiretik) 6.      Colchicines (oral/IV) tiap 8 jam sekali untuk mencegah fagositosis dari Kristal asam urat oleh netrofil sampai nyeri berkurang. 7.      Nonsteroid, obat-obatan anti inflamasi (NSAID) untuk nyeri dan inflamasi. 8.      Allopurinol untuk menekan atau mengontrol tingkat asam urat dan untuk mencegah serangan. 9.      Uricosuric (Probenecid dan Sulfinpyrazone) untuk meningkatkan ekskresi asam urat dan menghambat akumulasi asam urat (jumlahnya dibatasi pada pasien dengan gagal ginjal). 10.  Terapi pencegahan dengan meningkatkan ekskresi asam urat menggunakan probenezid 0,5 g/hari atau sulfinpyrazone (Anturane) pada pasien yang tidak tahan terhadap benemid atau menurunkan pembentukan asam urat dengan Allopurinol 100 mg 2 kali/hari. H.      PENCEGAHAN 1)      Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu : Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring, Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo. 2)      Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan. Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori. Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat karena adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat melalui urine. 3)      Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.



4)      Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati, ginjal, otak, paru dan limpa. 5)      Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari total kalori. 6)      Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air. Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi. 7)      Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat pengeluaran asam urat dari tubuh. 8)      Olahraga ringan : Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek menghangatkan tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah pengendapan asam urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah. Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif olahraga untuk mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan teratur memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh. J. CARA PERAWATAN ASAM URAT SECARA MANDIRI Perawatan yang dapat dilakukan berupa tindakan sewaktu terjadi serangan, pengobatan dokter dan perawatan sendiri setelah memperoleh diagnosa. Bila anda mengalami serangan gout secara tiba-tiba, lakukan tindakan darurat, berikut: 1.      Istirahatkan sendi agar cepat sembuh. Beri kompres dingin (plastik berisi es) beberapa jam sekali selama 15 samapai 20 menit pada sendi yang nyeri untuk mengurangi nyeri akibat radang. Kalau perlu masukkan kaki yang bengkak ke dalam ember berisi air es. Selimut atau kain lain yamg menempel pada sendi yang nyeri, karena lokasi tersebut sedang dalam keadaan yang sensitif.



2.      Minum obat pereda sakit (analgesik biasa) untuk menghilangkan rasa nyeri 3.      Minum banyak air (lebih dari 3,5 liter atau 8-10 gelas sehari) untuk membantu mengeluarkan asam urat dari tubuh melalui urin. K. MAKANAN YANG DIAJURKAN PADA PENDERITA ASAM URAT 1.         Konsumsi makanan 2.         Konsumsi buah 3.        



yang mengandung potasium tinggi seperti kentang, yogurt, dan pisang



yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, pepaya dan strawberry



Contoh buah dan sayuran untuk mengobati penyakit asam urat: buah naga, belimbing wuluh,



jahe, labu kuning, sawi hijau, sawi putih, serai dan tomat 4.         Perbanyak 5.         Kurangi



konsumsi karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan ubi



konsumsi karbohidrat sederhana jenis fruktosa seperti gula, permen, arum manis, gulali



dan sirup 6.         Jangan minum



aspirin



7.         Jangan bekerja



terlalu keras / kelelahan



8.         Pada



orang yang kegemukan (obesitas), biasanya kadar asam urat cepat naik tapi pengeluaran



sedikit, maka sebaiknya turunkan berat badan dengan olahraga yang cukup 9.         Sesuaikan



asupan energi dengan kebutuhan tubuh, berdasarkan tinggi dan berat badan



L. MAKANAN YANG HARUS DIHINDARI PADA PENDERITA ASAM URAT a.         Jeroan:



ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru dan otak.



b.         Seafood: udang, c.          Ekstrak



cumi-cumi, sotong, kerang, remis, tiram, kepiting, ikan teri, ikan sarden.



daging seperti abon dan dendeng.



d.         Makanan yang sudah e.          Daging



dikalengkan (contoh: kornet sapi, sarden).



kambing, daging sapi, daging kuda.



f.          Bebek, angsa dan



kalkun.



g.          Kacang-kacangan:



kacang kedelai (termasuk tempe, tauco, oncom, susu kedelai), kacang tanah,



kacang hijau, tauge, melinjo, emping. h.         Sayuran:



kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur kuping, daun singkong, daun pepaya,



kangkung. i.           Keju,



telur, krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental.



j.           Buah-buahan



tertentu seperti durian, nanas dan air kelapa.



k.         Makanan yang digoreng



atau bersantan atau dimasak dengan menggunakan margarin/mentega.



l.           Makanan kaya m.       Selain



protein dan lemak.



beberapa pantangan di atas, penderita penyakit asam urat juga harus selalu banyak minum



air putih apalagi bagi mereka yang mempunyai penyakit batu ginjal. Dengan banyak minum air putih akan sangat membantu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam urat dari dalam tubuh melalui urine. M. OBAT TRADISIONAL UNTUK PENDERITA ASAM URAT .    Obat tradisional untuk asam urat, antara lain : 1.      Jus tomat dan wortel Alat dan bahannya adalah 1 buah wortel, 1 buah tomat, jeruk nipis 1/3 sendok makan, dan air putih 1/3 gelas belimbing, pisau dan blender. Cara membuatnya : yaitu cuci bersih semua bahan, iris wortel dan tomat, masukkkan kedalam blender, kemudian tambahkan 1/2 sendok makan jeruk nipis dan 1/3 air gelas putih dan kemudian diblender hingga halus. Cara penggunaannya : adalah minum jus ini pagi hari sebelum makan atau 2x perhari juka diperlukan 2.      Kumis Kucing Rebus 30-60 gr kumis kucing kering atau 90-120 gr kumis kucing segar, lalu minum air rebusannya. Kumis kucing segar atau kering juga dapat diseduh lalu diminum seperti teh. 3.      Kompres Jahe Kompres Jahe, karena jahe mengandung minyak asiri, gingerol dan oleoresin yang bersifat menghangatkan. Kompres jahe baik digunakan bagi penderita asam urat yang telah mengalami pembengkakan yang berfungsi untuk memperlebar pembuluh darah dan memperlancar aliran darah, sehingga bengkak dan nyeri dapat berkurang atau hilang. Alat dan bahan : jahe 3-5 ruas, parutan, mangkok dan kain perban. Cara membuatnya yaitu cuci bersih jahe, kemudian parut jahe dan tempatkan dalam mangkok, aduk sampai seperti bubur. Cara penggunaannya adalah balurkan parutan jahe tersebut pada sendi yang sakit, kemudian sisa parutan jahe perbankan pada sendi yang bengkak.



DAFTAR PUSTAKA Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat, Cetakan V. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu. Jakarta :Media Aeskulapius Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books Sari M. 2010. Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1. Nopember, Araska Publisher Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) OSTEOPOROSIS



1. Bidang Studi   : Penyakit Degeneratif 2. Topik               : Osteoporosis 3. Sub Topik        : Cara Mencegah Osteoporosis 4. Sasaran            : Lansia 5. Hari/ Tanggal  : 6. Jam                  : 16.00 WIB 7. Waktu             : 30 menit 8. Tempat            : Balai Desa



A. LATAR BELAKANG MASALAH Penuaan sering di ikuti dngan penurunan kualitas hidup sehingga status lansia dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan system tubuh ada umumnya tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45 tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun. Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut data internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya berada pada angka 13%. Menurut Departemen Kesehatan RI, dampak osteoporosis di Indonesia sudah dalam tingkat yang patut diwaspadai, yaitu mencapai 19,7% dari populasi. Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bogor, yang melakukan penelitian dari tahun 1999 – 2002 pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima perempuan mengalami osteoporosis pada usia memasuki 50 tahun. Dan pada laki-laki



umur 55 tahun. Kejadian osteoporosis lebih tinggi pada wanita ( 21,74 % ) dibandingkan dengan laki-laki (14,8 %). ( Siswono, 2003 ) Lanjut usia adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. (Nugroho, 2000). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada otot, susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak berolah raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat kurangnya akibat akti vitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis. Persoalan osteoporosis pada lansia erat sekali hubungannya dengan kemunduran produksi beberapa hormone pengendali remodeling tulang, seperti Kalsitonim dan hormone seks. Dengan bertambahnya usia, produksi beberapa hormone tersebut akan merosot, hanya saja penurunan produksi beberapa osteoblast, sehingga memungkinkan terjadinya pembentukan tulang, akan mengendur aktivitasnya setelah seseorang menginjak usia ke 50 disusul tahun terakhir adalah testosterone pada kurun waktu usia 48 – 52. Persoalan besar akan muncul juga jika terjadi gangguan dalam keseimbangan kedua proses itu, seperti yang terjadi pada osteoporosis. Dalam osteoporosis proses demineralisasi lebih cepat dan lebih tinggi dibandingkan dengan proses meneralisasi. Resikonya terjadilah pengeroposan tulang. Tulang akan kehilangan masa dalam jumlah besar sehingga kekuatannya pun merosot drastis. Kondisi ini tentu tidak bisa diabaikan begitu saja penurunan sepersepuluh kepadatan tulang saja menimbulkan resiko patah tulang 2 – 3 kali lebih sering, jika kondisi ini dibiarkan resiko terjadi patah tulang sulit dihindari. Proses tidak seimbang bisa muncul secara alamiah seperti akibat pengaruh usia lanjut, menopause, gangguan hormonal, dan ketidak aktifan tubuh.



B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TU) Setelah mendapatkan penyuluhan tentang osteoporosis selama 30 menit, para lansia diharapkan dapat mengetahui mengenai cara mencegah osteoporosis.



C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIM) Setelah dilakukan penyuluhan tentang osteoporosis di harapkan audiens dapat memahami 1.      Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar. 2.      Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar. 3.      Peserta dapat menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar. 4.      Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar. 5.      Peserta dapat menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis dengan benar.



D. STRATEGI PELAKSANAAN Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa : -          Ceramah -          Tanya jawab



E. DRAFT RENCANA PROSES PELAKSANAAN Tahap/ Waktu Pendahuluan (5 menit)



Kegiatan Pengajar



Kegiatan Peserta



Memberi salam pembuka dan



Menjawab salam &



memperkenalkan diri



memperhatikan



Menginformasikan materi yang akan



Memperhatikan



disampaikan



Memperhatikan



Menjelaskan tujuan yang hendak di capai



Memperhatikan &



pada akhir penyuluhan



menjawab pertanyaan



Apersepsi dengan cara menggali Penyajian



pengetahuan yang dimiliki peserta Menjelaskan tentang



Mendengarkan dan



Materi



pengertian osteoporosi.



memperhatikan



(15 menit)



Menyebutkan tanda dan gejala



Bertanya



osteoporosis.



Menjawab pertanyaan



Menyebutkan faktor resiko yang



Mendengarkan dan memperhatikan



mempengaruhi osteoporosis. Menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis. Menjelaskan cara mencegah osteoporosis. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertanya seputar materi yang disampaikan Memberi kesempatan kepada peserta lain untuk menjawab pertanyaan Evaluasi



Menjelaskan dan menjawab pertanyaan Memberikan pertanyaan kepada peserta



Menjawab pertanyaan



(5 menit) Penutup



seputar materi yang telah diberikan Menyimpulkan Materi



Mendengarkan



(5 menit)



Menutup pertemuan & mengucapkan



Mendengarkan dan



salam penutup



menjawab salam



F. MEDIA PENYULUHAN Media Penyuluhan yang digunakan: 1.      Materi SAP 2.      Leaflet 3.      PPT



G. METODE EVALUASI 1.      Metode Evaluasi   : Tanya jawab 2.      Jenis Evaluasi        : Lisan



H. KRITERIA EVALUASI 1.      Peserta mampu menjelaskan pengertian osteoporosis dengan benar. 2.      Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala menopause dengan benar. 3.      Peserta mampu menyebutkan faktor resiko penyebab osteoporosis dengan benar. 4.      Peserta mampu menjelaskan bagaimana cara mencegah osteoporosis dengan benar. 5.      Peserta mampu menjelaskan makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis dengan benar.



I. MATERI 1.      Pengertian osteoporosis. 2.      Tanda dan gejala osteoporosis. 3.      Faktor yang mempengaruhi osteoporosis. 4.      Cara mencegah osteoporosis. 5.      Makanan yang baik untuk mencegah osteoporosis.



J. MATERI 1.      Pengertian Osteoporosis Osteoporosis adalah



penyakit



tulang



yang



mempunyai



sifat-sifat



khas



berupa



masa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.



Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui. sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : a.       Kelainan Hepar b.      Kegagalan ginjal kronis c.       Kurang gerak d.      Kebiasaan minuman alcohol e.       Pemakai obat-obatan f.       Kelebihan kafein g.      Merokok Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenokkpausal, wanita kulit putih dan daerah. 2.      Tanda Dan Gejala Osteoporosis Tanda – tanda osteoporosis perubahan tinggi badan, terjadinya patah tulang di pergelangan tangan, tulang belakang atau panggul setelah terjatuh atau trauma yang ringan. Gejala osteoporosis meliputi : Nyeri punggung, hilang tinggi badan, badan membungkuk, tulang mudah patah. 3.      Faktor Resiko Yang Mempengaruhi Osteoporosis Risiko osteoporosis lebih tinggi jika usia lanjut, menopause, keturunan, amenore, gaya hidup tidak aktif, diet rendah kalsium atau vitamin D, merokok, terlalu banyak minum alkohol, mengkonsumsi obat tertentu (termasuk beberapa obat anti-kejang,dan sebagainya. Kondisi hormonal tertentu juga dapat mempengaruhi penyakit osteoporosis. Wanita selain memiliki resiko terhadap osteoporosis pada usia tua, namun resiko ini menjadi meningkat dengan adanya faktor-faktor dibawah ini : a.       Merokok b.      Konsumsi alcohol



c.       Diet rendah kalsium d.      Gangguan dalam hal diet: bulimia dan anoreksi e.       Menopause yang lebih awal Pada usia diatas 30 tahun, di dalam tubuh wanita sudah mulai mengambil cadangan kalsium yang ada di dalam tulang untuk keperluan metabolisme lainnya, sehingga pada usia ini pula resiko akan osteoporosis sudah mulai terjadi. Untuk itu bagi wanita yang sudah berumur 30 tahun dianjurkan untuk mulai mengkonsumsi suplemen kalsium. 4.      Cara-Cara Pencegahan Osteoporosis a.       Rajin berolah raga b.      Upayakan mencapai berat tubuh yang idal c.       Penuhi kebutuhan nutrisi tulang dengan menambah Kalsium clan vitamin D d.      Hilangkan kebiasaan seperti merokok, mengonsumsi alkohol clan kafein. e.       Berjemur ± 15 menit di bawah sinar matahari pagi atau sore hari, membantu tubuh untuk mensintesa atau membuat vitamin D-nya sendiri. f.       Upayakan menghindari cedera (khususnya jatuh) 5.      Makanan Yang Dianjurkan a.       Susu Susu merupakan sumber utama kalsium serta vitamin D. Untuk menjaga kesehatan tubuh, minumlah susu yang rendah lemak agar kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa perlu kawatir tubuh Anda akan menjadi gemuk. Anda pun bisa mendapatkan asupan kalsium dari produk-produk olahan susu seperti keju, es krim dan lain-lain. b.      Kacang-kacangan Jenis



kacang-kacangan



seperti



biji



labu,



almond



dan



kacang



tanah



kaya



akan magnesium yang membantu pembentukan kalsium. Walnut, kaya akan asam lemak omega3 dan alphalinoleic acid yang membantu menguatkan tulang. c.       Wortel Wortel kaya akan alpha-carotene, beta carotene dan betacryptoxanthin yang baik untuk mempertahankan kekuatan tulang. Cuci bersih buah wortel dan makanlah dalam keadaan masih mentah. Wortel mentah punya manfaat lebih baik bila dibandingkan yang sudah dimasak



matang. Anda juga dapat mengonsumsi wortel sebagai campuran salad. Usahakan untuk mengonsumsi makanan diatas setiap hari agar Anda memiliki tulang yang kuat. d.      Sayuran yang berdaun hijau e.       Ikan



K. DAFTAR PUSTAKA Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963. Riggs, B.L.; Melton, Lj 3.r.d. (2005). "The worldwide problem of osteoporosis: insights afforded by epidemiology.". Cauley JA, Hochberg MC, Lui LY et al (2007). "Long-term Risk of Incident Vertebral Fractures".JAMA 298: 2761–2767.



SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA PASIEN DIMENSIA



SATUAN ACARA PENYULUHAN DENGAN PENYAKIT DEMENSIA DI GRIYA KASIH SILOAM MALANG



OLEH Diana Z. Nisa



1201100119



Ghea Maharani



1201100121



Rindang Fahmawati 1201100122 Abdul Nizar



1101100083



POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG NOVEMBER 2014



SATUAN ACARA PENYULUHAN



SENAM OTAK (BRAIN GYM)



Pokok bahasan



: Sistem Saraf



Sub pokok bahasan



: Senam Otak (Brain Gym)



Hari/Tanggal



: rabu, 12 november 2014



Sasaran



: para lansia di griya kasih siloam malang



Waktu penyuluhan



: 45 menit



Tempat



: PSLU Siloam Malang



A.      LATAR BELAKANG Proses menua dalam perjalanan hidup manusia merupakan suatu hal wajar dan akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur panjang, hanya lambat ceptnya proses tersebut bergantung pada masing-masing individu. Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998 dikatakan bahwa batasan lanjut usia adalah pada umur 60 tahun, terjadi proses penuaan secara ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, ekonomi dan spikologis. Berdasarkan hasil pengkajian pada lansia secara umum di PSLU Siloam Malang terdapat 21 0rang kelayan/penghuni. Sebagian besar pasien mengeluh mengalami nyeri dan sakit/pegalpegal pada ekstremitas bawah. Kondisi kelayan yang masih baik ini tentunya perlu dipertahankan dan dilakukan tindakan pencegahan untuk menjaga kesehatan kognitif maupun mencegah keluhan fisik dari kelyaan. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengadakan penyuluhan yang bertujuan untuk menjaga kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan termasuk fungsi kognitif dan kesehatan fisik. Senam otak merupakan temuan baru yang sudah dibuktikan melalui penelitian dapat digunakan sebagai upaya pencegahan atau dapat mengatasi masalah kesehatan kognitif, mencegah demensia, sehingga senam otak merupakan topik yang



menarik untuk dilakukan pada acara penyuluhan bersama dengan penghuni Panti PSLU Siloam Malang. B.      TUJUAN UMUM PENYULUHAH Setelah selesai mengikuti senam otak, para klien PSLU Siloam Malang dapat menerapkan Senam Otak sebagai kegiatan olahraga rutin.



C.      TUJUAN KHUSUS PENYULUHAN Setelah selesai mengikuti senam otak selama 1 x 45 menit, para klien PSLU Siloam Malang, mampu : a.       Mengikuti senam otak dengan lancar sampai selesai b.      Memahami konsep senam otak untuk lansia c.       Mendemonstrasikan senam otak



 



D.      MATERI (Terlampir)



E.       KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR NO PENYULUH 1.



Pembukaan



RESPON KELUARGA Menjawab salam



a. Salam pembukaan



Berpartisipasi aktif



b. Apersepsi



Memperhatikan



WAKTU



5 Menit



c. Perkenalan d. Mengkomunikasikan tujuan 2.



Kegiatan inti : “SENAMMemperhatikan penjelasan OTAK” a. Menjelaskan dan



25 Menit



penyuluh dengan cermat Memperhatikan simulasi



menguraikan tujuan senam Menanyakan hal-hal yang otak. belum jelas. b. Menjelaskan prosedur



Memperhatikan jawaban



Senam Otak c. Demonstrasi dan pelaksanaan Senam Otak d. Memberikan kesempatan kepada audience untuk bertanya e. Menjawab pertanyaan 3.



Penutup







Memperhatikan kesimpulan materi



15 menit



a. Menyimpulkan kegiatan yang







telah disampaikan b. Melakukan evaluasi dengan



Menjawab pertanyaan







Menjawab salam



mengajukan pertanyaan c. Mengakhiri kegiatan



F.       METODE 1.      Praktek senam otak G.     MEDIA DAN ALAT 1.      Kursi 2.      Tape dan kaset (musik). 3.      Gelas dan air minum H.      EVALUASI a.       Evaluasi struktur :          Satuan Acara Kegiatan sudah dibuat sebelum kegiatan dimulai          Media telah disipakan          Tempat telah disiapkan          Kontrak waktu telah disepakati          Mahasiswa hadir tepat waktu



b.      Evaluasi Proses          Mahasiswa mengkoordinir kegiatan senam otak kemudian dilakuakn evaluasi.          Semua Kelayan mengikuti proses dari awal sampai selesai



c.       Evaluasi Hasil          Kelayan yang ikut 100 %.          Kelayan mampu melaksanakan senam dengan baik.          Kelayan menyampaikan secara verbal kenyamanan setelah senam otak.



Daftar Pustaka Dennison, Paul E & Dennison, Gail E. 2006. Brain Gym (Senam Otak) Buku Panduan Lengkap. Terjemahan Bene Ridianto PS. Jakarta: Grasindo



STANDART OPERASIONAL PROSEDUR SENAM OTAK (BRAIN GYM) Senam otak adalah serangkaian aktivitas sederhana yang di desain untuk meminimalkan stres, dan dapat membuat koordinasi otak menjadi maksimal (Dennison, 2004). Senam otak adalah serangkaian gerakan sederhana yang menyenangkan yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dengan menggunakan seluruh otak (Dennison, 2004). Indikasi ·         Kerusakan memori ringan dan sedang Tujuan 1.       Menurunkan proses kepikunan 2.       Meningkatkan koordinasi otak dengan tubuh 3.       Meningkatkan kewaspadaan dan perhatian 4.       Meningkatkan kebugaran fisik 5.       Mengkatkan kemampuan pernapasan, kelenturan, keseimbangan, panca indera dan emosional. Petugas Mahasiswa semester 6 Pengkajian 1.       Cek status daya ingat pasien 2.       Cek status kesehatan fisik pasien 3.       Sarankan pasien untuk berpartisipasi dengan baik 4.       Anjurkan latihan dilakukan dengan rileks (santai). Jangan menahan nafas ketika otot berkontraksi (teregang), tetapi buanglah nafas. Sewaktu otot rileks, tariklah nafas. Persiapan lingkungan



Lingkungan yang nyaman untuk melakukan latihan senam otak. Persiapan alat 1.       Peluit 2.       Kursi tanpa sandaran 3.       Kursi dengan sandaran 4.       Air putih 5.       Bendera warna merah, biru, hijau, dan putih. Prosedur PEREGANGAN 1.       Peregangan leher a.       Posisi badan menghadap lurus kedepan, dengan telapak tangan kanan pada sisi kanan kepala. Tekan kepala ke arah kiri, sementara kepala tetap dipertahankan menghadap lurus kedepan. Otot leher akan teregang melawan dorongan tangan. Lakukan 8 kali hitungan. Ulangi cara ini dengan telapak tangan kiri pada sisi kiri kepala (8 hitungan). b.      Posisi badan menghadap lurus ke depan, dengan perlahan dekatkan telinga kanan ke arah bahu kanan. Akan ada peregangan pada otot leher bagian kiri. Pertahankan 8 hitungan. Kemudian lakukan pada sisi kiri (telinga kiri pada arah bahu kiri) dengan 8 hitungan juga. 2.       Peregangan bahu dan lengan atas a.       Luruskan tangan kanan ke atas, disamping telinga dengan telapak tangan menghadap ke depan. Tangan kiri melewati belakang kepala di bawah siku tangan kanan. Tangan yang lurus digerakkan ke belakang, sedangkan tangan yang satu lagi menahan (mendorong ke depan). Akan terasa regangan pada bahu dan lengan atas. Hembuskan nafas pada saat otot diaktifkan tegang. Kemudian lakukan bergantian dengan tangan kiri lurus ke atas masing-masing 2 kali. b.      Luruskan tangan kanan ke atas, disamping telinga dengan telapak tangan menghadap ke dalam. Tangan yang lurus digerakkan keluar (ke kanan), sedangkan tangan yang satu lagi menahan tangan kanan (menarik kearah dalam). Lakukanlah bergantian dengan tangan kiri lurus ke atas masing-masing 2 kali. c.       Posisi sama seperti (b), tetapi tangan kanan yang lurus menekan ke arah dalam (ke arah telingan kanan) dan tangan yang satu lagi menahan (mendorong ke arah luar). Lakukanlah bergantian dengan tangan kiri lurus ke atas masing-masing 2 kali. 3.       Peregangan lengan atas dan bawah a.       Regangkan ke dua telapak tangan lurus ke depan, telapak tangan lurus menghadap ke luar, dengan jari-jari kedua tangan saling berkait. Pertahankan posisi ini sampai 8 kali hitungan. Dalam latihan ini jika peluit berbunyi 1 kali, maka gerakan ini yang di lakukan. b.      Regangkan ke dua tangan lurus ke atas, dengan jari-jari kedua tangan saling berkait. Pertahankan posisi ini sampai 8 kali hitungan. Jika peluit berbunyi 3 kali maka gerakan ini yang dilakukan. 4.       Peregangan pinggul Dengan kaki silang, angkat dan bengkokkan kaki kiri ( hitungan 1 dan 2), silangkan di atas lutut kanan (hitungan 3 dan 4), kembali ke posisi semula (hitungan 5 dan 6) dan letakkan kaki kiri kembali ke lantai dapa hitingan 7 dan 8. Lakukanlah dengan hitungan 2 kali 8. 5.       Rotasi pinggul Luruskan kaki kiri ke depan dengan ujung jari kaki ke atas. Putar kaki ke arah luar, gerakkan putar berasal dari pinggul, bukan dari kaki. Kembalilah ke posisi semula, putar ke dalam dan kembali keposisi semula. Lakukan dengan kaki kanan masing-masing hitungan 2 kali 8. 6.       Peregangan pinggul



Letakkan pergelangan kaki kiri di atas lutut kanan dan tangan kanan di pergelangan kaki kiri. Secara perlahan tekan lutut kiri ke bawah dengan tangan kiri. Akan terasa regangan pada pinggul kiri. Pertahankan 8 hiungan. Lakukan gerakan yang sama dengan kaki kanan. 7.       Peregangan ungkai bawah dan pompa betis Berdiri dengan kaki lurus ke depan dan telapak kaki di lantai. Kaki kanan di belakang dengan tumit terangkat. Kedua tangan lurus kedepan, memegang sandaran kursi. Sambil menghembuskan nafas gerakkan tumit menyentuh lantai dan lutut kiri dibengkokkan. Akan terasa regangan pada betis. Kemudian tarik nafas dan tumit diangkat seperti semula. Lakukan dengan kaki yang lain masing-masing 8 kali hitungan. PEMANASAN 1.       Sakelar otak Gosoklah dua lekukan kiri dan kanan dengan tulang dada. Dengan tangan lain gosok daerah perut. Usahakan mata bergerak ke kiri dan ke kanan, keatas, ke bawah dan memutar dari kiri atas ke kanan atas. Lakukan 6 kali pernapasan dengan tangan bergantian. 2.       Gerakan jalan di tempat a.       Lakukan jalan kaki di tempat, jika kaki kanan di angkat tangan kiri juga di angkat. Sebaliknya jika kaki kanan yang di angkat maka tangan kanan juga di angkat. Lakukanlah dalam 2 kali 8 hitungan. b.      Lakukan jalan ditempat dengan mengangkat kedua tangan ke atas. Setiap salah satu kaki di angkat, kedua tang juga di angkat. Kemudian tangan diluruskan lagi disamping tubuh, lakukanlah dalam 2 kali 8 hitungan. 3.       Gerakan menyilang garis tengan tubuh kaki kanan menyilang tubuh ke kiri, kedua tangan bergerak lurus ke arah kanan. Sebaliknya jika kaki kiri menyilang ke tubuh kanan, kedua tangan bergerak lurus kekiri. Lakukan dalam hitungan 2 kali 8. 4.       Gerakan alternatif atau kolateral Kaki kiri bergerak ke kiri, tangan kanan lurus ke kanan atas. Sebaliknya jika kaki kanan bergerak ke kanan, tangan kiri bergerak lurus ke kiri atas, lakukan dalam 3 kali 8 hitungan. 5.       Hook-ups Merupakan suatu rangkaian gerakan sebagai berikut: Anda boleh duduk atau berdiri. Pergelangan kaki kanan disilangkan ke atas pergelangan kaki kiri. Kedua tang lurus kedepan dengan ibu jari ke arah bawah. Kedua pergelangan tangan disilangkan, jari-jari kedua tangan dikaitkan, putar ke bawah, lalu keatas, dan tarik sampai di depan dada. Tutup mata dan tarik napas dalam sambil rileks selama 1-2 menit. Pada saat menarik napas, lidah ditempelkan di langit-langit mulut, 2cm dibelakang gigi. Pada waktu membuang nafas panjang memalui mulut, lidah dilepaskan lagi. Lakukan rangkaian gerakan ini dengan menyilangkan kaki kanan bergantian. 6.       Variasi Hook-ups Kedua kaki diletakkan sejajar di lantai, ujung-ujung jari kedua tangan disentuhkan secara halus, sambila melakukan pernapasan dalam selama 1 menit. LATIHAN INTI 1.       Gerakan silang a.       Lakukan gerakan silang ini secara perlahan. Ketika tangan kanan menyentuh lutut kiri, tangan kiri harus diam di samping tubuh agar dapat dirasakan bagian tubuh yang diam. Ketika tangan kiri bergerak menyentuh lutut kanan, maka tangan kanan harus diam di samping tubuh. Lakukan dalam hitungan 4 kali 8.



b.      Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai, tangan berada di samping tubuh (posisi netral). Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba warna bendera yang dinaikkan oleh pelatih. Jika bendera hijau dinaikkan, maka kaki kanan kesamping kanan dan kedua tangan kesamping kiri.jika bendera merah dinaikkan maka kaki kiri ke samping kiri dan ke dua tangan ke samping kanan. Jika bendera purih dinaikkan, posisi kaki dan kanan kembali ke posisi netral.lakukanlah gerakan ini minimal dalam 2 kali 8 hitungan. c.       Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua tangan menyentuh belakang telinga. Kaki kanan di angkat bersamaan dengan siku kiri menyentuh lutut kanan. Begitu juga sebaliknya, kaki kiri diangkat, siku kanan mneyentuh lutut kiri. Bagi orang tua dengan kondisi terbatas, kalau tidak bisa menyentuh lutut, usahakan mendekatkan siku ke lutut. Lakukanlah dalam hitungan 2 kali 8. 2.       Gerakan pelangi Berdiri tegak, tangan kanan lurus ke depan dengan ibu jari ke atas. Gerakkan ibu jari ke kiri dan ke kanan membentuk setengah lingkaran. Seperti pelangi. Sewaktu ibu jari bergerak ke kiri dan ke kanan, bola mata mengikutu gerakan ibu jari. Tetapi kepala tetap menhadap lurus ke depan.lakukan dengan tangan bergantian, masing-masing dalam 1 kali 8 hitungan. 3.       Delapan tidur Mula-mula berdiri tegak, kepala lurus ke depan, tangan kanan lurus ke depan, ibu jari menghadap ke atas dengan posisi ibu jari kira-kira di depan hidung. Gerakkan tangan kiri ke atas, kebawah, kembali ke tengan lalu ke kanan atas, kanan bawah dan kembali ke bawah. Gerakan ini dalam imajinasi kita seolah-olah membentuk angka 8 tidur. Lakukan gerakan ini tanpa diikuti gerakan bola mata. Setiap bentuk gerakan sesuai dengan bunyi peluit yang ditiup oleh pelatih. Dalam gerakan ini jika peluit di tiup 2 kali maka gerakan tangan harus berlawanan dengan arah gerakan semula, tetapi tetap membentuk angka 8 tidur. 4.       Variasi delapan tidur Gerakan ini sama dengan gerakan delapan tidur, tapi gerakan ibu jari diikuti dengan gerakan bola mata. Latihan ini dilakukan bergantian dengan tangan kanan, kiri dan kedua tanga saling berkaitan dalam hitungan masing-masing 2 kali 8. 5.       Burung hantu Urutlah otot bahu kiri dengan tangan kanan sambil kepala menoleh kesamping kanan dan kiri. Tarik napas pada saat kepala berada di pisisi tengan dan hembuskan napas sewaktu kepala menoleh kesamping. Lakukan hal yang sma dengan mengurut otot bahu yang kanan dengan tangan kiri dan kepala menoleh kesamping kiri dan kanan masing-masing 10 kali dengan tangan bergantian. 6.       Pasang kuda-kuda Bukalah kaki selebar bahu, kepala lurus kedepan. Arahkan kaki kanan ke kanan, kaki kiri tetap lurus ke depan, kedua tangan tetap di pinggang. Tarik napas dengan kepala lurus ke depan, tekuk lutut kanan sambil menghembuskan napas dan memalingkn kepala ke kanan pinggul dan bau tetap menghadap depan. Lakukanlah dengan kaki yang lain bergantian dalam hitungan masong-masing 1 kali 8. 7.       Gerakan homolateral a.       Ketika kaki kanan diarahkan ke kanan, kedua tangan juga ke kanan. Begitu juga ketika kaki kiri diarahkan ke kiri, kedua tangan mengikuti ke arah kiri. Perlu diperhatikan bahwa dalam gerakan (b dan c), bentuk gerakan disesuaikan denganm warna bendera yang di angkat oleh pelatih.



b.      Dalam gerakan ini, ketika bendera biru dinaikkan, kaki kanan ke kanan, tangan kanan mengarah ke kanan dan tangan kiri tetap di smping tubuh serta kaki kiri tetap di lantai. Bisa juga kaki kanan ke depan dan tangan kanan juga ke depan. c.       Ketika bendera kuning dinaikkan, kaki kiri ke kiri, tangan kiri mengarah ke kiri dan tangan kanan di samping tubuh serta kaki kanan tetap di lantai. Ketika bendera putih dinaikkan, posisi kaki sejajar, kedua tangan di samping tubuh dalam posisi yangn netral. Lakukan dalam hitungan 2 kali 8. 8.       Gerakan spinal Kedua tangan lurus kedepan, punggung tegak, tangan seolah-olah meraih atau menjangkau sesuatu di depan anda semampunya, dengan punggung tetap lurus tegak. Jangan paksakan membungkuk karena berbahaya bagi penderita osteoporosis. 9.       Pasang telinga Daun telinga dipijit dengan jari telunjuk dan ibu jari, tarik ke luar, lalu digerakkan ke atas, ke samping dan ke bawah dengan pelan. Dengarlah suatu suara sambil memusatkan perhatian pada suara tersebut. Lakukan sebanyak lima kali 10.   Pernapasan perut Letakkan kedua tangan di atas perut. Kosongkan paruparu dengan cara membuang napas pendek-pendek seperti seolah-olah sedang meniup bulu ayam yang ada di depan kita. Tarik napas panjang dalam (3 hitungan), tahan napas (3 hitungan), lalu buang napas perlahan (3 hitungan). Tangan secara pasif mengikuti gerakan perut sewaktu menarik dan membuang nafas. Lakukan selama 2 menit. GERAKAN PENUTUP 1.       Gerakan silang a.       Lakukan gerakan silang ini secara perlahan. Ketika tangan kanan menyentuh lutut kiri, tangan kiri harus dian disamping tubuh agar dapat dirasakan bagian tubuh yang diam. Ketika tangan kiri bergerak menyentuh lutut kanan, maka tangan kanan harus diam disamping tubuh. Lakukan dalam hitungan 4 kali 8. b.      Mula-mula duduk dengan kaki sejajar di lantai serta tangan di samping tubuh (posisi netral). Setiap bentuk gerakan sesuai dengan aba-aba warna bendera yang dinaikkan oleh pelatih. Jika bendera hijau dinaikkan, maka kaki kiri ke samping kiri. Jika bedera merah dinaikkan, maka kaki kiri ke samping kiri dan kedua tangan ke samping kanan. Jika bendera putih dinaikkan posisi kaki dan tangan kembali ke posisi netral. Lakukanlah gerakan ini minimal dalam 2 kali 8 hitungan. c.       Duduk dengan kaki sejajar di lantai, kedua tangan menyentuh belakang telinga. Kaki kanan diangkat bersamaan dengan siku kiri menyentuh lutut kanan. Begitu juga sebaliknya, kaki kiri diangkat, siku kanan menyentuh lutut kiri. Bagi orang tua dengan kondisi terbatas, kalau tidak bisa menyentuh lutut, usahakan mendekatkan siku ke lutut. Lakukanlah dengan hitungan 2 kali 8. 2.       Tarik nafas dalam Sebagai penutup lakukan nafas dalam dan keluargan sebanyak 3 kali. EVALUASI 1.       Subjektif a.       Tanyakan perasaan pasien setelah melakukan latihan senam otak b.      Pasien merasa rileks c.       Pasien berkeringat d.      Pasien merasa lebih segar



e.      Pasien tidak merasa pusing 2.       Objektif a.       Observasi tekanan darah dan nadi pasien setelah melakukan latihan senam otak b.      Pasien waspada dan perhatian dalam melakukan latihan senam otak c.       Pasien mampu berkonsentrasi, meningkatkan kemampuan pernapasan dalam latihan, mampu meningkatkan kelenturan persendian, meningkatkan keseimbangan



SATUAN ACARA PENYULUHAN STROKE SATUAN ACARA PENYULUHAN Bidang Studi



: Gangguan Sistem Persarafan



Topik



: Stroke



Sasaran



: Keluarga Tn. B



Tempat



: Angin raya



Hari/Tanggal



: Minggu, Juni 2013



Waktu



: 1x25 menit



Latar Belakang Penyakit yang berhubungan dengan saraf sangat banyak terjadi jaman sekarang ini, seperti stroke. Stroke sudah di kenal sejak lama, penyakit ini terjadi bisa diakibatkan karena hipertensi sehinga menyebabkan tubuh menjadi lumpuh baik sebagian maupun semuanya. Namun sekarang stroke tidak hanya menyerang anggota badan namun sudah menyerang otak yaitu stroke hemoragik. Stroke hemoragik menyerang otak sehingga terjadi perdarahan di otak. Tujuan Instruksional a.      Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran mampu memahami tentang penyakit stroke. b.      Tujuan Instruksional Khusus Setelah dilakukan penyuluhan selama 25 menit, diharapkan sasaran mampu : -          Menjelaskan pengertian penyakit stoke -          Menjelaskan gejala stroke -          Menjelaskan penyebab stroke -          Menjelaskan pencegahan stroke Karakteristik Sasaran Keluarga Tn. B yang khususnya pada Tn. B.



Waktu Pelaksanaan Hari Minggu, pukul 09.00 – 09.25 WIB Metode a.       Ceramah b.      Tanya Jawab Media a.       Leaflet b.      Flip Chart Materi Pendidikan Kesehatan    Waktu



Tahap kegiatan



K e g i a t an Penyuluh 1.  a.Membuka acara mengucapkan



salam



Sasaran dengan 1.   Menjawab salam kepada



keluarga



2.    



2.  b.Memperkenalkan



diri



kepada Memperhatikan penyuluh



keluarga 5 menit



Pendahuluan3. c.Menyampaikan topik, maksud dan 3.   Mendengarkan tujuan penkes kepada keluarga



menyampaikan



penyuluh topik



dan



tujuan. 4.  d.Kontrak waktu untuk kesepakatan 4.   Menyetujui pelaksanaan 15 menit



penkes



kesepakatan



dengan waktu pelaksanaan penkes



keluarga Kegiatan inti1.  a.Menggali kemampuan keluarga 1.    Menyampaikan tentang



materi



yang



akan pengetahuannya



disampaikan.



tentang



materi penyuluhan



2.  b.Memberikan penjelasan tentang 2.   Mendengarkan



penyuluh



materi yang akan diberikan kepada menyampaikan materi keluarga



dengan



menggunakan 



leaflet 3.  c.Memberikan kesempatan kepada 3.   Bertanya keluarga untuk bertanya.



tentang



yang telah diberikan



materi



4.  d.Memberikan pertanyaan kepada 4.     Menjawab pertanyaan sasaran tentang materi yang sudah disampaikan penyuluh 1.   a.Menyimpulkan



dan 1.      Mendengarkan



mengklarifikasi materi penyuluhan yang telah disampaikan kepada sasaran 5 menit



Penutup



2.    b.Membuat



perencanaan



dari 2.      Menyepakati  perencanaan



materi yang telah disampaikan



tindak lanjut. 3.     



3.   c.Menutup acara dan mengucapkan



Mendengarkan penyuluh



salam serta terima kasih kepada menutup sasaran.



acara



dan



menjawab salam



MATERI STROKE 1.      Pengertian Penyakit Stroke Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.( Batticaca, Fransisca B.2008hlm:56) 2.      Gejala Stroke Kenali gejala stoke dengan kata “WASPADA” -          Wajah perot -          Anggota gerak lemah -          Sensibilitas atau rasa raba terganggu separuh -          Pelo atau bicara tidak jelas -          Afasia atau sukar berkomunikasi -          Disorientasi atau bingung mendadak -          Apabila ada salah satu gejala diatas segera ke RS 3.      Penyebab Stroke -          Kekurangan suplai oksigen yang menuju otak. -          Pecahnya pembuluh darah di otak karena kerapuhan pembuluh darah otak.



-          Adanya sumbatan bekuan darah di otak. -          Faktor resiko medis : hipertensi (tekanan darah tinggi), Kolesterol, Gangguan Jantung, Diabetes, Riwayat stroke dalam keluarga. -          Faktor resiko perilaku : merokok, makanan tidak sehat, alkohol, kurang olahraga.



4.      Pencegahan Stroke -          Periksa tekanan darah secara rutin. Riset menunjukkan, rajin kontrol mengurangi 40 persen risiko stroke. -          Singkirkan tembakau. Hasil studi memperlihatkan, menjauhi tembakau mengurangi risiko stroke sampai 33 persen. -          Lakukan latihan olahraga. Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan pada usia antara 2540 tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57 persen. Sedangkan yang mulai latihan saat usianya 40-55 tahun, kesempatannya 37 persen lebih baik untuk terhindar dari stroke. -          Konsumsi makanan yang bergizi -          Kurangi makanan berlemak. -          Jauhi alkohol.



Evaluasi a.       Jenis -          Tempat dan alat tersedia sesuai perencanan. -          Peran peserta sesuai perencanaan. b.      Bentuk -          Pelaksanan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. -          Peseta mengikuti penyuluhan dari awal sampe akhir. -          Peserta berperan aktif selama penyuluhan. c.       Soal -          Sebutkan gejala stoke ? -          Bagaimana cara pencegahan stoke ? -          Apa saja yang menyebabkan stroke ?



Daftar Pustaka Batticaca,



Fransisca



B.2008.Asuhan



Keperawatan



Klien



dengan



persarafan.Jakarta:Salemba Medika http://www.scribd.com/doc/99962574/54419951-Sap-Stroke http://detikhealth.com http://pengobatanstroke.net/



Penyakit Jantung Koroner



SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan                   : Penyakit Jantung Koroner (PJK) Sub Pokok Bahasan           : a. Pengertian Penyakit Jantung Koroner



Gangguan



                                                  b. Penyebab Penyakit Jantung Koroner                                                   c. Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner                                                   d. Diagnosis Penyakit Jantung koroner                                                   e. Pengobatan Penyakit Jantung Koroner                                                   f. Pencegahan Penyakit Jantung Koroner Sasaran                                 : Masyarakat Kelurahan Tamansari Hari/Tanggal                        : Rabu/02 Januari 2013 Waktu                                   : 1 x 20 menit Tempat                                  : Kp. Babakan Domba A.    Tujuan 1.     Tujuan Instruksional Umum Setelah dilakukan penyuluhan, masyarakat kelurahan Tamansari dapat memahami tentang Penyakit Jantung koroner (PJK) dengan benar. 2.     Tujuan Instruksional Khusus    Setelah diberikan penyuluhan selama 1x20 menit, masyarakat kelurahan Tamansari dapat menjelaskan tentang : a.     Menjelaskan pengertian Penyakit Jantung koroner b.     Apa penyebab Penyakit Jantung koroner c.      Menjelaskan tanda dan gejala Penyakit Jantung koroner d.     Apa pertolongan yang harus dilakukan pada penderita Penyakit Jantung Koroner e.     Menjelaskan cara pengobatan Penyakit Jantung Koroner f.       Menjelaskan cara pencegahan timbulnya Penyakit Jantung Koroner g.     Dapat mendemonstrasikan perawatan Penyakit Jantung Koroner B.    Cakupan Materi 1.     Pengertian Penyakit Jantung Koroner 2.     Penyebab Penyakit Jantung Koroner 3.     Tanda dan gejala Penyakit Jantung koroner 4.     Diagnosis Penyakit Jantung Koroner 5.     Pengobatan Penyakit jantung koroner 6.     Pencegahan Penyakit Jantung Koroner C.     Pelaksanaan N Kegiatan Kegiatan o Penyuluh (Mahasiswa) Masyarakat 1. Pembukaan -         Mengucapkan salam -         Menjawab salam (5 menit) -         Memperkenalkan diri -         Mendengarkan -         Menjelaskan maksud dan



tujuan



2.



3.



-         Menyimak, mendengarkan dan memahami penjelasan yang diberikan Inti -         Menyebutkan pengertian -         Menyimak, (10 menit) dari Penyakit Jantung mendengarkan dan Koroner memahami penjelasan -         Menyebutkan penyebab yang diberikan Penyakit Jantung Koroner -         Menyebutkan tanda dan gejala Penyakit Jantung Koroner -         Menyebutkan diagnosis Penyakit Jantung Koroner -         Menyebutkan pengobatan Penyakit Jantung Koroner -         Menyebutkan pencegahan Penyakit Jantung Koroner Penutup -         Memberikan kesempatan -         Mengajukan pertanyaan (5 menit) bertanya pada masyarakat tentang materi yang dibahas -         Menjawab pertanyaan -         Memberikan pertanyaan -         Mendengarkan evaluasi -         Menyimpulkan hasil -         Mengucapkan kegiatan evaluasi hamdalah, dan -         Mengucapkan hamdalah, menjawab salam. terima kasih dan salam



D.    Metode Metode yang digunakan pada penyampaian pendidikan kesehatan adalah : 1.     Ceramah 2.     Diskusi E.     Media a.     Leaflet tentang Penyakit Jantung Koroner



F.     Sumber Brunner, sunddart. (2001). Keperawatan medical bedah. Edisi 8 vol 2. Jakarta : EGC Masjoer, arieft (2001) kapita selekta edisi tiga, Jakarta:EGC G.    Evaluasi 1.     Bentuk Pada evaluasi menggunakan bentuk lisan yang dilaksanakan langsung pada kegiatan diskusi untuk menilai apakah tujuan pendidikan kesehatan dapat berhasil atau tidak. 2.     Jenis Jenis evaluasi bentuk lisan berupa tanya jawab yang berjumlah 4 soal dan harus dijawab langsung oleh masyarakat pada saat itu juga. Pertanyaan evaluasi antara lain : a.     Apa pengertian Penyakit Jantung Koroner ? b.     Sebutkan 4  dari 10 penyebab Penyakit Jantung Koroner ? c.      Sebutkan 5 dari 9 tanda dan gejala Penyakit Jantung Koroner ?    d.     Sebutkan 3 dari 6 pencegahan Penyakit Jantung Koroner ? MATERI PENYULUHAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) 1.     Pengertian Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit kronis akibat pengerasan (atherosklerosis) dinding pembuluh arteri jantug (koroner). Atherosklerosis akan mengakibatkan pembuluh arteri menjadi sempit dan kaku yang berakibat timbulnya gangguan aliran darah. 2.     Penyebab Penyakit Jantung Koroner a.     Kadar LDL dan Trigliserida darah yang tinggi b.     Kadar HDL darah yang rendah c.      Hipertensi d.     Diabetes mellitus e.     Obesitas / kegemukan



f.       Riwayat penyakit jantung dalam keluarga g.     Merokok h.     Kurang olah raga i.        Mengkonsumsi makanan berlemak tinggi j.       Stres 3.     Tanda dan Gejala Penyakit Jantung Koroner a.     Nyeri dada (angina) b.     Sesak nafas (nafas pendek) c.      Berdebar d.     Mual dan muntah e.     Berkeringat dingin f.       Lemas (weakness) g.     Letih dan capek h.     Nyeri ulu hati (sering pada wanita) i.        Pingsan 4.     Diagnosis Riwayat Penyakit Seseorang dengan keluhan Penyakit Jantung Koroner sebaiknya segera berkonsultasi dengan seorang dokter. Dokter akan menanyakan tentang riwayat keluhan, faktor resiko yang ada pada penderita. 5.     Pengobatan a.     Menghentikan mengurangi dari proses atherosklerosis dengan cara mengendalikan dari faktor-faktor resiko b.     Latihan fisik sesuai dengan jantung penderita c.      Diet untuk mencapai profil lemak yang baik dan berat badan yang ideal d.     Tidak merokok e.     Mengendalikan tekanan darah tinggi, diabetes millitus dan stress mental. 6.     Pencegahan a.     Olah raga teratur b.     Mencegah kegemukan c.      Mengontrol kolesterol darah d.     Mengontrol kadar gula darah e.     Stop merokok f.       Menghindari stres 7.     Simpulan Penyakit jantung koroner terjadi akibat pengerasan (atherosklerosis) dinding pembuluh arteri jantug (koroner). Karena itu untuk pencegahannnya bisa dilkakukan dengan cara olah raga teratur, mencegah kegemukan, mengontrol kolesterol darah, mengontrol kadar gula darah, stop merokok dan menghindari



stress. Dan diharapkan juga masyarakat bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Diposkan oleh vina nurazizah di 18.55



SAP DIABETES MELLITUS



SATUAN ACARA PEYULUHAN Pokok pembahasan



: Diabetes Mellitus



Sub pokok bahasan



: - Pengertian DM - Macam dan Penyebab DM



- Tanda dan Gejala DM - Resiko terkena DM - Komplikasi DM - Pencegahan dan pengobatan DM - Gizi Seimbang Penderita DM Hari / tanggal



: Selasa , 04 maret 21014



Tempat



: 15 00 WIb



Waktu



: ± 15 menit



Sasaran



: Pasien Rawat Inab Puskesmas Pakan Kamis A/N :Ny D



Petugas Penkes



: YUHELNI



1. TIU (Tujuan Intruksional Umum) Setelah mengikuti penyuluhan tentang Diabetes Mellitus selama ± 30menit, ........... mampu memahami tentang Diabetes Mellitus. 2. TIK ( Tujuan Intruksional Khusus) Setelah mengikuti penyuluhan tentang Diabetes Mellitus selama ±30menit diharapkan ............ mampu : a. Menjelaskan kembali tentang Pengertian DM b. Menyebutkan kembali Penyebab DM 1 dari 7 item c. Mengerti tentang Tanda dan gejala DM d. Mengerti Komplikasi DM e. Menjelaskan kembali pengobatan dan pencegahan DM f. Mamahami tentang Gizi Seimbang untuk Penderita DM



3. Materi Terlampir 4. Metode - Ceramah - Diskusi - Tanya Jawab 5. Media



- Flipchart - Leaflet 6. Kegiatan belajar mengajar Tahap Pendahuluan



Waktu 5 menit



Kegiatan Pemberi Materi 1. Memberi salam



(Orientasi)



10



Tahap kerja



menit



Penutup (Terminasi)



5menit



Kegiatan sasaran 1. menjawab salam



Media Flichart



2. Memperkenalkan diri



2. mendengarkan



Leaflet



3. Menjelaskan TIU,TIK



3. memperhatikan



4.Kontak waktu dan bahasa



4. Menjawab



5. Apersepsi



5. menjawab apa yang diketahui



1.



Menjelaskan



materi 1. Mendengarkan/



tentang - Pengertian DM



memperhatikan 2. Mendengarkan



3. Bp.Bambang DM - Resiko terkena DM - Komplikasi DM



mengajukan pertanyaan 4. Mendengarkan 5. Menjawab



Dan Pncegahan DM



pertanyaan apa yang diberikan presentator



2. Memberikan reinforcement positif 3. Memberikan kesempatan untuk bertanya 4. Menjelaskan atau menjawab pertanyaan 5. Memberi evaluasi



1.Menyimpulkan 2.Kontrak waktu



1. Mendengarkan 2. Mendengarkan 3. Menjawab salam



3.Menutup dengan salam



7. Evaluasi Prosedur Evaluasi Klien menjawab pertanyaan a. Apa pengertian DM? b. Jelaskan Macam dan Penyebab DM? c. Sebutkan Tanda dan Gejala DM? d. Siapa saja yang beresiko terkena DM? e. Apa saja Komplikasi DM? f. Bagaimana Pencegahan dan pengobatan DM? g. Bagaimana pemberian gizi pada penderita DM 8. Kriteria Evaluasi  Evaluasi struktur : - menyiapkan SAP - menyiapkan materi dan media - kontrak waktu dengan sasaran - menyiapkan tempat - menyiapkan pertanyaan  Evaluasi proses



:



a. Sasaran memperhatikan



b. Aktif bertanya b. Menjawab atau mengulang kembali  Evaluasi hasil - Pendkes dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab ≥ 80% pertanyaan yang diberikan. - Pendkes dikatakan cukup berhasil apabila sasaran mampu menjawab 50 – 80% pertanyaan yang diberikan. - Pendkes dikatakan kurang berhasil apabila sasaran hanya mampu menjawab < 50% pertanyaan yang diberikan. 9. Hasil Evaluasi Klien mampu menjawab pertanyaan antara 50%-80% dan pendkes dikatakan cukup berhasil LAMPIRAN Diabetes Mellitus A. Pengertian Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya (Francis dan John 2000). Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart 2001)



Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Suyono, 2002). Diabetes Melitus adalah penyakit kelebihan kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi peningkatan kadar gula darah akibat kekurangan insulin.



B. Macam DM dan Penyebabnya 1. Diabetes tipe I Diabetes tipe I ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pankreas. Kombinasi faktor genetik, imunologi dan mungkin pula lingkungan diperkirakan turut menimbulkan destruksi sel beta.Faktor-faktor genetik. Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri, tetapi mewarisi suatu kecenderungan atau predisposisi genetik ke arah terjadinya diabetes tipe I. kecenderungan ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA(human leucocyt antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen transplantasi dan proses imun lainnya. Resiko terjadinya diabetes tipe I meningkat tiga hingga lima kali lipat pada individu yang memiliki salah satu dari kedua tipe HLLA tersebut. Faktor-faktor imunologi. Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon otoimun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi pada jaringan tersebut yang dianggapnnya seolah-olah jaringan asing. Factor-faktor ;lingkungan. Adanya faktor eksternal yang dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi sel beta. (Irawan Susilo Imim, dkk, 2000) 2. Diabetes tipe II Faktor genetik diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Selain itu terdapat pula faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya diabetes melitus II. Faktor-faktor ini adalah : o Usia resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun. o Obesitas o Riwayat keluarga (Irawan Susilo Imim, dkk, 2000) Secara umum penyebab DM adalah; a. Keturunan b. Usia c. Kegemukan d. Kurang gerak



e. Kehilangan insulin f. Alkoholisme g. Obat-obatan C. Tanda dan Gejala DM a. Berat badan menurun b. Banyak makan banyak minum c. Banyak kencing d. Luka sulit sembuh e. Cepat lelah & mengantuk f. Kesemutan pada jari g. Penglihatan kabur D. Resiko terkena DM a. Anak-anak b. Remaja c. Orang tua d. Obesitas E. Komplikasi DM a. Penyakit jantung, Penyakit stroke b. Kerusakan ginjal c. Infeksi pada kulit d. Kebutaan F. Pengobatan dan Pencegahan DM h. Mengatur makanan yang sehat i. Menjalani pemeriksaan gula darah j. Berolah raga secara teratur k. Menjaga keseimbangan berat badan l. Menggunakan obat sesuai anjuran dokter



G. Gizi Seimbang untuk penderita DM a. Makanlah aneka ragam makanan - Sumber zat tenaga ( Karbohidrat, lemak ) - Sumber zat pembangun ( Protein )



- Sumber zat pengatur ( vitamin, air dan mineral b. Makanlah makanan unutk memenhi kecukupan energy c. Makanlah makanan sumber karbohidrat komplek dan serat d. Batasi konsumsi lemak e. Gunakan garam beryodium 1 sendok teh perhari f. Makanlah sumber zat besi g. Biasakan makan pagi h. Minum air bersih dan cukup (krg lebih 8 gelas perhari) i. Olahraga teratur j. Makanlah makanan yang aman kesehatan k. Hindari minuman alkohol dan merokok l. Bacalah label pada kemasan Contoh Menu 1 Hari  Pagi Roti



2 iris



Margarin



½ sdm



Telur



1 butir



 Pukul 10.00 WIB Pisang



1 buah



 Siang Nasi



9 sdm



Udang



5 ekor



Tahu



1 potong



Minyak+kelapa parut



1 potong



Sayuran



1 mangkuk



Buah jeruk



1 buah



 Malam Nasi



6 sdm



Kacang merah



1 potong



Apel malang



bebas



Ayam



1 potong



DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2 .EGC: Jakarta. Askandar Tjokroprawiro, 2000, Simposium Diabetes Mellitus, Fakultas Kedokteran UNAIR RSUD Dr Sotomo, Surabaya Irawan Susilo Imim, dkk, 2000, Waspadai Diabetes Mellitus, Cahaya Remadja Bandung. Johnson. M, 2000, Diabetes Terapi dan Pencegahanya,IKAPI, Bandung Sarwono, W, DKK, 2001, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Balai Penerbit , FKUI, Jakarta Sidarwan, S, 2002, Petunjuk Praktis Pengelolaan DM Perkeni 2002, FKUI-RSU pn Cipto Jakarta. Smaltzer, Bare, 2001, Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, EGC, Jakarta