Satuan Acara Penyuluhan Chikungunya Pusk I Mengwi PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN Judul



: Satuan acara penyuluhan tentang chikungunya



Sasaran



: Keluarga pasien



Hari/tgl



: Selasa/07 Desember 2021



Tempat



: Puskesmas Mengwi I



Pelaksana



: Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bina Usada Bali



Waktu



: 30 Menit



A. Analisis Intruksional Keluarga pasien akan megetahui tentang pengertian chikungunya, faktor penyebab chikungunya, penatalaksanaan chikungunya, pengobatan chikungunya, cara tindakan pencegahan chikungunya dan komplikasi chikungunya setelah diberikan penyuluhan. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan keluarga pasien di Puskesmas I Mengwi mampu memahami tentang pentingnya imunisasi. 2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien Puskesmas I Mengwi dapat: a. Memahami pengertian chikungunya b. Mengetahui faktor penyebab chikungunya c. Mengetahui penatalaksanaan chikungunya d. Mengetahui cara pengobatan chikungunya e. Mengetahui cara tindakan pencegahan chikungunya f. Mengetahui komplikasi chikungunya C. MATERI a. Pengertian chikungunya b. Faktor penyebab chikungunya c. Penatalaksanaan chikungunya d. Pengobatan chikungunya e. Tindakan pencegahan chikungunya f. Komplikasi chikungunya



D. METODE Ceramah, diskusi dan tanya jawab E. MEDIA Leaflet F. Organisasi Kegiatan Pembimbing Kegiatan



: Ni Wayan Lahariani, SST



Pembimbing Klinik



: Ni Wayan Lahariani, SST



Ketua Team



: Winda Mufidayani, S.Kep



Moderator



: I Dewa Gede Agung Widiantara, S.Kep



Penyaji



: I Made Kresna Dwipayana, S.Kep



Observer



: Delsi Rambu Desi, S.Kep



Fasilitator



: Ni Luh Dewi Risma Astriani, S.Kep



G. RENCANA KEGIATAN No. 1.



Waktu 10 menit



Kegiatan Penyuluhan Pembukaan: 1. Mengucapkan



salam



Kegiatan Peserta 1. Menjawab salam dan



memperkenalkan diri



memfokuskan



perhatian



pada pembawa acara



2. Absensi peserta



2. Melakukan absensi



3. Menjelaskan kontrak waktu dan 3. Mendengarkan mekanisme kegiatan 4. Menyampaikan



kontrak



pembelajaran



tujuan



dan 4. Mendengarkan tujuan dari



maksud dari penyuluhan



penyuluhan



5. Menyebutkan materi penyuluhan 5. Mendengarkan yang akan diberikan 2.



30 menit



penyuluhan



materi yang



akan



diberikan 1. Memberikan pendapat



Pelaksanaan: 1) Menggali



dan



pengetahuan



pengalaman penyuluhan



dan 2. Mendengarkan



sasaran



yang kurang dipahami



a. Pengertian chikungunya chikungunya



mengajukan



pertanyaan tentang materi



2) Menjelaskan materi: b. Faktor



memperhatikan



mengenai 3. Peserta



chikungunya



dan



penyebab



4. Mendengarkan, memperhatikan, dan dapat memahami penjelasan



c. Penatalaksanaan chikungunya d. Pengobatan chikungunya e. Tindakan



pencegahan



chikungunya f. Komplikasi chikungunya 3) Memberikan untuk



kesempatan



peserta



mengajukan



pertanyaan untuk materi yang belum dipahami 4) Menjawab pertanyaan yang diajukan 3.



15 menit



oleh



sasaran



penyuluhan Evaluasi: 1. Menanyakan



1. Para kembali



materi



peserta



menjawab



pertanyan yang diberikan



yang telah disampaikan



penyuluh



2. Penyuluh menyimpulkan materi 2. Para peserta mendengarkan yang sudah disampaikan



kesimpulan



materi



disampaikan 4.



5 menit



Terminasi 1. Mengakhiri penyuluhan 2. Mengucapkan



Menjawab salam penutup



terimakasih



kepada peserta 2. Salam penutup H. SETTING TEMPAT PENYULUHAN 1



1 2



4



5



5



5



5



4



5



4



5



5



5



5



4



5



4



3



3



3



yang



Keterangan gambar: 1.



1



Penyuluh



4



4.



2



Moderator



5



5.



3



Observer



Fasilitator



2. Peserta



3.



I. EVALUASI 1. Standar a. Kesiapan Materi b. Kesiapan SAP c. Kesiapan Media : leaflet d. Peserta hadir di tempat penyuluhan e. Pengorganisasian penyelenggraan penyuluhan diadakan H-7 2. Proses a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan b. Peserta Antusias terhadap materi penyuluhan c. Pesrerta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan benar d. Suasana penyuluhan tertib e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan 3. Hasil Peserta penyuluhan mampu : a. Menjelaskan pengertian chikungunya b. Menjelaskan faktor penyebab chikungunya c. Menjelaskan penatalaksanaan chikungunya d. Menjelaskan cara pengobatan chikungunya e. Menjelaskan tindakan pencegahan chikungunya f. Menjelaskan komplikasi chikungunya



J. JOB DESRIPTION 1. Moderator Uraian Tugas: a. Membuka kegiatan penyuluhan, memperkenalkan diri dalam anggota tim yang lainnya kepada peserta. b. Mengatur proses dan lamanya kegiatan penyuluhan. c. Memimpin jalannya diskusi dan evaluasi. d. Menutup acara penyuluhan. 2. Penyaji Uraian Tugas: a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan bahasa yang mudah untuk dipahami oleh peserta. b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan tetap memperhatikan jalannya kegiatan penyuluhan. 3. Observer Uraian Tugas: a. Mencatat nama, jumlah peserta, alamat, serta menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses kegiatan penyuluhan. b. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan penyuluhan berlagsung. c. Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang tidak sesuai dengan rencana penyuluhan. 4. Fasilitator Uraian Tugas: a. Membagikan leaflet kepada peserta. b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan. c. Menginstruksikan penyuluh tentang istilah yang kurang jelas bagi peserta. d. Ikut berbaur dan duduk diantara.peserta



LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN CHIKUNGUNYA



A. PENGERTIAN CHIKUNGUNYA Chikungunya adalah penyakit infeksi disebabkan oleh virus chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Albopictus, ditandai dengan demam, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, mual, ruam, bercak merah (rash) pada kulit, kejang, penurunan kesadaran dan komplikasi sampai kematian sangat jarang terjadi, meskipun kemungkinan perdarahan bisa saja terjadi (Depkes RI, 2012). Penularan chikungunya yang cepat hingga terjadi Kejadian Luar Biasa dipengaruhi oleh perubahan iklim dan cuaca yang mempengaruhi perkembangan populasi nyamuk, mobilisasi penduduk dari daerah yang terinfeksi, perilaku masyarakat, sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan tempat berkembangan biaknya nyamuk (Widoyono, 2011). B. FAKTOR PENYEBAB CHIKUNGUNYA Etiologi Virus chikungunya adalah anggota dari genus Alphavirus dalam famili Togaviridae. Strain Asia adalah genotipe yang berbeda dari yang di Afrika. Virus Chikungunya juga dikenal sebagai Arbovirus A Tipe Chikungunya CHIK, CK. Virus chikungunya termasuk dalam famili Togaviridae, genus alphavirus.



Virion



mengandung satu molekul RNA berdiri. Virus dapat menginfeksi manusia dan hewan. Virion diselimuti oleh membran lipid; plemorfik; bulat; dengan diameter 70m. Pada permukaan amplop ditemukan paku glikoprotein (terdiri dari 2 protein virus yang membentuk heterodimer), nukleopapsid isometrik; dengan diameter 40m. Nyamuk Aedes aegypti berukuran kecil dibandingkan nyamuk lainnya: ukuran tubuh 3-4 mm, berwarna hitam dengan hiasan bintik-bintik putih pada tubuhnya dan di kaki ada lingkaran putih. Nyamuk bisa hidup berbulan-bulan. Nyamuk jantan tidak menggigit manusia, mereka memakan buah. Hanya nyamuk betina yang menggigit; dibutuhkan untuk membuat telur. Telur nyamuk Aedes diletakkan oleh ibu untuk disebarkan; berbeda dengan telur nyamuk lain yang dilepaskan secara berkelompok. Nyamuk bertelur di air bersih. Telur menjadi kepompong dalam beberapa minggu. Nyamuk saat terbang hampir tidak mengeluarkan suara agar manusia yang diserang tidak mengetahui keberadaannya menyerang dari bawah atau dari belakang terbang sangat cepat. Telur nyamuk Aedes dapat bertahan lama di musim kemarau (bisa lebih dari 1 tahun). Virus dapat masuk dari nyamuk ke telur, nyamuk dapat bertahan dalam air yang diklorinasi. Nyamuk Aedes aegypti merupakan vektor virus Chikungunya



(CHIK) (alpha virus). Beberapa nyamuk resisten terhadap virus CHIK namun sebagian rentan. Ternyata gen kerentanan berada di kromosom 3. Vektor Chikunguya di Asia adalah Aedes aegypti, Aedes albopticus. Di Afrika adalah Aedes furcifer dan Aedes africanus. Chikungunya memiliki masa inkubasi periode sejak digigit nyamuk pembawa virus hingga gejala sekitar 2 hingga 4 hari. Pada saat



virus



masuk



ke



dalam



sel



endositosis



virus



tersebut



menuju



dan



retikulumendoplasma, virus sintesis RNA, sedangkan di dalam retikulum endoplasma terjadi proses sintesis virus protein. Setetah masa inkubasi tersebut virion matang di sel endotel di limfonodi, sumsum tulang, limfa dan sel kuffer, lalu virus tersebut melewati membran sel maka virus beredar dalam darah. Demam chikungunya salah satunya dapat menginfekasi sel hati sel hati mengalami degenerasi dan dapat menyebabkan nekrosis pada sel hati tersebut yang akan mempengaruhi metabolisme pada sel hati yang mempengaruhi peningkatan bilirubin seseorang yang mengalami demam biasanya terdapat icterus pada setiap persendian (poliarthralgia) terutama pada sendi lutut, kaki dan tangan, serta sendi-sendi tulang punggung. Radang sendi yang terjadi menyebabkan sendi susah digerakkan, bengkak dan berwarna merah. Itulah sebabnya postur tubuh penderita menjadi seperti dengan jari-jari tangan dan kaki menjadi tertekuk. Gejala lain adalah munculnya bintikbintik kemerahan pada sebagian kecil anggota badan, serta bercak-bercak merah di daerah dada dan perut. Muka penderita bisa menjadi merasa senang dan disertai rasa nyeri pada bagian belakang bola mata. Meskipun gejala penyakit itu bisa berlangsung 3-10 hari (kemudian sembuh dengan sendirinya), tetapi tidak ada nyeri sendi yang bisa berlangsung berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. C. PENATALAKSANAAN CHIKUNGUNYA 1.



Pemeriksaan Diagnostik Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HID, netralisasi serum, dan IgM canture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaat digunakan untuk kepentingan epidemiologi dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari. Demam Chikungunya dikenal sebagai flu tulang (break-bone fever) dengan gejala mirip demam dengue, tetapi lebih ringan dan jarang menimbulkan demam. Artralgia, pembuluh darah konjungtiva tampak nyata, dengan demam yang hanya berlangsung 2-4 hari.



Pemeriksaan serum penderita untuk uji



netralisasi menunjukkan adanya antibodi terhadap virus Chikungunya. 2.



Pemeriksaan Laboratorium



a. 2-5 ml darah dalam minggu I perjalanan penyakit . b. Virus CHIK (efek sitopatik) dikonfirmasi dengan antiserum CHIK spesifik Hasil didapat dalam 1-2 minggu. 3.



Pemeriksaan serologi a. 10-15 ml darah pada fase akut (segera setelah onset klinik terjadi) dan pada fase penyembuhan (10-14 hari) setelah sampel saya diambil. b. Pemeriksaan IgM dilanjutkan MAC-ELISA, hasil dalam 2-3 hari. c. Reaksi silang sering terjadi, konversi dengan uji netralisasi dan HIA. d. Diagnosa (+): e.



peningkatan antibodi 4x pada fase akut dan fase



penyembuhan e. Antibodi IgM spesifik CHIKV (+). 4.



Polymerase Chain Reaction (PCR) a. Melalui enzim reserve transcriptase = tes RT-PCR b. Spesimen sama dengan untuk isolasi virus c. Hasil yang didapat dalam 1-2 hari I G. Tidak ada vaksin maupun obat khusus untuk Chikungunya, pengobatan



terhadap penderita yang ditujukan terhadap keluhan dan gejala yang timbul. Perjalanan penyakit ini umumnya cukup baik, karena bersifat "self limited disease", yaitu akan sembuh sendiri dalam waktu tertentu. Tetapi jika ada kecurigaan penyakit tersebut termasuk campak atau demam berdarah, maka perlu kesiapsiagaan tatalaksana yang berbeda, penderita perlu segera apabila terdapat tanda-tanda bahaya Demam Chikungunya termasuk Self Limiting Disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanya terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol, dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat. D. PENGOBATAN CHIKUNGUNYA Cara pengobatan demam chikungunya termasuk Self Limiting Disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Penyakit ini tidak menyebabkan kefatalan yang berat sehingga penanganannya juga hanya bersifat simtomatis. Dengan istirahat yang cukup, obat demam, kompres, serta antisipasi terhadap kejang demam. Penyakit



ini biasanya sembuh sendiri dalam tujuh hari. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis, seperti obat krim rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Pemberian chloroquin yang sekaligus sebagai antivirus, aspirin, naproxen, ibuprofen, dan golongan NSAID (Non Steroid Anti Inflammatory Drugs) juga cukup ampuh meringankan beberapa masalah sendi seperti



mengatasi dan menurunkan



demam. Untuk memperbaiki keadaan umum penderita, lebih baik makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat, dan protein, serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau jus buah segar. Pemberian vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat yang cukup bisa menyembuhkan penyakit. Minum yang banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat demam. E. TINDAKAN PENCEGAHAN CHIKUNGUNYA Penyakit Chikungunya sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk melawan virus infeksi ini. Pencegahan sepenuhnya bergantung pada pengambilan langkah-langkah untuk menghindari nyamuk dan sarang nyamuk Aedes aegypti. 1. Untuk menghindari gigitan nyamuk: a. Menggunakan lengan panjang dan celana panjang untuk menutupi tubuh. b. Menggunakan kelambu atau obat nyamuk jika tidur pada siang hari. Efektifitas kelambu tersebut dapat ditingkatkan dengan memakai permetrin (insektisida pyrethroid). c. Penggunaan kawat kasa pada ventilasi rumah. d. Jangan menggantungkan pakaian di kamar. 2. Mencegah perkembangbiakan nyamuk Nyamuk Aedes yang mentransmisikan chikungunya berkembang biak di berbagai wadah buatan manusia seperti ban bekas, pot bunga, drum minyak, dan plastik kemasan makanan. Perkembangbiakan ini dapat dihilangkan melalui 3 M Plus yaitu: a. Menguras dan tempat-tempat penampungan udara, seperti bak mandi kegiatan/WC, drum selama seminggu sekali. b. Menutup tempat penyimpanan air seperti ember, gentong air, dan tempayan. c. Mengubur atau mempersiapkan barang-barang bekas/sampah yang dapat menampung air hujan.



d. Menaburkan larvasida (abate, altosid, dan sumilarv) di tempat-tempat yang sulit di kuras. e. Mengganti air vas bunga dan minuman seminggu sekali f. Memelihara ikan pemakan jentik. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap. Oleh karena itu, pintu dan jendela rumah dibuka setiap hari mulai dari pagi hingga udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malathion, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya. Malathion dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding.



Hal ini disebabkan oleh nyamuk Aedes



aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang ada di halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang dapat menampung udara bersih, terutama pada musim hujan. Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan lotion anti nyamuk (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. F.KOMPLIKASI CHIKUNGUNYA Perbedaan utama dengan penyakit demam berdarah adalah tentang kefatalannya yang menyebabkan kematian. Penyakit demam chikungunya adalah penyakit yang jarang menyebabkan kematian. Juga serangan serangan Chikungunya dengan masa demam lebih pendek, suhu lebih tinggi, dan hampir selalu disertai bintik-bintik kemerahan, dan lebih sering dijumpai ditemui sendi (bukan kelumpuhan). Pada demam Chikungunya hampir tidak pernah terjadi perdarahan organ seperti pada saluran cerna atau pun syok karena perdarahan. Persamaannya adalah timbul bintik-bintik perdarahan serta mimisan.



DAFTAR PUSTAKA



Depkes RI (2017). Waspadai Demam Chikungunya. http://www.depkes.go.id. Thomas Suroso (2018). Tinjauan Keadaan dan Dasar-dasar Pemikiran dalam Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Sub.Dit.Arbovirosis, Direktorat P3M, Dep.Kes RI, Jakarta Watanaveeradej, et al (2016). Transplacental Chikungunya Virus Antibody Kinetics, Thailand. www.cdc.gov/eid. Vol. 12, No. 11, November 2006