Satuan Acara Penyuluhan Sap Hipertensi 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN SAP HIPERTENSI PRE PLANNING PENYULUHAN HIPERTENSI



A. Latar Belakang



Berdasarkan pendataan yang dilakukan oleh mahasiswa terhadap 269 KK di RW. 11 Kelurahan Maleber Kecamatan Andir, terdapat 25 orang dari 108 orang penduduk lansia menderita penyakit hipertensi . Angka kejadian ini dikhawatirkan menjadi meningkat karena masyarakat belum memahami tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala , perawatan, pengobatan hipertensi. Untuk menanggulangi masalah tersebut diatas perlu diadakan penyuluhan kesehatan mengenai Hipertensi kepada lansia supaya angka kejadian penyakit tidak terus meningkat dan bisa terkontrol secara optimal.



B. Tujuan



1. Tujuan Umum Terselenggaranya penyuluhan tentang Hipertensi



2. Tujuan Khusus - Masyarakat mengetahui tentang Pengertian hipertensi, Penyebab hipertensi, Tanda dan gejala hipertensi, Pencegahan dan perawatan hipertensi, Jenis makanan - Angka kejadian Hipertensi tidak meningkat



C. Sasaran



Masyarakat RW. 11 (lansia) Kelurahan Maleber, Kecamatan Andir Bandung



D. Strategi Pelaksanaan



-



Menjelaskan tentang Pengertian hipertensi, Penyebab hipertensi, Tanda dan gejala hipertensi, Pencegahan dan perawatan hipertensi



-



Jenis makanan -



-



Diskusi dan tanya jawab



Mengevaluasi tentang pemahaman masyarakat tentang materi yang telah diberikan E. Waktu dan Tempat



Hari/ tanggal



: Sabtu / 23 Juli 2005



Waktu



: Pukul 08.00 s.d selesai



Tempat



: Aula RT 03, RW 11 Kelurahan Maleber



Acara



: Penyuluhan



F. Metoda



Ceramah dan Tanya Jawab



G. Media



Leaflet dan Flip Chart



H. Susunan Kepanitiaan



Penanggung Jawab



: Ketua Pokjakes Posbindu RW 11



Penyuluh



: Mahasiswa (Bunga Damayanti)



I. Rencana Evaluasi



Masyarakat mampu menjawab materi yang telah disampaikan



SATUAN ACARA PENYULUHAN



h



: Kurangnya informasi mengenai penyakit hipertensi di RW 11 Kelurahan Maleber Pokok Bahasan : Penyakit Jantung Sub Pokok Bahasan : Hipertensi : Lansia RW 11 Kelurahan Maleber Waktu : 15 Menit Pertemuan Ke : 1 Tanggal : 23 Juli 2005 Tempat : Aula RT 03 RW 11 Kelurahan Maleber



n



I. Tujuan Instruksional Umum Setelah diberikan penyuluhan, sasaran mampu mengetahui penyakit hipertensi. II. Tujuan Instruksional Khusus Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran dapat : 1. Menyebutkan pengertian hipertensi 2. Menyebutkan 4 dari 8 penyebab hipertensi 3. Menyebutkan 5 dari 10 tanda dan gejala hipertensi 4. Menyebutkan pencegahan dan perawatan hipertensi 5. Menyebutkan jenis makanan untuk hipertensi III. Pokok Materi 1. Pengertian hipertensi 2. Penyebab hipertensi 3. Tanda dan gejala hipertensi 4. Pencegahan dan perawatan hipertensi 5. Jenis makanan untuk hipertensi



-



IV. Kegiatan Belajar Mengajar - Metode : curah pendapat, ceramah, tanya jawab Langkah – langkah kegiatan :







A. Kegiatan Pra Pembelajaran 1. Mempersiapkan materi, media dan tempat 2. Kontrak waktu B. Membuka Pembelajaran 1. Memberi salam 2. Perkenalan 3. Menjelaskan pokok bahasan 4. Menjelaskan tujuan 5. Apersepsi C. Kegiatan inti 1. Penyuluh menyampaikan materi 2. Sasaran menyimak materi 3. Sasaran mengajukan pertanyaan 4. Penyuluh menjawab pertanyaan 5. Penyuluh menyimpulkan jawaban D. Penutup 1. Evaluasi 2. Penyuluh dan sasaran menyimpulkan materi 3. Memberi salam V. Media Dan Sumber Media : Leaflet dan flip card



 Sumber : - Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Edisi 8 Vol. 2 Hal 896, Brunner & Suddarth, EGC - Kesehatan Wanita Diatas Umur 40 Tahun, Caroline J. Bohme MD - Masalah Hipertensi, Prof. dr. Moerdowo. F. R. S. A.    1. 2. 3. 4. 5.



VI. Evaluasi Prosedur : Post test Jenis tes : Pertanyaan secara lisan Butir soal : 5 soal Sebutkan pengertian hipertensi ! Sebutkan penyebab hipertensi (minimal 4 dari 8)! Sebutkan tanda dan gejala hipertensi (minimal 5 dari 10) ! Sebutkan pencegahan dan perawatan hipertensi ! Jenis makanan untuk penderita hipertensi !



VIII.



Lampiran Materi dan Media



MATERI PENYULUHAN A. PENGERTIAN Hipertensi adalah kenaikan tekanan darah melebihi 140/ 90 mmHg B. PENYEBAB



-



Stress



-



Minum minuman beralkohol secara berlebihan



-



Usia



-



Keturunan



-



Obesitas (berat badan berlebih)



-



Kurang aktivitas fisik



-



Penyakit lain (ginjal, syaraf)



-



Keracunan kehamilan



C. TANDA DAN GEJALA - Sakit kepala, pusing -



Lemas



-



Sesak napas



-



Kelelahan



-



Mimisan



-



Sukar tidur



-



Mata berkunang-kunang



-



Mual dan muntah



-



Mudah tersinggung



-



Cepat marah



D. PENCEGAHAN DAN PERAWATAN - Pengobatan dengan obat-obatan penurun darah tinggi sesuai anjuran dokter -



Merubah pola hidup :



1. Berhenti merokok 2. Mengurangi berat badan bagi penderita yang gemuk 3.



Menghindari konsumsi garam berlebih (mengurangi makanan yang mengandung lemak dan garam)



4. Menghindari makanan/ minuman yang mengandung alkohol 5. Istirahat yang cukup 6. Mengurangi stress :  Latiahan meditasi



 Olahraga pernapasan 7. Olahraga teratur :  Aerobik  Jalan kaki  Bersepeda  Berenang



D. JENIS MAKANAN UNTUK HIPERTENSI GOLONGAN BAHAN MAKANAN Karbohidrat



Protein hewani Protein nabati Sayuran



Buah-buahan Lemak Bumbu



Minuman



MAKANAN YANG BOLEH MAKANAN YANG DIBERIKAN BOLEH DIBERIKAN



TIDAK



Beras, kentang, singkong, Roti biskuit dan makanan yg terigu, makanan yg diolah tanpa dimasak dg garam dapur garam seperti mie, biskuit, kue kering. Daging, ikan, telur dan susu Ikan asin, keju, kornet, telur asin, pindang dendeng, udang Semua kacang-kacangan yg Kacang tanah dan semua kacang yg diolah tanpa garam dapur dimasak dg garam dapur Semua sayuran segar dan Sayuran yg diawetkan dg garam sayuran yang diawetkan tanpa seperti : sayuran kaleng, asinan garam Semua buah-buahan segar dan Durian dan buah-buahan yg diawetkan tanpa garam dan soda diwetkan dg garam dan soda Minyak margarin dan mentega Margarin dan mentega biasa tanpa garam Semua bumbu segar dan kering Garam dapur, soda, vetsin dan yg tidak mengandung garam bumbu yg mengandung garam dapur dapur, kecap asin, tersai, tauco Air putih Kopi dan coklat



LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI A. Hipertensi 1. Definisi hipertensi Hipertensi adalah keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg atau diastolik 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup sitirahat/tenang (Depkes, 2007). Menurut standar JNC (Joint National commite) seseorang disebut hipertensi apabila tekanan darah sistol dan diastol naik. Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa adalah: Normal 120



Normal tinggi Hipertensi I Stadium 1 (ringan) Stadium 2 (sedang) Stadium 3 (berat) Stadium 4 (sangat berat) Etiologi Berdasar penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan yaitu : 1. Hipertensi primer / esensial Yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, tetapi ada beberapa faktor penunjang antara lain :



      



Herediter Lingkungan Hiperaktivitas Susunan syaraf simpatis Sistem rennin ongiotensin Defek dalam mensekresi Na Faktor-faktor yang meningkatkan resiko seperti : alcohol, merokok serta polistemia, stress (Ignativicius, 1991 : 2197).



2. Hipertensi sekunder / hipertensi renal



Yaitu terhadap sekitar 5% kasus penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal, hiperal dias teronisme primer dan sindrom cushing, feokromasitoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, penggunaan konstrasepsi oral, penyakit renal vaskuler dan renal parendrymal, kelainan endokrin, tumor otak, encephalitis, peningkatan volume introvaskuler, luka bakar. Patofisiologi Tekanan darah yang meningkat pada penyakit hipertensi menyebabkan aliran darah meningkat. Sehingga dalam pembuluh darah terjadi sclerosis yang kemudian aliran darah tersebut menjadi statis (adanya retensi garam). Hal tersebut menyebabkan peningkatan kerja jantung yang ditandai dengan peningkatan kontraksi otot jantung sehingga otot jantung mengalami pembesaran dan mengakibatkan penurunan cardiac output. Peningkatan tekanan darah dapat menyebabkan sclerosis yang menimbulkan pengecilan pembuluh darah. Jika dalam serebral terjadi peningkatan vaskuler (aliran darah) karena adanya peningkatan ini menyebabkan aliran darah turun, sehingga suplai darah ke otak kurang dan dapat terjadi nyeri. Karena suplai darah ke otak berkurang maka O2 yang diedarkan oleh darah ke otak menjadi berkurang pula, sehingga terjadi gangguan perfusi jaringan. Dampak hipertensi pada ginjal terjadi vaskontriksi pembuluh darah ginjal yang menyebabkan penurunan aliran darah. Hal ini menyebabkan rennin (yang merupakan enzim yang disekresi oleh sel junkta glomerulus ginjal) bekerja pada substratnya berupa pembentukan engiotensin peptida II yang berpengaruh terhadap aldosteron untuk mengikat natrium dan air ke inter stisial, hal tersebut mengakibatkan peningkatan volume cairan dalam tubuh. Perubahan fisik pada lansia terkait dengan penyakit hipertensi : • Perubahan sistem kardiovaskuler 1. Elastisitas, dinding aorta menurun 2. Katub jantung menebal dan menjadi kaku 3. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah umur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.



4. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing mendadak) 5. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatknya resistensi dari pembuluh darah perifer, sistolis normal ± 170 mmHg. Distolis normal ± 90 mmHg. Dengan adanya penurunan suplai O2 ke otak maka kebutuhan otak akan O2 berkurang. Hal tersebut dapat menyebabkan pingsan pada akhirnya akan terjadi resiko injuri.



Fathway



Askep Hipertensi pada lansia



Komplikasi



Pada umumnya komplikasi terjadi pada hipertensi berat yaitu jika tekanan diastolic 130 mmHg atau pada kenaikan tekanan darah yang terjadi secara mendadak dan tinggi. Beberapa negara mempunyai pola komplikasi yang berbeda-beda. Di Jepang gangguan serebravaskuler lebih mencolok dibandingkan dengan kelainan organ yang lain, sedangkan di Amerika dan Eropa komplikasi jantung ditemukan lebih banyak. Di Indonesia belum ada data mengenai hal ini, akan tetapi komplikasi serebral vaskuler dan komplikasi jantung sering ditemukan. Pada hipertensi ringan dan sedang komplikasi yang terjadi adalah pada mata, ginjal, jantung dan otak. Pada mata berupa perdarahan retina, gangguan pengelihatan sampai dengan kebutaan. Gagal jantung merupakan kelainan yang sering ditemukan pada hipertensi berat disamping kelainan koroner dan miokardio. Pada otak sering terjadi perdarahan yang disebabkan oleh pecahnya mikroorganisme yang dapat mengakibatkan kematian. Kelainan lain yang dapat terjadi adalah proses tromboembali dan serangan iskemia otak sementara (transisent ischeemic attack). Gagal ginjal sering dijumpai sebagai komplikasi hipertensi yang lama dan pada proses akut pada hipertensi maligna. Manifestasi Klinis 1. Neurologi



        



Pusing / migraine Penurunan kemampuan berbicara Disfungsi sistem syaraf Infeksi serebral Infark otak Perdarahan serebral Edema cerebral Stroke Hemiplegia



2. Gastro intestinal



 



Mual Muntah



3. Urologi



      



Poliuria Nokturia Hematuria mikroskopik Palidipsi Azotemia Gagal ginjal Proteinuria



4. Kardiovaskuler 



Mycocardiac infark



5. Respiratorisus 



Sesak nafas



6. Psikologis   



Mudah marah Cemas Sulit tidur



7. Sensori    



Gangguan tajam pengelihatan Pandangan akbur Kebutaan Retinopati



Pemeriksaan Diagnostik 1. Haemoglobine / hematokrit : bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindetifikasi faktor-faktor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia 2. Kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi / fungsi ginjal 3. Glukosa : hiperglikemia dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin 4. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan difungsi ginjal atau adanya diabetes 5. Pemeriksaan Tiroid : hipertiroidimse dapat menimbulkan vasokontriksi dan hipertensi 6. CT Scan : mengkaji cerebral, CSU, ensevalopati / feokromositoma 7. EKB : dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi 8. Foto dada : dapat menunjukkan obtruksi klasifikasi pada area katub, defisit pada torik aorta, pembesaran jantung



9. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / uterter (Doengoes, 1999).



Penatalaksanaan



Penatalaksanaan pada penderita hipertensi terdiri dari penatalaksanaan non farmakologis dan famarkologis. Penatalaksanaan non farmakologis terdiri dari :     



Penurunan berat badan Pembatasan alcohol Pembatasan konsumsi natrium Pembatasan penggunaan tembakau Latihan dan relaksasi



Penatalaksanaan farmakologis terdiri dari :       



Diuretik (chlorthalidone chygraton) Diuretika pengganti kalium Diuretika loop (frerasemide (lasik) Inhibitor asenergik (propanoloc (iinderal) Vaskodilaton (hydrolazine hydrocholoride (apresoline) Penghambat enzim pengubah angiotensin (captopril (capoten) Antagonis kalsium (diltiazem hydrochloride (cardizem)



ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA LANSIA



Pengkajian Fokus 1. Aktivitas / istirahat Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton. Tanda :



  



Frekuensi jantung meningkat Perubahan irama jantung Takipnea



2. Sirkulasi Gejala :



 



Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner / katup dan penyakit cerebravaskuler Episode palpitasi, perspirasi



Tanda :



   



Kenaikan TD Hipotensi postural Frekuensi / irama takikardi, berbagai disritmia Mumur stenosis valvular



3. Integritas ego Gejala :



 



Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah kronik. Faktor-faktor multiple



Tanda :



 



Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang meledak Gerak badan empati, otot muka tegang, gerakan fisik cepat, peningkatan pola bicara



4. Eliminasi Gejala :







gangguan ginjal saat ini / yang lalu. 5. Makanan / cairan



Gejala :



  



Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolesterol Mual muntah Perubahan berat badan







Riwayat penggunaan diuretik



Tanda :







BB naik atau obesitas



6. Neurosensori Gejala :



   



Keluhan pening / pusing Berdenyut, sakit kepala suboksipital Kelemahan pada satu sisi tubuh Episode epistaksis



Tanda :



 



Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, memori Respon motorik : penurunan kekuatan gangguan tangan



7. Nyeri / ketidaknyamanan Gejala :



   



Angin Nyeri hilang timbul pada tungkai Sakit kepala oksipital berat Nyeri abdomen / massa



8. Pernafasan Gejala :



  



Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas / kerja Takipnea, ortopnea, dispnea noktural paroksimal Riwayat merokok



Tanda :



  



Distres respirasi Bunyai nafas tambahan Sianosis



9. Kelemahan Gejala :



  



Gangguan koordinasi / cara berjalan Espisode parestesia unilateral transient Hipotensi pastural



J. Fokus Intervensi dan Rasional 1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan beban akhir meningkat, vasokontriksi iskemik miokard TUM : Tidak terjadi penurunan curah jantung. TUK :



   



TD meningkat Nadi 80 x/mnt Pengikisan kapiler < 3 detik - Suhu 36,5 37 0C - RR 16-24 x/mnt



Intervensi : a. Monitor tanda vital dan pengikisan kapiler Rasional : perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang lebih lengkap tentang keterlibatan / bidang masalah vaskuler. b. Auskultasi bunyi nafas Rasional : 54 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena adanya hipertrofi atrium, perkembangan s3 menunjukkan hipertensi ventrikel dan kerusakan fungsi.



c. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman Rasional : membantu untuk menurunkan rangsang simpati, meningkatkan relaksasi. d. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman seperti pinjatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur Rasional : mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang sipatis. e. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas Pengalihan Rasional : dapat mengurangi ketegangan otot dan melancarkan aliran darah. 2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler cerebral TUM : nyeri berkurang sampai dengan hilang TUK :



  



Skala nyeri < 3 Ekpresi wajah rileks Klien menyatakan nyeri berkurang / hilang



Intervensi : a. Kaji status nyeri (skala, Durasi, irama, kualitasnya) Rasional : aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi menyebabkan sakit kepala karena adanya peningkatan tekanan vaskulercerebral b. Pertahankan tirah baring Rasional : meminimalkan stimulasi / meningkatkan relaksasi. c. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi Rasional : tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler dan yang memperlambat / memblok respon simpatis efektif dalam menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya. d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan Rasional : pusing dan pengelihatan kabur sering berhubungan dengan sakit kepala.



e. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan yang teratur bila terjadi perdarahan hidung / kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan perdarahan Rasional : meningkatkan kenyamanan umum. 3. Risiko perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan gangguan sirkulasi TUM : perfusi jaringan adekuat TUK :



    



TD naik Nadi 80 x/mnt Suhu 36,5 – 37 oC RR 16-24 x/mnt Tak ada keluhan sakit kepala / pusing



Intervensi : a. Pertahankan tirah baring Rasional : tirah baring membantu kebutuhan energi. b. Monitor tanda vital Rasional : untuk mengetahui / mengkaji keadaan klien. c. Monitor balance cairan Rasional : cairan yang berlebihan menurunkan sirkulasi O2. d. Kolaborasi pemberian obat anti hipertensi Rasional : untuk menurunkan tekanan darah. 4. Risiko tinggi kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan intake garam dalam diet, pemenuhan mekanisme regulasi hemodinamik neurology dan sistem renal. TUM : tidak terjadi keletihan volume cairan. TUK :



  



Tidak ada edema Bunyi paru bersih Balance seimbang



Intervensi : a. Kaji diet klien terhadap in adekuat masukan protein / kelebihan natrium Rasional : penurunan aliran ginjal mengakibatkan peningkatan aldosteron dan sekresi hormon antidiuretik, menyebabkan retensi air dan natrium dan ekskresi kalium. b. Dorong klien untuk menurunkan masukan garam Rasional : penurunan aliran ginjal mengakibatkan peningkatan aldesteron disekresi hormon anti deuretik, menyebabkan retensi air dan Na dan sekresi kalium. c. Pastikan dengan dokter apakah dapat menggunakan garam tambahan Rasional : ammonium meningkatkan kadar ammonia serum dan dapat menunjang koma hepatic. d. Lakukan tindakan untuk melindungi edema kulit dari cedera Rasional : kulit edema tegang dan mudah cedera, kulit kering lebih rentan untuk rusak dan cidera. 5. Resiko tinggi injury berhubungan dengan O2 ke otak menurun TUM : tidak terjadi injury Interensi : a. Orientasikan individu terhadap sekeliling Rasional : mengenalkan individu pada yang dirasa bahaya. b. Awasi individu secara ketat Rasional : mempersiapkan diri untuk memberi pertolongan jika dibutuhkan. c. Gunakan lampu malam Rasional : menghindari kecelakaan. d. Anjurkan individu untuk meminta bantuan selama serangan Rasional : mengurangi resiki kecelakaan.



e. Pertahankan tempat tidur pada ketinggian paling rendah Rasional : mengurangi resiko jatuh. f. Mintalah tekan sekamar, jika mampu untuk mengingatkan perawatan tentang adanya masalah Rasional : untuk segera memberi bantuan kepada klien jika terjadi edema. Daftar Pustaka



Askep hipertensi pada lansia



http://etikanur asih.blogspot.c om