Sealer Endodontic [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Bahan Pengisi Saluran Akar Setelah saluran akar dipreparasi, saluran akar harus diobturasi dengan bahan yang mampu membatasi hubungan antara rongga mulut dan jaringan periapikal. Material obturasi yang dimasukkan ke dalam saluran akar bisa dalam bentuk dan cara manipulasi yang berbeda. Karaskteristik ideal bahan pengisi saluran akar adalah sebagai berikut : 1. Mudah dimasukkan ke dalam saluran akar 2. Dapat mengisi bagian lateral dan apikal saluran akar 3. Dimensi stabil (tidak mengerut) setelah dimasukkan ke saluran akar 4. Harus kedap terhadap cairan 5. Bakteriostatik 6. Radiopak 7. Tidak mengiritasi 8. Tidak menyebabkan pewarnaan pada gigi 9. Steril/mudah di sterilkan 10. Mudah diambil dari saluran akar jika dalam keadaan yang diperlukan Material obturasi yang paling sering digunakan sebagai pengisi saluran akar adalah gutta percha GUTTA PERCHA Gutta percha awalnya digunakan sebagai bahan restorasi yang kemudian dikembangkan menjadi bahan pengisi dalam prosedur endodontik. Gutta percha berasal dari turunan dari dua kata yaitu “getah” (gum) dan “pertja” (name of the tree). Gutta percha merupakan ekstrak kering yang berasal dari tumbuhan Brazillian tree (Palaquium), famili dari Sapotaceae. Komposisi gutta percha terdiri dari bahan organik (gutta percha dan wax) sebanyak 33% dan bahan inorganik sebanyak 77 % yaitu zink oxside sebagai filler dan metal sulfat sebagai radioopacifier. Gutta percha memiliki ketahanan yang terbatas, dapat menjadi rapuh akibat proses oksidasi. Gutta percha tidak bisa disterilkan menggunakan panas namun dapat didisinfeksi dengan cara merendam ke dalam 5,25% larutan sodium hipoklirit selama 1 menit kemudian dibersihkan menggunakan hydrogen peroksida atau etil alkohol untuk menghilangkan kristal naocl pada gutta percha sebelum digunakan untuk obturasi. Gutta percha memiliki sifat menutup yang tidak baik sehingga selalu diperlukan siler atau semen saluran akar untuk mengisi saluran akar dan menjamin pengisian serta penutupan saluran akar yang tepat. Keuntungan gutta percha antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Adaptasi pada dinding saluran akar baik Non reaktif material Dimensi stabil Tissue tollerance Radiopak Berbentuk plastis ketika dipanaskan Dapat larut pada beberapa cairan seperti klorofom, xylol, minyak eukaliptus, dll



Kerugian gutta percha antara lain : 1. Mudah berubah karena tekanan 2. Perlekatan/adesi kurang baik 3. Tidak kaku sehingga sulit digunakan pada saluran akar yang sempit SILVER POINT Silver point digunakan sejak tahun 1930 sebagai pengisi saluran akar namun saat ini sudah ditinggalkan akibat korosi yang ditimbulkan dari bahan tersebut. Silver point mengandung logam seperti cooper dan nikel yang dapat menyebabkan korosi. Korosi tersebut dapat menyebabkan toksik dan iritasi jaringan. Silver point diindikasikan untuk saluran akar yang bulat, lurus, dan sempit karena sifat bahan yang kaku. Silver point tidak bisa sesuai dengan bentuk saluran akar karena sifatnya yang kurang plastis sehingga tidak diindikasikan untuk saluran akar yang besar seperti pada saluran akar gigi anterior maksila. Silver point tidak memiliki adesi yang baik sehingga diperlukan siler yang adekuat untuk mengisi saluaran akar. NEWER SEALERS Sebuah material baru yaitu Resilon (Ephiphany, Pentron Clinical Technologies; Wallingford, CT; RealSeal, SybronEndo; Orange, CA) dikebangkan untuk mengganti gutta percha dan siler konvensional sebagai pengisi saluran akar. Material baru ini memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi ketika menggunakan gutta percha yaitu pengerutan gutta percha setelah aplikasi panas sehingga timbul ruang antara siler dan gutta percha. Resilon memiliki pengkerutan hanya sebesar 0,5% dan berikatan dengan siler melalui polimerisasi. Resilon sistem terdiri dari : 1. Primer, merupakan self etch primer yang mengandung asam sulfonik, HEMA, air dan inisiator polimerisasi. 2. Siler resilon, merupakan siler berbasis resinkomposit yang memiliki sifat dual-cure. Matrik resin terdiri dari Bis-GMA, UDMA dan hydrophilic difunctional methacrylates. Filer mengandung kalsium hidroksid, barium sulfat, barium glass, bismuth oxyklorida dan silica. 3. Resilon core material, merupakan material pengisi saluran akar berbasis polimer sintetis yang mengandung bioactive glass, bismuth oxyklorida dan barium sulfat. Material ini memiliki kelebihan yaitu biokompatibel, tidak toksik, non-mutagenic, memiliki kemampuan mengisi saluran akar dengan baik dan membuat ikatan yang adekuat antara resilon cone dengan Epiphany siler sehingga ikatan tersebut terpenetrasi ke dalam tubulus dentin di sepanjang saluran akar. Kondisi ini dapat membentuk sistem monoblok.



SEALER ENDODONTIC



Guta perca sebagai bahan obturasi sal akar tidak dapat beradaptasi dg dinding sal akar, sehingga memerlukan siler (sealer) atau semen saluran akar. Tujuan dari menutup (seal) saluran akar adalah untuk mencegah eksudat periapikal menyebar ke bagian saluran akar yang terisi, menghindari masuknya kembali kolonisasi bakteri dan untuk memeriksa residu bakteri mencapai jaringan periapikal. Oleh karena itu, untuk membuat saluran akar tersegel dan kedap, diperlukan sebuah sealer saluran akar. Sealer sangat vital dalam fungsi pengisian saluran akar, yaitu untuk penutupan akhir sistem saluran akar, penguburan sisa bakteri, dan pengisi ketidakteraturan bentuk akar yang telah dipreparasi.(Tanomaru, 2009) Sealer digunakan diantara permukaan dentin dan bahan inti untuk mengisi ruang yang tercipta karena ketidakmampuan fisik bahan inti untuk mengisi seluruh akar. Karakteristik utama yang paling diharapkan dari sealer adalah menempel pada dentin dan bahan inti bersamaan dengan adanya ikatan kohesi yang kuat.(Coltene, 2012)











Fungsi utama dari sealer saluran akar adalah (i) Agen antimikroba, beberapa sealer yang sering digunakan mengandung agen antibakteri dan dapat membunuh kuman penyebab penyakit. (ii) Sealer dibutuhkan untuk dapat mengisi kekosongan antara bahan pengisi utama dan dinding dentin, bahan pengisi kanal aksesori paten, dan beberapa foramen,. (iii) Agen pengikat antara bahan pengisi dan dinding saluran akar. (iv) Sebagai lubrikan ketika digunakan dengan bahan pengisi semisolid. (v) Radiopak (vi) Bahan pengisi saluran akar







Sealer dikategorikan menjadi lima tipe utama berdasarkan kandungan kimia utamanya, yaitu Zinc Oxide-Eugenol-Based Sealers, resin, kalsium hidroksida (Ca(OH)2), glass ionomer, dan silicone based sealer/sealer berbasis Bioceramic.



Syarat dan karakteristik sealer menurut Grossman (1982): 1. Menyatu dengan baik ketika dicampur agar memiliki sifat adhesi yang baik dengan dinding saluran akar. Polikarboksilat, glass ionomer dan resin sealer direkomendasikan untuk mendapatkan adhesi yang baik dengan dentin 2. Menutup secara hermetis. 3. Bersifat radiopak agar terlihat dalam radiografi. 4. Manipulasi mudah. 5. Tidak mengkerut selama setting. 6. Tidak menyebabkan perubahan warna pada struktur gigi. 7. Harus bersifat bakteriostatik, tidak mendukung pertumbuhan bakteri.



8. Waktu setting tidak terlalu cepat. 9. Tidak larut dalam cairan mulut. 10. Tidak mengiritasi jaringan periradikuler. 11. Dapat larut dalam cairan tertentu apabila dibutuhkan untuk mengeluarkan isi saluran akar. 12. Tidak merangsang respon imun jaringan periradikuler. 13. Tidak menyebabkan mutasi gen dan karsinogenik. Jenis-jenis sealer yang dikenal hingga sekarang adalah 1. Sealer berbahan dasar pelarut Rosin-chloroform, dan chloropercha, yang merupakan campuran dari gutta-percha giling atau larut dengan chloroform telah menciptakan permukaan antarmuka dentinguttapercha. Zink oxide dapat ditambahkan dalam campuran ini agar lebih keras dan mengurangi penyusutan. Kebocoran karena penyusutan sering menjadi masalah utama pada metode ini, karenanya bahan ini tidak banyak digunakan lagi pada jaman sekarang. (1) 2. Sealer berbahan dasar ZnOE Keuntungan utama dari bahan ini adalah riwayat keberhasilannya dalam penggunaan sejak lama. Kualitas positif dari bahan ini menutup aspek negatifnya (staining, setting time yang lama, non-adhesif, dan kelarutan). Contoh dari bahan ini adalah formulasi Grossman yang merupakan standar perbandingan bahan sealer lain. Formulasi Grossman ini terdiri dari powder dan liquid. Powder dari formulasi Grossman terdiri dari 42% Zink oxide (utama), 27% stabellite resin (setting time dan konsistensi), 15% ismuth subcarbonate, 15% barium sulfat, dan 1% Natrium borat. Liquidnya merupakan eugenol. Kebanyakan sealer ZnOE yang digunakan sekarang ini merupakan variasi dari formulasi asli ini. Di daerah Eropa, paraformaldehyde ditambahkan untuk aktifitas antibakteri, seperti pada pasta N2 yang kontroversial dan pada Endomethasone. Sealer berbahan dasar ZnOE mempunyai aktifitas antibakteri, tetapi juga dapat mengeluarkan racun saat ditempatkan secara langsung di dalam jaringan vital, dan juga setting time yang sangat lama, yang menurut penelitian dapat men0apai 2 bulan. (15) 3. Sealer dengan bahan dasar Ionomer kaca Sudah tidak beredar di pasaran, karena adanya proses penguraian dan kebocoran pada penelitian laboratoris. Sealer ini dulu banyak digunakan karena menyediakan apical dan coronal seal yang adekuat, adanya sifat biokompatibel dan melekat pada dentin, dua sifat terakhir ini merupakan sifat yang diharapkan ada pada pengisian akar. Kekakuan dan ketidaklarutan bahan ini membuat retreatment dan preparasi untuk penempatan pasak menjadi sulit.15 Contoh produk dari sealer ini adalah GC Fuji TRIAGE, Ketac-Endo, dll 4. Sealer berbahan dasar resin Prototipnya dikembangkan oleh Andre Schroeder di Swiss sejak lebih dari 50 tahun yang lalu, yang merupakan resin bis-fenol dengan polimerisasi menggunakan methenamine. Karena methenamine mengeluarkan sedikit formaldehid saat reaksi setting, penggantinya dicari dan ditemukan melalui campuran dari amine yang dapat



mempengaruhi polimerisasi tanpa adanya pengeluaran formaldehid. Pengembangan produk ini adalah AH Plus. 1 AH Plus merupakan pengembangan dari Epoxy yang tersedia dalam merk AH26, sifatsifatnya yang menguntungkan adalah antimikroba,adhesi, waktu kerja yang lama, mixing yang mudah, dan kemampuan seal yang baik.Keburukan bahan ini adalah staining, ketidaklarutan relatif pada pelarut, sedikit toksik saat belum mengeras, dan sedikit kelarutan pada cairan mulut. AH Plus mempunyai sifat fisik yang mirip dengan AH26 tetapi memiliki biokompatibilitas yang lebih baik karena melepaskan formaldehid lebih sedikit, dan hanya sedikit menyebabkan staining pada dentin dengan dihilangkannya perak dari formula.15 Sealer resin yang lain adalah tipe resorcin-formaldehid. Varian dari phenol-formaldehid atau resin Bakelit. Sealer tipe ini merupakan antibakterial yang sangat kuat, tetapi dapat menyusut dan meninggalkan corak kemerahan pada struktur gigi sekitar (“Russian Red”), Dimaksudkan untuk digunakan tanpa menggunakan cone gutta percha inti, dan menjadi sangat keras dan tidak dapat larut, retreatment dari saluran akar yang telah diisi dengan bahan ini dapat menjadi mimpi buruk. Contoh produknya adalah Forfenan dan Traitement SPAD dari Eropa barat.1 Methyl-metakrilat sederhana juga dilaporkan sebagai campuran fiksatif pulpa dan pengisi saluran akar, dibuat untuk molar permanen muda dengan karies pulpa tanpa adanya nekrosis total dan infeksi. Kelemahan dari produk ini adalah shrinkage, biokompatibilitas buruk saat setting, dan tidak larut dalam air. EndoREZ berbahan dasar urethane dimethacrylate (UDMA). Mempunyai sifat hidrofilik yang dipercaya meningkatkan kemampuan walaupun dalam keadaan lembab. EndoREZ dipasarkan sepaket dengan gutta percha poin lapis resin, yang oleh bonding ke sealer akan memberikan perlekatan dan seal yang lebih baik pada pengisian. Konsep ini dikembangkan hingga maksimal pada Epiphany/Resilon atau RealSeal (Kerr). Primer diaplkasikan pada permukaan dentin setelah larutan kelasi bekerja untuk membersihkan smear layer. Lalu dual-curing sealer yang berdasar BisGMA, UDMA,dan methacrylate hidrofilik dengan filler radiopak melapisi dinding dentin yang telah diberi primer. Penyelesaian pengisian adalah dengan insersi cone atau Resilon core yang telah di plastisisasi secara termal. Sealer dapat melekat secara efektif ke dentin melalui primer, dan dengan integrasi kemis antara sealer dan core, akan menghasilkan konsep pengisian saluran akar yang homogen, monoblock dengan sedikit atau tanpa bagian kosong. Tes bahan ini secara in vitro dan in vivo menunjukkan hasil yang mengagumkan. 1 5. Kalsium Hidroksida Contoh bahannya adalah Sealapex dan Apexit. Reaksi settingnya rumit dan cukup tidak homogen, yaitu melalui kontak dengan kelembaban, menghasilkan permukaan keras, tetapi bagian dalam dari campuran akan tetap mempunyai konsistensi seperti adonan. Kelemahan bahan ini adalah kurang kokoh secara fisik. Kalsium hidroksida juga ditambahkan ke semen dengan komposisi lain, seperti resin dan sealer berbahan dasar Zinc oxide eugenol, tetapi hanya ada sedikit bukti untuk kelebihan kalsium hidroksida dalam campuran tersebut. 6. Sealer berbahan dasar silikon Lee Endo-Fill merupakan bahan silikon pertama pada endodontik yang mempunyai sfat penolak air, stabilitas kimia/i, dan adhesif. Bahan yang baru-baru ini dikembangkan (RoekoSeal) berpolimerisasi tanpa adanya penyusutan, dengan platinum sebagai agen katalis. Bahan ini menunjukkan kemampuan biologis yang memukau, dan didokumentasikan oleh uji berdasar standar internasional, termasuk penelitian pada follow-up secara klinis. Dengan Gutta-Flow, kualitas filling pada gutta-percha dan



sealer digabungkan, gutta-percha yang telah digiling hingga menjadi butiran dicampurkan dengan komponen sealer silikon. Lalu gutta-percha yang telah menjadi satu dengan sealer dimasukkan ke dalam saluran akar. Cone gutta-percha tambahan dimasukkan secara langsung. 7. MTA Mineral Trioxide-Aggregate Merupakan campuran dari semen Portland halus dan bismut oksida, dan dilaporkan mengandung sedikit SiO2, CaO, MgO, K2SO4, Na2SO4. Komponen utamanya, semen Portland merupakan campuran dari dikalsium silikat, trikalsium silikat, trikalsiumaluminat, gypsum, dan tetrakalsiumaluminoferit. Gypsum merupakan determinan yang penting dalam menentukan lamanya waktu setting, sama seperti tetrakalsiumaluminoferit, walaupun pada tingkat yang lebih rendah. Kandungan gypsum dalam MTA sekitar setengah dari gypsum pada semen portland, sama halnya dengan aluminium, yang menyediakan waktu kerja lebih panjang daripada semen portland. Hingga tahun 2002, hanya satu varian MTA yang tersedia, yaitu bubuk abuabu, pada tahun ini pula, MTA putih (WMTA) diperkenalkan sebagai ProRoot MTA (Dentsply) yang menargetkan estetik. Penelitian dilakukan melalui SEM (Scanning Electron Microscopy)cdan microanalisis elektron probe untuk meneliti perbedaan GMTA dan WMTA. Perbedaan utamanya adalah konsentrasi Al2O3, MgO, FeO yang dapat menyebabkan perubahan warna. Pada WMTA lebih sedikit daripada GMTA. WMTA juga memiliki ukuran partikel lebih kecil daripada GMTA. MTA juga menghasilkan pH yang tinggi yang dipercaya karena adanya aktifitas biologis karena adanya pembentukan Ca2. Baik GMTA maupun WMTA mempunyai reaksi setting hidrasi yang akan terinisiasi dalam waktu 3-4 jam tetapi maturasi dan kemampuan resistensi meningkat seiring waktu. WMTA dan ZnOE sama-sama mempunyai sifat antibakteri terhadap S. aureus, E. faecalis, P. Aeruginosa pada uji kontak langsung, sedangkan CHX 0,12% mempunyai aktifitas antibakteri yang lebih kuat terhadap A.odontolyticus, F. nucleatum, S. sanguis, E. faecalis, E. coli, S. aureus, P. aeruginosa, dan C. Albicans dibandingkan dengan WMTA yang dipreparasi dengan air steril saja. Tetapi harus diperhatikan bahwa MTA tidak akan setting apabila dicampur dengan CHX. MTA tidak hanya mempunyai sifat biokompatibel yang baik, tetapi juga menunjukkan performa biologis yang cukup baik pada penelitian in vivo saat digunakan untuk pengisi saluran akar, perbaikan perforasi, pulp capping dan pulpotomi, dan perawatan apeksifikasi. Beberapa menegaskan bahwa GMTA dapat mengeluarkan sifat biologis lebih baik daripada WMTA yang lebih estetis, tetapi hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.2 MTA tidak bereaksi dengan bahan restorasi lainnya. Tes genetoksik menunjukkan pada MTA tidak ada bersifat merusak DNA. MTA juga dapat bersifat aktifasi sementoblas dan produksi sementum. Pada beberapa kasus, MTA juga bersifat bone healing. MTA memproduksi lebih banyak dentinal bridge lebih signifikan dibandingkan Ca(OH)2 dalam waktu yang lebih cepat serta memiliki sedikit inflamasi dan mengurangi resiko nekrosis pulpa. MTA juga dilaporkan mempunyai ukuran partikel yang kecil, toksik yang sedikit dan working time yang lama. 



Sealers dapat diklasifikasikan secara luas menurut komposisinya: 1. Eugenol 2. Non-eugenol 3. Obat







Di antara ini, eugenol yang dapat diterima secara luas. a. Kelompok Eugenol dapat dibagi menjadi subkelompok yaitu:



- semen mengandung perak: 1. • Kerr sealer (Rickert, 1931) 2. • Semen perak koproko Procosol (Grossman, 1936) - Semen bebas perak: 3. • Semen tanpa semen Procosol (Grossman, 1958) 4. • sealer Grossman (Grossman, 1974) 5. • Tubliseal (Kerr, 1961) 6. • Pasta Wach (Wach) b. Non-eugenol Sealers ini tidak mengandung eugenol dan terdiri dari berbagai macam bahan kimia Contoh: • Diaket • AH-26 • Chloropercha dan Eucapercha • Nogenol • Hydron • Endofil • Kaca ionomer • Polikarboksilat • Kalsium fosfat semen c. Obat Ini termasuk kelompok sealer saluran akar yang memiliki Sifat terapeutik. Bahan ini biasanya digunakan tanpa Bahan inti Contoh: • Diaket-A • N2 • Endometason • SPAD • Iodoform paste • Pasta Riebler • Semen Mynol • Pasta Ca (OH) 2 



Klasifikasi sealer menurut Grossman • Semen resin oksida seng • Semen kalsium hidroksida • Semen paraformaldehid • Pastes







Menurut Cohen (ADA dan ANSI) Menurut penggunaan yang dimaksud: 1. Bahan Tipe I dimaksudkan untuk digunakan dengan bahan inti.  Kelas I: Termasuk bahan berupa bedak dan Cairan yang terbentuk melalui proses non polimerisasi.  Kelas II: Termasuk bahan dalam bentuk dua pasta Yang mengatur melalui proses non polimerisasi.  Kelas III: Termasuk polimer dan sistem resin yang ditetapkan melalui polimerisasi.



2. Tipe II Dimaksudkan untuk digunakan dengan atau tanpa bahan inti atau sealer.  Kelas I: Serbuk dan cairan non polimerisasi  Kelas II: Tempel dan pasta-non polimerisasi  Kelas III: Amalgam logam  Kelas IV: Polimer dan sistem resin-polimerisasi







Menurut Clark o • Absorbable o • Tidak mudah terserap







Menurut Ingle o • Semen o • Pastes o • Plastik o • Sealers eksperimental



Root Canal Sealer Dengan Eugenol Zinc Oxide Eugenol Sealers 1. Kerr Root Canal Sealer or Rickert’s Formula Sealer ini dikembangkan sebagai alternatif dari gutta-percha based sealers (chloropercha and eucapercha sealers) yang mana kurang dalam stabilitas dimensi setelah setting.



Keuntungan 1. Sifat pelumas yang sangat baik.. 2. Memungkinkan waktu kerja lebih dari 30 menit, jika dicampur dalam rasio 1: 1. 3. Germicidal action dan biocompatibility. 4. Menmbentuk gumpalan yang besar dari sealer lainnya d engan demikian membuatnya ideal untuk teknik kondensasi untuk mengisi voids, saluran akar bengkok dan irregularities lateral pada gutta-percha. Kekurangan Kekurangannya adalah warna sealer yang cenderung perak of sehingga memberikan staining pada gigi jika masuk dalam tubuli dentinalis. Untuk



mencegah hal tersebut selaer perlu dihilangkan pada rongga pulpa dengan xylol Manipulasi Powder berbentuk pellet dan liquid berada dalam botol. Satu Tetes liquid ditambahkan pada satu pellet dari powder dan dicampur dengan menggunakan spatula sampai relatif homogen didapat. Kerr pulp canal sealer setting dalam kurun waktu 15-30 menit, sehingga mengurangi respons inflamasi 2. Procosol Radiopaque-silver Cement



3. Procosol Non Staining Cement



4. Grossman’s Sealer



Properti 1. Memiliki plastisitas dan pengaturan waktu yang lambat karena adanya Sodiashatat anhidrat. 2. Memiliki potensi penyegelan yang baik. 3. Seng eugenolat didekomposisi oleh air secara kontinyu yang mengakibatkan hilangnya eugenol, yang membuat oksida pada seng eugenol lemah dan membuat senyawa yang tidak stabil. Kekurangan



o Resin memiliki ukuran partikel kasar, sehingga bahannya diaduk dengan kuat selama pencampuran. Jika tidak dilakukan, sepotong resin bisa menempel di dinding saluran akar. 



Setting Time Semen mengeras kurang lebih selama 2 jam pada suhu 37°C. Proses setting dipengaruhi oleh : 1. Kualitas dari ZnO dan pH resin yang digunakan. 2. Teknik saat mengaduk semen. 3. Kelembaban dan suhu ruangan 4. Temperatur dan keringnya mixing slab dan spatula



Root Canal Sealer Tanpa Eugenol 1. Kloroperka N-Ø Sealers This formula was given by Nyborg and Tullin in 1965. Composition Powder : Canada balsam 19.6 percent Rosin 11.8 percent Gutta-percha 19.6 percent Zinc oxide 49 percent Liquid : Chloroform  Kloroperka N-Ø pertama kali diperkenalkan pada tahun 1939. Mixed abentara serbuk dengan cairan kloroform, dimana setelah menyatu, kloroform menguap, meninggalkan void. Ini menunjukkan adanya tingkat kebocoran yang lebih besar daripada material lainnya. 2. Chloropercha



-



Gabungan dari gutta-percha dan kloroform Modifikasi Metode Chloropercha: 8. Johnston-Callahan, tahapannya: - irigasi saluran akar berulang kali dengan 95 persen alkohol (flooded) lalu dikeringkan. - Setelah ini, dibanjiri larutan Callahan resin kloroform selama 2-3 menit. - Masukkan gutta-percha dan dikondensasikan secara lateral dan apikal dengan plugger sampai Gutta-percha dilarutkan sepenuhnya dalam larutan kloroform di saluran akar. - Gutta percha tambahan dimasukkan dan dilarutkan dengan cara yang sama



-



9. Nygaard-Ostby - Terdiri dari balsam Kanada; Kolofonium dan serbuk seng oksida yang dicampur dengan kloroform. - Di Teknik ini, dinding kanal dilapisi dengan Kloroperka, gutta percha cone utama yang telah dicelupkan ke dalam sealer kemudian dimasukkan secara kondensasi ke arah apikal Ujung cone akan larut dan membentuk seal di bagian apikal. Tambahan cone yang dicelupkan ke dalam sealer dimasukkan ke dalam kanal untuk mendapatkan penutupan apikal yang bagus



3. Hydron - Hydron adalah hidrofilik dengan setting cepat, material plastik yang digunakan sebagai sealer saluran akar tanpa menggunakan inti. Polimer : hydroxy-ethylmethacrylate - Diperkenalkan oleh Wichterle dan Lim pada tahun 1960. Tersedia dalam kemasan injeksi. - Keuntungan 1. Bahan biokompatibel. 2. Menyesuaikan bentuk saluran akar karena bentuknya yang plastis. - Kekurangan 1. Waktu kerja singkat. 2. Radiopasitas sangat rendah. 3. Iritan ke jaringan periapikal. 4. Sulit dikeluarkan dari kanal saat sudah mengeras  menggunakan drill bur/peesoreamers. 4. Nogenol



Nogenol dikembangkan untuk mengatasi terjadinya iritasi Eugenol. Basenya adalah ZnO dengan Barium Sulfat sebagai radiopacifier dan vegetable oil. Setting dipercepat oleh hydrogenated rosin, chlorothymol dan asam salisilat.



5. Appetite Root Canal Sealer



-



Telah dijelaskan beberapa bahan pengisi saluran akar yang mengandung hidroksiapatit dan tricalcium. Ada 3 tipe Type I: Powder : Tricalcium phosphate 80 percent Hydroxyapatite 20 percent Liquid : Polyacrylic acid 25 percent Water 75 percent (digunakan untuk pulpektomi gigi vital) Type II: Powder : Liquid : Type III: Powder :



Liquid :







Tricalcium phosphate 52 percent Hydroxyapatite 14 percent Iodoform 30 percent Polyacrylic acid 25 percent Water 75 percent Tricalcium phosphate 80 percent Hydroxyapatite 14 percent Iodoform 5 percent Bismuth subcarbonate 1 percent Polyacrylic acid 25 percent Water 75 percent



ROOT CANAL SEALER BERBASIS RESIN 1. Diaket



-



Sealer berbahan Polyvinyl resin (Polyketone), dan diperkuat bahan kelasi. Terbentuk dari zinc oxide dan diketone. Diperkenalkan pertama kali oleh Schmidt di tahun 1951.



-



-



Composition Powder : • Zinc oxide • Bismuth phosphate Liquid • 2, 2, dihydroxy-5, 5 dichloro diphenyl methane. • B-diketone • Triethanolamine • Caproic acid • Copolymers of vinyl chloride, vinyl acetate and vinyl isobutyl ether. Keuntungan dan Kerugian Keuntungan Kerugian Adhesi baik Toksik di lingkungan sekitar Setting cepat Susah dimanipulasi Stabil Dapat menyebabkan encapsulasi fibrous, jika diextrude Kekuatan tarik tinggi Setting dipengaruhi adanya Champor atau phenol (obat intrakanal)



2. AH-26



-



-



-



merupakan resin epoksi yang direkomendasikan oleh Shroeder pada tahun 1957. Epoxy Sealer berbasis resin dicirikan oleh cincin epoksida reaktif dan dipolimerisasi dengan memecahkan cincin ini. Feldman dan Nyborg memberikan komposisi berikut : Powder Bismuth oxide 60 percent Hexamethylene tetramine 25 percent Silver powder 10 percent Titanium oxide 5 percent Liquid : Bisphenol diglycidyl ether Formulasi terbaru telah diubah dengan pemindahan perak sebagai salah satu penyusun untuk mencegah perubahan warna gigi. Properti 1. Adhesive yang baik. 2. Mengalir 3. Antibakteri 4. sedikit Contracts saat mengeras 5. Toksisitas rendah dan ditoleransi dengan baik oleh jaringan periapikal. 6. Penambahan pengeras, heksametilena tetramin, membuat cured resin inert secara kimiawi dan biologis. Manipulasi



-



AH 26 terdiri dari bubuk kuning dan cairan resin kental dan dicampur dengan konsistensi kental yang tebal. Waktu settingnya adalah 36 sampai 48 jam pada suhu tubuh dan 5-7 hari di suhu kamar. AH 26 menghasilkan adhesi yang lebih besar pada dentin terutama saat lapisan smearlayer dihilangkan. Smear layer removal memaparkan dentinal tubulus menciptakan permukaan yang kasar sehingga meningkatkan adhesi.



3. Thermaseal



Thermaseal memiliki formulasi yang sangat mirip dengan AH-26. Telah diuji dalam beberapa penelitian di Amerika Serikat dan mempunyai kemampuan tinggi sebagi pengisi dan toleransi periapikal. Thermaseal bisa digunakan dengan teknik kondensasi lainnya dibanding dengan Thermafil 4. AH Plus



-



-



sealer berbahan Epoxide-Amine resin, yang dikembangkan dari AH-26 karena kestabilan warnanya dan merupakan material pilihan karena estetis. Bahan ini mudah dimanipulasi dan beradaptasi dengan dinding saluran akar serta mengalami shrinkage minimal pada saat setting. Memiliki stabilitas dimensi dan daya pengisi yang baik. Composition AH Plus Paste A Epoxy Resins Calcium tungstate Zirconium oxide Silica Iron oxide AH Plus Paste B Adamantianeamine N, N-Dibenzyl-5-Oxanonane-diamine-1, 9, TCD-diamine Calcium tungstate Zirconium oxide Silica Silicone oil AH plus sealer radiopacity 13,6 mm/mm Al



Working time Setting time Flow Film thickness Shrinkage Solubility



4 jam 8 jam 36 mm 26 µm 1.76% 0.31%



-



Meskipun AH plus mempunyai kandungan Calcium tungstate, namun tidak terjadi pelepasan calcium dari bahan ini. Durarte et al (2003) menyarankan penambahan 5% calcium hidroksid yang merupakan material dengan viskositas rendah sehingga dapat meningkatkan pH dan pelepasan kalsium. Kondisi ini untuk memperbaiki sistem biologi dan antimikrobiologinya karena pH basa sangat membantu proses demineralisasi dan antimikrobial. - Manipulasi Campurkan sejumlah sama (1:1) dari Pasta A dan Pasta B pada glass slab atau mixing pad menggunakan metal spatula. Campur sampai didapat konsistensi homogen. - Perbandingan antara AH 26 dan AH plus AH 26 AH plus 10. sediaan dalam serbuk dan liquid Sediaan dalam bentuk pasta syring 11. melepaskan sejumlah kecil formaldehid Minimal toxic,,biokompatibel saat mixing lingkungan sekitar 12. menyebabkan pewarnaan gigi Tidak menyebabkan 13. Film thickness 39 µm Ketebalan 20 µm 14. Setting time 24-36 jam Setting time 8 jam 15. Radiopasitas baik Radiopasitas lebih baik 16. Kelarutan rendah Half solubility dibandingkan AH 26 5. Fiberfill



-



Fiberfill adalah sealer endodontik resin berbasis metakrilat. Sealant canal fiberfill digunakan dalam secara selfcuring primer (fiberfill primer A dan B). Komposisinya mirip dengan bonding dentin. Composition Fiberfill root canal sealant Mixture of UDMA, PEGDMA, HDDMA, BisGMA resins Treated barium borosilicate glasses Barium sulfate Silica Calcium hydroxide Calcium phosphates Initiators Stabilizers Pigments Benzoyl peroxide Fiberfill primer A Mixture of acetone and dental surface active monomer NTG-GMA magnesium Fiberfill primer B Mixture of acetone and dental methacrylate resins of PMGDMA, HEMA Initiat



dengan



-







Ikatan antara sistem adhesive dan dentin tergantung pada penetrasi monomer ke permukaan dentin, untuk menghasilkan ikatan mikromekanik antara kolagen dentin dan resin, sehingga membentuk lapisan hibrida. Manipulasi Campurkan jumlah tetes Fiberfill A dan B. Aplikasikan ke dalam saluran akar.



Sealer kalsium hidroksida (Ca(OH)2) Kalsium hidroksida pertama kali diperkenalkan dalam bidang endodontik sebagai agen dalam perawatan pulp capping oleh Hermann pada tahun 1920. Ca(OH) merupakan bubuk 2 berwarna putih tanpa bau, berat molekul 74,08, dengan pH 12,5 - 12,8. Memiliki tingkat kelarutan yang rendah pada air (sekitar 1,2 g/L pada suhu 25°C) dan akan menurun apabila suhu meningkat. Karakteristik sealer kalsium hidroksida (Ca(OH)2): a. Biokompatibilitas lebih dapat diterima dibandingkan dengan jenis sealer lainnya. b. Aktivitas antibakteri lebih rendah dibandingkan dengan bahan sejenisnya seperti sealer ZOE dan resin based sealer. c. Toksisitas lebih rendah dibandingkan dengan jenis sealer lainnya.







Sealer GuttaFlow2 (Whaledent) GuttaFlow2 merupakan sistem pengisian saluran akar dengan mengkombinasikan sealer dan gutta percha menjadi satu. GuttaFlow2 memiliki ukuran partikel kurang dari 30mm. Karakteristik GuttaFlow2: a. Ekspansi dan adhesi, GuttaFlow2 tidak mengalami pengkerutan tetapi mengalami sedikit ekspansi 0,2% serta memiliki ikatan adhesi yang baik antara gutta percha dan dinding saluran akar. b. Flowability baik, mampu mengisi kanal terkecil selama pengisian. c. Kelarutan 0% dan hasil menunjukkan stabil dalam dimensi. d. Biokompatibilitas tinggi, GuttaFlow2 memiliki biokompatibilitas yang baik dibandingkan bahan pengisi konvensional lainnya. e. Perlindungan optimal, GuttaFlow2 mengandung micro-silver yang menghasilkan proteksi yang sangat baik terhadap infeksi saluran akar. Perak yang terkandung di dalamnya tidak menyebabkan korosi dan diskolorisasi. Komposisi dari GuttaFlow2:



1. 2. 3. 4. 5. 6.



Polydimethylsiloxane particles Silicone Paraffin oil Platinum catalyst Zirconium dioxide Nano-silver



7.



Gutta percha powder 



Sealer berbasis Bioceramic Biokeramik adalah bahan keramik yang dirancang khusus untuk penggunaan medis dan gigi. Mereka termasuk bahan bioaktif, seperti kaca dan kalsium fosfat, hidroksiapatit, berinteraksi dengan jaringan sekitarnya untuk mendorong pertumbuhan jaringan lebih tahan lama dan bahan bioinert, seperti zirkonia dan alumina, menghasilkan respon diabaikan dari jaringan sekitarnya, secara efektif tidak memiliki efek biologis atau fisiologis. Dalam sebuah penelitian, semen kalsium fosfat telah kemudian berhasil digunakan dalam perawatan endodontik, termasuk pulp capping , pembentukan penghalang apikal, perbaikan cacat periapikal , dan perbaikan bifurkasi perforasi. Ada dua keuntungan utama yang terkait dengan penggunaan bahan Bioceramic sebagai sealer saluran akar. Pertama, biokompatibilitas mereka mencegah penolakan oleh jaringan sekitarnya. Kedua, bahan Bioceramic mengandung kalsium fosfat yang meningkatkan sifat pengaturan dari biokeramik dan hasil dalam komposisi kimia dan struktur kristal mirip dengan gigi dan tulang bahan apatit , dengan demikian meningkatkan sealer-to-akar dentin bonding. Namun, salah satu kelemahan utama dari bahan-bahan ini dalam kesulitan dalam menghilangkan mereka dari saluran akar setelah mereka ditetapkan untuk retreatment atau persiapan pasca-ruang.



DAFTAR PUSTAKA Orstavik D. “Materials used for root canal obturation: technical, biological, and clinicaltesting”. Endodontic Topics. 2005, 12:25-38 Roberts HW, Toth JM, Berzins DW, Charlton DG. “Mineral trioxide aggregate material use in endodontic treatment: A review of the literature. Dental Material. 2008, 24:149-64. Glickman GE, Walton RE. Obturation. Dalam Endodontics Principles and Practice. Torabinejad M dan Walton RE (editor-editor). Ed. Ke-4. St. Louis: Saunders Elsevier.2009: 298-319 Agrawal N, Kanodia S, Parmar G. Effect of calcium hydroxide as an intracanal dressing on apical seal – an in vitro study. Endodontology original research. 59 Tanomaru JMG, Duarte MAH, Goncalves M, Tonomaru-Filho M. Radiopacity evaluation of root canal sealers containing calcium hydroxide and MTA. Braz Oral Res 2009;23(2):121 Expansion meets Adhesion. GuttaFlow2. The New GuttaFlow Generation. Coltene endo Coltène/Whaledent GmbH + Co. KG. 2012