Sejarah Dan Metode Penelitian Psikologi Agama [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PSIKOLOGI AGAMA A. Sejarah Psikologi Agama Setelah sekian lama psikologi berkembang, beberapa ahli memandang psikologi memiliki keterkaitan dengan masalah yang menyangkut kehidupan batin seperti agama. Sekitar abad ke 19 kajian kajian mengenai agama lantas kemudian dikaitkan dengan psikologi, hingga pada akhirnya para ahli psikologi yang berkutat dengan berbagai kajian agama membuka lapangan baru dalam kajian psikologi yaitu dengan adanya kemunculan psikologi agama. Dalam perkembangan psikologi agama, pada awalnya terdapat dua tokoh yang kemudian menggunakan pendekatan secara ilmiah mengenai psikologi agama yaitu Frazer dan Taylor. Zakiah Daradjat (1970) menyatakan bahwa yang mula-mula berani mengemukakan hasil penelitiannya secara ilmiah tentang agama ialah Flazer dan Taylor. Kedua tokoh inilah yang membentangkan berbagai macam agama primitif dan menemukan persamaan yang sangat jelas antara berbagai bentuk ibadah pada agama Kristen dan ibadah agama-agama primitif. Kemudian pendekatan ilmiah terhadap psikologi agama baru dilanjutkan pada tahun 1881, pada saat itu G. Stanley Hall sebagai seorang ahli psikologi mempelajari peristiwa mengenai konversi agama dan remaja. Dari pendekatan ilmiah yang digunakan oleh Frezer dan Taylor kemudian muncul bebrapa tokoh yang menjelaskan berbagai pandangan menggunakan sudut pandangan psikologi agama. Berikut ini beberapa ahli yang mempunyai peranan penting dalam sejarah pertumbuhan dan perkembangan psikologi agama :  Edwin Diller Starbuck Pada awalnya penelitian ilmiah dalam bidang psikologi agama dimulai pada tahun 1899 yang ditandai dengan keluarnya buku Starbuck pada tahun 1988 yang berjudul The psychology of Religion, an Empirical Study of the Growth of Religious Consciousness, dalam bukunya starbuck membahas mengenai pertumbuhan perasaan agama pada seseorang. Ia melihat bagaimana agama sangat terkait dengan kehidupan manusia. Starbuck sendiri merupakan murid dari William James, namun starbuck



lebih focus mendalami hal mengenai psikologi agama sehingga muncul pemikiran bahwa starbuck lebih memahami mengenai psikologi agama di banding dengan gurunya sendiri. hingga pada akhirnya perhatian James 



timbul dan berkembang karena hasil hasil karya starbuck. George Albert Coe Coe merupakan salah seorang tokoh yang memiliki peranan dalam perkembangan psikologi agama. Coe sendiri memiliki hipotesis untuk mencari hubungan antara reaksi-reaksi agamis dengan watak atau temperamen seorang individu. Ada tahun 1900 coe akhirnya menerbitkan sebuah buku yang berjudul The Spiritual Live. Dalam bukunya coe







menekankan tentang konversi. James H Leuba Leuba merupakan tokoh yang pertama kali meneliti agama dari segi ilmu jiwa. Dalam hal ini leuba memiliki pandangan objektif, sehingga ia berusaha keras untuk menjauhkan ilmu jiwa agama dari unsur-unsur kepercayaan. Ia berpendapat bahwa tidak ada gunanya mendefinisikan agama. Pendapat leuba pernah dimuat di dalam The Monist vol. XI Januari 1901 dengan judul “Introduction to a Psychological Study of Religion”. Setelah itu pada tahun 1912 leuba kemudian menerbitkan buku miliknya







yang berjudul “A Psychological Study of Religion”. Stanley Hall Stanley Selain leuba Hall juga menggunakan cara-cara yang sama dalam menerangkan fakta-fakta agamis, yaitu dengan tafsiran materaialistis. Sekitar tahun 1904 Standley melakukan penelitian terhadap remaja, dari hasil penelitiannya standley menemukan adanya persesuaian antara pertumbuhan jiwa agama pada tiap individu, dengan pertumbuhan emosi dan kecenderungan terhadap jenis lain. Maka umur dimana jiwa mulai terbuka untuk cinta, maka pada umur itu pulalah timbul perasaan-perasaan agama yang ekstrim.







William James James merupakan seorang tokoh yang memiliki peranan dalam perkembangan psikologi agama, dalam bukunya The Varieties of Religion Experience. Dalam karyanya tersebut james memberikan semangat banyak



ahli dalam mengadakan penelitian-penelitian di bidang ilmu jiwa agama. Kemudian pada tahun 1904 terbit majalah “The Journal of Religious Psychology” dan The American Journal of Religious Psychology and Education” yang berlangsung hingga tahun 1915. James memiliki pandangan bahwa seorang ahli jiwa dapat meneliti dorongan-dorongan agama pada seseorang seperti mempelajari dorongan-dorongan jiwa lainnya dalam konstruksi pribadi orang tersebut. Hanya saja James dalam 



menjelaskan berbagai bahan ilmiah sekedar bersifat deskriptif. Fluornoy Fluornoy seorang tokoh yang berusaha mengumpulkan semua penelitian psikologis yang pernah dilakukan terhadap agama sekitar tahun 1901, ia kemudian menyimpulkan cara-cara dan metode yang dapat digunakan dalam meneliti fakta-fakta tersebut. Diantara prinsip-prinsip







yang harus digunakan tersebut adalah: a. Menjauhkan penelitian dari Transcendance b. Prinsip mempelajari perkembangan c. Prinsip perbandingan d. Prinsip dinamika Rudolf Otto Di Jerman terbit pula buku “Das Heilige” oleh Rudolf Otto yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris tahun 1923. Yang terpenting dalam buku itu adalah pengalaman-pengalaman psikologis dari pengertian kesucian, yang diambilnya sebagai pokok dalam hal ini adalah sembahyang. Buku yang cukup menarik untuk zamannya.







Pierre Bovet Pada tahun 1918 ia adalah mahasiswa di Akademi “J.J Rousseou”, bahwa ia mengadakan penelitian terhadap dokumen-dokumen yang ada padanya sehingga hasilnya dikumpulkan dalam suatu buku yang berjudul







“Le Sentiment Religieux et la Psychologie de L’Enfart” Emile Durkheim Emile merupakan seorang sosiolog Perancis yang menulis buku dengan judul “The Elementary Form of the Religious Life”. Buku tersebut mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan psikologi agama.







Robert H. Thouless Pada tahun 1923 beliau menerbitkan sebuah buku dengan judul An Introduction to the Psychology of Religion dan telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Pengantar Psikologi Agama. la menegaskan bahwa agama dapat dipelajari dari segi psikologis dan penelitian







ilmiah



terhadap



keberagamaan



individu



tidak



akan



menghilangkan keyakinan beragama individu tersebut. Sigmund Freud Freud di kenal orang sebagai bapak psikoanalisis yang lebih mengarahkan pandangannya terhadap aspek sosial dari agama. Misalnya, ia menganalisis upacara keagamaan yang dilakukan oleh pemeluk kepercayaan primitif dengan istilah totem dan taboo. Minat dan perhatian para pakar yang tertarik dengan psikologi agama semakin berkembang dan memunculkan berbagai hasil karya ilmiah. Antara lain, Karl R. Stolz dengan judul bukunya The Psychology of Religion Lifing yang terbit tahun 1937, Elizabeth B. Hurlock yang menyinggung pertumbuhan jiwa agama pada anak dalam bukunya Child Development yang terbit tahun 1942, Paul E. Johnson dengan bukunya Psychology of Religion yang terbit tahun 1945. Kemudian Gordon W Allport dengan bukunya The Individual and His Religion yang terbit tahun 1950, W.H. Clark dengan karyanya The Psychology of Religion pada tahun 1958 dan pada tahun 1969 telah mengalami ulang cetak sebanyak sepuluh kali. Dimana masing-masing buku tersebut membahas perkembangan jiwa beragama sejak kecil hingga



dewasa. B. Metode Penelitian Psikologi Agama Sebagai disiplin ilmu yang otonom, maka psikologi agama juga memiliki metode penelitian ilmiah. Pada dasarnya metode yang digunakan untuk mengkaji psikologi agama tidak berbeda dengan cabang psikologi lainnya. Zakiah Daradjat (1970) menyatakan bahwa lapangan penelitian psikologi agama mencakup proses beragama, perasaan dan kesadaran beragama dengan pengaruh dan akibat-akibat yang dirasakan sebagai hasil dari keyakinan agama



yang dianut. Kajian dilakukan dengan mempelajari fakta-fakta berdasarkan data yang terkumpul dan dianalisis secara objektif. Menurut Zakiah daradjat (1970) metode yang digunakan dalam penlitianpenelitian ilmu jiwa agama adalah metode ilmiah, yakni dengan mempelajari fakta-fakta yang ada dalam lingkungan dengan cara yang objektif. Dimana harus diusahakan jangan sampai memihak atau menentang kepercayaan agama tertentu. Selain metode ilmiah kita juga dapat menggunakan metode empiris,yang berarti bahwa suatu kemampuan dapat diambil dari observasi terhadap



data-data



(fakta-fakta).



Dalam



meneliti



ilmu



jiwa



agama



menggunakan sejumlah metode, yang antara lain dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Wawancara dan Kuesioner Salah satu metode yang dapat digunakan yaitu metode kuesioner maupun wawancara. Kedua metode ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi lebih banyak dan mendalam secara langsung kepada responden. Dalam penerapannya metode kuesioner dan wawancara dilakukan



dalam



berbagai



bentuk,



diantaranya



adalah



teknik



pengumpulan data, melalui : a. Pengumpulan pendapat masyarakat (Public opinion polls) Teknik public opinion polls adalah gabungan antara kuesioner dan wawancara. Data didapatkan dengan melalui pengumpulan pendapat khalayak ramai. Data tersebut selanjutnya dikelompokkan sesuai dengan klasifikasi yang sudah dibuat berdasarkan kepentingan penelitian b. Skala penelitian (Rating scale) Skala penelitian atau rating scale merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data tentang faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan khas dalam diri seseorang berdasarkan pengaruh tempat dan kelompok. Metode ini antara lain digunakan untuk mengetahui:  Hubungan antara penyakit mental dengan keyakinan beragama  Bentuk hubungan dengan Tuhannya  Dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi







Sebagai bahan untuk membentuk kerja sama antara ahli



 



psikologi dengan ahli agama Latar belakang keyakinan agama Guna kepentingan penelitian dan mempelajari kejiwaan para



tokoh agama c. Eksperimen Eksperimen merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk mempelajari sikap dan tingkah laku keagamaan seseorang melalui perlakuan khusus yang sengaja dibuat. Menurut Clark menggunakan metode eksperimen dalam ilmu jiwa agama memang sulit, namun dapat dilakukan dengan mengadakan perbandingan, misalnya antara dua orang anak yang disuruh membuat perasaan dan pengertiannya tentang keyakinan agama yang abstrak, misalnya tentang tuhan, akhirat,surge, neraka,dan lain-lain d. Observasi melalui pendekatan sosiologi dan antropologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sosiologi dengan mempelajari sifat-sifat manusiawi orang per orang atau kelompok. Selain itu juga menjadikan unsur-unsur budaya yang bersifat materi (benda budaya) dan yang bersifat spiritual (mantra, ritus) yang dinilai ada hubungannya dengan agama. e. Studi agama berdasarkan pendekatan antropologi budaya Teknik ini digunakan dengan melakukan perbandingan antara tindak keagamaan (upacara, ritus) dengan menggunakan pendekatan psikologi. Melalui pengukuran statistik kemudian dibuat tolok ukur berdasarkan



pendekatan



psikologi



yang



dihubungkan



dengan



kebudayaan. Berdasarkan pendekatan tersebut misalnya ditentukan kategori hubungan menjadi:  Adanya persaudaraan antara sesama orang yang ber-Tuhan  Masalah ke-Tuhanan dan agama  Adanya kebenaran keyakinan yang terlihat dalam bentuk formalitas  Bentuk-bentuk praktik keagamaan f. Pendekatan terhadap perkembangan Teknik ini digunakan untuk meneliti mengenai asal usul dan perkembangan aspek psikologi manusia dalam hubungannya agama



yang



dianutnya.



Cara



yang



digunakan



antara



lain



melalui



pengumpulan dokumen, catatan-catatan, riwayat hidup dan data g.



antropologi. Metode klinis dan proyektifitas Metode ini memanfaatkan cara kerja klinis. Penyembuhan dilakukan dengan cara menyelaraskan hubungan antara jiwa dan



agama. h. Metode umum proyektifitas Berupa penelitian dengan cara menyadarkan sejumlah masalah yang



mengandung



makna



tertentu.



Selanjutnya



peneliti



memperhatikan reaksi yang muncul dari responden. Dengan membiarkan reaksi secara tidak sengaja itu maka pernyataan yang muncul dari reaksi tadi dijadikan dasar penafsiran terhadap gejala yang diteliti. Reaksi merupakan kunci pembuka rahasia. Dalam melakukan penelitian Zakiah daradjat lebih sering menggunakan metode klinik dan proyektif teknik. Dalam melakukan konseling Zakiah daradjat banyak menemukan berbagai proses kejiwaan yang ada sangkut pautnya dengan keyakinan agama. i. Studi kasus Studi kasus dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen, catatan, hasil wawancara atau lainnya untuk kasus-kasus tertentu. Metode



j.



ini



dapat



digunakan



menanamkan



pengertian,



hubungannya



dengan



sebagai



menggambarkan



psikologi,



hingga



bahan



penyembuhan,



masalah dapat



yang



ada



menghasilkan



kesimpulan dan penggolongan mengenai kasus-kasus tertentu. Survei Metode ini dapat digunakan untuk tujuan penggolongan manusia dalam hubungannya dalam pembentukan organisasi dan masyarakat.



2. Dokumen Pribadi (Personal Document) Dokumen pribadi merupakan salah satu tekni yang dapat digunakan untuk mempelajari tentang bagaimana pengalaman dan kehidupan bathin seseorang dalam hubungannya dengan agama. Untuk memperoleh informasi mengenai hal tersebut maka cara yang ditempuh adalah mengumpulkan dokumen pribadi orang seorang. Dokumen tersebut



mungkin berupa autobiografi, biografi, tulisan ataupun catatan-catatan yang dibuatnya. Selain catatan atau tulisan, juga digunakan daftar pertanyaan kepada orang-orang yang akan diteliti. Jawaban yang diberikan secara bebas memberi kemungkinan bagi responden untuk menyampaikan kesan-kesan bathin yang berhubungan dengan agama yang diyakininya. Dalam penerapannya, metode dokumen pribadi ini dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya:



a. Teknik Nomotatik Teknik ini digunakan untuk menarik kesimpulan sejumlah dokumen yang diteliti, juga digunakan untuk mempelajari perbedaanperbedaan individu. Dalam penerapannya nomotik ini mengasumsikan bahwa pada diri manusia terdapat suatu lapisan dasar dalam struktur kepribadian manusia sebagai sifat yang merupakan ciri umum kepribadian. Nomotik yang digunakan dalam studi tentang kepribadian adalah mengukur perangkat sifat seperti kejujuran, ketekunan dan kepasrahan sejumlah individu dalam suatu kelompok. Ternyata ditemukan bahwa sifat-sifat itu ada pada setiap individu, namun jadi berbeda oleh hubungan antara sifat itu dengan sikap seseorang. Perbedaan tentang tinggi rendah sifat-sifat dasar itu ditampilkan dalam sikap sangat tergantung dari situasi yang ada. Jadi dapat ditarik suatu ketetapan bahwa sikap individu tergantung dari situasi yang dihadapinya. b. Teknik Analisis Nilai (Value Analysis) Teknik ini digunakan dengan dukungan analisis stastik. Data yang terkumpul diklasifikasikan menurut teknik statistik dan dianalisis untuk dijadikan penilaian terhadap individu yang diteliti. Teknik statistik digunakan berdasarkan pertimbangan bahwa ada sejumlah pengalaman keagamaan yang dapat dibahas dengan bantuan ilmu eksakta, terutama dalam mencari hubungan antara sejumlah variabel. Carlson misalnya, menemukan dalam penelitiannya bahwa terdapat



hubungan antara kepercayaan dengan tingkat kecerdasan. Didapatnya korelasi antara agama dan kecerdasan yang berarti anak-anak yang kurang cerdas cenderung berpegang erat kepada kepercayaan agama, sedangkan pada anak-anak yang cerdas kecenderungan itu lebih kecil. c. Teknik Idiografi Teknik ini juga merupakan pendekatan psikologis yang digunakan untuk memahami sifat-sifat dasar (tabi’at) manusia. Pelopor dari penggunaan teknik idiografi dalam psikologi agama adalah Gordon Allport. Menurutnya untuk mempelajari kepribadian semestinya menyangkut sifat-sifat dasar yang meruakan ciri khas yang ada hubungan antara seseorang dengan perspektif dirinya. Masing-masing sifat dasar yang dimiliki seseorang individu sebagai ciri khas terlihat dalam penampilan sikap seseorang secara umum. d. Teknik Penilaian terhadap Sikap (Evaluation Attitudes Technique) Teknik ini digunakan dalam penelitian terhadap biografi, tulisan atau dokumen yang ada hubungannya dengan individu yang akan diteliti. Berdasarkan dokumen tersebut kemudian ditarik kesimpulan, bagaimana pendirian seseorang terhadap pers0alan-persoalan yang dihadapinya dalam kaitan hubungannya dengan pengalaman dan kesadaran agama.



Referensi : Daradjat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama.Bulan Bintang: Jakarta, 1970.