Penelitian Sejarah Dan Bibliografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Peter Kasenda Penelitian Sejarah dan Bibliografi Masalah



pertama



yang



dihadapi



seorang



pengarang



untuk



merumuskan sebuah karangan adalah subyek pembicaraan. Penetapan subyek sebelum mulai menggarap suatu karangan merupakan suatu keahlian. Subyek mana yang akan dipergunakan dalam sebuah karangan agaknya bukan merupakan sebuah persoalan. Namun seringkali pula justru hal inilah yang menjadi beban yang tidak kecil bagi mereka yang baru mulai menulis. Mereka sukar sekali menemukan subyek mana yang kiranya dapat dipergunakannya untuk menyusun karangannya. Biasanya gurubesar-gurubesar sejarah seringkali menyimpan daftar subyek yang mereka angggap penting untuk diselidiki oleh mahasiswanya. Penerbit dan editor kadang-kadang mempunyai judul buku-buku dan artikelartikel bagi calon pengarangnya. Akan tetapi pengarang yang tidak berpengalaman perlu dianjurkan agar supaya tidak dipengaruhi oleh preferensi seorang guru, penerbit atau editor, melainkan hendaknya mengikuti pilihannya sendiri. Dengan atau tanpa bantuan, seorang pemula dengan mudah dapat menemukan sebuah subyek yang menarik minatnya dan subyek itu akan layak untuk diselidiki, setidak-tidaknya pada tahap pengantar. Ia hanya perlu menanyakan empat perangkat pertanyaan



1



1



perangkat pertanyaan yang pertama bersifat geografis



2



perangkat pertanyaan yang kedua bersifat biografis



3



perangkat pertanyaan yang ketiga bersifat kronologis



4



perangkat pertanyaan yang keempat bersifat fungsional



Jawaban



atas



keempat



pertanyaan tersebut akan memberikan



pandangan kepada sejarawan mengenai batas-batas daripada minat sejarahnya. Seorang pemula biasanya cenderung untuk terlalu ambisus, sebagian



besar



disebabkan



karena



kurangnya



pengalaman



belum



memberikan kepadanya wawasan mengenai besarnya, jumlah kesaksian yang mungkin ada mengenai subyek pilihannya. Agaknya lebih jarang kejadian bahwa si pemula merasa lemah semangatnya karena tidak mampu menemukan cukup bahan untuk menyusun laporan yang tipis sekalipun Tetapi sesuatu subyek dapat dikurangi ruang lingkupnya, jika bahanbahannya terlalu banyak bisa dipergunakan secara pantas dan layak; hal itu dapat dilakukan dengan mengurangi (1) wilayah geografisnya, (2) jumlah orang, (3) jangkauan waktu, atau (4) jenis kegiatan manusia yang tersangkut. Sedangkan suatu subyek yang sukar mendapatkan sumber-sumbernya, dapat diperluas didalam salah satu diantara empat bidang tersebut Tentara Pendudukan Jepang Joycye C Lebra



Tentara Gembelangan Jepang



Nugroho Notosusanto



Tentara Peta pada jaman pendudukan Jepang di Indonesia



Aiko Kurosawa



Mobilisasi dan Kontrol Studi Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-45



David Jenkins



Soeharto Dibawah Militerisme Jepang 2



Harry J Benda



Bulan Sabit dan Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Masa Pendudukan Jepang



Sejarah Indonesia George McTurnan Kahin Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia Herbert Feith



The Decline of Constitusional Democracy in Indonesia



John Ingleson



Jalan Ke Pengasingan



Anthony S Reid



Revolusi Nasional Indonesia



Daniel Lev



TheTransition to Guided Democracy ; Indonesia Demoracy, 157 - 1959



Ben Anderson



Revoloesi Pemoeda Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944 – 1946



Pemberontakan DI/TII Van Dijk



Darul Islam Sebuah Pemberontakan



Nazaruddin Sjamsudin



Pemberontakan Kaum Republik Kasus Darul Islam Aceh



3



Komunisme di Indonesia Ruth Mc Vey



Kemunculan Komunisme di Indonesia



Rex Mortimer



Indonesian Communism Under Soekarno



Olle Tornquist



Penghancuran PKI



Biografi Soekarno Bernhard Dahm



Sukarno dan Perjuangan Kemerdekaan



John D Legge



Sukarno Sebuah Biografi Politik



Militer Ulf Sundhaussen



Politik Militer Indonesia 1945 – 1967



Harold Crouch



Militer dan Politik di Indonesia



Perspektif Sartono Kartodirdjp



Pengantar Sejarah Indonesia Baru I dan 2



Onghokham



Runtuhnya Hindia Belanda



Sebuah subyek pertama-tama harus menarik perhatian pengarang sendirii. Subyek yang menarik perhatian pengarang akan memungkinkan pengarang berusaha secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah yang dihadapi, Pengarang akan didorong terusmenerus agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya Sebaiknya



4



suatu subyek yang sama sekali tidak disenangi malahan akan menimbulkan kekesalan bila terdapat hambatan-hambatan. Pengarang tidak akan berusaha sekuat tenaga akan menemukan data dan fakta untuk memecahkan persoalan –persoalan yang dihadapi. Dalam penelitian dan tulisan ilmiah, yang digarap harus pula diketahui oleh pengarang tersebut. Yang dimaksud dengan diketahui adalah bahwa sekurang-kurangnya prinsip ilmiahnya diketahui serba sedikit. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiahnya diketahuinya, pengarang akan berusaha mencari data-data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori-teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi maka ia sanggup menguraikan subyek itu sebaik-baiknya Bagi seorang pengarang kedua syarat di atas ditambah dengan syarat lain yang akan diuraikan dalam bagian berikut ini sebenarnya sudah cukup. Namun bagi para mahasiswa kiranya perlu ditambah dengan beberapa syarat lain, yaitu subyek itu jangan terlalu baru, terlalu teknis dan terlalu kontroversial. Bagi mahasiswa penulisan pertama-tama dilandaskan pada data-data yang dikumpulkan melalui penelitian kepustakaan. Suatu subyek yang terlalu baru tidak mungkin dijumpai dalam bahan-bahan kepustakaan. Paling tinggi terdapat sebagai berita dalam surat kabar. Atau ulasan yang ringan dalam majalah-majalah popular Tulisan-ulisan mahasiswa memang diarahkan kepada penulisan ilmiah, namun belum dapat diharapkan suatu tulisan



yang



sangat



teknis



dari



segi



ilmiah,



dengan



mempertanggungjawabkan nuansa terminologi yang dipergunakan atau



5



meminta pertanggung jawab ilmiah seperti pada seorang sarjana. Demikian suatu subyek yang terlalu kontroversial akan menimbulkan kesulitan pula pada seorang mahasiswa untuk bertindak obyektif. Bila ia menghadapi sejumlah pendapat autoritas yang berbeda-beda, maka paling tinggi yang dapat dilakukannya adalah memilih pendapat autoritas yang dianggap masih mempunyai hubungan dengannya, misalnya karena kedudukan autoritas itu sebagai dosennya, sebagai orang yang seideologi, dsb. Setiap pengarang harus betul-betul yakin bahwa subyek yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarapnya. Kecenderungan tiap pengarang baru adalah mengungkapkan sesuatu dalam uraian yang terlalu umum, akibatnya uraian itu juga akan menjadi kabur dengan menggunakan istilah-istilah yang tidak tepat dan cermat. Pembatasan subyek sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal. Pertama-tama pembatasan itu memungkinkan pengarang untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena subyek itu benar-benar diketahuinya. Pembatasan dan penyempitan subyek akan memungkinkan pengarang untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu pengarang akan lebih mudah memilih hal-hal yang mudah dikembangkan. Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam persiapan penelitian ialah mendayagunakan sumber informasi yang terdapat di perpustakaan dan jasa informasi yang tersedia. Pemanfaatan perpustakaan ini diperlukan, baik untuk penelitian lapangan maupun penelitian bahan dokumentasi (data sekunder). Nyata sekali bahwa, tidak mungkin suatu penelitian dapat dilakukan dengan baik tanpa orientasi pendahuluan di perpustakaan. 6



Jasa informasi minimum yang seharusnya bisa diperoleh dari tiap perpustakaan ialah; 1) Jasa penelusuran, yaitu jasa yang berupa bantuan perpustakaan untuk menyusun daftar kepustakaan (yang terdapat dalam koleksinya tentang subyek yang diminta; 2) Jasa informasi kilat, yaitu suatu jasa fotokopi daftar isi majalah yang baru diterima perpustakaan. Memanfaatkan



perpustakaan



berarti



melakukan



penelusuran



kepustakaan dan menelaahnya. Manfaat yang diperoleh dari penelusuran kepustakaan ialah: 1) menggali teori-teori dasar dan konsep yang telah diketemukan oleh para ahli terdahulu; 2 mengikuti perkembangan penelitian dalam bidang yang akan diteliti; 3) memperoleh orientasi yang lebih luas mengenai subyek yang dipilih; 4) memanfaatkan data sekunder; 5. menhindarkan duplikasi penelitian. Manfaat lain yang sering dilupakan ialah bahwa melalui penelusuran dan penelahan kepustakaan dapat dipelajari bagimana cara mengungkapkan buah pikiran secara sistimatis, kritis, dan ekonomis. Ada dua macam sistem pelayanan perpustakaan. Pada sistem tertutup, pembaca tidak dapat langsung ke buku, melainkan hanya boleh melalui koleksi katalog. Bila ada buku yang diinginkan, dia harus mencatat, nomor buku dan memberinya kepada petugas. Jadi, petugas yang akan mengambilnya dari rak. Pada sistem terbuka, pembaca dapat langsung ke rak buku. Sistem ini sangat menguntungkan bagi pembaca; tetapi bagi perpustakaan, resiko buku hilang sangat besar. Dengan sistim terbuka, pembaca dapat langsung melihat-lihat bukunya, sehingga ada kemungkinan menemukan bahan yang sangat penting yang belum diketahui sebelumnya. 7



Untuk mengembangkan minat baca dan meningkatkan penguasaan kepustakan, kebisaan melihat-lihat dan membuka sejenak (setidak-tidaknya melihat daftar isi), sangat dianjurkan. Katalog terdiri dari kartu katalog yang disusun menuruit abjad. Tiap kartu katalog memuat keterangan tentang; pengarang, judul, edisi (kalau ada ), kota penerbit, penerbit, tahun, kalasi (keterangan; jumlah halaman, ilustrasi, table, indeks, bibliografi dan lain-lain), dan anotasi (misalnya keterangan : Karangan ini disampaikan pada Seminar …., tesis Ph D pada Universitas …., dan lain-lain ). Kartu katalog mewakili suatu bahan pustaka yang terdapat dalam



koleksi. Katalog merupakan



indeks



koleksi



perpustakaan. Karena itu, langkah pertama untuk menemukan atau mengetahui bahan yang terdapat di suatu perpustakan ialah meneliti melalui katalog. Dalam kegiatan penelitian, penting bagi peneliti untuk melakukan sistem kontrol catatan bacaan dengan jalan mencatat data bibliografi. Dengan demikian peneliti harus menguasai cara pencatatan yang baik, supaya dalam mencatat bahan kepustakaan bisa benar-benar sistematis dan enggan. Keraguman ini diperlukan untuk menghindarkan kesalahan atau kelupaan dalam mencatat. Data bibliografi disebut juga data publikasi, ialah data suatu bahan pustaka yang perlu dicatat. Pencatatan data bibliografi bahan kepustakaan yang ditemukan, baik diperpustakaan maupun di tempat lain, merupakan bagian dari pekerjaan penelusuran kepustakaan.



8



Literatur yang dibaca yang dianggap penting, seyogyanya data bibliografinya dicatat. Cara pencatatan sebaliknya mengunakan sistem kartu (biasanya kartu perpustakaan, 12,5 cm X 7,5 cm ). Tiap kartu hanya berisi catatan data bibliografi dari satu judul karangan. Ada kalanya peneliti menambahkan catatan lain kecuali bibliografi. Misalnya; mencatat kesimpulan singkat isi karangan atau buku, mencatat nama perpustakaan asal bacaan tersebut (dapat juga sekaligus mencantumkan nomor tanda buku untuk mempermudah bila ingin meminjamnya lagi), nama orang yang meminjami, harga buku, dan lain-lain. Pembuatan karti bibliografi, baik mengenai cara pengetikan maupun mengenai apa yang perlu dicatat, dapat dikembangkan menurut selera dan kebutuhan peneliti. Kartu-kartu tersebut sebaiknya disimpan dalam kotak kartu khusus; disarankan memakai kotak kayu berukuran 12 Cm, X 13 Cm X 8 Cm ( panjang x lebar x tinggi ). Penempatan kartu dalam kotak disusun menurut abjad berdasarkan nama pengarang atau subyek. Manfaat kartu bibliografi ialah 1) Peneliti mempunyai catatan lengkap mengenai setiap buku atau karangan yang pernah dibaca dan dianggap penting; 2) Semua catatan dapat disusun menurut abjad nama pengarang; 3) Peneliti mudah mengambil kartu untuk mencari dan memeriksa buku kembali; 4) Peneliti mudah mengambil kartu bacaan yang pernah dicatat untuk suatu tulisan, dengan demikian untuk pengetikan karangan, peneliti mudah mengutip langsung dari kartu dan peneliti mudah memeriksa kebenaran catatan dan pengetikan; dan 5) Dapat dipergunakan untuk menyusun daftar bibliografi.



9



Koleksi kartu bibliografi merupakan suatu alat untuk membantu dalam usaha mencari dan mengolah keterangan. Pada prinsipnya pencatatan data bibliografi harus seragam dan lengkap, sehingga jelas karangannya baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain yang turut memanfaatkannya. Kemampuan



memanfaatkan



perpustakaan



atau



ketrampilan



menelusuri kepustakaan, menggunakan katalog dan memahami buku-buku referens, hanya diperoleh dari pengalaman dan bukannya dari buku teks ataupun mendengarkan kuliah. Makin sering seseorang melakukan penelusuran kepustakaan makin trampil dia mendayagunakan perpustakaan untuk memperoleh informasi yang diperlukan. Dengan demikian berarti makin luas pula pada penguasan seseorang akan kepustakaan. Hal ini akan sangat membantu berhasilnya suatu proses penelitian ataupun suatu rencana sebuah karangan



Yahya A Muhaimin ( MIT, 1982 ) Indonesian Economic Policy 1950 – 1980 The Politic of Client Businessman Bisnis dan Politik : Kebijaksanaan Ekonomi Indonesia 1950 – 1980



Richard Robison ( Universitas of Sidney, 1977 )



10



Capitalism and the Bureaucratic State in Indonesia 1965 - 1975 The Rise of Capital



Bibliografi Kerja 1



Sebuah bibliografi atau beberapa bibliografi ( sebaiknya yang berguna bagi bidangnya yang khusus );



2



Katalogus Perpustakaan tercetak yang besar;



3



Sebuah ensiklopedi yang baik pada bidangnya;



4



Sebuah kamus biografi;



5



Sebuah kamus sejarah yang baik;



6



Sebuah kamus yang baik pada bidang tematis ( ekonomi, teologi, sosiologi, sastra dsb ), yang mengenai bidangnya.



7



Sebuah kamus yang baik mengenai azas-azas sejarah ( yakni yang memberikan sejarah kata-kata dan tanggal daripada kebiasaan – kebiasaan yang baru );



8



Bibliografi sejarah yang paling sering dipergunakan sebagai referensi



9



Sebuah buku sejarah umum yang luas ( biasanya sebuah simposium) yang akan paling sering dipergunakan sebagai referensi );



10 Majalah sejarah yang paling terkemuka 11 Index majalah yang akan paling sering dipergunakan sebagai referensi 12 Suatu koleksi utama daripada dokumen-dokumen yang diterbitkan pada bidangnya. 11



Catatan yang memberikan judul-judul buku dan artikel yang relevan atau mungkin relevan bagi penyelidikan kita, termasuk dua jenis : (1) mengenai judul yang akan dipakai dan (2) mengenai judul yang telah dipakai. Jenis pertama, yang diperoleh dari pelbagai alat bantu bibliografis, hanya perlu mengandung cukup informasi untuk memungkinkan si penyelidik mengindentifikasikan bahan; penulisan catatan yang lebih luas mungkin akan berarti pemborosan waktu, karena setelah diteliti mungkin judul itu tidak ada harganya. Apabila sebagai hasil penelitian terhadap sebuah buku atau artikel, kita telah mengetahui bahwa karya itu akan bermanfaat, maka haruslah dibuat suatu catatan bibliografis yang lengkap. Catatan seperti itu harus mengandung semua data yang mungkin diperlukan bagi catatan bawah dan bibliografi yang cermat Sejarawan dan Karyanya



LIPI



Bibliography on Indonesian



KTLV



Bibliografi Benedict Anderson



SPES – LP3ES



Bibliografi Sumitro Djojohadikusumo Bibliografi Soekarno



Idayu



Makalah ini dipresentasikan pada kuliah umum di Universitas Negeri Malang pada tanggal 30 Januari 2015 dan Universitas Negeri Yogyakarta pada tanggal 2 Februari 2015



12