Anotasi Bibliografi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Narin Ledy Mercury Aminanti (1801105098) Metode Penelitian Kuantitatif 5B



ANOTASI BIBLIOGRAFI Judul



: Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi Matematik Melalui Pembelajaran Pendidikan Matematika Realistik



Penulis



: Witri Nur Anisa



Tahun Terbit, Hal



: 2014, 1-10



Nama Jurnal



: Jurnal Pendidikan dan Keguruan



Volume, No



:1



Dari jurnal ini menerangkan bahwa mata pelajaran matematika berubah seiring dengan perkembangan kurikulum yang berlaku. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2006 tentang Standar Isi (Wijaya 2012: 16), disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan diantaranya adalah mampu memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan hasil yang diperoleh. Maka adanya Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) keterkaitan antara konsep-konsep matematika, pemecahan masalah dan kemampuan berpikir untuk menyelesaikan soal-soal sehari-hari. Kemampuan-kemampuan siswa yang dapat diasah dalam pembelajaran pendidikan matematika realistik antara lain kemampuan pemecahan masalah dan kemampuan komunikasi. Dimana dalam kehidupan kita menemukan beberapa permasalahan dan permasalahan itu harus dipecahkan atau diselesaikan, begitu juga dalam pembelajaran matematika. Pembelajaran pendidikan matematika realistik dengan prinsip yaitu menggunakan masalah kontekstual, menggunakan model, menggunakan kontribusi dan produksi siswa, proses pembelajaran yang interaktif, dan keterkaitan antar topik memberikan kontribusi positif terhadap sikap siswa. Pembelajaran diawali dari masalah kontekstual, siswa merasa senang karena dilibatkan dalam melakukan eksplorasi secara aktif tentang permasalahan sehari-hari atau yang mampu dibayangkan oleh siswa. Penggunaan model membantu menyelesaikan masalah



kontekstual, siswa menemukan hubungan antara bagian-bagian masalah kontekstual dan mentransfernya ke dalam model matematika. Menggunakan kontribusi dan produksi, siswa diberikan kesempatan untuk menemukan konsep-konsep maupun algoritma secara bersama-sama dalam satu kelompok sehingga pembelajaran berlangsung secara interaktif.



Judul



: Pengaruh Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjsu Dari Motivasi Belajar



Penulis



: Supardi U. S



Tahun Terbit, Hal



: 2012, 244 - 255



Nama Jurnal



: Jurnal Cakrawala Pendidikan



Volume, No



:2



Dari jurnal ini menegaskan bahwa guru harus mampu mengembangkan pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa. Untuk pendekatan pembelajaran tingkat Sekolah Dasar menerapkan Pembelajaran Matematika realistic menurut Zulkardi (2005) mengatakan bahwa RME adalah pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang real bagi siswa, menekankan keterampilan proces of doing mathematics, berdiskusi dan berkolaborasi, beragumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri (student inventing sebagai kebalikan dari teacher telling) dan pada akhirnya menggunakan matematika untuk menyelesaikan masalah, baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, perlu diingat pula bahwa pada setiap diri siswa terdapat motivasi belajar yang berbeda-beda. Ada siswa yangmempunyaimotivasi belajar tinggi dan ada pula yang memiliki motivasi belajar rendah. Oleh karena itu, setiap guru harus mampu memotivasi siswa dalam belajar agar motivasi yang ada pada masing-masing siswa tergugah secara optimal untuk meraih prestasi belajar. Motivasi yang kuat pada diri siswa diyakini akan menyemangati siswa untuk berupaya keras dan pantang menyerah dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan dalam belajar sehingga pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal.



Judul



: Mengembangkan Literasi Matematika Siswa Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Matematika Realistik Indonesia



Penulis



: Milah Nurkamilah, M. Fahmi Nugraha, Aep Sunendar



Tahun Terbit, Hal



: 2018, 70-79



Nama Jurnal



: The Original Research of Mathematics Journal



Volume, No



:2



Dalam jurnal mengatakan bahwa literasi matematika sebagai kemampuan seseorang untuk merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis, dan menggunakan konsep, prosedur, fakta dan alat untuk menggambarkan, menjelaskan atau memprediksi suatu fenomena/kejadian (OECD 2014: 39). Literasi matematika berkaitan dengan bagaimana siswa mampu



menemukan



informasi



melalui



aktifitas



merumuskan,



menggunakan



dan



menginterpretasikan matematika dalam berbagai konteks pemecahan masalah kehidupan seharihari. (Sari, 2015: 713-716; de Lange, 2006: 3). PMRI atau RME memiliki karakteristik pembelajaran yaitu menggunakan konteks, menggunakan model, menggunakan kontribusi siswa, menggunakan format interaktif, dan intertwinning (keterkaitan) baik antar konsep matematika maupun dengan konsep mata pelajaran lain (Suryanto, dkk, 2010: 31-36). Karakteristik lain dari PMRI yaitu menggunakan model. Berdasarkan kajian literasi matematika, pemodelan atau matematisasi merupakan fase kunci dalam literasi matematika. Model dalam PMRI bagi siswa SD, masih terikat dengan objek konkrit atau dikenal sebagi “model of “ dari objek nyata yang berkaitan dengan materi. PMRI memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui guided reinvention dan matematisasi berdasarkan konteks nyata masalah yang berkaitan dengan matematika dalam kehidupan sehari- hari.



Judul



: Pengaruh Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Pemahaman Konsep dan Berfikir Logis Siswa



Penulis



: Nur Sri Widyastuti, Pratiwi Pujiastuti



Tahun Terbit, Hal



: 2014, 183- 193



Nama Jurnal



: Jurnal Prima Edukasia



Volume, No



:2



Pemahaman konsep merupakan kemampuan siswa dalam menguasai suatu konsep/materi yang terindikasi dalam ranah kognitif. Dengan memahami suatu konsep siswa dapat mengetahui, menjelaskan, mendeskripsikan, membandingkan, membedakan, menggolongkan, memberikan contoh dan bukan contoh, menyimpulkan dan mengungkapkan kembali suatu objek dengan bahasanya sendiri dengan menyadari proses-proses yang dilaluinya. Dalam pembelajaran matematika di kelas, seringkali kurang menanamkan kemampuan berfikir sehingga siswa masih belum sepenuhnya memahami konsep seutuhnya. Siswa yang telah memahami konsep dengan benar akan terlatih dan mampu mengembangkan kemampuan berfikir logis untuk dapat menyelesaikan permasalahan seharihari. Kemampuan berfikir logis atau berfikir rasional merupakan kemampuan befikir yang perlu dikembangkan untuk mengoptimalkan perkembangan otak kiri. Kemampuan berfikir logis ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan matematis ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Kemampuan berfikir logis merupakan kemampuan berfikir siswa untuk menarik kesimpulan yang sah menurut aturan logika. Salah satu contoh berpikir logis pada tingkat sekolah dasar adalah dapat membuat kesimpulan dan membuktikan kesimpulan itu benar atau tidak sesuai dengan pengalaman yang telah diperoleh oleh siswa sebelumnya. PMRI ini dilakukan dengan mengaitkan hal nyata/ real sebagai pengalaman siswa. Pendekatan pembelajaran ini sangat cocok diterapkan pada pembelajaran matematika karena dalam mempelajari matematika tidak cukup hanya mengetahui dan menghafal, tetapi juga dibutuhkan suatu pemahaman serta kemampuan menyelesaikan persoalan matematika dengan baik dan benar melalui benda-benda real/nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai pengalaman siswa.



Judul



: Pengembangan Website Pembelajaran Matematika Realistik Untuk Siswa Sekolah Menengah Pertama



Penulis



: Navel Oktaviandy Mangelep



Tahun Terbit, Hal



: 2017



Nama Jurnal



: Journal Mosharafa



Volume, No



: 6, 3



Penggunaan teknologi berbasis internet dalam hal ini website pembelajaran sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran matematika yang telah berkembang sejauh ini sudah sangat memadai untuk dapat memfasilitasi, membekali, memudahkan beragam pekerjaan siswa, terlebih dapat memudahkan pengertian dan menumbuhkan minat serta motivasi untuk aktif dan kreatif, sehingga permasalahan di atas bisa teratasi. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan website sebagai lingkungan belajar bagi siswa sangat membantu meningkatkan pemahaman matematika siswa karna sangat mudah diakses dimanapun dan kapanpun ketika diperlukan (Zulkardi, 2002). Akan tetapi penggunaan website pada pembelajaran matematika akan lebih optimal apabila dikemas dengan baik dan menggunakan permasalahan dan pendekatan yang realistik. Mengingat matematika merupakan objek abstrak yang perlu dikaji secara komprehensif. Pendekatan realistik yang dimaksudkan disini mengacu pada asumsi Freudenthal bahwa matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan siswa dan relevan dengan situasi siswa sehari-hari (Mangelep, 2014).