Sejarah Kesultanan Cirebon [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Raden Walangsungsang atau yang biasanya disebut Pangeran Cakrabuana adalah putera mahlkota pertama dari Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi kerajaan Pajajaran. Suatu hari Raden Walangsungsang menghadap Ayahnya. Walangsungsang Prabu Siliwangi Walangsungsang Prabu Siliwangi Walangsungsang



Prabu Siliwangi



Walangsungsang



: Sri Paduka Ayahanda, Puteramu ingin mengutarakan sesuatu dihadapan Ayahanda saat ini. : Apa itu Puteraku? : Puteramu ini, tidak bisa meneruskan pemerintahan kerajaan ini sebagai Prabu pengganti Ayahanda. : Mengapa begitu Puteraku? Kau adalah anak pertama yang akan menjadi penerus tahta kerajaan Siliwangi. : Maaf Ayahanda. Dikarenakan hamba bertekad untuk memeluk agama Islam dan berencana akan merantau bersama adik hamba Rara Santang ke Cirebon. : Hmm.. Baiklah Puteraku. Tekadmu tetap Ayahanda doakan. Maka tahta kerajaan pun akan digantikan oleh Adindamu. Yaitu Raden Surawisesa. : Hamba haturkan terimakasih Ayahanda. Salam.



Raden Walangsungsang dan adiknya Nyimas Rara Santang pu pergi meninggalkan kerajaan Pajajaran dan segera menuju ke Desa Cirebon dengan tujuan untuk memperdalam ilmu Islam. Disana, mereka membangun tempat tinggal sebagai tempat untuk memperdalam ilmu agama Islam mereka. Setelah sekian lama memperdalam Islam... Walangsungsang Rara Santang Walangsungsang Rara Santang Walangsungsang



: Adikku, untuk memperdalam Islam lagi, kita harus pergi ke tanah suci. : Kapan kita akan kesana Kakanda? : Rencananya adalah sekitar 1 Minggu lagi kita ke sana. Maka kita harus bersiap-siap dari sekarang. : Baiklah kakanda. Adinda akan segera bersiap-siap. : Silahkan Adikku.



1 Minggu kemudian, mereka berdua pun berangkat ke Tanah Suci untuk memperdalam agama Islam. Sesampainya disana, mereka bertemu dengan Ulama Mekkah dan berkenalan. Tak disangka, Rara Santang dan Ulama Mekkah saling jatuh hati. Dan akhirnya mereka berdua pun menikah. Ulama Rara Santang Ulama Walangsungsang Ulama



: Nyimas Rara Santang, terimakasih telah menjadi pendamping hidupku. : Terimakasih juga Kanda, telah menerima hamba dengan tulus. : Kakanda Raden Walasungsang, terimakasih telah memberikan adikmu sebagai pendamping hidupku. : Sama-sama. Tolong jaga adikku dengan sebaik-baiknya : Baiklah Kakanda. Akan saya tepati.



Setelah lama menikah, akhirnya Rara Santang dan Suaminya dikaruniai dua orang anak. Salah satu anaknya bernama Syarif Hidayatullah atau biasa disebut Sunan Gunung Jati. Hingga Sunan Gunung Jati tumbuh besar di tanah suci, akhirnya mereka semua pulang ke Cirebon. Sesampainya di Desa Cirebon... Walangsungsang Sunan G. Jati Ulama Rara Santang



: Aku akan mencoba memajukan Desa Cirebon dengan membuat pemerintahan dan menyebarkan Islam disini. : Itu adalah hal yang baik Paman. Hamba setuju dengan keputusan Paman. Dan Paman akan menjadi pemimpin desa ini. : Benar sekali Kakanda. Dengan begitu desa ini akan menjadi Desa dengan nilai ke-Islaman. : Hamba juga yakin, bahwa para penduduk akan setuju dengan keputusan Kakanda untuk mendirikan pemerintahan.



Maka sesuai kesepakatan seluruh penduduk desa, pada tahun 1430 Raden Walangsungsang pun dilantik menjadi Sultan pertama di Kesultanan Cirebon dan dicetus sebagai pendiri Kesultanan Cirebon. Pada tahun 1478, diadakan musyawarah pemimpin Wali Songo untuk menggantikan Sunan Ampel, lalu musyawarah disepakati bahwa pimpinan Wali Songo adalah Sunan Gunung Jati. Pada tahun 1479, Sultan Walangsungsang meminta Sunan Gunung Jati untuk menghadap dirinya. Selain itu Sultan juga meminta beberapa saksi pendengar pembicaraan mereka. Sunan G. Jati Walangsungsang Sunan G. Jati Walangsungsang



Sunan G. Jati



Walangsungsang



: : : :



Ada hal apakah Sri BAginda meminta hamba untuk menghadap? Keponakanku, Aku akan menyampaikan suatu hal padamu. Apa itu Sri Baginda? Wahai keponakanku Sunan Gunung Jati. Pamanmu ini telah berumur. Pemerintahanpun telah lama Aku jalankan. Dengan seluruh kehormatan, Aku tunjuk dirimu sebagai penerus kesultanan ini selanjutnya. : Baiklah Baginda, akan hamba terima amanah yang Engkau berikan kepada hamba. Hamba akan mencoba terus memajukan Kesultanan yang telah Engkau dirikan ini. : Terimakasih Keponakanku. Dengan ini Aku turun tahta dan di gantikan oleh Sri Sultan Syatif Hidayatullah.



Akhirnya pada tahun 1479 Sunan Gunung jati kemudian diangkat menjadi Sultan Cirebon yang kedua. Selain itu Sunan Gunung Jati pun mempersunting Nyimas Pakungwati sebagai pendamping hidup dirinya.



Selama pemerintahan, Sunan Gunung Jati dan Istrinya mampu memajukan Kesultanan Cirebon dengan memberikan dakwah Islam kepada para penduduknya. Sunan G. Jati Seluruh Orang Sunan G. Jati Seluruh Orang Pakungwati Seluruh Orang



: Rakyat ku yang setia, setiap hari kesultanan ini akan saya pimpin dengan awalan ucapan bassmalah bersama-sama. : Bissmillahirahmanirrahim. : Semoga kesultanan ini selalu berada dalam lindungan dan di ridhai oleh Allah swt. : Amin : Semoga juga kesultanan ini akan menjadi kesultanan yang selalu patuh kepada-Nya dan diterima ibadahnya. : Amin



Tahun 1482 Sunan Gunung Jati dan Pakungwati pergi ke Kerajaan Pajajaran. Dengan tujuan untuk mengajak Prabu Siliwangi (Kakek Sunan Gunung Jati) untuk memeluk Islam. Prabu Siliwangi Sunan G. Jati Prabu Siliwangi Sunan G. Jati



Prabu Siliwangi



Sunan G. Jati Prabu Siliwangi



Sunan G. Jati



: Cucuku! Apa kabarmu nak? Sudah lama kakekmu menunggu untuk berjumpa denganmu. : Alhamdulillah sehat sentosa, Sri Paduka. Hamba juga senang telah berjumpa dengan Paduka. : Syukurlah nak. Oh iya nak, ada apa gerangan Engkau datang menemuiku di sini? : Sebelumnya maaf atas kelancangan hamba, Paduka. Hamba disini datang untuk membujuk Sri Paduka untuk memeluk agama Islam. : Benarkah itu? Terimakasih. Tetapi kakekmu ini harus menolak tawaranmu, cucuku. : Mengapa Engkau menolak, Sri Paduka? : Karena rasanya kakekmu ini telah erat dengan kepercayaan agama Sunda Wiwitan. Maaf nak, pemilihan kepercayaan adalah hak seseorang. Tidak bisa dipaksakan. : Baiklah Sri Paduka. Hamba menghormati keputusan Sri Paduka.. Namun atas penolakan Sri Paduka, kesultanan hamba tidak akan mengirimkan upeti lagi kepada kerajaan Pajajaran.



Walaupun gagal membujuk kakeknya (Prabu Siliwangi), namun kesultanan Cirebon tetap berkembang pesat terutama di wilayah Jawa Barat



Bertahun-tahun kesultanan Cirebon telah berdiri. Hingga pada pemerintahan Sultan Panembahan Girilaya yang merupakan Sultan ke-7, selama memerintah 12 tahun ia lebih sering berada di kerajaan Mataram.



Akhrinya Sultan Panembahan Girilaya mempersunting Putri kerajaan Mataram bernama Putri Amangkurat I. S. Panembahan : Istriku, terimakasih telah menjadi pendamping hidupku. Putri Amangkurat I : Terimakasih juga Paduka. Hamba akan selalu setia pada Paduka. S. Panembahan : Semoga juga putera-putera kita Mertawijaya, Kertawijaya, dan Wangsakerta selalu dalam lindungan Allah swt. Putri Amangkurat I : Amin Paduka. Semoga Doa Paduka terjabah. S. Panembahan : Aminn.. Di Mataram, Sultan Panembahan selalu bersama 2 puteranya yaitu Pangeran Mertawijaya dan Kertawijaya. Sedangkan Pangeran Wangsakerta ditunjuk untuk menggantikan peran Sultan Panembahan sebagai penerus kesultanan Cirebon. S. Panembahan



Wangsakerta S. Panembahan Wangsakerta



: Putera-puteraku, kali ini Ayahandamu memutuskan. Mertawijaya dan Kertawijaya akan bersamaku tinggal di kerajaan Mataram. Sedangkan Wangsakerta, engkau akan menggantikanku sebagai pemimpin di Kesultanan Cirebon. Bagaimana? : Baiklah Ayahanda. Akan hamba turuti untuk menjalankan pemerintahan di kesultanan Cirebon. : Semoga lancar puteraku. Doa ayahanda akan selalu terlantur dari mulut ini. : Terimakasih Ayahanda.



Setelah sekian lama, di Mataram Sultan Panembahan akhirnya meninggal dunia. Saat Mertawijaya dan Kertawijaya izin hendak pulang ke Cirebon, Ibunya (Amangkurat I) tidak mengizinkan anak-anaknya pulang. Saat itu juga terjadi pemberontakan yang dipimpin Trunojoyo (Bangsawan Madura) di Mataram.. Mertawijaya Amangkurat I Mertawijaya Amangkurat I Mertawijaya



: Ibunda, kami hendak pulang ke Cirebon. Berilah kami izin. : Tidak anakku. Apakah kalian tidak lihat? Kerajaan Mataram sedang terjadi pemberontakan dari Madura. : Lantas mengapa ibunda? : Ibumu membutuhkan bantuan kalian untuk melawan pemberontak. : Baiklah ibunda. Akan kami coba.



Namun setelah sekuat tenaga melawan para pemberontak, akhirnya kerajaan Mataram kalah dan Ibukota Kerajaan Mataram berhasil dikuasai oleh Trunojoyo. Pangeran Mertawijaya dan Kertawijaya juga berhasil tertangkap lalu dibawa ke Kediri. Dari Kesultanan Cirebon Pangeran Wangsakerta mengetahui berita tentang kedua kakaknya yang ditangkap oleh Pemberontak Bangsawan Madura. Maka ia dengan segera meminta bantuan kepada Sultan Ageng Tirtayasa di kesultanan Banten. Wangsakerta



: Hamba mohon Paduka. Tolong bantu Hamba untuk membebaskan kedua saudara saya.



S. Ageng Tirtayasa Wangsakerta S. Ageng Tirtayasa



: Baiklah dengan senang hati akan saya bantu. Saya akan mencoba berkomunikasi dengan Trunojoyo. : Banyak terimakasih hamba haturkan kepada Paduka. : Tentu saja. Sebagai sesama umat Islam, kita harus tolong menolong antar sesama.



Sultan Ageng Tirtayasa pun berkomunikasi dengan Trunojoyo hingga akhirnya Pangeran Mertawijaya dan Kertawijaya dapat dibebaskan dan pulang ke Cirebon. Di Cirebon, Sultan Ageng Tirtayasa mengumumkan suatu hal yang unik kepada tiga bersaudara itu. S. Ageng Tirtayasa Mertawijaya S. Ageng Tirtayasa Mertawijaya S. Ageng Tirtayasa Kertawijaya S. Ageng Tirtayasa Wangsakerta Mertawijaya S. Ageng Tirtayasa



: Wahai putera mahkota dari Sultan Panembahan, kali ini Aku akan menyampaikan suatu hal kepada kalian. : Apa itu Sri Paduka? : Aku akan membagi Cirebon menjadi 2 pemerintahan. Pangeran Mertawijaya. Engkau akan menjadi Sultan Sepuh dan memerintah di keraton Kasepuhan. : Baiklah Sri Paduka. Akan hamba lakukan. : Pangeran Kertawijaya. Engkau akan menjadi Sultan Anom dan memerintah di Keraton Kanoman. : Baiklah Sri Paduka. Akan hamba laksanakan. : Untuk Pangeran Wangsakerta. Engkau akan menjadi panembahan Kacirebonan di Keprabonan yaitu tempat bangsawan menuntut ilmu Islam. : Baiklah Sri Paduka. Hamba terima. : Mengapa Sri Paduka membuat wilayah Cirebon terbagi? Mengapa tidak menyatu saja seperti dulu? : Karena hal ini akan mewujudkan perdamaian antara kalian tiga bersaudara.



Suatu saat, terjadi pemisahan wilayah yang awalnya menyatu dengan Kraton Kanoman, dan membentuk kesultanan sendiri karena didukung oleh pihak dari Belanda atau VOC. Namun terjadi pemberontakan dari internal Kesultanan pada VOC. Pemberontak VOC Pemberontak VOC Pemberontak VOC Pemberontak VOC



: Kembalikan Raja-raja Kanoman ke Cirebon!!! : Mengapa kalian menginginkan hal-hal itu?? : Karena memang pada awalnya pemerintahan adalah seperti dulu!! Bukan memisahkan diri seperti ini!! : Seperti dulu seperti apa?? : Dulu Raja Kanoman menyatu dengan Wilayah Cirebon!! Mengapa sekarang harus berpisah dengan wilayah Cirebon? : Jadi kalian ingin Raja-Raja menyatu dalam satu wilayah seperti itu lagi? : Ya!! Karena Raja-Raja itu lah yang membuat wilayah kami menjadi makmur dan damai. Bukan malah di pisahkan!! : Baiklah. Raja-Raja akan kembali ke wilayah Cirebon. Namun tetap membuat pemerintahan baru bernama Kacirebonan.



Pemberontak



: Baiklah terimakasih. Yang penting Raja- Raja kami telah kembali ke wilayah Cirebon.



Maka pada tanggal 13 Maret 1808, Raja-raja dilantik oleh belanda di Kacirebonan. Mengapa tidak di lantik di kanoman? Agar tidak terjadi perselisihan antara saudarasaudara bangsawan di wilayah Cirebon.