Sejarah Kontemporer Dunia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SEJARAH KONTEMPORER DUNIA



DISUSUN OLEH



SHABRINA NURHALIZA XII IPS 1



GURU PEMBIMBING FERALIA EKA PUTRI S.Pd., SMA life skill INFORMATIKA INDO GLOBAL MANDIRI PALEMBANG TAHUN AJARAN 2020/2021



KATA PENGANTAR



Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.



27 Januari 2021



Penyusun



DAFTAR ISI



HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR……………………………………………………………..i DAFTAR ISI............................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2 A. Runtuhnya Vietnam Selatan....................................................................2 B. Apartheid di Afrika Selatan.....................................................................7 C. Bubarnya Uni Soviet (USSR)................................................................12 D. Reunifikasi Jerman................................................................................16 E. Pecahnya Yugoslavia.............................................................................23 F. Pecahnya Cekoslovakia..........................................................................27 G. People Power di Filipina.......................................................................30 BAB III PENUTUP................................................................................................33 A. Kesimpulan............................................................................................33 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN



BAB I PENDAHULUAN Manusia tidak akan pernah bisa lepas dengan yang namanya sejarah. Setiap orang pastinya belajar tentang sejarah, terutama saat berada di bangku sekolah. Lantas, apa sebenarnya pengertian dari sejarah?Sejarah sebagai suatu ilmu pengetahuan mencatat berbagai peristiwa atau kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam lingkup kehidupan manusia. Menurut Mohammad Hatta, sejarah tidak hanya menceritakan sebuah kejadian atau peristiwa di masa lampau dari sudut pandang permasalahan saja. Artinya sejarah tidak hanya sebuah kejadian masa lalu, tetapi di dalamnya terdapat banyak problem atau dinamika yang dapat dijadikan pelajaran bagi manusia di masa depan. Dalam hal ini, kejadian-kejadian dalam sejarah dikategorikan menjadi beberapa jenis sehingga pembahasan dan materi sejarah bisa lebih fokus untuk suatu masalah meskipun pada dasarnya saling berkaitan. Yang dimaksud dengan jenis sejarah adalah kombinasi antara ciri-ciri dalam sejarah yang pada dasarnya dianggap memiliki karakteristik kelompok. Pada kesempatan ini, penulis akan membahas tentang sejarah kontemporer dunia yang meliputi runtuhnya Vietnam Selatan, masalah apharteid di Afrika Selatan, bubarnya Uni Soviet atau USSR, bersatunya Jerman Timur dan Jerman Barat, pecahnya Yugoslavia, berpisahnya Cekoslovakia, dan people power di Filipina.



1



BAB II PEMBAHASAN



A. Runtuhnya Vietnam Selatan 1. Latar Belakang Peristiwa Vietnam



dijajah



oleh Tiongkok sejak



tahun 110



SM sampai



mencapai kemerdekaan pada tahun 938. Setelah bebas dari belenggu penjajahan Tiongkok, Vietnam selalu menentang dan mengecam serangan pihak asing. Pada abad ke-19, Vietnam menjadi wilayah jajahan Prancis. Prancis menguasai Vietnam setelah melakukan beberapa perang kolonial di Indochina mulai



dari



tahun



kekuasaan Prancis disebabkan



1840-an.



Ekspansi



untuk



menyaingi



keinginan



kebangkitan Britania Raya dan kebutuhan untuk mendapatkan hasil bumi seperti rempah-rempah untuk menggerakkan industri di Prancis untuk menyaingi penguasaan industri Britania Raya. Semasa



pemerintahan 



rakyat Vietnam dibakar



penjajah



oleh



Prancis,



golongan



semangat nasionalisme dan



ingin merdeka dari Prancis. Beberapa pemberontakan dilakukan oleh banyak kelompok-kelompok nasionalis, tetapi usaha mereka gagal. Pada tahun 1919,



semasa Perjanjian



Minh meminta agar Vietnamdapat



untuk



Versailles dirundingkan, Ho



bersama-sama



merdeka.



membuat



Permintaan



Chi



perundingan



tersebut



ditolak



dan Vietnam beserta seluruh Indochina terus menjadi jajahan Prancis. Kelompok Viet Minh akhirnya mendapat dukungan populer dan berhasil



mengusir Prancis dari Vietnam.



Selama Perang



Dunia



II, Vietnam dikuasai oleh Jepang. Pemerintah Prancis Vichy bekerjasama dengan Jepang yang mengantar tentara ke Indochina sebagai pasukan yang berkuasa secara de facto di kawasan tersebut. Pemerintah Prancis 2



Vichy tetap



menjalankan



tahun 1944 ketika Prancis



pemerintahan Vichy jatuh



seperti setelah



biasa



sampai



tentara



sekutu



menaklukan Prancis dan jendral Charles de Gaulle diangkat sebagai pemimpin Prancis. Setelah



pemerintah Prancis



Vichy tumbang,



pemerintah Jepang menggalakkan kebangkitan pergerakan nasionalis di kalangan rakyat (Vietnam). Pada akhir (Perang Dunia II), (Vietnam) diberikan kemerdekaan oleh pihak (Jepang). (Ho Chí Minh) kembali ke Vietnam untuk membebaskan negaranya agar tidak dijajah oleh kekuasaan asing. Ia menerima bantuan kelompok OSS yang akan berubah menjadi CIA nantinya. Pasca kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, China, Perancis dan Inggris datang ke Vietnam untuk melucuti tentara Jepang. China melakukan pelucutan dari arah Utara, sedangkan Inggris dan Perancis dari arah Selatan. Dalam buku Sejarah Asia Tenggara (1988) karya D.G.E Hall, pasca pelucutan tentara Jepang di Vietnam, terjadi konflik dalam pihak sekutu tentang nasib bangsa Vietnam. China dan golongan revolusioner Viet Minh menghendaki Vietnam menjadi negara merdeka, sedangkan Perancis dan Inggris ingin mengembalikan wilayah Vietnam kepada Perancis. Perselisihan antara China dan Perancis-Inggris menyebabkan pertempuran besar di Vietnam. Ho Chi Minh dan pasukan revolusioner Viet Minh berusaha mengusir Inggris-Perancis dari kawasan Vietnam. 2. Kronologi Peristiwa Pembagian



Vietnam



Utara



dan



Vietnam



Selatan



pada



perkembangannya menimbulkan perang saudara yang kerap disebut dengan Perang Vietnam. Ho Chi Minh menganggap bahwa eksistensi Vietnam Selatan merupakan bentuk neo-imperialisme yang dilakukan oleh bangsa Barat. Oleh karena itu, ia dan pasukannya di Vietnam Utara melakukan upaya penaklukan terhadap Vietnam Selatan pada tahun 1964.



3



Dilansir dari buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer (2013) karya M.C Ricklefs, keberlangsungan Perang Vietnam pada 1964-1975 tidak dapat terlepas dari pengaruh Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Uni Soviet). Mereka saling memperebutkan pengaruh kekuasaan dan pengaruh ideologi di kawasan Vietnam.



Pasukan



Vietnam



Utara



yang



berideologi



Komunis



mendapatkan bantuan persenjataan dan personel militer dari China dan Uni Soviet. Disisi lain, Vietnam Selatan mendapatkan bantuan persenjataan dan personel militer dari Amerika Serikat. Pada tahun 1964, Vietnam Utara membentuk pasukan gerilyawan Viet Cong untuk mendominasi peperangan di Vietnam Selatan. Dalam pertempuran Tet Offensive (1968) pasukan Vietcong mampu memanfaatkan kondisi geografis untuk mengalahkan Vietnam Selatan yang mendapatkan bantuan dari tentara Amerika Serikat. Pasukan



Vietnam



Utara



yang



mendapatkan



momentum



kemenangan, terus melakukan serangan terhadap pasukan Amerika Serikat dan Vietnam Selatan. Pada tanggal 18 April 1975, pasukan Vietnam Utara melakukan pertempuran terakhir di Saigon yang merupakan ibukota dari Vietnam Selatan. Pada pertempuran Saigon, Pasukan Vietnam Utara memperoleh kemenangan penuh dan presiden Vietnam Selatan Duong van Minh menyerah tanpa syarat pada tanggal 30 April 1975. Selanjutnya pasukan Vietnam Utara mendeklarasikan berdirinya negara Vietnam yang baru dengan ideologi komunis.



4



Gambar 1 Jatuhnya Saigon: Helikopter Air America mengevakuasi pejabat Vietnam dan keluarga mereka dari atap gedung apartemen di 22 Gia Long Street di Saigon, Vietnam Selatan, 29 April 1975. (britannica.com)



3. Akhir Peristiwa Pada tanggal 30 April 1975, setelah berlangsung selama hampir 20 tahun. Vietnam Selatan menyatakan menyerah kepada Vietnam Utara. Dalam siaran radio pagi hari, dari kursi istana di Ibu Kota Saigon, Presiden Vietnam Selatan Duong Van Minh membuat pengumuman penting bahwa pihaknya menyatakan menyerah kepada Vietnam Utara. Dia meminta pasukannya untuk meletakkan senjata dan menyerukan pendukungnya untuk membebaskan tahanan perang. "Kami serahkan kekuasaan kepada kalian, untuk menghentikan pertumpahan darah," ujar Minh kepada Vietnam Utara dalam Today in History yang dikutip dari BBC. Pengumuman ini bersamaan dengan kedatangan kloter baru tentara komunis Vietnam Utara ke bagian Vietnam Selatan. Saat pihak Utara masuk, nyaris tak ada penjagaan di wilayah Selatan. Beberapa tank Vietnam Utara masuk gerbang istana yang masih ditempati Presiden Vietnam Selatan. Pasukan Vietcong bertelanjang kaki



5



masuk ke istana, menawan tentara pemerintah dan mengangkat bendera merah dan biru. Sang presiden pasrah dan tidak melawan. Perang resmi dinyatakan berakhir. Saat itu juga, situasi Kota Saigon mulai dipulihkan dan kondusif kembali. Kecuali Kedutaan Besar Amerika Serikat selaku pendukung pemerintah Vietnam Selatan, digeledah, dan dijarah oleh tentara Vietcong. Pemerintah Vietnam Utara dari Paris pun menyatakan Kota Saigon kemudian berganti nama menjadi Kota Hi Chi Minh, nama Pemimpin Vietnam Utara. Utara berjanji akan melakukan proses unifikasi dengan Selatan secara damai. Prancis menjadi negara pertama yang mengakui kedaulatan dan kemenangan Vietnam Utara. Negara Barat lainnya berencana turut mengakuinya. Beberapa jam kemudian, pasukan Vietnam Utara melakukan parade merayakan kemenangan sambil membawa poster bergambar Ho Chi Minh. Poster-poster tersebut juga dipampang di gedung-gedung fasilitas umum. Sejumlah tawanan Vietnam Selatan dibebaskan tentara Vietnam Utara. Sementara beberapa loyalis Presiden Vietnam Selatan memutuskan bunuh diri atas kekalahan ini. Vietnam Utara dan Vietnam Selatan resmi bersatu pada tahun 1976 di bawah pemerintahan Komunis. Dan 10 tahun kemudian, pemerintah Komunis yang dikenal memegang ideologi sosialisasi terpusat pada pemerintahan, mulai membuka pintu bagi pasar dan pengusaha untuk mandiri. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Le Duan (Sekjen Komite Partai Pekerja Vietnam). 2. Lyndon B. Johnson (Pemegang wewenang Operasi Rolling Thunder). 3. Ho Chi Minh (Pendiri Vietnam). 4. Richard Nixon (Tokoh dibalik penarikan pasukan AS dari Vietnam).



6



5. Ngo Dinh Diem (Presiden pertama Vietnam Selatan). 6. John F. Keneddy (Presiden ke-35 AS). 7. Vo Nguyen Giap (Tokoh dibalik perdamaian antara Vietnam dan AS) 8. William Westmoreland (Pemimpin Komando Bantuan Militer Amerika Serikat di Vietnam atau MACV).



B. Apharteid di Afrika Selatan 1. Latar Belakang Peristiwa Apartheid adalah kebijakan politik rasial yang diterapkan di Afrika Selatan pada tahun 1948. Dalam sistem Apartheid, terdapat pemisahan hak dan kewajiban antara ras kulit putih dan kulit hitam yang disahkan melalui Undang-Undang. Akar politik Apartheid bermula awal abad ke-20 Masehi. Politik pemisahan ras di Afrika Selatan dimulai setelah Perang Boer. Hukum Apartheid dicanangkan pertama kali di Afrika Selatan, yang pada tahun 1930-an dikuasai oleh dua bangsa kulit putih, koloni Inggris di Cape



Town dan Namibia dan



para Afrikaner



Boer (Petani Afrikaner) yang mencari emas/keberuntungan di tanah kosong Afrika Selatan bagian timur atau disebut Transvaal (sekarang kota Pretoria dan Johannesburg). Setelah Perang Boer selesai, penemuan emas terjadi di beberapa daerah di Afrika Selatan, para penambang ini tiba-tiba menjadi sangat kaya, dan kemudian sepakat untuk mengakhiri perang di antara mereka, dan membentuk Persatuan Afrika Selatan. Ketika Uni Afrika Selatan dibentuk pada tahun 1910 di bawah kendali Inggris, orang Eropa di Afrika Selatan membentuk struktur dan kebijakan politik rasial baru di negara tersebut. Kebijakan rasial dan deskriminatif dapat terlihat ketika Inggris memberlakukan pembatasan terhadap hak legislatif masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan.



7



Melalui kebijaksanaan ini, penduduk Afrika Selatan digolongkan menjadi empat golongan besar, yaitu kulit putih atau keturunan Eropa, suku bangsa Bantu (salah satu suku bangsa di Afrika Selatan), orang Asia yang kebanyakan adalah orang Pakistan dan India, dan orang kulit berwarna atau berdarah campuran, diantaranya kelompok Melayu Cape. Pemisahan suku yang dilakukan di Afrika Selatan ini mendapat tanggapan dunia internasional. 2. Kronologi Peristiwa Pada perkembangannya, Partai Nasional Afrika secara resmi memperkenalkan politik Apartheid pada 1948. Anggota partai ini berasal dari etnis kulit putih keturunan Belanda (Afrikaner) yang menguasai politik dan pemerintahan di Afrika Selatan. Partai Nasional Afrika berhasil memenangkan pemilu pada tahun 1948 dan mendirikan rezim Apartheid. Rezim ini mendeklarasikan Afrika Selatan sebagai negara kulit putih, dan kelompok ras lain selain kulit putih tidak memiliki hak-hak politik dan warga negara penuh. Dalam buku Sejarah Afrika (2016) karya Darsiti Soeratman, rezim Apartheid memberlakukan deskriminasi terhadap kaum kulit hitam Afrika Selatan melalui hukum negara. Dalam hukum tersebut, terdapat pembagian ruang hidup antara ras-ras di Afrika Selatan. Golongan kulit putih memperoleh 87 persen wilayah Afrika Selatan, sedangkan kaum kulit hitam hanya mendapat 13 persen. Deskriminasi kebijakan juga terjadi di bidang pendidikan, sosial dan budaya. Bahkan Perdana Menteri Afrika Selatan, Hendrik F Verwoerd menyebutkan bahwa sebuah kesalahan besar jika masyarakat Afrika



Selatan



hidup



dalam



kesetaraan



dan



persamaan



hak.



Pemisahan suku yang dilakukan di Afrika Selatan ini mendapat tanggapan dunia internasional. Bahkan Majelis Umum PBB mengutuk



8



perbuatan itu. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh pemerintah tersebut juga mendapat tanggapan yang serius dari rakyat Afrika Selatan. Tuntutan penghapusan Apartheid di Afrika Selatan muncul dari dalam negeri maupun masyarakat internasional. Dalam buku Nelson Mandela: The Authorised Biography (2016) karya Anthony Sampson, tuntutan penghapusan Apartheid dari dalam negeri muncul melalui golongan kulit hitam dan beberapa golongan kulit putih yang peduli nasib masyarakat Afrika. Gerakan penghapusan apartheid mulai digaungkan oleh tokohtokoh nasional Afrika Selatan pada tahun 1960-an. Di Afrika Selatan sering



terjadi



gerakan-gerakan



pemberontakan



untuk



menghapus



pemerintahan Apartheid. Gerakan yang terkenal dilakukan oleh kalangan rakyat kulit hitam Afrika Selatan dipelopori oleh African National Congress (ANC) yang berada di bawah pimpinan Nelson Mandela. Pada tahun 1961, ia memimpin aksi rakyat Afrika Selatan untuk tinggal di dalam rumah. Aksi tersebut ditanggapi oleh pemerintah Apartheid dengan menangkap



dan



kemudian



menjebloskan



Mandela



ke



penjara Pretoria tahun 1962. 3. Akibat Peristiwa Nelson Mandela baru dibebaskan pada tanggal 11 Februari 1990 pada masa pemerintahan Frederik Willem de Klerk. Pembebasan Nelson Mandela membawa dampak positif terhadap perjuangan rakyat Afrika Selatan dalam memperjuangkan penghapusan pemerintahan Apartheid. Pada tanggal 2 Mei 1990 untuk pertama kalinya pemerintahan Afrika Selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat undangundang nonrasial. Pada tanggal 7 Juni 1990 Frederik Willem de Klerk menghapuskan Undang-undang Darurat Negara yang berlaku hampir pada setiap bagian negara Afrika Selatan.



9



Gambar 2 Nelson Mandela. (brittanica.com)



Perjuangan-perjuangan



yang



dilakukan



oleh Nelson



Mandela dalam menegakkan kekuasaan tanpa adanya rasialisme di Afrika Selatan dan menghapuskan kekuasaan Apartheid memakan waktu yang cukup lama. Nelson Mandela terus berjuang untuk mencapai kebebasan negerinya baik perjuangan yang dilakukan di dalam negerinya, agar mendapat dukungan dari seluruh rakyatnya, maupun perjuangan yang dilakukan di luar negeri, yaitu untuk mendapatkan pengakuan atas perjuanganya dalam menghapuskan kekuasaan Apartheid di Afrika Selatan. Upaya-upaya yang ditempuh oleh Nelson Mandela tersebut mulai menampakkan hasil yang menggembirakan, ketika pemerintah minoritas kulit putih di bawah pimpinan Frederik Willem de Klerk memberikan angin segar kebebasan bagi warga kulit hitam. Pada



tanggal



parlemen Afrika



21



Selatan,



Februari



1991,



di



presiden Frederik



hadapan Willem



sidang de



Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan eksistensi sistem politik Apartheid. Pengumuman itu diikuti dengan penghapusan 3 undang-undang yang memperkuat kekuasaan Apartheid, yaitu: 10



1.



Land act, yaitu undang-undang yang melarang orang kulit hitam memiliki "homeland" di luar wilayah tempat tinggal yang telah ditentukan.



2.



Group Areas Act, yaitu undang-undang yang mengatur pemisahan tempat tinggal orang-orang kulit putih dan kulit hitam.



3.



Population Registration Act, yaitu undang-undang yang mewajibkan semua orang kulit hitam untuk mendaftarkan diri menurut kelompok suku masing-masing.



Penghapusan undang-undang tersebut diikuti dengan janji pemerintahan Frederik Willem de Klerk untuk menyelenggarakan pemilu tanpa pembatasan rasial (pemilu multirasial).Garis politik yang ditempuh Presiden



De



Klerk



tersebut



menghentak



banyak



pihak



dan



membangkitkan semangat perjuangan orang-orang kulit hitam dalam rangka memperjuangkan Afrika Selatan tanpa adanya perbedaan rasialis. Dari banyak sekali "homeland" (bahasa Afrikaans: Tuisland) yang dibentuk/ dipisahkan dari Afrika Selatan yang "putih".Empat menyatakan kemerdekaannya; yaitu negara yang dikelompokkan menjadi TBVC (Transkei,



Bophutatswana,



Venda,



dan



Ciskei)



dari



suku



bahasanya. Frederik Willem de Klerk adalah orang yang mengakhiri masa suram ini dengan pidato-pidatonya yang reformatif. Negara Republik Afrika



Selatan



setelahnya



ini



akan



berdiri



dengan



pimpinan



demokratis Nelson Mandela yang mempunyai nama alias "Rolitlatla" (Pengambil Ranting/pencari gara-gara). Penghapusan politik Apartheid di Afrika Selatan memiliki dampak yang sangat besar di segala aspek kehidupan. Beberapa dampak dari penghapusan sistem Aparthaid di Afrika Selatan, yaitu:  1. Masyarakat kulit hitam dan kulit putih di Afrika Selatan dapat hidup berdampingan tanpa adanya pembatasan rasial. 2. Menyebarnya paham anti-rasialisme di dunia internasional.



11



3. Munculnya kesetaraan terhadap kaum kulit hitam di seluruh dunia. 4. Afrika



Selatan



mampumenerapkan



pembaharuan-



pembaharuanyang berdasar pada keberagaman. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Nelson Mandela 2. Desmond Tutu 3. Frederick W. de Klerk 4. Chris Hani



C. Bubarnya Uni Soviet (USSR) 1. Latar Belakang Peristiwa Uni Soviet (bahasa Rusia: Сове́тский Сою́з, Sovétskiĭ Soyúz) atau Uni Republik Sosialis Soviet, disingkat URSS (bahasa Rusia: Сою́з Сове́тских



Социалисти́ческих



Респу́блик, Soyúz Sovétskikh Sotsialistícheskikh Respúblik; disingkat CCCP, SSSR), adalah negara sosialis yang pernah ada antara tahun 1922–1991 di Eurasia. Uni Soviet merupakan salah satu negara adikuasa pemenang Perang Dunia II. Pada 1947-1991, Uni Soviet menjadi pusat dari aliansi negara komunis Blok Timur selama Perang Dingin. Revolusi Februari yang bergolak di Rusia pada tahun 1917 menyebabkan runtuhnya Kekaisaran Rusia. Penerusnya, Pemerintahan Sementara Rusia, hanya bertahan hingga digulingkan melalui Revolusi Oktober pada tahun yang sama. Setelah kaum Bolshevik menang dalam Perang Sipil Rusia pascarevolusi, Uni Soviet didirikan pada tanggal 30 Desember 1922 dengan anggota RSFS Rusia, RSFS Transkaukasia, RSS Ukraina, dan RSS Byelorusia. Uni Soviet menganut sistem politik satu partai yang dipegang oleh Partai Komunis hingga 1990. Walaupun Uni Soviet sebenarnya



12



adalah suatu kesatuan politik dari beberapa republik Soviet dengan ibu kota di Moskwa, nyatanya Uni Soviet menjelma menjadi negara yang pemerintahannya sangat terpusat dan menerapkan sistem ekonomi terencana. Hingga awal tahun 1991, Uni Soviet adalah negara dengan wilayah kekuasaan terbesar di dunia. Masa kejayaan Uni Soviet tidak mampu bertahan lama. Setelah 69 taun berdiri, Uni Soviet mengalami keruntuhan pada Desember 1991. Keruntuhan Uni Soviet bermula dari kemerosotan ekonomi pada sekitar tahun 1980. Kemerosotan ekonomi tersebut berdampak negatif pada seluruh aspek kehidupan Uni Soviet. Secara khusus, faktor-faktor yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet yaitu: 



Munculnya ketidakpuasan kelas menengah dan kelompok elite terhadap penerapan sistem komunisme.







Sistem ekonomi sentralistik yang diterapkan menyebabkan susahnya pemerataan kesejahteraan.







Korupsi di kalangan partai komunis dan pemerintahan.







Munculnya gerakan separatisme di negara-negara bawahan Uni Soviet.







Presiden Michael Gorbachev dan Boris Yeltsin gagal melakukan perbaikan sistem pemerintahan komunis di Uni Soviet



2. Kronologi Peristiwa Dalam buku Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, Mikhail Gorbachev sebagai presiden Uni Soviet menerapkan Perestroika (restrukturisasi politik dan ekonomi) untuk memperbaiki krisis Uni Soviet pada tahun 1985. Secara umum, kebijakan Perestroika berusaha mengubah sistem komunisme menjadi lebih demokratis. Kebijakan Perestroika mempunyai tiga prinsip utama



yaitu



Glasnost



(keterbukaan



politik),



Democratizatsiya 13



(demokratisasi) dan Rule of Law. Kebijakan Perestroika pada perkembangannya



dianggap



sebagai



blunder



yang



mempercepat



keruntuhan Uni Soviet. Kebijakan tersebut menyebabkan pertentangan antara kelompok moderat, konservatif dan radikal tentang sistem komunisme di Uni Soviet. Upaya Gorbachev untuk merampingkan sistem komunis memang membawa



harapan,



mengakibatkan



tetapi



tidak



serangkaian



dapat



peristiwa



dikendalikan yang



akhirnya



sehingga ditutup



dengan pembubaran Uni Soviet. Kebijakan perestroika dan glasnost yang mulanya dimaksudkan sebagai alat untuk merangsang perekonomian Uni Soviet malah menimbulkan akibat-akibat yang tak diharapkan. Penyensoran



media



yang



tak



lagi



ketat



akibat glasnost menyebabkan Partai Komunis tidak dapat berbuat banyak saat media mulai menyingkap masalah-masalah sosial dan ekonomi yang telah lama disangkal dan ditutup-tutupi oleh pemerintah. Masalah seperti perumahan yang buruk, alkoholisme, penyalahgunaan obat-obatan, polusi, pabrik-pabrik



yang



sudah



ketinggalan



zaman



sejak



masa Stalin dan Brezhnev, serta korupsi yang sebelumnya diabaikan oleh media resmi, kini mendapatkan perhatian yang semakin besar. Laporanlaporan media juga menyingkap kejahatan yang dilakukan oleh rezim Stalin seperti gulag dan Pembersihan Besar-Besaran. Selain itu, perang di Afganistan dan



kekeliruan



penanganan Bencana



Chernobyl semakin



merusak citra pemerintah. Keyakinan masyarakat terhadap sistem pemerintahan Soviet semakin melemah sehingga mengancam integritas Uni Soviet. Selain itu, kebijkan Perestroika juga memunculkan keinginan negara-negara bagian untuk memerdekakan diri dari Uni Soviet. Pada tahun 1990, kekuasaan komunis mulai runtuh di negara-negara bagian Uni Soviet. Mereka menganggap bahwa sistem komunisme telah hancur karena tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Akhirnya negara-negara tersebut mulai melepaskan diri pada pertengahan tahun



14



1991. Uni Soviet secara resmi dibubarkan pada 25 Desember 1991 ditandai dengan mundurnya presiden Mikhail Gorbachev.



Gambar 3 Runtuhnya Uni Soviet: Presiden Rusia, Boris N. Yeltsin (tengah) berdiri di atas kendaraan lapis baja yang diparkir di depan Gedung Putih di Moskow, dengan para pendukung memegang bendera Federasi Rusia, 19 Agustus 1991 (britannica.com)



Pada 7 Februari 1990 Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet setuju untuk melepaskan monopoli atas kekuasaan. Republik-republik anggota Uni Soviet mulai menegaskan kedaulatan nasional mereka terhadap Moskwa, dan mulai melancarkan "perang undang-undang" dengan pemerintah pusat di Moskwa. Dalam hal ini, pemerintahan republik-republik anggota Uni Soviet membatalkan semua undangundang negara kesatuan apabila undang-undang itu bertentangan dengan undang-undang daerah, menegaskan kendali mereka terhadap ekonomi daerah dan menolak membayar pajak kepada pemerintah pusat di Moskwa. Pergumulan ini menyebabkan macetnya ekonomi, karena garis pasokan dalam ekonomi rusak, dan menyebabkan ekonomi Soviet semakin merosot. Dengan berakhirnya kekuasaan komunis di Uni Soviet, banyak simbol Komunisme,



misalnya



patung



dari



mantan



pemimpin



seperti Vladimir Lenin, dibongkar.



15



3. Akibat Peristiwa Dalam buku Dari Uni Soviet hingga Rusia (2014) karya Andi Rafael Saputra, keruntuhan Uni Soviet memberikan dampak yang masif bagi aspek sosial, ekonomi dan politik dunia. Berikut dampak runtuhnya Uni Soviet: 1. Beakhirnya Perang Dingin antara Blok Barat dan Blok Timur. 2. Muncul 15 negara baru di kawasan Eropa Timur. 3. Menandai kehancuran sistem komunisme di dunia. 4. Menimbulkan krisis ekonomi di kawasan Eropa Timur. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Michael Gorbachev 2. Boris Yeltsin



D. Reunifikasi Jerman 1. Latar Belakang Peristiwa Setelah berakhirnya Perang Dunia II di Eropa, Negara Jerman dibagi-bagi menjadi empat zona pendudukan. Ibu kota lama Berlin, sebagai pusat Dewan Kontrol Tentara Sekutu sendiri dibagi menjadi empat zona. Meskipun niat awal pendudukan adalah untuk mengawal Jerman



bersama-sama



dari



tahun



1947,



kedatangan Perang



Dingin menyebabkan Prancis, Britania Raya dan Amerika Serikat menggabungkan zona-zona mereka ke dalam Republik Federal Jerman (dan Berlin Barat) pada 1949, tidak termasuk zona Uni Soviet yang kemudian menjadi Republik Demokratik Jerman (termasuk Berlin Timur) pada tahun yang sama. Selain itu, sejajar dengan syarat-syarat Konferensi Yalta pada Februari 1945, wilayah-wilayah timur Pomerania dan Silesia, serta separuh daripada selatan Prusia Timur, diberikan kepada Polandia dan



separuh



daripada



utara



Prusia



Timur



(kini



dikenal



sebagai Kaliningrad Oblast) diberikan kepada Uni Soviet. 16



Jerman Barat dan Jerman Timur mengklaim sebagai pengganti sah Kerajaan Jerman yang Lama (Deutsches Reich). Tetapi, Jerman Timur mengubah pendapatnya selepas itu, dan menyatakan bahwa Negara Jerman telah berhenti ada pada tahun 1945 dan menyatakan bahwa Jerman Barat dan Jerman Timur adalah negara baru. Rencana pertama untuk menyatukan bagian-bagian wilayah Jerman diajukan oleh Josef Stalin pada 1952 di bawah syarat-syarat sebagaimana yang kemudian diambil untuk Austria (lihat Perjanjian Negeri Austria). Ia memerlukan penciptaan satu Negara Jerman yang netral dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse dan semua pasukan bersekutu dipindahkan pada tahun yang sama. Pemerintahan Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer lebih menyukai integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat dan meminta Penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman dan dipantau Dunia Internasional. Syarat ini ditolak oleh Uni Soviet. Satu lagi rencana Stalin ialah melibatkan Penyatuan kembali Negara Jerman dengan mengikuti perbatasan sesuai tanggal 31 Desember 1937 di bawah syarat bahwa Negara Jerman bergabung dengan Pakta Warsawa (Blok Timur). Dalam buku Sejarah Eropa : Dari Eropa Kuno Hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, peristiwa Reunifikasi Jerman tidak bisa terlepas dari melemahnya kekuatan politik dan ekonomi Uni Soviet pada pertengahan dekade 1980-an. Berikut faktor-faktor pendorong Reunifikasi Jerman: 



Kegagalan kebijakan Glasnost dan Perestroika di Uni Soviet.







Pemerintah komunis Jerman Timur yang otoriter.







Kemajuan Jerman Barat.



2. Kronologi Peristiwa



17



Pada pertengahan tahun 1980-an Penyatuan kembali Jerman oleh rakyat Jerman Barat dan Timur secara luas dianggap sebagai suatu citacita atau harapan tinggi tak terhingga yang sulit dicapai. Namun harapan untuk Penyatuan kembali Jerman tiba-tiba muncul kembali dengan reformasi politik yang digelindingkan oleh pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev pada tahun 1985. Setelah ini angin perubahan mulai berhembus di Blok Timur, dan memunculkan harapan baru di dalam Jerman Timur. Pada awal tahun 1989, muncul gerakan-gerakan masyarakat Jerman Timur yang menuntut adanya demokratisasi politik dan ekonomi. Rezim Komunis Jerman Timur di bawah Erick Honeker tidak mampu membendung



gerakan



reformasi



yang



dilancarkan



demonstran.



Demonstrasi ini memuncak pada tanggal 9 November 1989 dengan penghancuran Tembok Berlin. Penghancuran Tembok Berlin menandakan keruntuhan dari rezim komunis di Jerman Timur. Pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hongaria menghilangkan peraturan ketat di perbatasannya dengan Austria dan pada September lebih dari 13.000 warga Jerman Timur bisa melarikan diri ke Barat melalui Hongaria. Ribuan warga Jerman Timur berusaha mencapai Jerman Barat dengan mengadakan aksi pendudukan kantor-kantor perwakilan diplomatik Jerman Barat di ibu kota-ibu kota negara-negara Eropa Timur, terutama di Praha, Cekoslowakia. Pemerintahan Republik Demokratis



Jerman



(Jerman



Timur)



lalu



mengumumkan



akan



memberikan fasilitas dengan mengoperasikan kereta-kereta api ekstra yang membawa mereka ke Jerman Barat dan menyatakan bahwa mereka mengusir "para pengkhianat antisosial yang tak bertanggung jawab dan kaum kriminal". Sementara itu demonstrasi menentang rezim Jerman Timur berawal di tanah air sendiri, terutama yang paling penting adalah demonstrasi-demonstrasi Senin di Leipzig. Pada tanggal 6–7 Oktober 1989, Gorbachev melawat Jerman Timur untuk memperingati hari ulang tahun Jerman Timur yang ke-40



18



dan mendorong para pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Berhadapan dengan huru-hara, pemimpin Jerman Timur Erich Honecker telah



dipaksa



untuk



meletakkan



jabatan



pada 18



Oktober 1989 oleh anggota Politburonya sendiri dan digantikan oleh Egon Krenz. Hal ini diikuti dengan pengunduran diri besar-besaran anggota kabinet Jerman Timur yang akhirnya jatuh pada tanggal 7 November. Lalu Gunther Schwabowski sebagai juru bicara pemerintahan Jerman Timur pada tanggal 9 November malam mengumumkan di televisi bahwa semua restriksi perjalanan ke Jerman Barat dihilangkan. Semula warga Jerman Timur kurang mengerti maksud pernyataannya. Setelah itu jutaan warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke pos-pos perbatasan yang kemudian dibuka oleh para penjaga perbatasan. Setelah itu banyak warga Jerman baik Barat dan Timur memberanikan diri merusak Tembok Berlin. Peristiwa ini menjadi salah satu peristiwa berita mengesankan pada abad ke-20. Pada tanggal 18 Maret 1990 pemilihan umum bebas pertama dan satu-satunya



dalam



sejarah



Jerman



Timur



telah



dilaksanakan.



Pemerintahan yang dipilih diberi mandat utama untuk berunding dengan Jerman Barat masalah persatuan dan membubarkan dirinya sendiri. Seorang ahli ideologi ternama Jerman Timur dalam 1989, menyatakan "Polandia akan tetap menjadi Polandia meskipun komunisme runtuh, tetapi tanpa komunisme negara Jerman Timur tidak mempunyai alasan untuk tetap berdiri." Di bawah Perdana Menteri Lothar de Maizière, Jerman Timur berunding dengan Jerman Barat, Britania Raya, Prancis, Amerika Serikat dan Uni Soviet mengenai syarat-syarat untuk Penyatuan kembali Jerman. Karena keberatan Uni Soviet bahwa Jerman Timur ditarik menjadi anggota NATO, maka sebuah perjanjian dibuat bahwa Jerman yang bersatu boleh tetap menjadi anggota NATO, namun tentara NATO tidak boleh ditaruh di Jerman Timur. Selain itu Kanselir Helmut Kohl meyakinkan para pemimpin Prancis dan Britania Raya bahwa mereka



19



tidak perlu khawatir bahwa sebuah Jerman yang bersatu akan mengancam mereka dengan berjanji bahwa sebuah Negara Jerman bersatu akan lebih berusaha berintegrasi dengan Uni Eropa. Paralel dengan perundingan multilateral, rundingan bilateral antara pemerintahan Timur dan Barat berlangsung dan menuju pada penanda tangan perjanjian pada tanggal 18 Mei 1990 untuk Uni Ekonomi, Sosial dan Moneter yang berlaku mulai tanggal 1 Juli 1990. Pada tanggal 23 Agustus, Volkskammer (Parlemen Jerman Timur) mengesahkan tanggal 3 Oktober 1990 sebagai tanggal bergabungnya Jerman Timur dengan Jerman Barat. Einigungsvertrag (Perjanjian Persatuan) telah ditanda tangani pada tanggal 31 Agustus 1990 oleh wakil-wakil Jerman Barat dan Jerman Timur. Pada tanggal 12 September 1990 Perjanjian Penyelesaian Akhir yang Berkenaan dengan Negara Jerman (Perjanjian Dua tambah Empat) telah ditandatangani dan secara resmi mendirikan ulang kedaulatan kedua-dua negara Jerman. 3. Akibat Peristiwa Negara Jerman secara resmi dipersatukan kembali pada tanggal 3 Oktober 1990 ketika enam negara bagian Jerman Timur (Bundesländer) yaitu



Brandenburg,



Mecklenburg-Verponen



, Sachsen, Sachsen-



Anhalt, Thüringen, dan Berlin bersatu secara resmi bergabung dengan Republik Federal Jerman (Jerman Barat), memilih salah satu dari dua opsi yang diterapkan dalam Konstitusi Jerman Barat (Grundgesetz). Maka dengan masuknya secara resmi lima negara bagian Jerman yang kembali didirikan



ke Jerman Barat sesuai Pasal



23, lalu wilayah



di



mana Grundgesetz (Undang-Undang Dasar) berlaku diperluas untuk memuat mereka. Alternatifnya ialah bahwa Jerman Timur bergabung secara keseluruhan dalam rangka persatuan resmi antara dua negara Jerman, yang lalu antara lain harus membuat Konstitusi baru bagi negara yang baru saja didirikan. Meski opsi yang dipilih lebih sederhana, hal ini



20



telah menjadi alasan adanya sentimen-sentimen tertentu di Timur bahwa mereka telah "diduduki" atau "dianeksasi" oleh Republik Federal Jerman yang lama (Jerman Barat).



Gambar 4 Pemisahan Jerman Barat dan Jerman Timur. (wikipedia.com)



Untuk memudahkan proses ini dan untuk meyakinkan negaranegara lain, Jerman Barat membuat beberapa perubahan kepada "Undangundang Dasar". Pasal 146 diubah sehingga Pasal 23 dari konstitusi yang 21



berlaku bisa dipakai untuk Penyatuan kembali. Lalu, jika lima "negara bagian yang telah didirikan ulang" di Jerman Timur sudah bergabung, maka Undang-Undang Dasar bisa diubah lagi untuk menyatakan bahwa tidak ada daerah Jerman lainnya yang ada di luar wilayah negara kesatuan yang belum bergabung. Namun konstitusi ini bisa diubah lagi pada masa depan dan hal ini masih memungkinkan diambilnya sebuah konstitusi lain pada masa depan oleh bangsa Jerman. Pada tanggal 14 November 1990 pemerintah Jerman menanda tangani sebuah perjanjian dengan Polandia yang menyangkut perbatasan mereka yang dikenal sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan demikian, melepaskan tuntutan mereka untuk Silesia, Pomerania, Danzig (Gdańsk), dan Prusia Timur. Bulan berikut, pemilihan umum bebas pertama bagi seluruh rakyat Jerman semenjak tahun 1932, diadakan. Hasil pemilu ialah mayoritas yang bertambah besar bagi pemerintahan koalisi Helmut Kohl. Biaya persatuan ulang telah menimbul suatu beban yang berat kepada ekonomi Jerman dan telah mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Jerman menjadi tersendat-sendat dalam tahun-tahun terakhir ini. Biaya persatuan ulang diperkirakan berjumlah lebih dari € 15 triliun (pernyataan Freie Universität Berlin). Jumlah ini lebih besar daripada hutang negara Jerman. Sebab utama untuk biaya yang sangat besar ini adalah lemahnya ekonomi Jerman Timur, khususnya jika diperbandingkan dengan Jerman Barat; lalu nilai tukar di antara mata uang Jerman Timur dan Jerman Barat yang secara artifisial ditinggikan demi alasan politik, dengan hasil Jerman Barat harus melunasi rekening ini. Walaupun dilakukan investasi besar-besaran oleh Jerman Barat, banyak perusahaan Jerman Timur hancur ketika harus bersaing dengan Jerman Barat. Malah sampai sekarang, pemerintah Jerman memberikan lebih dari € 10 miliar demi perkembangan negara-negara bagian yang terletak di mantan Jerman Timur.



22



Selama tahun 1980-an, ekonomi kapitalis Jerman Barat menjadi makmur, sedangkan ekonomi komunis Jerman Timur merosot; sesudah itu, suplai barang-barang dan jasa ke Jerman Timur menegangkan sumber penghasilan Barat. Industri yang dulu tidak perlu bersaing karena didukung oleh pemerintah Jerman Timur harus diswastanisasikan, sering kali hal ini menghasilkan kebangkrutan mereka. Sebagai akibat daripada persatuan ulang, kebanyakan mantan daerah Jerman Timur telah kehilangan industrinya, menyebabkan suatu pengangguran yang bisa sebesar kira-kira 25 % di beberapa bagian daerah. Semenjak itu, ratusan ribu warga mantan Jerman Timur secara berkesinambung berhijrah ke wilayah barat untuk mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan wilayah timur kehilangan tenaga-tenaga kerja profesional. Menurut Bank Sentral Jerman (Bundesbank) sebab dari banyak masalah di ekonomi Jerman sejatinya berakar pada persatuan ulang ini dan bukannya introduksi mata uang Europada tahun 2002 seperti dinyatakan oleh banyak ekonom. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Helmut Kohl 2. Hans Modrow



E. Pecahnya Yugoslavia 1. Latar Belakang Peristiwa Yugoslavia adalah sebuah negara republik yang pernah eksis pada tahun 1943 hingga 1992. Secara harfiah, nama Yugoslavia memiliki arti Slavia Selatan. Dikarenakan negara tersebut terletak di semenanjung Balkan kawasan Eropa Timur.



23



Pembubaran Yugoslavia disebabkan oleh serentetan gejolak dan konflik politik pada awal tahun 1990-an. Mengikuti krisis politik pada tahun 1980-an, republik anggota dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia terpecah belah, tetapi masalah-masalah yang tak tertangani mengakibatkan perang antaretnis Yugoslavia yang sengit. Perang ini memberi dampak terutama kepada Bosnia dan Kroasia. Setelah



kemenangan



komunis



dalam



Perang



Dunia



Kedua, Yugoslavia didirikan sebagai negara federal yang terdiri dari enam republik, yang mana dipisahkan berdasarkan latar belakang sejarah dan



etnis,



di



antaranya Slovenia, Kroasia, Bosnia



dan



Herzegovina, Serbia, Montenegro dan Makedonia. Terdapat pula dua provinsi otonomi yang didirikan di Serbia, yaitu Vojvodina dan Kosovo. Setiap negara republik memiliki cabang partai komunis dan pejabat elit, dan semua perselisihan yang ada diselesaikan di tingkat federal. Model pemerintahan Yugoslavia beserta “jalan tengah” di antara ekonomi terpimpin dan liberal yang dianut merupakan sebuah keberhasilan dan negara tersebut pun mengalami masa-masa pertumbuhan ekonomi yang tinggi serta politik yang relatif stabil sampai dengan tahun 1980-an, di bawah kekuasaan handal presiden seumur hidup Josip Broz Tito. Sepeninggalnya pada tahun 1980, sistem pemerintahan federal yang melemah tidak lagi mampu menangani tantangan politik dan ekonomi yang semakin sulit. Pada tahun 1980-an, penduduk etnis Albania di Kosovo mulai menuntut agar provinsi otonomi mereka diberi status republik anggota, dimulai dari protes pada tahun 1981. Ketegangan antara etnis Albania dan Serbia



yang



tidak



mereda



sepanjang



dasawarsa,



yang



mana



mengakibatkan penyebaran etnis Serbia ke seluruh Yugoslavia, dan sistem perundingan yang tidak efektif di tingkat federal dianggap sebagai penghambat oleh etnis Serbia yang menyaksikan semakin tingginya otonomi provinsi-provinsi di Serbia. Pada tahun 1987, Slobodan Milošević mengambil alih kepemimpinan di Serbia dan melalui



24



serangkaian gerakan yang didukung khalayak ramai, berhasil secara de facto menguasai Kosovo, Vojvodina dan Montengro. Kebijakannya yang menggalakkan persatuan pun mendapat dukungan dari kalangan etnis Serbia. Akan tetapi, Milošević mendapat bantahan dari pemimpinpemimpin partai di Slovenia dan Kroasia yang mendukung perluasan asas demokrasi seiring dengan melemahnya paham komunis di Eropa Timur. Pada akhirnya, Yugoslavia yang merupakan perkumpulan negara-negara berpaham komunis pun bubar pada tahun 1990. Pada tahun 1990, partai komunis dikalahkan oleh partai-partai nasionalis



dalam



pemilihan



umum



multi-partai



pertama



yang



diselenggarakan di seluruh negara, kecuali Serbia dan Montenegro, di mana Milošević dan sekutu-sekutunya memenangkan pemilihan umum. Hasutan nasionalis yang bersumber dari berbagai arah pun semakin memanas. Pada tahun 1991, satu demi satu republik anggota memproklamasikan kemerdekaan, kecuali Serbia dan Montengero, tetapi masalah status etnis minoritas Serbia yang berada di luar Serbia tetap tidak terselesaikan. Setelah segelintir peristiwa bentrokan antaretnis, Perang Yugoslavia pun meletus, pertama-tama di Kroasia, yang kemudian merambat dan berdampak paling parah di Bosnia dan Herzegovina. Perang Yugoslavia di Bosnia dan Herzegovina yang multi-etnis meninggalkan



jejak



berupa



krisis



politik



dan



ekonomi



yang



berkepanjangan. 2. Kronologi Peristiwa Keruntuhan Yugoslavia tidak dapat dipisahkan dari meninggalnya presiden Josep Broz Tito. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, Josep Broz Tito adalah sosok pemimpin yang mampu membawa Yugoslavia mencapai puncak kejayaan pada tahun 1953-1980. Pada masa pemerintahan Broz Tito, Yugoslavia menjadi negara yang kuat tanpa bergantung pada kekuatan Blok Barat maupun Blok Timur.



25



Pada tahun 1987, terjadi krisis ekonomi dan politik tingkat nasional di Yugoslavia. Krisis tersebut disebabkan oleh perpecahan antaretnis dan kondisi pemerintahan yang tidak menentu. Krisis Yugoslavia tahun 1987 diperparah dengan terpilihnya Slobodan Milosevic sebagai presiden Serbia. Slobodan Milosevic menerapkan



kebijakan



deskriminatif



berdasarkan



etnisitas



yang



merugikan bagi mayoritas masyarakat Yugoslavia. Dalam jurnal Genosida terhadap Bosnia Hezergovina (2014) karya Siska Amelia, kehidupan politik dan negara Yugoslavia yang kehilangan arah mennyebabkan munculnya aksi proklamasi dari beberapa negara bagian Yugoslavia. Pada tahun 1991, Slovenia, Makedonia, Bosnia dan Kroasia memproklamirkan kemerdekaannya secara sepihak. Mereka kemudian mendirikan pemerintah berdaulat yang memiliki mata uang, angkatan bersenjata dan wilayah negara tersendiri.



Gambar 5 Batas-batas sejarah Yugoslavia dari 1919 hingga 1992.(britannica.com)



Pada perkembangannya, proklamasi negara bagian Yugoslavia mendapat penolakan oleh Serbia. Serbia berupaya untuk tetap mempertahankan eksistensi republik Yugoslavia. Kemudian terjadilah



26



perang antar-etnik antara Serbia dan Bosnia yang menimbulkan ribuan korban jiwa. 3. Akibat Peristiwa Keruntuhan Yugoslavia memberikan dampak yang besar bagi tatanan kehidupan sosial, politik dan ekonomi masyarakat internasional. Berikut dampak keruntuhan Yugoslavia: 1. Munculnya negara-negara baru di kawasan Eropa Timur. 2. Terjadinya krisis sosial di kawasan Semenanjung Balkan. 3. Terjadinya genosida terhadap kaum muslin Bosnia oleh bangsa Serbia. 4. Terancamnya perdamaian dunia pasca Perang Dingin. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Slobodan Milosevic 2. Alija Izetbegovic 3. Radovan Karadzic



F. Pecahnya Cekoslovakia 1. Latar Belakang Peristiwa Cekoslovakia merupakan sebuah negara komunis yang terletak di kawasan Eropa Timur. Negara ini berdiri pada tahun 1918 dengan nama Republik Sosialis Cekoslovakia. Secara umum, masyarakat Cekoslovakia dari dua etnis yaitu, Ceko dan Slowakia. Selama Perang Dingin, Cekoslovakia masuk dalam aliansi pertahanan Pakta Warsawa dan aktif dalam forum-forum komunis internasional. Pada pertengahan dekade 1980-an, tanda-tanda keruntuhan Cekoslovakia mulai terlihat. Beberapa faktor yang menjadi latar belakang runtuhnya Cekoslovakia, yaitu:







Adanya krisi ekonomi Cekoslovakia pada tahun 1985.



27







Melemahnya sistem komunisme di negara-negara Eropa Timur.







Terjadinya krisis di Uni Soviet yang merupakan negara panutan dari Cekoslovakia.







Munculnya



aktivis-aktivis



revolusioner



yang



ingin



memperjuangkan demokratisasi. 2. Kronologi Peristiwa Keruntuhan



Cekoslovakia



ditandai



dengan



diumumkannya



Revolusi Beludru pada November 1989. Revolusi Beludru merupakan gerakan yang menuntut transisi kekuasaan dan perubahan sistem pemerintahan Cekoslovakia secara damai. Revolusi Beludru bertujuan untuk mengganti sistem pemerintahan Cekoslovakia dari komunis menjadi demokatis. Dalam jurnal Enviromental Movement di Republik Ceko (2016) karya Kurnia Novianti, pecahnya Revolusi Beludru bermula dari surutnya kekuasaan komunis di Cekoslovakia. Kebijakan Glasnost (keterbukaan) dan Perestroika (resturkturisasi) yang diterapkan Uni Soviet berhasil membuka jalan perjuangan masyarakat Cekoslovakia untuk melakukan Revolusi Beludru. Vaclav Havel memimpin jalannya Revolusi Beludru 1989. Ia melakukan mobilisasi massa untuk melakukan demonstrasi terhadap pemerintah. Selama bulan November hingga Desember 1989, mereka terus menuntut adanya restrukturisasi politik dan pemberlakuan demokrasi kepada pemerintah.



28



Gambar 6 Vaclav Havel (britannica.com)



Gerakan demonstrasi massa dalam Revolusi Beludru dilakukan secara tenang dan damai. Pada perkembangannya, Revolusi Beludru mampu menumbangkan kekuasaan rezim komunisme di Cekoslovakia. Dalam buku Sejarah Eropa: Dari Eropa Kuno hingga Eropa Modern (2012) karya Wahjudi Djaja, pasca Revolusi Beludru, Cekoslovakia mengangkat presiden Vaclav Havel sebagai presiden sementara. Pada tahun 1992, Vaclav Havel mengusulkan untuk mengubah nama Republik Federasi Sosial Cekoslovakia menjadi Republik Cekoslovakia. Namun, usulan tersebut ditolak oleh pihak Slovakia. Setelah mengalami kegagalan dalam negosiasi, Slovakia memutuskan untuk memisahkan diri dari Cekoslovakia. Pada Januari 1993, secara resmi Cekoslovakia runtuh dan pecah menjadi dua negara berdaulat yaitu, Republik Ceko dan Slovakia. 3. Akibat Peristiwa Runtuhnya Cekoslovakia berdampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat. Berikut dampak keruntuhan Cekoslovakia 29



1. Munculnya kebebasan politik di negara Ceko dan Slovakia. 2. Terbukanya arus informasi di kalangan masyarakat Ceko dan Slovakia. 3. Berkembangnya sistem demokrasi dan liberal di kalangan masyarakat Ceko dan Slovakia. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Mahasiswa-mahasiswa di Praha 2. Vaclav Havel 3. Gustav Husak



G. People Power di Filipina 1. Latar Belakang Peristiwa



Gambar 7 People Power di Filipina



Revolusi



EDSA adalah



sebuah



demonstrasi



massal tanpa



kekerasan di Filipina yang terjadi pada tahun 1986. Aksi damai selama empat hari yang dilakukan oleh jutaan rakyat Filipina di Metro Manila mengakhiri



rezim



otoriter



Presiden Ferdinand



Marcos dan



30



pengangkatan Corazon



Aquino sebagai presiden.



EDSA



merupakan



singkatan dari Epifanio de los Santos Avenue, sebuah jalan di Metro Manila yang merupakan tempat demonstrasi. Pada periode 1965-1986, pemerintahan Filipina dipimpin oleh presiden Ferdinand Marcos. Pada masa pemerintahannya, FIlipina mengalami krisis ekonomi dan politik. Krisis ekonomi dan politik di Filipina menumbuhkan gelombang perlawanan dari masyarakat dan golongan oposisi. Dalam buku Sejarah Asia Tenggara: Dari Masa Prasejarah sampai Kontemporer (2013) karya M.C Ricklefs dkk, berikut latar belakang gerakan People Power di Filipina: 



Rezim Ferdinand Marcos memimpin secara diktator dan kerap melakukan tindakan reporesif terhadap aktivis dan golongan oposisi.







Utang Filipina yang mencapai 25.000.000.000 dollar AS pada tahun 1983.







Pembunuhan terhadap mantan senator Benigno Aquino Jr pada 21 Agustus 1983.







Adanya indikasi kecurangan pada pemilu 1986 yang dilakukan oleh Ferdinand Marcos.



2. Kronologi Peristiwa Pada 21 Agustus 1983, terjadi pembunuhan terhadap Benigno Aquino Jr yang merupakan pemimpin golongan oposisi Filipina. Benigno ditembak saat kembali dari pengasingannya di Amerika Serikat. Dalam buku Krisis Filipina: Zaman Marcos dan Keruntuhannya (1988) karya John Bresnan, peristiwa penembakan Benigno Aquino Jr membangkitkan perlawanan golongan oposisi di seluruh pelosok negeri. Bahkan, sebagaian sekutu pemerintahan berbalik untuk melawan Ferdinand Marcos.



31



Pada tahun 1986, Ferdinand Marcos yang disudutkan oleh krisis ekonomi dan politik dalam negeri meminta pengadaan pemilu presiden secepat mungkin. Golongan oposisi dan masyarakat anti Ferdinand Marcos menyatukan kekuatan untuk memenangkan Corazon Aquino dalam pemilu ini. Pada pemilu 1986, Ferdinand Marcos melakukan intimidasi dan kecurangan terhadap suara masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan kemarahan golongan oposisi dan rakyat Filipina. Mereka menganggap bahwa Ferdinand Marcos telah melakukan pengkhianatan terhadap demokrasi dan kemanusiaan di Filipina. Pada 22-25 Februari 1986, masyarakat Filipina melakukan aksi demonstrasi besar-besaran untuk menolak hasil pemilu. Demonstran berkumpul di Epifanio de los Santos Avenue (EDSA) yang merupakan pusat politik di Filipina. Demonstrasi yang berlangsung secara damai ini pada akhirnya mampu menggulingkan rezim Ferdinand Marcos. Cory Aquino dan para pendukungnya mengumumkan berakhirnya kediktatoran di Filipina dan gerakan People Power tanpa pertumpahan darah telah menang. 3. Akibat Peristiwa Dampak dari peristiwa people power di Filipina yaitu terpilihnya Corazon Aquino sebagai presiden Filipina dan runtuhnya rezim kediktatoran Ferdinand Marcos. 4. Tokoh-Tokoh yang Terlibat 1. Ferdinand Marcos 2. Corazon Aquino



32



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak sekali peristiwa-peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dikarenakan tidak adanya kesejahteraan di dalam masyarakat sehingga manusia harus mengambil keputusan yang krusial. Uraian-uraian di atas juga dapat kita jadikan refleksi diri agar hal-hal buruk tersebut tidak terjadi lagi di kemudian hari. Peristiwa-peristiwa tersebut juga dapat kita jadikan pelajaran agar kita bisa mengambil keputusan yang lebih baik lagi di kemudian hari.



33



DAFTAR PUSTAKA



IDN Times (2020). Inilah 8 Tokoh di Balik Peristiwa Perang Vietnam. https://www.idntimes.com/science/discovery/christbastian-waruwu/tokoh-perang-vietnam-c1c2/8



Liputan6 (2018). 30-4-1975: Perang Vietnam Berakhir, Loyalis Presiden Duong Van Minh Bunuh Diri. https://www.liputan6.com/global/read/3493970/30-4-1975perang-vietnam-berakhir-loyalis-presiden-duong-van-minhbunuh-diri



Kompas (2020). People Power dan Revolusi di Filipina 1986. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/02/153826269/peo ple-power-dan-revolusi-di-filipina-1986



Kompas (2020). Peristiwa Reunifikasi Jerman (1990). https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/144218169/peri stiwa-reunifikasi-jerman-1990



Kompas (2020). Revolusi Beludru dan Runtuhnya Cekoslovakia. https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/144016869/rev olusi-beludru-dan-runtuhnya-cekoslovakia



Kompas (2020). Runtuhnya Vietnam Selatan. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/153352569/runt uhnya-vietnam-selatan-1975?page=all



Kompas (2020). Sejarah Kebijakan Apartheid di Afrika Selatan. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/131639269/seja rah-kebijakan-apartheid-di-afrika-selatan?page=all



Kompas (2020). Sejarah Runtuhnya Uni Soviet (1990). https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/30/162011769/seja rah-runtuhnya-uni-soviet-1991



Kompas (2020). Sejarah Runtuhnya Yugoslavia (1990). https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/01/141107069/seja rah-runtuhnya-yugoslavia



Wikipedia. Apartheid. https://id.wikipedia.org/wiki/Apartheid



Wikipedia. Pembubaran Uni Soviet. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembubaran_Uni_Soviet



Wikipedia. Pembubaran Yugoslavia. https://id.wikipedia.org/wiki/Pembubaran_Yugoslavia Wikipedia. Penyatuan Kembali Jerman. https://id.wikipedia.org/wiki/Penyatuan_kembali_Jerman



Wikipedia. Perang Vietnam. https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Vietnam



Wikipedia. Revolusi EDSA. https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_EDSA



Wikipedia. Republik Sosialis Cekoslovakia. https://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Sosialis_Cekoslowakia



Wikipedia. Uni Soviet. https://id.wikipedia.org/wiki/Uni_Soviet