Sejarah Penginderaan Jauh (PCD) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sejarah Penginderaan Jauh PERKEMBANGAN PENGINDERAAN JAUH



1.1. Perkembangan Sebelum Tahun 1960 Perkembangan penginderaan jauh (PJ) bisa dibedakan kedalam dua tahap yaitu sebelum dan sesudah tahun 1960. Sebelum tahun 1960 masih digunakan foto udara, setelah tahun 1960 sudah ditambah dengan citra satelit. Perkembangan kamera diperoleh dari percobaan yang dilakukan pada lebih dari 2.300 tahun yang lalu oleh Aristoteles dengan ditemukannya teknologi Camera Obscura yang merupakan temuan suatu proyeksi bayangan melalui lubang kecil ke dalam ruang gelap. Percobaan ini dilanjutkan dari abad ke 13 sampai 19 oleh ilmuwan seperti Leonardo da Vinci, Levi ben Gerson, Roger Bacon, Daniel Barbara (penemuan lensa yang dapat dipakai untuk pembesaran pandangan jarak jauh melalui penggunaan teleskop), Johan Zahr (penemuan cermin), Athanins Kircher, Johannes Kepler, Robert Boyle, Robert Hooke, William Wollaston dan George Airy Pada 1700 AD, mulai ditemukan proses fotografi, yang pada akhirnya dikembangkan menjadi teknik fotografi (1822) oleh Daguerre dan Niepce yang dikenal dengan proses Daguerrotype. Kemudian proses fotografi tersebut berkembang setelah diproduksi rol film yang terbuat dari bahan gelatin dan silver bromide secara besar-besaran. Kegiatan seni fotografi menggunakan balon udara yang digunakan untuk membuat fotografi udara sebuah desa dekat kota Paris berkembang pada tahun 1859 oleh Gaspard Felix Tournachon. Pada tahun 1895 berkembang teknik foto berwarna dan berkembang menjadi Kodachrome tahun 1935. Pada 1903 di Jerman, kamera pertama yang diluncurkan melalui roket yang dimaksudkan untuk melakukan pemotretan udara dari ketinggian 800 m dan kamera tersebut kembali ke bumi dengan parasut. Foto udara pertama kali dibuat oleh Wilbur Wright pada tahun 1909. Selama periode Perang Dunia I, terjadi lonjakan besar dalam penggunaan foto udara untuk berbagai keperluan antara lain untuk pelacakan dari udara yang dilakukan dengan pesawat kecil dilengkapi dengan kamera untuk mendapatkan informasi kawasan militer strategis, juga dalam hal peralatan interpretasi foto udara, kamera dan film. Pada tahun 1922, Taylor dan rekan-rekannya di Naval Research Laboratory USA, berhasil mendeteksi kapal dan pesawat udara. Pada masa ini Inggris menggunakan foto udara untuk mendeteksi kapal yang melintas kanal di Inggris guna menghindari serangan Jerman yang direncanakan pada musim panas tahun 1940. Angkatan Laut Amerika, pada tanggal 5 Januari 1942 mendirikan Sekolah Interpretasi Foto Udara (Naval Photographic Interpretation School), bertepatan dengan sebulan penyerangan Pearl Harbor. Sejak 1920 di Amerika, pemanfaatan foto udara telah berkembang pesat yang mana banyak digunakan sebagai alat bantu dalam pengelolaan lahan, pertanian, kehutanan, dan pemetaan penggunaan tanah.



Dimulai dari pemanfaatan foto hitam putih yang pada gilirannya memanfaatkan foto udara berwarna bahkan juga foto udara infra merah. Selama perang dunia ke II, pemanfaatan foto udara telah dikembangkan menjadi bagian integral aktifitas militer yang digunakan untuk pemantauan ketahanan militer dan aktifitas daerah di pasca perang. Pada masa ini Amerika Serikat, Inggris dan Jerman mengembangkan penginderaan jauh dengan gelombang infra merah. Sekitar tahun 1936, Sir Robert Watson-Watt dari Inggris juga mengembangkan sistem radar untuk mendeteksi kapal dengan mengarahkan sensor radar mendatar ke arah kapal dan untuk mendeteksi pesawat terbang sensor radar di arahkan ke atas. Panjang gelombang tidak diukur dengan sentimeter melainkan dengan meter atau desimeter. Pada tahun 1948 dilakukan percobaan sensor radar pada pesawat terbang yang digunakan untuk mendeteksi pesawat lain. Radar pertama menghasilkan gambar dengan menggunakan B-Scan, menghasilkan gambar dengan bentuk segi empat panjang, jarak obyek dari pesawat digunakan sebagai satu kordinat, kordinat lainnya berupa sudut relatif terhadap arah pesawat terbang. Gambar yang dihasilkan mengalami distorsi besar karena tidak adanya hubungan linier antara jarak dengan sudut. Distorsi ini baru dapat dikoreksi pada radar Plan Position Indicator (PPI). PPI ini masih juga terdapat distorsi, tetapi ketelitiannya dapat disetarakan dengan peta terestrial yang teliti. Radar PPI masih digunakan sampai sekarang. Radar PPI dan Radar B – Scan antenanya selalu berputar. Pada sekitar tahun 1950 dikembangkan sistem radar baru yang antenanya tidak berputar yaitu dipasang tetap di bawah pesawat, oleh karena itu antenanya dapat dibuat lebih panjang sehingga resolusi spatialnya lebih baik. Pada periode tahun 1948 hingga tahun 1950, dimulai peluncuran roket V2. Roket tersebut dilengkapi dengan kamera berukuran kecil. Selama tahun 1950-an, dikembangkan foto udara infra merah yang digunakan untuk mendeteksi penyakit dan jenis-jenis tanaman. Aplikasi di bidang militer diawali dengan ide untuk menempatkan satelit observasi militer pada tahun 1955 melalui proyek SAMOS (Satellite and Missile Observation System), yang dipercayakan oleh Pentagon kepada perusahaan Lockheed. Satelit pertama dari proyek ini dilucurkan pada tanggal 31 Januari 1961 dengan tujuan menggantikan sistem yang terpasang pada pesawat-pesawat pengintai U2 (Hanggono, 1998).



1.2. Perkembangan Sesudah Tahun 1960. Perekaman bumi pertama dilakukan oleh satelit TIROS (Television and Infrared Observation Satellite) pada tahun 1960 yang merupakan satelit meteorologi. Setelah peluncuran satelit itu, NASA meluncurkan lebih dari 40 satelit meteorologi dan lingkungan dengan setiap kali diadakan perbaikan kemampuan sensornya. Satelit TIROS ini sepenuhnya didukung oleh ESSA (Environmental Sciences Services Administration), kemudian berganti dengan NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) pada bulan Oktober 1970. Seri kedua dari satelit TIROS ini disebut dengan ITOS (Improved TIROS Operational System). Sejak saat ini peluncuran manusia ke angkasa luar dengan kapsul Mercury, Gemini dan Apollo dan lain-lain digunakan untuk pengambilan foto pemukaan bumi. Sensor multispektral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spektral



satelit ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite). Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam yang diluncurkan pada tanggal 23 Juli 1972. Disusul oleh generasi berikutnya Landsat 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1975 dan peluncuran Landsat 3 pada tanggal 5 Maret 1978. Perkembangan satelit sumber daya alam komersial terjadi pada Landsat 4 yang diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1982, disusul Landsat 5 yang peluncurannya pada tanggal 1 Maret 1984, dan Landsat 6 gagal mencapai orbit. Direncanakan pada awal 1998 akan segera diluncurkan satelit Landsat 7 sebagai pengganti Landsat 5. Perkembangan satelit sumber daya alam tersebut diikuti oleh negara lain, dengan meluncurkan satelit PJ operasional dengan berbagai misi, teknologi sensor, serta distribusi data secara komersial, seperti satelit SPOT-1 (Systemme Probatoire d’Observation de la Terre) oleh Perancis pada tahun 1986 yang diikuti generasi berikutnya, yaitu SPOT-2, 3, dan 4. Demikian juga dengan dipasangnya sensor radar pada satelit PJ sebagai penggambaran sensor optik, merupakan peluang yang baik bagi negara Indonesia, yang wilayahnya tertutup awan sepanjang tahun. Pada tahun 1986 Heinrich Hertz melakukan percobaan yang menghasilkan bahwa berbagai obyek metalik dan non metalik memantulkan tenaga elektromagnetik pada frekwensi 200 MHz yang dekat dengan gelombang mikro. Percobaan radar pertama kali dilakukan oleh Hulsmeyer pada tahun 1903 untuk mendeteksi kapal. Satelit PJ radar yang digunakan untuk mengindera sumber daya di bumi dimulai dengan satelit eksperimen Amerika Serikat untuk mengindera sumber daya laut Seasat (Sea Satellite) tanggal 27 November 1978, SIR (Shuttle Imaging Radar)-A 12 November 1981, SIR-B tahun 1984, SIR-C tahun 1987. Disusul satelit SAR milik Rusia Cosmos 1870 tahun 1987, dan beroperasi selama dua tahun, untuk pengumpulan data daratan dan lautan. Cosmos-1870 ini hanya merupakan suatu prototipe, yang dirancang khusus untuk satelit sistem radar, yang secara operasional akan dilakukan oleh Almaz-1. Satelit Almaz-1 diluncurkan 31 Maret 1991, yang awalnya untuk pantauan kondisi cuaca setiap hari, sedangkan secara operasional mengindera bumi baru dimulai 17 Oktober 1992 dan beroperasi selama 18 bulan. Konsorsium Eropa (ESA = European Space Agency) tidak mau ketinggalan meluncurkan ERS-1 tahun 1991 dan ERS-2 tahun 1995. Disusul Jepang dengan JERS (Japan Earth Resources Satellite), yaitu JERS-1 diluncurkan tanggal 11 Februari 1992, namun program ini tidak diteruskan dan diganti dengan Adeos (Advanced Earth Observation Satellite) Agustus 1996, serta GMS (Geostationer Meteorogical Satellite), India dengan IRS (Indiana Resources Satellite); dan Canada dengan Radarsat (Radar Satelitte). Pada saat ini, satelit intelijen Amerika memiliki kemampuan menghasilkan citra dengan resolusi yang sangat tinggi, mampu mencapai orde sepuluhan sentimeter. Pada sebuah citra KH-12, mampu mengambil gambar pada malam hari dengan menggunakan gelombang infra merah yang sangat berguna untuk mendeteksi sebuah kamuflase atau bahkan dapat melihat jika seorang serdadu menggunakan topi/helmnya. Selain Amerika negara lain yang memiliki satelit pengindera bumi dengan resolusi yang sangat tinggi adalah Rusia dengan KVR 1000 (satelit Yantar Kometa), Perancis dengan Helios-2A dan Israel dengan Offeq-2.



Selain di bidang militer, pemerintah Amerika Serikat juga telah memberikan lisensi kepada tiga perusahaan swasta untuk meluncurkan satelit sipil beresolusi sangat tinggi seperti Orbview (Orbital Science Corporation), Space Imaging Satellite (Lockheed) dan Earthwatch (Ball Aerospace). Orbview akan menangani misi Orbview/Baseline yang akan diluncurkan tahun 1999 yang menawarkan resolusi 1 meter untuk mode pankromatik dan 4 meter untuk mode multispektral. Pada pertengahan tahun 1998 ini juga direncanakan peluncuran satelit Quick Bird yang merupakan satelit penerus generasi sistem Early Bird. Satelit Quick Bird akan membawa sensor QuickBird Panchromatic dengan resolusi spatial 1 meter dan QuickBird Multispectral dengan resolusi 4 meter. Setiap program satelit mempunyai misi khusus mengindera dan mengamati permukaan bumi, sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan aplikasi yang menjadi tujuannya. Misi satelit PJ resolusi tinggi sebagian berorientasi untuk inventarisasi, pantauan, dan penggalian lahan atau daratan, sebagian untuk mendapatkan informasi kelautan dan lingkungan. Tabel 1 menunjukkan program satelit PJ operasional mulai dari tahun 1990 sampai menjelang tahun 2000, yang distribusi datanya bagi masyarakat di seluruh dunia. Data PJ tersebut dapat dipesan, dibeli, atau diminta melalui operator satelit atau stasiun bumi di negara atau kawasan setempat.



CITRA PENGINDERAAN JAUH Menurut Hornby (Sutanto, 1994:6), citra merupakan gambaran yang terekam oleh kamera atau oleh sensor lainnya. Sedangkan Simonett mengutarakan dua pengertian tentang citra yaitu : “The counterpart of an object produced by the reflection or refraction of light when focussed by a lens or a mirror. Gambaran obyek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin. The recorded representation (cinnibkt as a ogiti unage) if object produced by optical, electro-optical, opical mechanical, or electrical means. It is generally used when the EMR menited or reflected from a scene is not directly recpded pm film. Gambaran rekaman suatu obyek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara optik, elektro-optik, optik mekanik, atau elektronik. Pada umumnya ia digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu obyek tidak langsung direkam pada film.” (Sutanto, 1994:6) Benda yang terekam pada citra dapat dikenali berdsarkan ciri yang terekam oleh sensor. tiga ciri yang terekam oleh sensor adalah ciri spasial, ciri temporal, dan ciri spektral.Ciri spasial, adalah ciri yang berkaitan dengan ruan, meliputi : bentuk, ukuran, bayangan, pola, tekstur, situs, dan asosiasi.Ciri Temporal, adalah ciri yang terkait dengan umur benda atau waktu saat perekaman.Ciri Spektral, adalah ciri yang dihasilkan oleh tenaga elektromagnetik dengan benda, yang dinyatakan dengan rona dan warna. Citra dapat dibedakan atas citra foto (photographic image) atau foto udara dan citra nonfoto (non-photographic image).



Perbedaan antara citra foto dan citra non foto dapat dijelaskan dengan tabel berikut :



Citra foto dapat dibedakan berdasarkan : a. Sistem wahana : - foto satelit : foto yang dibuat dari perspektif satelit - foto udara : foto yang dibuat dari persepektif pesawat udara atau balon udara b. Spektrum elektromagnetik yang digunakan : - Ultraviolet - ortokromatik - pankromatik - inframerah warna asli (true color) dan - inframerah warna palsu (false color). c. Kemiringan sumbu kamera terhadap permukaan bumi ; - Foto vertikal atau Foto tegak (Orto photograph), yaitu citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera tegak lurus terhadap objek di permukaan bumi - Foto miring atau Foto condong (Oblique Photograph), yaitu citra foto yang dibuat dengan sumbu kamera membentuk



sudut



terhadap



objek



permukaan



bumi.



d. Jenis kamera - foto dengan kamera tunggal - kamera jamak (menggunakan lebih dari satu kamera) e. Warna yang digunakan - Foto warna semu, misalnya vegetasi yang berwarna hijau nampak berwarna merah karena menggunakan sinar ultraviolet.



- foto warna asli, misalnya vegetasi yang berwarna hijau akan terlihat hijau seperti objeknya. Citra nonfoto dapat dibedakan: a. Berdasarkan wahana yang digunakan - Citra dirgantara - Citra satelit b. Berdasarkan Spektrum elektromagnetik yang digunakan - citra radar



- citra inframerah termal - citra gelombang mikro c. Berdasarkan sensor yang digunakan - citra tunggal - citra multispektral



SEJARAH TEKNOLOGI PENGINDERAAN JAUH DI INDONESIA I. PENDAHULUAN Penginderaan jauh (inderaja), khususnya inderaja dari satelit, berkembang sangat pesat. Negara-negara yang terlibat dalam pengembangan satelit akan semakin banyak termasuk dari Negara berkembang dan pihak swasta. Termasuk Indonesia masuk didalamnya, dimana diketahui Indonesia merupakan Negara kepulauan yang sangat luas yang terbesar disekitar khatulistiwa dan diantara dua benua, yakni benua Asia dan benua Australia, dan diapit dua samudra besar, yakni samudra Hindia dan samudra Pasifik. Selain itu, Indonesiajuga merupakan Negara maritime atau disebut dengan Negara bahari yang memegang peran penting dalam pembentukan iklim dan lingkungan global. Era teknologi yang canggih sekelas inderaja sangat diperlukan di berbagai Negara, apalagi Negara Indonesia yang mempunyai kompleksitas bentukan lahan, bentang alam, maupun kekayaan alamnya dari mineral tambang sampai hasil laut. Indonesia saat ini dihadapkan pada tantangan untuk memelihara kelestarian lingkungan. Tantangan sosial, politik, ekonomi, jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 200 juta, maka pendayagunaan sumbardaya alamnya harus dilakukan secara berkelanjutan (sustainable) sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu pengolahan sumberdaya alam yang lestari dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan ekonomi, ketahanan politik, ketahanan dan kelenturan budaya. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk menghadapi tantangan tersebut. Teknologi penginderaan jauh dengan wahana satelit merupakan suatu alternative yang berdaya guna dan berhasil guna untuk pemetaan, inventarisasi, pemantauan sumberdaya alam dan lingkungan (Purwadhi, 1994 dalam Purwadhi dan sanjoto 2008: 39-40) Kepemilikan satelit yang saat ini umumnya dimiliki oleh pemerintah dan beroperasi bukan untuk tujuan komersial akan berubah kepemilikan ke pihak swasta dengan basis komersial. Tantangan tersebut bahkan lebih besar dengan adanya arus globalisasi perekonomian dan informasi melalui jaringan internet ( kertasasmita 2000:1)



PENGINDERAAN JAUH 01MAR I.PENDAHULUAN Dalam pembuatan makalah ini merupakan salah satu dalam unsur dalam materi peginderaan jauh dimana radar ,satelit ,wahana, adalah materi penyajian dalam perkulihan.sehigga dengan melihat materi radar , satelit , wahana harus dipraktekan dalam penyajian materi .Agar mahasiswa memiliki kemampuan untuk menerapkan ilmu , teknik, penginderaan jauh sebagai ilmu maupun ilmu aplikasi dalam pembagunanan . memberikan Ilmu pengetahuan kepada mahasiswa tentang pengertian penginderaan jauh . perkembangan penginderaan jauh [filosofi penginderaan jauh ] ,Tenaga penginderaan jauh [energi remote sensing ],sensor dan wahana ,foto udara ,satelit ,radar .pengunaan remote sensing dan aplikasinya [citra digital dan sistim informasi geografi ].Radar , satelit, wahana,merupan suatu kebutuhan bagi dunia perkuliahan untuk dapat mempelajari.Karena di era globalisasi ini penginderaan jauh memegang peranan penting dalam aspek kehidupan .selain sarana komunikasi , juga dalam aspek kehidupan ,teknologi .ilmu pengetahuan dan sebagainya oleh Karena itu sangat penting bagi kita untuk mempelejari mata kuliah peginderaan jauh .Dengan demikian penginderaan jauh merupakan ilmu yang harus dipelajari. II.LATAR BELAKANG Latar belakang penulisan makalah ini berdasarkan suatu konsep dari mata kuliah penginderaan jauh yang memegang peranan penting dalam ilmu atau teknik penginderaan jauh .Dalam system penginderaan jauh .teknologi pencitraan dengan mengunakan gelombang mikro masih relative baru,terutama sejak digunakan sistim side looking airbone radar pada awal tahun 1970-an .pengunaan teknologi ini ceapat sekali berkembang , mengingat kememampuannya yang ‘lebih ‘ di bandingkan dengan metoda sebelumnya , yaitu dapat menembus awan dan bisa dilakukan dalam kondisi apapun (siang, malam,hujan,berawan dsb).disamping berkembang dalam teknologi radar ,perkembangan wahananya pun sangat menunjang dalam penginderaan jauh



sistim radar.dimulai dari pesawat terbang , satelit dan lain-lain.sejak terbakarnya satelit sea-sat tidak lama setelah peluncuran ,pengembangan sistim radar dengan wahana satelit dan terus dikembangkan .adalah Radarsat (Canada) ,ERS (konsurrsium negeranegara Eropa/ ESA), JERS (jepang) dan peningkatan sistim radar pada space shuttle. VI .TUJUAN Tujuan dari pada penulisan ini adalah : A .Mampu menyebutkan, menjelaskan ,membedakan radar ,satelit,wahana. B.Mampu menyebutkan ,menjelaskan ,membedakaan : jenis foto udara, satelit,dan radar. C.Mampu menyebutkan , menjelaskan ,membedakan :hasil remote sensing/ PJ dan peranannya serta aplikasinya (Citra Digital Dan Sistim Informasi Geografi) . D.mampu menerapkan hasil-hasil PJ dalam berbagai kegiatan perkuliahaan lainya. V.ISI A.TEKNOLOGI RADAR DALAM PENGINDERAAN JAUH Radar adalah singkatan dari Radio Detection And Ranging,bekerja pada gelombang radio dan gelombang mikro ,dengan panjang gelombang beberapa millimeter hingga sekitar satu meter , sistim pencitraan Radar sebagai sumber energi elektromaknetik, meng ‘iluminasi’ permukaan bumi kemudian energi pantulannya terdeteksi dan terekam oleh sistim radar tersebut sebagai citra.sehingga dengan demikian sistim ini sering disebut dengan penginderaan jauh aktif.pada tabel 1 ditunjukkan panjang gelombang radar tersebut yang digunakan dalam penginderaan jauh ,sedang pada tabel 2 menunjukan beberapa band yang di gunakan oleh mereka yang mengembangkan sistim radar untuk aplikasi tertentu 3.1 Konsep Radar Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target ,ukuran jarak tersebut didapat dengan mengukur waktu yang diperlukan gelombang elektromaknetik selama perjalananya mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor.pada awalnya penggunaan system radar pada pemetaan / pengginderaan jauh ,dilakukan dengan



system Real Apeture radar [RAR].Pada system ini digunakan antena cukup panjang ,akan tetapi dengan pemakaian antenna yang panjang tersebut ,sangat banyak keterbatasan nya, terutama menyakut ketelitian spasial dan penempatan antena wahana . 3.2.Geometri Pencitraan Radar Pencitraan radar ,baik dengan wahana pesawat terbang maupun satelit ,selalu dilakukan kearah miring [side looking ],untukjelasnya dapat di lihat dan hal ini akan berakibat timbulnya suatu resolusi spasial , yang terdidri dari komponen resolusi kearah melintang lintasan (range resolution ) dan resolusi searah lintasan ( azimuth resolution ). Resolusi melintang lintasan adalah resolusi pada arah tegak lurus terhadap arah terbang wahan.untuk dapat merekam secara terpisah dua obyek yang berdekatan pada arah tegak lurus arah terbang ,semua sinyal yang dipantulkan oleh kedua obyek harus diterima antena secara terpisah.sedangkan resolusi searah lintasan adalah resolusi searah lintasan wahana. 3.2.Dasar –dasar Radar Apertur Sintesa Teknik Radar paling canggih saat ini yang di gunakan dalam penginderaan jauh adalah Radar Apertur Sintesa ( Synthetic Aperatur Radar / SAR ).dalam sistim ini, digunakan antena yang relative kecil dan mampu mengantikan antena yang panjang .perbedaan dengansistim radar konvensional ,gelombang tidak di deteksi secara bersama –sama ( serentak ) dalam seluruh bagian antena sintesis.sebagai pengganti , selam antena kecil bergerak sepanjang lintasan, sinyal yang di terima pada setiap posisi di rekam , kemudian di kombinasikan dengan sistim pengolahan data.sebagai ilustrasi ,bahwa target.kualitas hasil di setiap titik sangat tergantung dari intensitas energi balik yang di pantulkan oleh setiap obyek di lapangan.oleh karena itu intesitas sinyal balik ini sangat tergantung pada sifat fisis dan bentuk permukaan yang di indera . ( bentuk topografi , kekasaran, liputan vegetasi ), juga sifat elektrisnya ( konduktifitas). 3.3.Radar Aperatur Sintesa Interferometri Radar Aperatur Interferometri merupakan suatu teknik radar aperatur sintesa dengan mengubakan dya antena.kedua antena merekam data amplitude dan fasa dari radiasi



pantulan.kedua antena dapat di pasang pada satu wahana dalam posisi memanjang wahana kedua teknik tersebut sering di sebut dengan lintasan tunggal ( single pass ).karena kedua antena terletak di wahana yang sama .teknik lain yang terletak di wahana Yang sama .teknik lain yang terus berkembang dan sangat menjanjikan di masa mendatang adalah pengunaan satu antena , akan tetapi melintas di lokasi yang sama pada saat yang tidak sama pada saat yang tidak sama ( repeat pass ) 3.4.1.Radar Aperatur Sintesa Interferometri – melintang lintasan Pada teknik ini kedua antena di pasang melintang terhadap arah lintasan wahana.salah satu antena bekerja dengan mengirim dan menerima sinyal , sedang antena lainnya hanya menerima sinyal pantul.teknik ini sampai sekarang hanya di terapkan di wahana pesawat terbang. 3.4.2.Radar Aperatur Sintesa Interferometri – melintang lintasan Teknik ini juga mengunakan lintasan tunggal ( single pass )akan tetapi kedua antena di pasang pada posisi memanjang wahana ,searah terhadap lintasan wahana.teknik ini juga hanya di terapkan di wahana pesawat terbang. 3.4.3.Radar Apertur Sintesa Interferometri – pengulangan lintasan. Pada teknik ini,hanya di gunakan satu antena dimana pada saat melintas pada satu lokasi , di hasilkan satu citra dan pada saat kesempatan lain di hasilkan citra untuk daerah yang sama dari posisi wahana yang sedikit berbeda.garis hubung yang menghubungkan kedua posisi antena di sebut basis ( baseline ).pada teknik ini di lakukan dengan mengunakan wahana satelit.teknik ini di sebut pengulangan lintasan ( repeat pass) karena wahana melintas pada posisi yang hampir sama pada saat yang berbeda .hubungan antara beda fasa ∆ө, panjang gelombang λ,basis B dan beda jarak antara antena dan objek p2-p1. Dari beda fasa yang terjadi ,baik pada sistim radar interferometri melintang lintasan ,memanjang lintasan maupun pengulangan lintasan , kemudian diolah melalui proses phase- unwrapping, yaitu pengolahan fasa untuk menyelesaikan ambiguitas 2π .hasil sehingga dengan demikian bisa di turunkan model ketinggian digital untuk area yang



dicakup. B PENGINDERAAN JAUH DENGAN SATELIT 1.Konsep Untuk itu digunakan kamera yang terpasang pada wahana ruang angkasa yang diluncurkan ke angkasa luar dan sering disebut sebagai satelit .Satelit merupakan suatu banda yang mengelilingi suatu obyek yang lebih besar .contohnya bumi yang merupakan satelit dari matahari .ataupun bulan yang selalu mengintari bumi . Bumi atau bulan merupakan satelit alami sedangkan wahana ruang angkasa yang diluncurkan manusia keluar angkasa merupakan satelit buatan dan merupakan topic perkuliahan . Kamera yang di pasang pada satelit berfungsi sebagai indera penglihatan yang melakukan perekaman terhadap permukaan bumi pada saat satelit tarsebut beredar mengelilingi bumi menurut garis orbit atau edarnya ,sensor yang ada pada kamera akan mendektsi informasi permukaan bumi melalui enrgi radiasi matahari yang dipantulkan oleh permukaan keatas , data energi pantulan radiasi ini di olah menjadi gejala listrik dan data di kirim ke stasiun pengolah satelit yang ada di bumi. Terdapat 7 komponen dalam penginderaan jauh : (1) sumber cahaya matahari,(2) gelombang elektromagnetik yang sampai ke permukaan bumi ( Ei = incoming electromagnetic),(3) objek yang ada di permukaan bumi,(4) Gelombang electromagnetic yang di pantulkan (ER=Reflect electromagnetic) atau dikembalikan oleh permukaan bumi ,(5) sensor yang ada di kamera yang terpasang pada satelit di ruang angkasa ,(6) stasiun penerima dan pengolah data satelit dan (7) pengunaan data citra satelit. Suatu Ei yang sampai di permukaan bumi terdiri dari sinar tampak (visible light), sinar infra merah dekat ( near infra red /NIR) dan infra merah gelombang pendek ( short wave infra red / SWIR).komponen Ei yang sampai di permukaan bumi akan terbagi atas ER (Reflect Elektromagnetic ). EA adalah gelombang electromagnetic yang di serap (Absorp Elektromagnetic ) dan ET (Transmittan Elektromagnetic) yaitu di teruskan .skema pereedaran dan interaksi gelombang electromagnetic ini komponen dari ER berasal dari spectrum cahaya tampak dan infra merah dekat .sebagian dari Ei ada juga



yang di serap (EA= energy adsorp ) yang berada pada spectrum infra merah thermal.ET yang merupakan energy yang di teruskan akan berada pada spectrum daerah visibel biru dan hijau.semakin besar energi yang di serap maka suhu objek yang naik pula yang mengakibatkan timbulnya radiasi emisi atauEe yang semakin tinggi pula.untuk .untuk ER tergantung kepada objek.semakin tinggi nilai ER semakin besar pantulan yang mengakibatkan semakin jelas kenampakan objek .tidak semua sensor kamera dapat menerima ER sedangkan Ee akan diterima oleh sensor thermai yang berada pada kisaran daerah infara merah thermal ( thermar infra red =TIR ). Besarnya nilai persentase pantulan objek akan mencerminkan warna dari suatu objek .untuk vegetasi akan terlihat pada spectrum cahaya tampak antara 0.4-0.7 , dengan nilai 0.4-0.5 cm untuk daun yang sehat yaitu pada kisaran warna biru dan hijau ( sebagian besar gelombang electromagnetic di serap oleh klorofil ) dan jika warna daun yang merah akan terlihat pada 0.65 cm.persentase pantulan dari daerah yang tertutup vegetasi berkisar antara 5-45 % tergantung kerapatan dan jenis vegetasi yang menutupi daerah tersebut untuk tanah kering yang terbuka akan terlihat coklat abu-abu dengan pantulan berkisar antara 5-45%.sedangkan air jernih spectrum cahayanya akan terdapat pada panjang gelombang 0.4-0.78 cm dengan pantulan yang rendah kurang dari 5%.skema dari spectrum electromagnetic. System penginderaan jauh didesain memiliki sifat multi aplikasi yaitu multi spectral.multi spasial dan multi temporal .sifat multi spektraldari system penginderaan jauh di karena kan sensor kamera satelit mengunakan saluran penginderaan dua atau lebih pada saat yang bersamaan.semakin banyak kanal atau saluran yang gunakan maka informasi yang didapati semakin banyak dan lengkap .sifat multi spasial berarti system pengideraan jauh memeliki ketajaman (ketelitian) spasial sebanyak 2 atau lebih , serina juga di sebutkan ketelitian spasial ini sebagai resolusi spasial.jika resolusi spasial semakin tinggi maka semakin tinggi ketelitian citra yang berarti mempunyai skala yang semakin besar pula.sedangkan sifat multi temporal berarti kemampuan sensor penginderaan jauh untuk melakukan pengulangan penyapuan suatu daerah tertentu pada waktu yang telah di tetapkan .kembalinya satelit untuk menyapu suatu kawasan dapat pada peroade tertentu 1 jam , 1hari hingga 1 bulan berikutnya.



Resolusi spasial dari citra satelit dapat di bagi menjadi 3 yaitu : makro, sedang dan mikro dengan interpretasi deskripsi citra secara umum, agak rinci .resolusi spasial di katakan makro jika pada suatu kawasan disebut mempunyai penutup lahan bervegetasi .jika kawasan itu di sebutkan mempunyai penutup lahan terdiri dari perkebunan, hutan atau sawah maka resolusi citranya di sebut sedang dan jika disebutkan suatu daerah mempunyai vegetasi hutan pinus ,hutan jati,hutan bakau atau perkebunan kelapa sawit maka resolusi spasialnya adalah mikro. System sensor penginderaan jauh yang bekerja pada daerah sisnr tampak ( fotografi) disebut sebagai sensor optis .adapun sensor berkerja pada daerah sinar inframerah di sebut sebagai sensor thermal sedangkan yang bekerja pada gelombang mikro dikenal sebagai sensor radar .masing-masing sensor mempunyai kelebihan dan kelemahaan masing-masing .sensor optis dan thermal mudah di gunakan dan diinterplasikan tetapi hanya bekerja optimal pada thermal mudah di gunakan dan diinterplasikan tetapi hanya bekerja optimal pada keadaan ruang angkasa yang cerah tanpa ditutupi oleh awan ,kabut atau hujan.sensor optis dan thermal tidak mampu menembus hambatan ini.untuk digunakan sensor radar. C.WAHANA SATELIT Wahana satelit adalah alat pengankut kamera pemotretan adalah satelit.kamera yang di gunakan pada citra satelit adalah jenis kamera yang lebih dikenal dengan scan.scan cara rekamannya dalam bentuk panyapuan pada suatu panjang jalur edarnya .sistim ini banyak di gunakan untuk dewasa ini untuk mengelabui birokrat papua dalam merencenakan pembangunan .citra yang di peroleh kita adalah citra non foto karena data yang di terima oleh stasiun dalam bentuk digit. Wahana yang di gunakan baik berupa roket atau satelit ,selain gelombang elektromaknetic di gunakan juga gelombang pulsa aktif roket atau satelit menghasilkan citra sesuai dengan fungsi satelit tersebut begitu pula saluranya. Satelit umumnya dalamorbitan mencapai ketinggian atas 5000 km seperti : Landsat 79 km liputan 34.000 km. NoAA 950 km : 10.000.000 km GMS 36.000 km : 30% luas permukaan bumi



Satelit yang di gunakan untuk risede adalah ribuan di angkasa dengan resolusi spasial yang terus mengalami perbaikan dengan perekaman ulang terus mengalami perbaikan . VI.CARA KERJA TENAGA DAN GELOMBANG A.Tenaga dalam penginderaan jauh Tenaga penginderaan jauh adalah tenaga / kekuatan untuk membawah data (gejala obyek,daerah ) target ke sensor.tenaga (1) distribusi gelombang bunyi ,(2) distribusi tenaga elektromaknetik . Obyek,daerah, gejala :mempunyai karateristik terhadap tenaga PJ,contoh: Gravimeter –gravitasi bumi magnetomete B.Tenaga elektromagnetik [ jenelek] Paket praktis dan magnetis yang bergerak demgan kecepatan sinar pada frekuensi dan panjang gelombang tertentu dengan sejumlah tenaga tertentu . Tenelek –dari matahari – merupakan sumber tenaga alami dan tenaga buatan. Alami – pasif – debu , air .uap , atau obyek –obyek lain –lain di bumi Bautan- aktif – pulsa . Tenaga – berlangsung kecepatan tetap dangan gelombang yang teratur dan sama . tenga ini mempunyai panjang gelombang dengan frekuensi berjalan terbalik . Panjang gelombang – jarak puncak gelombang ke puncak berikutnya . Frekuensi – sirklus gelombang yang melalui titik|detik. VII. KELEMAHAN ATAU KEUNGGULAN A.kelemahan dari radar , satelit , wahana



1.merupakan teknolilogi yang lambat dalam penyajian data 2.merupakan suatu sinyal yang di pantulkan oleh kedua obyek harus di terima antena secara terpisah 3.spektum elektromagnetik dalam kondisi yang stabil B.keuggulan dari radar , satelit , wahana . 1.Mampu menyajikan data yang akurat 2.sistim penggunaan radar , satelit , wahana semakin canggih 3.teknolgi penerapan radar , satelit , wahana. 4.obyek penentuan dapat di sajikan . VIII.KESIMPULAN Dari tulisan di atas kita dapat melihat bahwa dengan system radar , satelit , wahana , kita bisa mendaparkan informasi tematis , melalui interprestasi citra maupun informasi ketinggian melalui pengolahan fasa .sehingga dengan demikian bisa didapat pete yang menyajiakan ketiggian dan liputan lahannya . tentu saja apa yang di hasilkan masih sangat terbatas dan sampai saat ini masih di teliti . kendala lain adalah liputan lahan , bentuk topografi , atmosfir . stasui antena , yang banyak berpengaruh pada hasil akhir system penginderaan jauh aktif ini. OLEH: ROMMY SOKOY (mahasiswaFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN prog study PENDIDIKAN GEOGRAFI) DAFTAR PUSTAKA BPP tecnologi [ 1993 ] . ERS-1 LANDSAD ,SPOT : Applicatios complementary approach , collection of course materials . Gens rudiger & jhin van genderen [1995 ] ,Sar interferometry – issues , techniques , applications the intenational journal of remote sensing , ITC . the Netherlands .



Dasar Pengolahan Citra Digital



1.



2.



a. b.



a. b. c. d. e.



Pengolahan citra (image processing) merupakan proses mengolah piksel-piksel dalam citra digital citra digital yang bertujuan untuk memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan komputer. Ada beberapa alasan mengapa kita melakukan pengolahan citra digital antara lain : Untuk mendapatkan citra asli dari suatu citra yang sudah buruk karena pengaruh derau. Proses pengolahan bertujuan mendapatkan citra yang diperkirakan mendekati citra sesungguhnya. Untuk memperoleh citra dengan karakteristik tertentu dan cocok secara visual yang dibutuhkan untuk tahap lebih lanjut dalam pemrosesan analisis citra. Dalam proses akuisisi, citra yang akan diolah ditransformasikan dalam suatu representasi numerik. Pada proses selanjutnya representasi tersebutlah yang akan diolah secara digital oleh komputer. Garis besarnya pengolahan citra pada umumnya dapat dikelompokkan dalam dua jenis kegiatan, yaitu : Memperbaiki citra sesuai kebutuhan Mengolah informasi yang terdapat pada citra Mengolah informasi yang terdapat pada citra sangat erat kaitannya dengan computer aided analysis yang umumnya bertujuan untuk mengolah suatu objek citra dengan cara mengekstraksi informasi penting yang terdapat di dalamnya. Dari informasi tersebut dapat dilakukan proses analisis dan klasifikasi secara cepat memanfaatkan algoritma perhitungan komputer. Dari pengolahan citra diharapkan terbentuk suatu sistem yang dapat memproses citra masukan hingga citra tersebut dapat dikenali cirinya. Pengenalan ciri inilah yang sering diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Operasi Pengolahan Citra Operasi-operasi yang dilakukan dalam pengolahan citra banyak ragamnya, namun secara umum operasi pengolahan citra dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis sebagai berikut: 1. Perbaikkan Kualitas Citra (image enhancement) Jenis operasi ini bertujuan untuk memperbaiki citra dengan cara memanipulasi parameter-parameter citra. Dengan operasi ini, ciri-ciri khusus yang terdapat didalam citra lebih ditonjolkan. Contoh-contoh operasi perbaikkan citra: Perbaikkan kontras gelap/terang Perbaikkan tepian objek (edge enhancement) Penajaman (sharpening) Pemberian warna semu (pseudocoloring) Penapisan derau (noise filtering) 2. Pemugaran Citra (image restoration) Operasi ini bertujuan menghilangkan cacat pada citra. Tujuan pemugaran citra hampir sama dengan operasi perbaikkan citra. Bedanya, pada pemugaran citra penyebab degradasi gambar diketahui. Contoh-contoh operasi pemugaran citra : a. Penghilangan kesamaran (deblurring)



b. Penghilangan derau (noise) 3. Pemampatan Citra (image compression) Jenis operasi ini dilakukan agar citra dapat direpresentasikan dalam bentuk yang lebih kompak sehingga memerlukan memori yang lebih sedikit. Hal penting yang harus diperhatikan dalam pemampatan citra adalah citra yang telah dimampatkan harus tetap mempunyai kualitas gambar yang bagus. 4. Segmentasi Citra (image segmentation) Jenis operasi ini bertujuan untuk memecah suatu citra kedalam beberapa segmen dengan suatu criteria tertentu. Jenis operasi ini berkaitan erat dengan pengenalan pola. 5. Pengorakan Citra (Image Analysis) Jenis operasi ini bertujuan menghitung besaran kuantitif dari citra untuk menghasilkan diskripsinya. Tehnik pengolahan citra mengekstraksi cirri-ciri tertentu yang membantu dalam identifikasi objek. Proses segmentasi kadang kala diperlukan untuk melokalisasi objek yang diinginkan dari sekelilingnya. Contoh-contoh operasi pengorakan citra : a. Pendeteksian tepian objek (edge detection) b. Ekstraksi batas (boundary) c. Representasi Daerah (region) 6. Rekonstruksi Citra (Image Reconstruction) Jenis operasi ini bertujuan untuk membentuk ulang objek dari beberapa citra hasil proyeksi. Operasi rekonstruksi citra banyak digunakan dalam bidang medis, seperti rekonstruksi 3D CT Scan, MRI



Citra digital adalah sebuah fungsi 2D, f(x,y), yang merupakan fungsi intensitas cahaya, dimana nilai x dan y merupakan koordinat spasial dan nilai fungsi di setiap titik (x,y) merupakan tingkat keabuan citra pada titik tersebut. Citra digital dinyatakan dengan sebuah matriks dimana baris dan kolomnya menyatakan suatu titik pada citra tersebut dan elemen matriksnya (yang disebut sebagai elemen gambar atau piksel) menyatakan tingkat keabuan pada titik tersebut. Matriks dari citra digital berukuran NxM (tinggi x lebar), dimana: N = jumlah baris



0