Sejarah Perkembangan Teori Akuntansi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Teori Akuntansi “SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI”



Disusun Oleh: Lintang Trenggono



11080694217



Ach. Syaiful Nizar



11080694236



Reisha



10080694000



S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2015



A. SEJARAH PERKEMBANGAN AKUNTANSI Sejarah perkembangan akuntansi berjalan secara menarik dari awal terjadinya pencatatan. Orang pertama yang melakukan pencatatan justru bukan dari seorang ahli akuntansi pada saat itu, Melainkan dari seorang ahli matematika yang bernama Luca Pacioli pada tahun 1494. Awal pencatatan dimulai dari adanya dua kegiatan penting yang dilakukan oleh para bangsawan saat itu. Kegiatan tersebut adalah: Kegiatan pencatatan penarikan pajak/pendapatan sewa dan Kegiatan pencatatan perjalanan perdagangan per 1 kali jalan. Kegiatan diatas dilakukan dengan suatu pencatatan yang teratur dan berkelanjutan. Hasil dari aktifitas inilah yang menjadikan Luca Pacioli menghasilkan sebuah karangan yang berjudul: “Summa de aritmatica geometria proportiono et proportionalita” . Perkembangan akuntansi selanjutnya terjadi sangat drastis seiring dengan perkembangan bisnis. Namun demikian karakter bentuk perkembangan yang terjadi pada saat itu adalah perkembangan dunia bisnis mendahului perkembangan akuntansi. Karakter ini sangat menarik untuk dicermati, karena kita bisa menyimpulkan bahwa akuntansi berkembang setelah adanya kebutuhan dunia bisnis. Bentuk karakter perkembangan seperti ini sampai saat sekarang masih terjadi. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan jumlah PSAK dengan nomor urut, dimana urutanurutan tersebut memiliki interval waktu sesuai dengan perkembangan transaksi yang terjadi. Apabila kita amati, maka loncatan perkembangan akuntansi yang sangat besar terjadi pada saat terjadinya revolusi industri di tahun 1845. Pada saat terjadinya revolusi industri ini, akuntansi ikut berkembangan secara cepat mengikuti perkembangan industri. B.



Sejarah Metode Pencatatan Double Entry Akuntansi yang ada saat ini merupakan hasil dari perkembangan sistim



pembukuan berpasangan. Berbagai usaha telah dilakukan untuk mengidentifikasi tempat dan waktu lahirnya sistim pembukuan berpasangan tersebut. Sebagian besar para ahli mengakui bahwa sistim pencatatan sebenarnya telah ada dalam berbagai peradapan sejak kurang lebih 3000 SM. Diantara peradapan tersebut adalah peradapan kaldea, babilonia, asiria, dan samaria yang merupakan pembentuk sistim pemerintahan pertama didunia. Begitu juga dengan peradapan mesir, china, yunani dll. Praktek organisasi yang berkembang saat itu adalah adanya celah tempat berputarnya seluruh mesin keuangan



dan departemen di china, diperkenalkannya sistim akuntansi pertanggungjawaban yang luas di yunani, dan adanya kewajiban bagi pembayar pajak untuk membuat laporan posisi keuangan di Roma. Adanya berbagai peradapan tersebut diatas, umumnya disebabkan oleh telah ditemukannya sistim penulisan, pengenalan angka arab dan sistim desimal. Kemudian juga disebabkan oleh adanya penyebaran pengetahuan aljabar, bahan-bahan penulisan yang murah dan adanya medium pertukaran yang baku. Berdasarkan perkembangan tersebut, C Littleton menyimpulkan terdapat 7 faktor lahirnya pembukuan yang sistimatik. Ketujuh faktor tersebut adalah: seni menulis aritmetika kekayaan pribadi uang kredit perniagaan dan modal. Luca Pacioli seperti telah disebutkan diatas bukanlah seorang pakar akuntansi, melainkan seorang rahib Franciscan yang menekuni bidang matematika.



Namun



namanya



lebih



dikenal



sebagai



orang



pertama



yang



memperkenalkan sistim pembukuan berpasangan lewat bukunya yang berjudul: Summa de arithmetica geomeria, proportioni et proportionalita. Dalam buku tersebut dia merefleksikan praktek yang terjadi di Venesia dan terkenal dengan nama metode venesia/Italia. Dia enyatakan bahwa tujuan pembukuan adalah untuk member informasi yang tepat waktu bagi para pedagang mengenai asset dan kewajibannya. Dia mengatakan bahwa “semua pencatatan harus dilakukan secara berpasangan yang artinya bahwa jika anda menjadikan debitor seseorang, maka anda harus menjadikan kreditor orang lainnya. Inilah yang dimaksudkan dengan berpasangan tersebut. Pada awalnya, pencatatan transaksi perdagangan dilakukan dengan cara sederhana, yaitu dicatat pada batu, kulit kayu, dan sebagainya. Catatan tertua yang berhasil ditemukan sampai saat ini masih tersimpan, yaitu berasal dari Babilonia pada 3600 SM. Penemuan yang sama juga diperoleh di Mesir dan Yonani kuno. Pencatatan itu belum dilakukan secara sistematis dan sering tidak lengkap. Pencatatan yang lebih lengkap dikembangkan di Italia setelah dikenal angka-angka desimal arab dan semakin berkembangnya dunia usaha pada waktu itu. Perkembangan akuntansi sejalan dengan perkembangan organisasi dan kegiatan suatu usaha, karena kehadirannya memerlukan pencatatan sehingga seluruh kegiatan akan tergambar di dalamnya.



Pada abad ke-15 seorang ahli Matematika berkebangsaan Italia Luca Paciolo telah menyusun buku tentang akuntansi dengan judul “Tractatus de Cumputis at Scritorio” buku ini berorientasi pada pembukuan berpasangan. Pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping) mencatat kedua aspek transaksi sedemikian rupa yang membentuk suatu pemikiran yang berimbang. Praktek pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan bisnis sudah dimulai sejak adanya kejadian dalam double entry bookkeeping. Menurut pendapat Mattessich ( Harahap, 1997) bahwa double entry sudah ada sejak 5000 tahun yang lalu. Sedangkan selama ini kita kenal bahwa penemu sistem tata buku berpasangan ini maka dapat dikemukakan sebagai berikut. Double entry accounting system telah disepakati para ahli mula-mula diterbitkan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berisi 36 bab yang terbit pada tahun 1949 di Florence, Italia dengan judul “Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita” yang berisi tentang palajaran ilmu pasti. Inoue (dalam Harahap, 1997) menyebutkan “Orang yang pertama-tama “menulis” (bukan menerbitkan seperti Pacioli) tentang double entry bookkeeping system adalah Bonedetto Cotrugli pada 1458, 36 tahun sebelum terbitnya buku Pacioli. Namun buku Benedetto Cotrugli ini baru terbit pada tahun 1573 atau 89 tahun setelah buku Pacioli terbit. Dengan demikian penjelasan ini maka pertentangan sebenarnya tidak ada.” Jika kita kaji sejarah terutama sejarah Islam, sebenarnya pada awal pertumbuhannya sudah ada sistem akuntansi. Akan tetapi, sayangnya literatur belum banyak menganalisis bagaimana rupa eksistensi akuntansi pada zaman itu (± 570 Masehi). Seperti yang dikemukakan oleh Russel (dalam Rosjidi, 1999) “Sebenarnya orang-orang Italia dalam abad ke-14 baru menerapkan sistem pembukuan berpasangan lengkap setelah terlebih dahulu digunakan oleh saudagarsaudagar Moslem (Moslem Merchants).”



C.



PERKEMBANGAN ILMU AKUNTANSI Revolusi industri di Inggris pada tahun 1776 juga menimbulkan efek positif



terhadap perkembangan akuntansi. Pada tahun 1845 undang-undang perusahaan yang pertama di Inggris dikeluarkan untuk mengatur tentang organisasi dan status perusahaan. Dalam undang-undang tersebut, diatur tentang kemungkinan perusahaan meminjam uang, mengeluarkan saham, membayar hutang, dan dapat bertindak sebagaimana halnya perorangan. Keadaaan-keadaaan inilah yang menimbulkan perlunya laporan baik sebagai informasi maupun sebagai pertanggungjawaban. Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut: Dalam artikelnya, Herbert (dalam Harahap, 1997) menjelaskan perkembangan akuntansi sebagai berikut: Tahun 1775



: pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry maupun double entry.



Tahun 1800



: masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam perusahaan.



Tahun 1825



: mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).



Tahun 1850



: laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap lebih penting.



Tahun 1900



: di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian yang dilaksanakan secara nasional.



Tahun 1925



: banyak perkembangan yang terjadi tahun ini, antara lain:



1. Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan, akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah; 2. Laporan keuangan mulai diseragamkan 3. Norma pemeriksaaan akuntan juga mulai dirumuskan; dan



4. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannya “punch card record”. Tahun 1950 s/d 1975 : Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu sebagai berikut. 1. Pada periode ini akunansi sudah menggunakan computer untuk pengolahan data. 2. Sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). 3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal. 4. Jasa-jasa perpajakan seperti kunsultan pajak dan perencanaan pajak mulai ditawarkan profesi akuntan. 5. Management accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang cepat. 6. Muncul jasa-jasa manajemen seperti system perencanaan dan pengawasan. 7. Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan. Tahun 1975



: mulai periode ini akuntansi semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang lainnya, perkembangan itu antara lain:



1. Timbulnya management science yang mencakup analisis proses manajemen dan usaha-usaha menemukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangannya; 2. Sistem informasi semakin canggih yang mencakup perkembangan model-model organisasi, perencanaan organisasi, teori pengambilan keputusan, dan analisis cost benefit, 3. Metode permintaan yang menggunakan computer dalam teori cybernetics, 4. Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai dikenal, 5. Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.



D. PERKEMBANGAN PRINSIP-PRINSIP AKUNTANSI DI AMERIKA SERIKAT



1.



Tahap konrtibusi Manajemen (1900-1933)



Pengaruh manajemen di dalam formulasi prinsip-prinsip akuntansi muncul dari meningkatnya jumlah pemegang saham dan peranan ekonomi dominan yang dimainkan oleh perusahaan-perusahaan industrisetelaah tahun 1900. Pemain utama pada masa itu adalah asosiasi akuntan prefesional, American Institute of Accountants (AIA), pada tahun 1917 menetapkan suatu dewan pemeriksa ( Board of Examiners) untuk membuat suatu ujian CPA yang seragam, dan Bursa Efek New York, yang sejak tahun 1900 mensyaratkan seluruh perusahaan yang masuk bursa saham untuk menerbitkan laporan keuangan tahunan. Kejadian penting yang lain dimasa itu adalah meningkatnya dampak dari teori akuntansi terhadap perpajakan atas laba usaha. Meskipun undang-undang tahun 1913 telah memberikan dasar kalkulasi laba pajak kena pajak dengan dasar penerimaan dan pengeluaran kas, undang-undang tahun 1918 adalah yang pertama yang mengakui peranan dari prosedur akuntansi di dalam penentuan laba kena pajak.seperti yang dinyatakan di dalam seksi 212 (b) dari undang-undang tersebut. 2.



Tahap Kontribusi Isnstitusi (1933-1959)



Tahap ini ditandai dengan adanya pembuatan dan peningkatan peranan industry di dalam pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Hal ini meliputi Pendirian Securities and Exchange Commission (SEC), Persetuan atas “ prinsip-prinsip umum “ oleh AIA dan peran baru yang dimainkan oleh Komite Prosedur Akuntansi ( Committee on Accounting Procedures_CAP ) masing-masing akan ditinjau dibawah ini. 1. Pada tahun 1934, Kongres menciptakan SEC dengan tugas untuk mengelola beragam hukum-hukum investasi federal, termasuk undang-undang Sekuritas pada tahun 1933 yang mengatur penerbitan sekuritas dipasar-pasar antar Negara bagian dan undang-undang sekuritas tahun 1934 yang mengatur perdagangan sekuritas. 2. Setelah publikasi yang dilakukan oleh Ripley didalam satu artikel yang mengkritik teknik-teknik pelaporan sebagai sesuatu yang memperdayakan, George o. May, Kebangsaan Inggris mengusulkan agar Institusi Akuntan Publik Berserikat Amerika (American Institute of Certified Public Accounting_AICPA)memulai sebuah usaha kerja sama dengan bursa efek. Komite Mengusulkan percobaan resminya yang pertama untuk mengembangkan tehnik-tehnik akuntansi yang berlaku umum. Dikenal sebagai “ prinsip-prinsip umum” 3. Setelah diterbitkannya ASR no.4 oleh SEC, yang menentang profesi akuntansi untuk “ memberikan dukungan subtansial dari yang berwenang” bagi prinsipprinsip akuntansi yang berlaku, dan meningkatnya kecaman dari Asosiasi



Akuntansi Amerika (American Accounting Association ) dan para anggotanya yang baru saja dibentuk, instuti selanjutnya pada tahun 1938 memusteskan member kuasa kepada Komite Prosedur akuntansi ( Committee Accounting Procedure _CAP) untuk mengumumkan keputusanya. CAP menerbitkan 12 Accounting Research Bulletins (ARB) selama periode 1938-1939 3 . Tahap Kontribusi Profesional (1959-1973) Ketidak puasan terhadap CAP dengan sangat jelas diungkapkan oleh presiden AICPA, Alvin R. Jennings, dengan pertanyaan mengenai “ seberapa sukseskah kita dalam mempersempit area-area yang memiliki perbedaan dan ketidakkonsistenan di dalam pembuatan dan penyajian dari informasi keuangan.” Suatu Komite Khusus yang dibuat di tahun 1957 dan 1958 mengusulkan untuk melakukan pembubaran CAP dan departemen Risetnya. AICPA menerima rekomendasi dari komite dan mendirikan di tahun 1959, Dewan Prinsip Akuntansi (Accounting Principles Board_APB) dan Divisi Riset Akutansi ( Accounting Research Division )dengan misi untuk memajukan pernyataan tertulis dari apa yang dinyatakan sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum . Accounting Research Division melanjutkn dengan publikasi daari proses yang masih diperdebatkandengan sengit yang bergantung pada pemberian alas an mengenai deduksi. APB juga menerbitkan berbagai opini mengenai isu-isu konvensional , mencapai jumlah 31 Opini antara tahun 1959 dan 1973. Asosiasi Akuntansi Amerika juga ikut berpartisipasi di dalam proses ini melalui beberapa studi riset dan percobaan untuk mengembangkan suatu pernyataan yang terintegrasi dari teori akuntansi dasar usaha-usaha yang dilakukan tidak selalu berhasil, APB sndiri ditentang dan dikritik untuk: – Opini yang terbatas, konvensional atau ad hoc, termasuk APB 8 mengenai akuntansi pension, APB 11 mengenai alokasi pajak penghasilan, serta APB 2 dan 4 mengenai kridit pajak investasi. – Kegagalan untuk memecahkan masalah mengenai akuntansi bagi kombinasi bisnis dan goodwill. Anggapan bahwa terdapat mata rantai antara profesi dengan APB juga tidak membantu. Intervensi dari asosiasi dan agen-agen profesi dalam formulasi suatu teori akuntansi di picu oleh usaha-usaha untuk melenyapkan tehnik-tehnik yang tidak diketaui dan untuk ehnik-tehnik yang dapat diterima. Sekali lagi ketergantungan terhadap asosiasi dan agen-agen seperti diatas bukannya tidak memiliki konsekwensi , seperti hal-hal berikut : – Asosiasi dan keagenan tidak berstandar pada kerangka kerja teoritis yang telah dibuat –



Wewenamg atas pernyataan tidak dinyatakan dengan jelas



– Adanya perlakuan alternative memungkinkan adanya flekdibilitas didalam pemilihan teknik-teknik akuntansi. Ketidakpuasan akibat adanya intervensi profesional, seperti yang telah diungkapkan dalam tulisan oleh Briloff, adalah suatu cara yang efektif dalam menarik perhatian masyarakat umum akan adanya penyalahgunaan akuntansi yang mendominasi beberapa laporan tahunan tertentu.



4.



Tahap Politisasi (1973-sekarang)



Keterbatasan yang dimiliki asosiasi professional maupun manajemen dalam memformulasikan suatu teori akuntansi telah mengarah kepada pengadopsian suatu pendekatan yang lebih deduktif sekaligus melakukan politisasi atas proses penetapan stndarnya_sebuah situasi yang diciptakan oleh pandangan yang berlaku secara umum bahwa angka-angka akuntansi mempengaruhi prilaku berekonomi dan sebagai konsekuensinyaaturan-aturan akuntansi hendaknya dibuat dalam area politik. Sejak awal FASB telah menerapkan sebuah pendekatan deduktif dan quasi politikn dalam formulasi dari prinsip-prinsip akuntansi. Hal yang dilakukan oleh FASB mendapatkan nilai yang lebih baik, pertama, dengan adanya usaha untuk mengembangkan suatu kerangka kerja teoritis atau kesepakatan dalam akuntansi, kedua dengan lahirnya berbagai kelompok yang berkepentingan , yang kontribusinya diperlukan bagi penerimaan umum atas standar baru. Oleh sebab itu proses penetapan standar memiliki aspek politis didalamnya. Hubungan dari organisasi-organisasi besar menyarankan agar “delapan besar” dan AICPA memiliki kendaki atas standar-standar akuntansi yang di setujui oleh SEC. setelah menerangkan perlunya pemerintahan federal memastikan bahwa perusahaan yang dimilki public benar-benar bertanggung jawab kepada masyarakat.



E.



SEJARAH AKUNTANSI DI INDONESIA Di Indonesia, akuntansi mulai diterapkan sejak 1642, tetapi jejak yang jelas baru



ditemui pada pembukuan Amphion Society yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1747. Perkembangan akuntansi yang mencolok baru muncul setelah undang-undang mangenai tanam paksa dihapuskan tahun 1870. Dengan dihapuskannya tanam paksa, kaum pengusaha Belanda banyak bermunculan di Indonesia untuk menanamkan modalnya. Sistem yang dianut oleh pengusaha Belanda ini adalah seperti yang diajarkan oleh Luca Pacioli.



a) Zaman Penjajahan Belanda Pada Zaman penjajahan Belanda Perusahaan-perusahaan di Indonesia menggunakan tata buku. Akuntansi tidak sama dengan tata buku walaupun asalnya sama-sama dari pembukuan berpasangan. Akuntansi sangat luas ruang lingkupnya, diantaranya teknik pembukuan. Setelah tahun 1960, akuntansi cara Amerika (Anglo-Saxon) mulai diperkenalkan di Indonesia. Jadi, sistem pembukuan yang dipakai di Indonesia berubah dari sistem Eropa (Kontinental) ke sistem Amerika (Anglo-Saxon). Fungsi pemeriksaan (auditing) mulai dikenalkan di Indonesia tahun 1907, yaitu sejak seorang anggota NIVA, Van Schagen, menyusun dan mengontrol pembukuan perusaan. Pengiriman Van Schagen ini merupakan cikal bakal dibukanya Jawatan Akuntan Negara (GAD – Government Accountant Dients) yang resmi didirikan pada tahun 1915. Akuntan public pertama adalah Frese & Hogeweg, yang mendirikan kantornya di Indonesia tahun 1918. b) Zaman Penjajahan Jepang Dalam masa pendudukan Jepang Indonesia sangat kekurangan tenaga di bidang akuntansi. Jabatan-jabatan pimpinan dib Jawatan Keuangan yang 90% dipegang oleh bangsa belanda, menjadi kosong. Dalam masa ini, atas prakarsa Mr. Slamet, didirikan kusus-kursus untuk mengisi kekosongan jabatab tadi dengan tenaga-tenaga Indonesia. Pada tahun 1874, hanya ada seorang akuntan berbangsa Indonesia, yaitu Prof. Dr. Abutari. Di Indonesia, pendidikan



akuntansi mulai dirintis dengan dibukanya jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun 1952. Pembukaan ini kemudian diikuti Institut Ilmu Keuangan (sekarang Sekolah Tinggi Akuntansi Negara) tahun 1960 dan Fakultasfakultas Ekonomi di Universitas Padjadjaran (1961), Universitas Sumatera Utara (1964), universitas Airlangga (1962), dan universitas Gadjah Mada (1964). Perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi seiring dengan perkembangan dunia bisnis baik dibidang industri jasa, manufaktur maupun perdagangan. Akuntansi sebagai suatu aktifitas jasa, sangat bergantung perkembangannya pada aktifitas ekonomi suatu komunitas.



Bisnis



di



Indonesia



dalam



perkembangannya



mengalami



kemajuankemajuan yang sangat beragam. Pengaruh perkembangan itu sendiri membawa dampak yang sangat besar terhadap perkembangan akuntansi di Indonesia. Semakin maju dunia bisnis, tentu akan berpengaruh terhadap semakin kompleksnya transaksi yang terjadi baik dari sisi jenis maupun dari sisi jumlah transaksi itu sendiri. Pada akhirnya hal ini akan berpengaruh langsung bagi kemajuan disiplin ilmu akuntansi itu sendiri.Untuk lebih jelasnya bagaimana perkembangan akuntansi di Indonesia, berikut ini akan diuraikan beberapa informasi yang menyangkut dengan sejarah, misi, dan visi perkembangan akuntansi yang diwakili oleh organisasi akuntansi di Indonesia. Satusatunya organisasi akuntansi di Indonesia berada dibawah Sejarah,naungan Ikatan Akuntan Indonesia atau disingkat dengan IAI. Visi, dan Misi Perkembangan akuntansi di Indonesia di indikasikan oleh jumlah akuntan orang Indonesia pada waktu tertentu. Dimulai pada waktu Indonesia merdeka, pada waktu itu hanya ada satu orang akuntan pribumi yakni Prof. Dr. Abutari. Jumlah tersebut baru bertambah setelah 10 tahun berikutnya yakni dengan lulusnya Prof. Soemardjo dari belanda pada tahun 1956. Jumlah akuntan yang sangat minim tersebut terus diupayakan jumlahnya dari tahun ketahun. Usaha tersebut akhirnya berhasil meluluskan beberapa akuntan yang tamat dalam negeri seperti Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go Tie Siem. Mereka-mereka inilah akuntan pertama yang lulus di Indonesia pada tahun 1957an. Keempat mereka ini bersama Prof. Soemardjo mengambil inisiatif untuk mendirikan organisasi akuntan khusus untuk bangsa Indonesia saja, dengan alasan bahwa mereka ini tidak mungkin menjadi anggota organisasi akuntan milik belanda yang dinamakan dengan NIVA (Nederlands Institu Institut Van Accountans) atau VAGA (Vereniging Academisch Gevormd Accountants).



Mereka juga berfikir bahwa tidak mungkin kedua organisasi akuntan milik belanda ini akan mau memikirkan perkembangan akuntansi di Indonesia. Inilah yang melatarbelakangi mereka untuk mendirikan organisasi akuntan di Indonesia. Pada hari kamis, 17 Oktober 1957 kelima akuntan tadi mengadakan pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI), dan sepakat untuk mendirikan perkumpulan akuntan Indonesia. Setelah mengalami beberapa hambatan teknis, akhirnya terbentuk juga organisasi profesi akuntan yang diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 desember 1957. Organisasi ini diberi nama Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan pendiri lima orang akuntan Indonesia.profesi akuntan mulai berkembang dengan pesat sejak tahun 1967. Pada tahun itu juga dikeluarkannya undang-undang modal asing yang kemudian disusul dengan udang-undang penanaman modal dalam negeri tahun 1968 yang merupakan pendorong berkembangnya profesi akuntansi. Setelah krisis ekonomi Indonesia tahun 1997, peran profesi akuntan diakui semakin signifikan mengingat profesi ini memiliki peranan strategis di dalam menciptakan iklim transparansi di Indonesia.



F. RELEVANSI SEJARAH AKUNTANSI Sejarah



akuntansi



penting



bagi



pedagogi,



kebijakan,



dan



praktik



akuntansi.sejarahkemungkinan kita untuk dapat memahami mas kini dan meramalkan atau mengendalikan masa depan kita.Sejarah akuntansi dapat dinarasikan oleh episodeepisode yang saling berhubungan dengan suatu cara tertentu.spesifik,dan non analitis.dengan uraian mengenai teori keilmuan,pekerjaan individu yang unik,system nilai mereka dan kritik yang diberikan pada pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan atau interpretasional dengan memberikan penjelasan dari episode-episode tersebut. Relevansi sejarah akuntansi terhadap praktik,kebijakan dan pedagogi akuntansi menuntut lebih banyak pertanyaan yang dilontarkan mengenai sejarah akuntansi.Area yang didiskusikan dari riset sejarah ini akan mencakup area-area seperti biografi,sejarah



institusional,perkembangan pemikiran,sejarah umum,sejarah penting.taksonomi dan basis data bibiografi,dan historiografi.