Sejarah Sistem Keuagan Konvensional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PENGANTAR KEUANGAN ISLAM “KEUANGAN KONVENSIONAL”



Disusun oleh:



UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM EKONOMI ISLAM 2017



Kata Pengantar



Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur kehadirat Allah swt, yang telah memberikan rahmat serta hidayat sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perbankan Syariah. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan yang harus dimaklumi, karena setiap manusia pasti mempunyai kesalahan. Kami hanya biasa mengusahakan dengan sebaik yang kami biasa. Kritik dan saran sangatlah penting untuk memperbaiki makalah ini maupun untuk mengoreksi makalah-makalah yang akan kami buat selanjutnya. Kami mengharapkan semoga dari makalah tentang Keuangan Konvensional ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.



Yogyakarta, September 2017



Penyusun



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..............................................................................................



i



DAFTAR ISI ………………………………………………………………………



ii



BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………



1



B. Rumusan Masalah ...................................................................................



2



C. Tujuan Masalah ………………………………………………………...



2



BAB 2 PEMBAHASAN A. Sejarah Sistem Keuangan Konvensional .................................................



3



B. Prinsip – Prinsip Sistem Keuangan Konvensional ………...……………



4



C. Teori Keuangan Kapitalis …………………………….…..…………….



4



D. Teori Keuangan Sosialis ………………………………....……………..



6



E. Teori Tentang Uang …………………………………….………………



9



BAB 3 PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................................



12



B. Kritik dan Saran ……………………………………..………………….



12



DAFTAR PUSTAKA …………………………………………..…………………..



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



A. Latar belakang Masalah Pasar keuangan menjalankan fungsi ekonomi yang paling penting dalam mengalirkan dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Aliran dana tersebut dapat menempuh dua rute, yaitu secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga-lembaga perantara keuangan. Lembaga ini muncul dalam sistem keuangan karena dapat menekan ongkos transaksi, mengurangi harga transaksi, dan memperlancar aliran dana yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, jika proses intermediasi tersebut terganggu, maka akan mempengaruhi sistem keuangan dan mengurangi pertumbuhan ekonomi. Keberadaan informasi asimetris dan sifat intermediasi yang memiliki waktu jatuh tempo, menghasilkan resiko terhadap pelaku ekonomi. Oleh karena itu, intervensi pemerintah dalam sistem keuangan melalui regulasi perlu dilakukan. Sistem keuangan merupakan salah satu rancangan yang paling krusial dalam waktu modern ini. Kita dapat membayangkan, apabila semua aktivitas keuangan antara suatu lembaga dengan lembaga lainnya maupun antara satu negara dengan negara lainnya tanpa adanya mediasi suatu sistem keuangan yang baik, maka semua transaksi-transaksi keuangan yang terjadi akan amburadul atau tidak akan dapat menyenangkan semua pihak disebabkan tidak terkoordinasi dengan baik. Sistem pembayaran dan intermediasi tidak mungkin akan terlaksana tanpa adanya sistem keuangan.



B. Rumusan Masalah 1. Sejarah Sistem Keuangan Konvensional



2. Prinsip – Prinsip Sistem Keuangan Konvensional 3. Teori Keuangan Kapitalis 4. Teori Keuangan Sosialis 5. Teori Tentang Uang



C. Tujuan Makalah 1. Sebagai tugas mata kuliah Pengantar Keuangan Islam 2. Memahami dan mengetahui tentang keuangan konvensional



BAB 2 PEMBAHASAN



A. SEJARAH SISTEM KEUANGAN KONVENSIONAL Catatan



pertama



kegiatan



seperti



tanggal



kembali



ke



sekitar



2000



SM



di Asyur dan Babilonia . Kemudian, di Yunani kuno dan selama Kekaisaran Romawi , pemberi pinjaman yang berbasis di kuil memberikan pinjaman tetapi juga menambahkan dua inovasi penting: menerima deposito dan mengubah uang. Selama periode ini, ada bukti sama pengembangan independen dari pinjaman uang dalam China kuno dan secara terpisah di India kuno . Perbankan, dalam pengertian modern dari kata tersebut, dapat ditelusuri ke abad pertengahan dan awal Renaisans Italia , ke kota-kota kaya di utara sepertiFlorence , Venice dan Genoa. Para Bardi dan peruzi keluarga didominasi perbankan di Florence abad ke-14, mendirikan cabang di banyak bagian lain Eropa. Mungkin bank Italia paling terkenal adalah Medici bank, didirikan oleh Giovanni Medici tahun 1397.  Perkembangan perbankan menyebar melalui Eropa dan sejumlah inovasi penting terjadi di Amsterdam selama Republik Belanda pada abad 16 dan di London pada abad ke-17. Selama abad ke-20, perkembangan telekomunikasi dan komputasi menghasilkan perubahan besar pada cara bank beroperasi dan memungkinkan mereka untuk secara dramatis meningkatkan dalam ukuran dan penyebaran geografis. The krisis keuangan Akhir 2000-an melihat sejumlah besar kegagalan bank, termasuk beberapa bank terbesar di dunia, dan banyak perdebatan tentang peraturan bank . Sejarah perbankan terkait erat dengan sejarah uang tetapi transaksi perbankan mungkin mendahului penemuan uang. Deposit awalnya terdiri dari biji-bijian dan kemudian barang lainnya termasuk ternak, alat pertanian, dan logam akhirnya mulia seperti emas, dalam bentuk mudah membawa piring terkompresi. Di masa sebelum pembentukan agama Kristen, kehidupan ekonomi rakyat beredar tentang rumah-rumah Regala familia dan imamat mereka, di mana keamanan yang diberikan untuk penyimpanan dan distribusi terutama tanaman. Dengan demikian bangunan dimanfaatkan terutama oleh elit ini, istana dan kuil-kuil, menjadi lokasi yang paling awal dari pertukaran sosial membawa beberapa kesamaan dengan praktek perbankan budaya kontemporer, di mana-di



safegaurding dari kekayaan masyarakat terjamin. Temples dan istana adalah tempat paling aman untuk menyimpan emas juga, karena mereka terus-menerus hadir dan kekar. Sebagai tempat suci, kuil disajikan alat pencegah ekstra untuk calon pencuri.



B. PRINSIP – PRINSIP SISTEM KEUANGAN KONVENSIONAL Menurut ekonomi konvensional, sesuai dengan pahamnya tentang rational economics man, tindakan individu dianggap rasional jika tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Dalam ekonomi konvensional, perilaku rasional dianggap ekuivalen (equivalent) dengan memaksimalkan utiliti. Ekonomi konvensional mengabaikan moral dan etika dalam pembelanjaan dan unsur waktu adalah terbatas hanya di dunia saja tanpa mengambil kira hari akhirat. Adam Smith menyatakan bahwa tindakan individu yang mementingkan kepentingan diri sendiri pada akhirnya akan membawa kebaikan masyarakat seluruhnya karena tangan tak tampak (invisible hand) yang bekerja melalui proses kompetisi dalam mekanisme pasar.



C. TEORI KEUANGAN KAPITALISME Paham Kapitalisme berasal dari Inggris abad 18, kemudian menyebar ke Eropa Barat dan Amerika Utara. Sebagai akibat dari perlawanan terhadap ajaran gereja, tumbuh aliran pemikiran liberalisme di negara Eropa Barat. Aliran ini kemudian merambah ke segala bidang termasuk bidang ekonomi. Dasar filosofis pemikiran ekonomi kapitalis bersumber dari tulisan Adam Smith dalam bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations” yang ditulis pada tahun 1776. Isi buku tersebut sarat dengan pemikiran tingkah laku ekonomi masyarakat, yang kemudian menjadi sistem ekonomi, dan mengakar menjadi ideologi yang mencerminkan gaya hidup (way of life). Milton H. Spencer (1977), dalam bukunya Contemporary Economics, sebagaimana di kutip oleh Veithzal Rivai: “Kapitalisme merupakan sebuah sistem organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik privat (individu) atas alat-alat produksi dan distribusi (tanah, pabrikpabrik, jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi yang sangat kompetitif.” Hak milik swasta merupakan elemen paling utama dari



kapitalisme. Pemberian hak pemilikan atas harta kekayaan memenuhi tiga macam fungsi ekonomi penting. Para individu memperoleh perangsang agar harta mereka dapat dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal ini sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan, karena setiap individu diperkenankan untuk menghimpun harta dan memberikannya kepada para ahli waris secara mutlak apabila mereka meninggal dunia. Ia memungkinkan laju pertukaran yang tinggi, karena mereka memiliki hak pemilikan atas barang sebelum hak tersebut dapat dialihkan kepada pihak lain. Dengan demikian kapitalisme sangat erat hubungannya dengan pengejaran kepentingan individu. Bagi Smith bila setiap individu diperbolehkan mengejar kepentingannya sendiri tanpa adanya campur tangan pihak pemerintah, maka ia seakan-akan dibimbing oleh tangan yang tak nampak (the invisible hand), untuk mencapai yang terbaik pada masyarakat. Kebebasan ekonomi tersebut juga diilhami oleh pendapat Legendre yang ditanya oleh Menteri keuangan Perancis pada masa pemerintahan Louis XIV pada akhir abad ke 17, yakni Jean Bapiste Colbert. Bagaimana kiranya pemerintah dapat membantu dunia usaha?, Legendre menjawab: “Laissez nous faire” (jangan mengganggu kita, kata ini dikenal kemudian sebagai laissez faire. Dewasa ini prinsip laissez faire diartikan sebagai tiadanya intervensi pemerintah sehingga timbulah: individualisme ekonomi dan kebebasan ekonomi. Prinsip-prinsip dasar dari sistem ekonomi kapitalis adalah: 1. Kebebasan memiliki harta secara perseorangan. Setiap negara mengetahui hak kebebasan individu untuk memiliki harta perseorangan, setiap individu dapat memiliki, membeli dan menjual hartanya menurut apa yang dikehendaki.



2. Kebebasan ekonomi dan persaingan bebas



Setiap individu berhak mendirikan, mengorganisasi dan mengelola perusahaan yang di inginkan. Individu juga berhak terjun dalam semua bidang perniagaan dan memperoleh sebanyak-banyaknya keuntungan. negara tidak boleh ikut campur tangan dalam semua kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencari keuntungan, selagi aktivitas yang dilakukan itu sah dan menurut peraturan undang-undang. 3. Ketimpangan ekonomi Dalam sistem ekonome kapitalis, modal merupakan sumber produksi dan sumber kebebasan. Individu-individu memiliki modal lebih besar akan menikmati hak kebebasan yang lebih baik untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Ketidaksamaan kesempatan mewujudkan jurang perbedaan diantara golongan orang kaya bertambah kaya dan yang miskin bertmbah miskin



D. TEORI KEUANGAN SOSIALISME Sistem Ekonomi sosialis yaitu sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya direncanakan, dilaksanakan, dan diawasi oleh pemerintah secara terpusat. Sistem ekonomi sosialis tidak sama dengan sistem ekonomi komunis, sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme. Faktor-faktor yang mendorong lahirnya sosialisme : 1.       Karena adanya revolusi industri 2.       Karena bangkitnya kaum borjuis (majikan) dan kaum proletar (buruh) 3.      Munculnya pemikiran-pemikiran baru yang lebih terpelajar dan lebih rasional terhadap kehidupan manusia dan masyarakat 4.      Adanya tuntutan-tuntutan berlakunya demokrasi dari hasil Revolusi Perancis Karl Max merupakan tokoh pengkritik kapitalisme di eropa dan penggugah perlawanan kaum buruh terhadap kapitalisme, juga penulis wacana yang menjadi dasar pembentukan sistem ekonomi social Ciri ciri keuangan sosialisme 1. Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme).







Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial,sedang individuindividu fiksi belaka.







Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.



2. Peran pemerintah sangat kuat 



Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan.







Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.



3. Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi 



Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)







Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme (masyarakat kapitalis).



Prinsip dasar sistem ekonomi sosialis 1. Dalam sistem ekonomi sosialisme mempunyai beberapa prinsip dasar sebasagai berikut: Pemilikan Harta oleh Negara Seluruh bentuk produksi dan sumber pendapatan menjadi milik masyarakat secara keseluruhan. Hak individu untuk memiliki harta atau memanfaatkan produksi tidak diperbolehkan. 2. Kesamaan Ekonomi Sistem ekonomi sosialis menyatakan, (walaupun sulit ditemui disemua Negara komunis) bahwa hak-hak individu dalam suatu bidang ekonomi ditentukan oleh prinsip kesamaan. Setiap individu disediakan kebutuhan hidup menurut keperluan masing-masing. 3. Disiplin Politik Untuk mencapai tujuan diatas, keseluruhan Negara diletakkan dibawah peraturan kaum buruh, yang mengambil alih semua aturan produksi dan distribusi. Kebebasan ekonomi serta hak kepemilikan harta dihapus. Aturan yang diperlakukan sangat ketat untuk lebih menggefektifkan praktek sosialisme. Hal ini yang menunjukkan tanpa adanya upaya yang lebih ketat mengatur kehidupan rakyat, maka keberlangsungan system sosialis ini tidak akan berlaku ideal sebagaimana dicita-citakan oleh Marx, Lenin dan Stalin. Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialis



1. Disediakannya kebutuhan pokok. Setiap warga negara disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah, kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan mental berada dalam pengawasan Negara. 2. Didasarkan oleh perencanaan Negara. Semua pekerjaan dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan terjadi. 3. Produksi dikelola oleh Negara. Semua bentuk produksi dimiliki dan dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk kepentingankepentingan Negara. 4. Pemerintah lebih mudah mengendalikan inflasi, pengangguran dan masalah ekonomi lainnya 5. Pasar barang dalam negeri berjalan lancer 6. Pemerintah dapat turut campur dalam hal pembentukan harga 7. Relatif mudah melakukan distribusi pendapatan 8. Jarang terjadi krisis ekonomi Kekurangan Sistem Ekonomi Sosialis 1. Sulit melakukan transaksi. Tawar-menawar sangat sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga ditentukan oelh pemerintah, oelh karena itu stabilitas perekonomian Negara sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan ditentukan oelh mekanisme pasar. 2. Membatasi kebebasan. Sistem tersebut menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti mesin.



3. Mengabaikan pendidikan moral. Dalam system ini semua kegiatan diambil alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidika moral individu diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi tujuan utama dan nlainilai moral tidak diperhatikan lagi. E. TEORI TENTANG UANG Teori nilai uang adalah teori-teori yang membahas tentang uang dalam sistem ekonomi. Ada sangat banyak teori yang membahas tentang uang, tetapi secara garis besar teori-teori itu dapat dibagi menjadi 2 Kelompok, yaitu : 1. Teori Uang Statis Teori Uang Statis adalah teori-teori yang membahas tentang uang, tetapi mengabaikan perubahan-perubahan yang terjadi atau dapat terjadi pada nilai uang tersebut. Teori ini lebih fokus untuk membahas tentang “Apa itu Uang?”, “Mengapa Uang diterima dalam masyarakat?”, “Bagaimana Uang Beredar?”. Beberapa Teori Uang Statis antara lain adalah sebagai berikut : a. Teori Logam Teori Logam adalah teori yang menyatakan bahwa uang diterima masyarakat karena bahan dasarnya (logam) bernilai tinggi. Teori ini dipelopori oleh adam smith. b. Teori Nilai Batas Teori nilai batas adalah teori yang menyatakan bahwa uang diterima dalam masyarakat karena adanya keperluaan terhadap barang sehingga membutuhkan uang sebagai alat transaksi mendapatkan barang yang diinginkan tadi. c. Teori Nominalisme Teori nominalisme adalah teori yang menyatakan bahwa suatu benda dapat diterima sebagai uang karena besarnya nominal yang tertera pada benda tersebut. Nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang tersebut diabaikan. Beberapa teori lain yang mendukung dan melengkapi teori nominalisme antara lain : 



Teori Perjanjian (Konversi), menyatakan bahwa uang diterima dalam masyarakat karena



adanya perjanjan terhadap nilai uang dalam proses pertukaran. Teori ini diperkenalkan oleh Thomas Aquinas. 







Teori Kebiasaan, menyatakan bahwa uang diterima dalam masyarakat karena kebiasaan



masyarakat dalam menggunakan benda tertentu sebagi acuan dalam transaksi. 



Teori Kenegaraan, menyatakan bahwa uang diterima dalam masyarakat karena adanya



ketetuan dari pemerintah akan kedudukan dan penggunaan uang. 



Teori Tuntutan, menyatakan bahwa uang diterima dalam masyarakat karena tuntutan



terhadap barang yang dihasilkan masyarakat. 



Teori Realisme, menyatakan bahwa uang diterima oleh masyarakat karena adanya



kesadaran akan pentingnya manfaat uang dalam pertukaran. 2. Teori Uang Dinamis Teori uang dinamis adalah teori yang membahas tentang perubahan-perubahan dari nilai uang. a. Teori Kuantitas (Quantity Teori) Teori kuantitas merupakan teori yang menyatakan bahwa tinggi rendahnya nilai uang dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar di masyarakat. Semakin banyak uang yang beredar maka harga barang akan semakin tinggi sehingga nilai uang menjadi rendah, demikianpula sebaliknya. Teori ini diperkenalkan oleh David Ricardo b. Teori Transaksi (E Change Equation) Teori ini merupakan pengembangan dari teori kuantitas David Ricardo. Teori Transaksi diperkenalkan oleh Irving Fisher yang mengamati perubahan nilai uang berdasarkan jumlah uang yang beredar, kecepatan peredaran uang, jumlah barang yang diperdagangkan dan harga barang. c. Teori Persediaan Kas (Cash Balance Theory) Teori yang diperkenalkan oleh Alfred Marshall ini menyatakan bahwa nilai uang tergantung kepada jumlah uang yang disimpan untuk persediaan dari sebagian pendapatan masyarakat. Persediaan kas tergantung kepada jumlah pendapatan dan harga barang di pasar



BAB 3 PENUTUP A. KESIMPULAN



Dari pembahasan diatas kami dapat mengambil kesimpulan yaitu sejarah keuangan konvensional dimulai saat sekitar 2000 SM di Asyur dan Babilonia. Sistem keuangan memiliki beberapa prinsip-prinsip. Didalam keungan konvensional terdapat sistem keuangan kapitalis dan sosialis. Selain itu terdapat teori tentang uang



B. Kritik dan Saran: Saran dan masukan melalui diskusi mengenai makalah ini sangatlah membantu kami untuk melengkapi kekurangan-kekurangan dalam materi ini, karena kami akui dalam penulisan makalah ini adanya keterbatasan ilmu dan kekurang pahaman pengetahuan kami.



DAFTAR PUSTAKA 1. Silvanita, Ktut. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Erlangga: Jakarta. 2. Saputri, Elita. 2011. Sistem Keuangan Indonesia, Sistem Moneter Dan Perbankan Indonesia dan Pengawasan bank, (online),



( http://www.academia.edu/6871019/SISTEM_KEUANGAN_INDONESIA )