Laporan Praktikum Sistem Pengapian Konvensional [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN SMK NEGERI 1 CIBEBER FUNGSI DAN CARA KERJA KOMPONEN PADA SISTEM PEMBAKARAN EFI ( ELEKTRONIC FUEL INJECTON )



JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN Disusun oleh :



NAMA : GILANG ADITYA PERMANA KELAS : XII TKR NIS/NISN : PEMERINTAH PROVINSI BANTEN DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS



SMK NEGERI 1 CIBEBER Alamat: Jl. Raya Cikotok – Cimaja KM 0 Cikotok. Telp (0252) 540 30607 Email: [email protected] Blog: http://smkncikotok.blogspot.com



LEMBAR PENGESAHAN



Laporan Akhir ini diajukan oleh : Nama : Gilang Aditya Permana NIS/NISN : Kelas : XII TKR Judul : FUNGSI DAN CARA KERJA KOMPONEN PADA SISTEM PEMBAKARAN EFI ( ELEKTRONIC FUEL INJECTON )



Tujuan dari penuliasan ini adalah sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Praktik Kejuruan. Dalam penyusunan laporan ini, kami mendapat keterangan dari berbagi sumber, salah satunya pengalaman selama Praktik Kerja Lapangan. Dengan dibekali semangat dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.



Disetujui oleh:



Pembimbing PKL



Kepala Program TKR



( Panji Septian Muari, S.Pd )



( Yuswil Vernando



S.T ) Ketua PKL



( Euis Siti Asiah, S.PDI )



i



KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan laporan akhir dengan judul “Fungsi dan cara kerja komponen pada sistem pembakaran EFI (Elektronic Fuel Injection)”. Laporan akhir ini selesai tidak lepas dari bantuan, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak SUDARMAN, S.Pd. M.Si. selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Cibeber. 2. Bapak Panji Septian Muari, S.Pd. selaku Kepala Program dan Kepala Bengkel Teknik Kendaraan Ringan. 3. Ibu Euis Siti Asiah S.PDI selaku Ketua Praktek Kerja Lapangan. 4. Bapak Yuswil Vernando S.T selaku Pembimbing Praktek Kerja Lapangan dan Pembimbing dalam penyusunan laporan. 5. Bapak Ir. Bambang Mulyana selaku Instruktur Teknik Kendaraan Ringan. 6. Bapak Eris Firdaus M, S.Pd selaku Instruktu Teknik Kendaraan Ringan. 7. Seluruh dewan guru/staff SMK Negeri 1 Cibeber. 8. Serta semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan laporan ini kemungkinan terdapatnya kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini dapat dipergunakan sesuai dengan kebutuhan.



Cikotok, 10 Oktober 2021 Penulis



Mlisa Sptiana P.



ii



Siti Amlia



DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan dan Manfaat 1.4 Batasan Masalah 2 1.5 Sistematika Penulisan



1 2 2 3



BAB 2 LANDASAN TEORI



4



2.1 Pengertian sistm pngapian konvnsional 4 2.2 Sejarah Perkembangan Sistem pngapian konvnsional 2.3 Cara Kerja Sistem pngapian konvnsional 4 2.3.1 Ketika Kunci Kontak Berada di Posisi “ON” 2.3.2 Ketika Engine Start dan Run 5 2.4 Kontruksi Dasar Sistem pngapian konvnsional 5 2.5 Komponen Sistem pngapian konvnsional 7 2.6 Keunggulan Prinsip Sistem pngapian konvnsional 10



4 4



BAB 3 METODE PENGAMATAN KERJA PRAKTIK 11 3.1 Persiapan Alat dan Bahan 11 3.1.1 Peralatan 11 3.1.2 Bahan 11 3.2 Pembongkaran Komponen sistm pngapian konvnsional 11 3.3 Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Komponen sistm pngapian konvnsional 11 3.4 Pemasangan Komponen sistm pngapian konvnsional 11



BAB 4 PEMBAHASAN



11



4.1 Kerusakan dan Solusinya 11 4.2 Analisa Penelitian 11



BAB 5 PENUTUP



11



5.1 Kesimpulan 5.2 Saran 11



11



iii



BAB 1 PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Seiring berjalanya waktu, di era saat ini Perkembangan dunia Otomotif mengalami perkembangan yang begitu cepat,dan hal yang paling menonjol perkembangannya adalah bagian sistem yang berkaitan dengan kelistrikan. Hal ini terjadi karena bagian ini mudah untuk dilakukan inovasi. Namun kemudhan ini bukan berarti bahwa mempelajari sistem ini mudah,tapi justru sebaliknya. Karena kelistrikan itu sesuatu yang tidak terlihat, sehingga dalam mempelajarinya memerlukan riset terlebih dahulu, dan jika tidak melakukan riset setidaknya pernah melakukan uji coba sederhana. Seorang sarjana teknik mesin,harus memilik kemampuan dibidang ini. Karena mereka kedepannya merupakan calon-calon pendidik dan bahkan tidak menutup kemungkinan akan bekerja di perusahaan-perusahaan otomotif dan apabila kemampuan ini tidak dimliki maka kita akan tersingkirkan oleh lulusan-lulusan perguruan tinggi lainnya. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sistem pengapian,dimana sistem ini merupakan sistem yang sangat penting, karena tanpa sistem ini mobil tidak akan bergerak. Mobil bergerak karena ada proses pembakaran, pembakaran terjadi karena ada suatu sistem yang membuat terjadinya proses pembakaran,dan sistem tersebut adalah sistem pengapian.



1.2 Rumusan Masalah Beberapa rumusan masalah didalam latar belakang yang perlu diidentifikasikan adalah sebagai berikut :  Pengertian pengapian Konvensional?  Fungsi Pengapian ?  Kompenen-komponen Pengapian?  Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada sistem pengapian ?



1.3 Tujuan dan Manfaat A. Tujuan  Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk menjelaskan/mendeskripsikan/ memaparkan;  Pengertian pengapian konvensional.  Fungsi Pengapian;  Kompenen-komponen Pengapian;  Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada system pengapian dan perbaikannya. B. Manfaat  Mengetahui pengertian system pengapian.  Mengetahui fungsi pengapian.  Mengetahui komponen-komponen sistem pengapian.







Mengetahui kerusakan-kerusakan pada sisitem pengapian.



1.4 Batasan Masalah Sistem pengapian merupakan sistem penting pada mobil berebahan bakar bensin. Fungsinya adalah mementikan bunga api listrik ke ruang bakar, sehingga terjadi suatu ledakan pambakaran di dalamnya, yang mengakibatkan piston dan batang piston (stang) bergerak turun dan memutar poros engkol, sehingga mesin dapat berputar.



1.5 Sistematika Penulisan Pembahasan topik pandang, analisa sistem kerja EFI ini disusun dalam sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Bertujuan mengantarkan pembaca untuk memahami terlebih dahulu gambaran mengenai latar belakang masalah, permasalahan yang terdiri dari, rumusan masalah dan batasan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan laporan. BAB II : LANDASAN TEORI Menjelaskan tentang landasan teori, pengertian EFI, sejarah perkembangan teknologi EFI dan pada bab ini penulis menjelaskan tentang cara kerja sistem EFI serta menjelaskan komponen dasar sistem EFI, juga apa keunggulan prinsip kerja sistem EFI. BAB III : METODE PENGAMATAN KERJA PRAKTIK Pada bab ini memberitahu peralatan dan bahan apa saja yang dibutuhkan serta menjelaskan cara pemeriksaan dan perbaikan sistem EFI. BAB IV : PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menjelaskan tentang jenis kerusakan pada mobil yang memakai sistem EFI serta memberi solusi cara mengatasi kerusakan tersebut. Dan menganalisa penelitan secara garis besar. BAB V : PENUTUP Menguraikan kesimpulan yang diambil berdasarkan tujuan penelitian dan memberikan saran khusus & umum penelitian.



3



BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian sistm pngapian konvnsional Sistem pengapian konvensional adalah sebuah sistem pada kendaraan bermotor yang berfungsi untuk membangkitkan tegangan baterai (12 volt) menjadi tegangan tinggi (10k volt) yang kemudian disalurkan ke masing-masing silinder sehingga menghasilkan loncatan bunga api pada busi yang dibutuhkan untuk proses pembakaran. Sistem pengapian konvensional adalah sebuah sistem yang berfungsi untuk menyediakan loncatan bunga api pada busi dengan cara menaikkan tegangan baterai menjadi tegangan tinggi (pada coil) dengan bantuan platina (breaker point) untuk memutuskan arus primer (arus dari baterai).



2.3 Cara Kerja Sistem pngapian konvnsional a. Pada saat kunci kontak ON, Platina menutup Aliran arusnya adalah sebagai berikut: Baterai —-> Kunci kontak —-> Primer koil —-> Platina —-> Massa. Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.. b. Pada saat Platina Membuka Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini: Sekunder koil —-> Kabel tegangan tinggi —-> Tutup distributor —-> Rotor —-> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) —-> Busi —-> Massa. Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.



2.5 Komponen Sistem pngapian konvnsional a.



Aki (baterai) Aki merupakan sumber listrik paling awal di kendaraan bermotor yang berfungsi untuk memasok listrik kepada komponen-komponen yang memerlukannya, seperti sistem pengapian. Selain memasok listrik, aki juga berfungsi menyimpanya. Oleh karena itu, agar pasokan listrik tidak terganggu maka aki harus diisi listrik kembali. Pengsian kembali ini dilakukan oleh sistem pengisian. Ada 2 jenis aki yang biasa digunakan pada mobil yaitu aki basah dan aki kering. Aki memiliki kapasitas yang berbeda-beda, tergantung pada besar kecilnya Ampere hours (AH). Semakin besar kapasitas aki, pasokan listrik pada komponen-komponen pada mobil akan setabil. b.



Kunci kontak



Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke sistem starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain-lainnya c.



Koil Koil merupakan komponen system pengapian yang berfungsi untuk menaikan tegangan (voltase) listrik aki dari 12 volt menjadi 12.500 sampai 25.000 volt. Dengan tegangan sebesar itu, barulah campuran bensin dan udara bisa terbakar . Gambar 2.1. Koil Mobil dan Koil Motor. Mesin-mesin konvensional masih megunakan satu koil untuk memasok tegangan listrik ke semua busi pada mesin mobil. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh koildidistribusikan ke semua busi oleh distributor. Sedangkan mesin-mesin modern sudah menggunakan multi coil (banyak koil), yang berarti busi mendaapat pasokan tegangan listrik dari koil yang berbeda-beda. Kumparan skunder digulungkan pada inti koil yang terbuat dari lempengan baja dengan kualitas yang tinggi sedangakan kumparan primer digulung di luar kumparan skunder. Salah satu ujung dari kumparan skunder dihubungkan dengan terminal tegangan tinggi dan ujung lainya dihubungkan dengan kumpran primer. Ujung-ujung kumparan primer dihubungkan dengan terminal positif dan negative dari baterai. Koil ditempatkan dalam satu tabung kotak dan koil ada celah untuk meletakan isolasi-isolasi. d. Distributor Distributor berfungsi untuk mendistribusikan tegangan listrik ke setiap busi melalu rotor (berada di dalam distributor) dan kabel busi. Distributor ini terdiri dari sebuah tuutup distributor yang terbuat dari plstik yang diberi terminal-terminal dan sebuah rotor, rotor dipasangkan pada poros distributor yang diputarkan oleh poros nok dan bagian rotor ini bersentuhan dengan terminal dari koil penyalaan dan terminal yang menghubungkan ke busi-busi, perputaran rotor ini membagi arus tegangan tinggi ke busi menurut urutan pengapianya. e.



Platina dan CDI Platina dan CDI memiliki fungsi yang sama , yaitu mengatur penyalaan listrik tegangan tinggi yang terjadi pada celah platina atau sensor CDI sebelum disalurkan kebusi melalu rotor dan kabel busi. Perbedaan platina dan CDI terletak pada cara kerjanya, yaitu platina bekaerja secra mekanik sedangkan CDI berkerja secara elektronik. Platina dan CDI terletak di dalam distributor. f.



Kabel Busi dan Busi



Kabel busi merupakan alat penghubung atau penghantar arus listrik tegangan tinggi dari koil ke distributor. Kabel busi terbuat bahan khusus berkualitas tinggi dengan tahanan nilai listrik yang rendah. Kualitas bahan kabel busi ini penting diperhatikan karena kabel busi ini berfungsi untuk menghantarkan arus listrik tegangan tinggi. Agar kualitas api yang dipercikan tetap baik, busi tidak boleh terlalu banyak mengalami resistansi (hambatan). Kabel busi digunakan pada mobil-mobil yang masih menggunakan satu koil, sedangkan mobil yang sudah menggunakan multi coil (lebih dari satu koil) tidak lagi memerlukan kabel busi, karena koil dan busi sudah langsung dihubungkan dengan konektor. Busi merupakan komponen penting pada sistem pengapian. Busi berperan untuk memantikan listrik di dalam ruang bakar untuk menghasilkan bunga api, yang selanjutnya membakar campuran bahan bakar dan udara pada ruang bakar. Jumlah busi yang digunakan pada mobil bervariasi, bergantung pada jumlah silindernya, jika mobil mempunyai 4 silinder, berarti mobil tersebut mengunakan 4 busi , dan seterusnya. Namun pada perkembanganya ada mobil yang mengunakan lebih dari satu busi pada setiap silindernya, dengan tujuan memperbesar bunga api yang dihasilkan sehingga memperhemat penggunaan bensin.



2.6 Keunggulan Prinsip Sistem EFI



10



BAB 3 METODE PENGAMATAN KERJA PRAKTIK 3.1 Persiapan Alat dan Bahan 3.1.1 Alat - feeler gauge - multitester - hydrometer 3.1.2 Bahan - batrai - kunci kontak - koil pnhgapian - Kalb koil - platina - kondensor - distributor - Kabel busi - busi



3.3 Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian EFI A. Pemeriksaan 1. Lakukan pemeriksaan Intake Air Temperature Sensor (IATS) - Gunakan Ohm Meter ukur resistansi diantara terminal – terminal.



2. Lakukan pemeriksaan Throtle Position Sensor (TPS) - Gunakan Ohm Meter Ukur resistansi antara masing – masing terminal.



11 3. Lakukan pemeriksaan Manifold Absolute Presure Sensor (MAP Sensor) - Gunakan Multitester ukur tegangan dan resistansi antara masing – masing terminal. 4. Lakukan pemeriksaan Water Temperature Sensor (WTS) - Gunakan Ohm Meter, ukur tahanan diantara terminal - terminal.



5. Lakukan pemeriksaan Resistansi Injektor - Gunakan Ohm Meter, ukur tahanan diantara terminal - terminal.



B. Perbaikan 1. Catat hasil pemeriksaan pada lembar laporan (Report Sheet). 2. Lakukan perbaikan jika hasil pemeriksaan tidak sesuai dengan spesifikasi. 3. Rangkai kembali sensor dengan konektornya. 4. Pastikan mesin dapat hidup dengan normal.



12



BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Kerusakan dan Solusinya Keadaan



Kemungkinan Penyebab



Pemerikasaan/Perbaikan



Arus listrik kurang Ada masalah pada sistem lancar, pada kutub pengisian terminal aki terdapat 2.      Penigisian terlalu besar oksidasi berwarna (over charging) putih 3.      Kurang perawatan



Cek dan perbaiki sistem pengisisan Bersihkan kutub terminal aki dengan cara menyiramkan air panas pada kedua kutub terminal sampai oksidasi hilang



Enjin hidup tetapi 1. Busi salah atau cacat 2. Tutup distributor atau tersendat-sendat rotor cacat. 3. Kabel sekunder rusak 4. Koil rusak 5. Konektor jelek 6. Kebocoran pada kabel busi 7. Sistem bahan bakar rusak



1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



Mesin tidak Koil panas atau lemah bertenaga dan suara mesin terasa kasar



Ganti koil Jika dalam keadaan darurat, kompres koil dengan kain basah, dan biarkan sampai koil dingin, lalu hidupkan mesin.



Bersihkan, setel celah atau ganti Ganti tutup distributor dan rotor Ganti kabel skunder Ganti koil Bersihkan konektor Periksa tutup, rotor, kabel sekunder Rujuk pada servis sistem bahan bakar



Platina; Mesin tiba- 1.      Pegas platina patah karena Ganti platina. tiba mati dan tidak sudah digunakan terlalu dapat dihidupkan. lama. CDI; Mesin tiba-tiba mati



CDI rusak CDI jebol



Mesin terasa pincang 1.      Kabel busi terlepas. dan tidak bertenaga 2.      Kabel busi putus. 3.      Isolasi kabel busi robek atau rusak.



Ganti CDI 1.      Pasang kembali busi. 2.      Ganti kabel busi. 3.      Jika darurat, gunakan isolasi listrik dan lilitkan pada kabel busi yang bocor.



Mesin sulit hidup 1.      Busi tidak cocok 1.      Periksa busi dengan pengukuran dan busi basah oleh dengan spesifikasi mobil vealer gauge, rapatkan celah busi dengan



bensin.



Mesin tersendat



yang digunakan . elktroda busi dengan ukuran  0.80-0.90 2.      Busi mati sehingga 2.      Ganti busi tidak terjadi loncatan bunga api. 1.      Busi kotor 1.      Bersihkan busi, bila perlu di ganti 2.      Busi sudah tua/sudah lama di pakai



(Tabel 2.1 Gangguan yang terjadi pada sistem penapian konvensional)



BAB 5 PENUTUP 5.1 Kesimpulan A.



Simpulan 1. Sistem pengapian adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen yang memilki fungsi yang berbeda yang dirangkai sedemikian rupa sehinga menjadi memiliki satu fungsi yakni memercikan bunga api. 2. Fungsi pengapian adalah untuk menhasilkan tegangan yang tinggi untuk mengadakan bunga api di antara elektroda busi sehingga campuran bahan bakar dan udara dibakar secara sempurna walaupun kecepatan berubah-ubah. 3. Kompenen-komponen system pengapian terdidri dari aki (baterai), kunci kontak, koil, distributor, platina, kabel busi dan busi. 4. Kerusakan yang terjadi biasnya di akibatkan oleh umur dari komponen-komponen tersebut.



5.2 Saran Sistem pengapian sangatlah penting di setiap kendaraan karena jika tidak ada sistem pengapian kemungkinan besar kendraan tersebut tidak akan hidup (berjalan). Karena ada 3 yang mempengaruhi pembakaran terjadi ada bahan bakar,api dan udara. Pelajarilah sistem pengapian lebih dalam karena sistem ini perkembangannya sangat pesat di bandingkan dengan sistem yang lain pada kendaraan.